Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. MHS

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : 22 Mei 1987

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan Terakhir : SLTP

Pekerjaan : Belum bekerja

Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia

Agama : Kristen

Alamat : Liandok jaga III Tompaso baru

Tanggal Pemeriksaan : 15 April 2019

Tempat Pemeriksaan : RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

Manado ` `

No. Telepon : 0853 9934 ****

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Riwayat diperoleh melalui:

1. Autoanamnesis dengan penderita tanggal 15 April 2019 di RSJ. Prof. Dr.

V. L. Ratumbuysang Manado.

2. Alloanamnesis dengan keluarga pasien tanggal 15 April 2019 di RSJ.

Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.

1
A. Autoanamnesis dan Alloanamnnesis dengan pasien dan keluarganya (Istri)

tanggal 18 April 2019 di rumah singgah pasien Liandok jaga III Tompaso

baru.

B. Keluhan Utama

Berteria-teriak, bicara kacau, dan susah tidur

C. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien merupakan rujukan dari RS. Cantia Tompaso baru datang ke RSJ.

Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado dengan keluhan berteriak-teriak,

berbicara sendiri dan susah tidur. Keluhan dialami sejak 3 hari yang lalu,

pasien sehari-hari bekerja sebagai pencari tikus di hutan, keluhan terjadi

saat pasien ingin belajar ilmu spiritual. Pasien mengaku mende

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

Pasien memiliki tidak memiliki gangguan psikiatrik sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medis Umum

 Pasien pernah masuk rumah sakit dengan keluhan alergi obat

saat berusia 23 tahun,

 Pasien pernah di rawat di RSUP prof. dr. R. D. Kandou

manado dengan keluhan trauma di kepala bagian depan karena

di pukul teman dengan kayu.

 Pasien pernah menderita sakit malaria saat berumur ±10 tahun

(sewaktu SD).

2
 Pasien menderita sakit asam urat dan mengkonsumsi obat

piroxam, neurobion, dan dexametashone sejak ±1 tahun yang

lalu.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok, dan

menggunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif

Lainnya).

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

A. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan satu-satunya anak dalam keluarga. Ibu pasien

mengatakan saat sedang mengandung dan melahirkan pasien ibu pasien

sehat. Pasien lahir normal cukup bulan di rumah dengan bantuan bidan.

Pada saat lahir pasien langsung menangis.

B. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 0-3 tahun)

Sejak lahir pasien dibesarkan dan dirawat oleh kedua orang tuanya.

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak yang aktif sama

seperti anak yang lainya.

Pada stadium oral (0-1 tahun) pasien mengonsumsi ASI sewaktu

bayi sampai umur 1 tahun, Pada stadium kepercayaan dasar lawan

ketidakpercayaan dasar (0-1 tahun) pasien dirawat oleh ayah dan ibu

3
pasien. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat berbicara pada umur

11 bulan namun hanya beberapa kata-kata yang dapat diucapkan,

merangkak saat umur 1 tahun dan mulai bisa makan saat umur 6 bulan.

BAB dan BAK di ajarkan oleh ibu pasien.

Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun) ibu

pasien mengatakan saat usia 2 tahun pasien mulai berdiri/berjalan dan

riwayat pergi ke toilet sendiri. Pasien mengatakan pasien aktif dan

senang bermain dengan teman-temannya.

C. Masa Kanak Pertengahan (Usia 4 – 11 Tahun)

Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3-5 tahun), pasien

merupakan anak yang aktif dan senang bermain dengan teman-teman

sebayanya.

Pada stadium industri lawan inferioritas (usia 6-11 tahun) pasien

sering membantu orang tua dengan mengerjakan berbagai pekerjaan

rumah, pasien juga sering bermain bersama teman sebayanya di

lingkungan dekat rumah pasien. Pasien mulai bersekolah pada usia 6

tahun, pasien tidak mengatakan adanya kesulitan belajar dan selalu naik

kelas. Namun, saat di sekolah dasar pasien sempat menderita sakit

malaria.

D. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Stadium identitas lawan difusi peran (usia 11 – 20 tahun) pasien

duduk di sekolah dasar hingga berusia 12 tahun. Setelah pasien lulus SD,

4
pasien melanjutkan pendidikan SMP sampai umur 15 tahun. Pasien

melanjutkan ke tingkat SMA sampai kelas 2 SMA dan sudah tidak

melanjutkan studi.

E. Riwayat Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Pasien pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di liando tompaso baru. Lalu,

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Tangerang.

Selepas SMA pasien langsung melanjutkan ke Kursus Kecantikan

(Salon)

2. Riwayat Pekerjaan

Pasien sehari-hari bekerja sebagai pencari tikus di hutan.

3. Riwayat Psikoseksual

Pasien mengetahui identitas seksualnya sebagai perempuan. Pasien

menyadari secara biologis dan karakteristik dia adalah seorang

perempuan. Orientasi seksual pasien baik (menyukai lawan jenis).

4. Riwayat Pernikahan

Pasien saat ini sudah menikah selama 25 tahun dan memiliki satu

orang anak perempuan.

5. Riwayat Beragama

Pasien rajin beribadah, setiap hari minggu selalu pergi ke ibadah dan

mengikuti aktivitas ibadah di Gereja.

5
6. Aktivitas Sosial

Secara umum pasien memiliki hubungan yang baik dengan tetangga

dan teman – teman pasien. Pasien juga memilki sahabat-sahabat

yang selalu mendukung dan berhubungan baik dengan pasien.

7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

8. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal di rumah kontrakan yang berada di Pineleng I,

Minahasa yang bersampingan langsung dengan GMIM “Kalvari”

Pineleng. Pasien tinggal di rumah kontrakan dua lantai dan hanya

mengontrak pada seluruh lantai dua rumah. Pasien tinggal dengan

suami, seorang anak bersama dua kerabat pasien yang ikut

mengurusi pasien semenjak sakit.

DENAH RUMAH PASIEN

WC KAMAR WC KAMAR KAMAR TANGGA


T
E
RUANG
R DAPUR
TAMU RUANG
A
S MAKAN
KAMAR
GUDANG

LAM
LANTAI I LANTAI II

6
9. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak satu-satunya dalam keluarga. Hubungan

pasien dengan keluarga baik.

SILSILAH KELUARGA / GENOGRAM

Keterangan

Laki-laki:

Perempuan:

Pasien :

F. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Lingkungannya

Pasien sadar bahwa dirinya agak sakit pasien memiliki keinginan

untuk berobat tetapi pada saat bersamaan pasien menyangkal bahwa

dirinya sakit. Pasien kerap mudah marah jika keinginannya tidak

terpenuhi.

G. Persepsi Pasien Terhadap Keluarga

Pasien merasa hubungan dengan keluarga dekat yaitu suami dan

anak cukup baik. Namun hubungan dengan keluarga suami terutama

mertua pasien sempat tidak harmonis.

7
H. Persepsi Keluarga Terhadap Pasien

Suami, anak, serta keluarga pasien sangat menyayangi pasien. Pasien

cukup dekat dengan keluarga, bahkan saat sakit saudara – saudara pasien

dating menjenguk dan mendoakan.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Gambaran Umum

1. Penampilan

Pasien merupakan seorang perempuan berusia 49 tahun, tampak dan

berpenampilan sesuai usia. Pasien berkulit kuning langsat dan

berambut Panjang berwarna coklat. Saat dianamnesis di rumah sakit,

pakaian pasien rapi dan bersih memakai baju bermotif bunga dan

celana panjang berwarna hitam. Saat ditemui di rumah singgah

pasien yang beralamat di Pineleng I, Minahasa pasien berpakaian

santai yaitu memakai baju berwarna tosca dan celana pendek

berwarna krem serta memakai kacamata coklat.

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Selama wawancara pasien kooperatif dan dapat duduk dengan

tenang. Pasien menjawab dengan volume suara lantang, artikulasi

jelas. Selama wawancara berlangsung pasien dapat menjawab sesuai

pertanyaan tetapi kadang - kadang mudah marah jika keinginan tidak

penuhi dan berbicara berpindah – pindah ide.

8
B. Mood dan Afek

1. Mood : Irritable

2. Afek : Labil

3. Keserasian : Tidak serasi

C. Karakteristik Bicara

1. Kualitas

Volume pasien lantang, artikulasi jelas, pasien menjawab sesuai

pertanyaan, kadang – kadang marah jika keinginan tidak penuhi dan

berbicara berpindah – pindah ide.

dan berpindah – pindah ide.

2. Kuantitas

Pasien berbicara cenderung sering.

3. Hendaya Bahasa

Tidak ada hendaya bahasa, pasien dapat berbicara bahasa Indonesia

dengan baik.

D. Gangguan Persepsi

Saat pemeriksaan di RSJ Ratumbuysang didapatkan gejala halusinasi

auditorik. Saat pemeriksaan di rumah pasien, halusinasi auditorik saat itu

sudah tidak ada.

9
E. Proses Pikir

1. Arus Pikir : Asosiasi longgar

Pasien dapat menjawab sesuai pertanyaan tetapi kadang-kadang

marah – marah dan berbicara dengan ide yang berpindah – pindah.

2. Isi Pikir : halusinasi auditorik

Pasien merasa mendengarkan suara – suara dari Tuhan untuk

membangunkannya sembayang pada dini hari.

F. Kesadaran dan Kognitif

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Kewaspadaan : Pasien dapat memusatkan perhatiannya

3. Orientasi :

a. Orientasi Waktu

Baik. Pasien dapat membedakan waktu antara pagi, siang dan

malam.

b. Orientasi Tempat

Baik. Pasien dapat mengetahui di mana tempat pasien berada saat

ini

c. Orientasi Orang

Baik. Pasien dapat mengenali ayah dan ibu pasien yang saat itu

berada bersamanya.

4. Daya Ingat :

a. Jangka Panjang

10
Baik. Pasien masih dapat mengingat keluarganya dan kejadian

masa lalu.

b. Jangka Sadang

Baik. Pasien dapat mengingat kejadian-kejadian yang terjadi

dalam rentang waktu 1 bulan yang lalu.

c. Jangka Pendek

Baik. Pasien dapat mengingat apa yang dilakukan beberapa jam

yang lalu.

d. Segera

Baik. Pasien dapat mengingat beberapa kata atau topik apa yang

sedang dibicaran pada saat wawancara.

5. Kemampuan Membaca dan Menulis

Pasien mampu untuk menuliskan nama suami pasien dan dapat

membacanya.

6. Kemampuan Visuospasial

Pasien dapat berjalan tanpa menabrak benda-benda di sekitarnya.

7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri seperti

makan, minum, dan mandi.

8. Pengendalian Impuls

Pasien mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama secara

kooperatif dan duduk dengan tenang.

11
G. Pertimbangan dan Tilikan

a. Daya nilai sosial

Baik. Pasien mengerti dan memahami bahwa membunuh atau

mencuri merupakan hal yang tidak baik.

b. Uji daya nilai

Baik. Pasien mengerti dan memahami bila terjadi sebuah kebakaran,

ia harus berlari mencari pertolongan dan menelepon pemadam

kebakaran.

c. Tilikan

Derajat tilikan 2: Pasien agak menyadari dirinya sakit dan

membutuhkan bantuan tetapi pada saat bersamaan penderita

menyangkal bahwa dirinya sakit.

H. Taraf dan Dipercaya

Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya. Kejelasan informasi

dikonfirmasi kepada keluarga pasien.

V. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI

A. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sedang, kesadaran compos mentis

Tanda vital : TD 130/60 mmHg, N 88x/menit, RR 20x/menit,

S 36,3°C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Jantung : SI-SII reguler, bising (-) gallop (-)

12
Paru : Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing-/-

Abdomen : Datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien

tidak teraba, bising usus normal.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis

1. N. olfaktorius (N.I)

Tidak dilakukan evaluasi.

2. N. optikus (N.II)

Tidak dilakukan evaluasi.

3. N. okulomotorius (N.III), n. trochlearis (N.IV), n. abducens (N.VI)

Selama wawancara gerakan bola mata pasien normal, pasien dapat

melirikkan bola matanya ke kiri dan ke kanan, selain itu pasien dapat

mengikuti jari pemeriksa menggerakan bola mata ke kiri-kanan dan

atas bawah.

4. N. trigeminus (N.V)

Selama wawancara berlangsung wajah pasien terlihat simetris.

5. N. facialis (N.VII)

Selama wawancara berlangsung wajah pasien terlihat simetris.

6. N. vestibulocochlearis (N.VIII)

Selama wawancara, pasien mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan pemeriksa dengan volume suara sedang tanpa harus

menggunakan suara yang keras. Hal ini memberi kesan bahwa

13
pendengaran pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan

tidak terjatuh.

7. N. glosssopharyngeus (N.IX)

Tidak dilakukan evaluasi.

8. N. vagus (N.X)

Tidak dilakukan evaluasi

9. N. aksesorius (N.XI)

Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat

menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa

fungsi Nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normal.

10. N. hypoglossus (N.XII)

Tidak dilakukan evaluasi

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan bahawa pasien

berjenis kelamin perempuan berusia 49 tahun lahir di Singsingon, 24 Desember

1970. Pasien merupakan suku Bolaang Mongondow, beragama Kristen Protestan,

saat ini bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien saat ini tinggal bersama

suami, anak perempuan dan dua orang kerabat di Pineleng I, Minahasa.

Pasien datang ke poli IGD RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado

pada tanggal 15 April 2019 dengan keluhan bicara terus – menerus dan

seringkali tidak nyambung sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya ketika di

tanya pasien berbicara terus – menerus dengan ide dan topik yang

berpindah – pindah. Pasien juga seringkali menangis tiba – tiba ketika

14
mengingat keluarga yang memperhatikannya. Dan kemudian pasien bisa

tiba –tiba marah jika keinginannnya tidak dituruti dan bersembunyi di

bawah kolong ranjang. Pasien juga pernah ingin lompat dari lantai dua

rumah kontrakannya karena keinginan pasien tidak dipenuhi. Kurang lebih

1 minggu yang lalu pasien mulai sulit tidur. Dan sepanjang malam pasien

berbicara terus – menerus. Pasien mengaku mendengar suara – suara dari

Tuhan untuk bangun ibadah pada dini hari.

Tiga minggu yang lalu pasien sempat dirawat dengan diagnosis

electrolit RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou. Pasien memiliki riwayat penyakit

hipertensi dan diabetes melitus yang terkontrol.

Pada pemeriksaan status mental pasien berpenampilan sesuai usia.

Saat dianamnesis pasien berpakaian rapi, kooperatif dan dapat duduk

dengan tenang. Selama wawancara pasien kooperatif dan dapat duduk

dengan tenang. Pasien menjawab dengan volume suara lantang, artikulasi

jelas. Selama wawancara berlangsung pasien dapat menjawab sesuai

pertanyaan tetapi kadang - kadang mudah marah jika keinginan tidak

penuhi dan berbicara berpindah – pindah ide.

Saat dianamnesis didapatkan mood irritabel, afek labil, disertai

adanya halusinasi auditorik Dari pertimbangan tilikan terhadap penyakit

pasien sadar bahwa dirinya agak sakit pasien memiliki keinginan untuk

berobat tetapi pada saat bersamaan pasien menyangkal bahwa dirinya

sakit.

Pada pemeriksaan fisik interna dan neurologi tidak didapatkan

kelainan, semua dalam batas normal.

15
VII. FORMULASI DIAGNOSIS

Diagnosis pada pasien ini diformulasikan dalam diagnosis multiaksial.

A. Pada Aksis I, didapatkan gejala klinik berupa halusinasi , dan waham

paranoid (kejar). Halusinasi ini muncul sejak 2 minggu terakhir. Dari

gejala dan durasi waktu tersebut pasien didiagnosis dengan Psikotik Akut

sesuai dengan kriteria diagnosis menurut DSM V.

B. Pada Aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian avoidant. Hal ini ditandai

Pasien yang pemalu dan cenderung tertutup dan menyimpan sendiri

masalah yang dialaminya.

C. Pada Aksis III, pasien mengidap hipertensi dan diabetes yang terkontrol

sejak 1 tahun yang lalu.

D. Pada Aksis IV, menurut keluarga pasien mengalami stress karena sikap

keluarga suami yang menyakitinya dan anak pasien yang terjebak

pergaulan bebas dan merubah penampilannya seperti laki – laki.

E. Pada Aksis V, Global Assasment of Functioning (GAF) scale, Current 80

– 71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,

pekerjaan, sekolah dll. Terdapat gejala halusinasi tetapi hubungan sosial

dan hubungan interpersonal pasien masih baik.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

A. Aksis I : Psikotik Akut

B. Aksis II : Ciri Kepribadian Avoidant

C. Aksis III : Hipertensi dan diabetes terkontrol

D. Aksis IV : Sikap keluarga suami dan perubahan anak

16
E. Aksis V : Global Assasment of Functioning (GAF) scale, Current

80-71: terdapat gejala sementara dan dapat diatasi. Disabilitas ringan

dalam fungsi sosial, pekerjaan dan sekolah.

I. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

1. Haloperidol 2 mg 3 kali 1 tablet per hari.

2. Triheksifenidil 2 mg 2 kali 1 tablet per hari.

3. Lithium carbonat 200 mg 2 kali 1 tablet perhari

4. Diazepam 5 mg 1 tablet pada malam hari

B. Psikoterapi

1. Terhadap pasien:

 Memberikan informasi kepada pasien mengenai gangguan yang dialami

sehingga pasien dapat memahami gangguannya lebih lanjut.

 Menjelaskan pada pasien tentang pengobatan yang akan diberikan, efek

samping yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan

minum obat.

 Memberikan dukungan kepada pasien untuk menjalani pengobatan serta

mendukung pasien untuk melakukan perbaikan fungsi sosialnya.

2. Terhadap keluarga

 Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kemungkinan penyebab

penyakit dan perjalanan penyakit sehingga keluarga dapat memahami

dan menerima kondisi yang pasien alami.

 Menjelaskan kepada keluarga tentang pengobatan, efek samping obat

yang akan diberikan, dan pentingnya keteraturan minum obat.

17
 Mengenali gejala-gejala kekambuhan dan menganjurkan untuk dibawa ke

dokter jika terjadi kekambuhan.

 Memberikan pengertian kepada keluarga mengenai peran keluarga yang

sangat penting pada perjalanan penyakit pasien.

 Meminta keluarga untuk memastikan pasien tetap berada dalam

pengawasan keluarga. Mengawasi pasien agar terhindar dari benda-benda

yang dapat mengancam keselamatan diri dan orang sekitar.

 Mengawasi pasien agar teratur minum obat dan berperilaku sabar dalam

menghadapi pasien serta selalu mendampingi pasien dan berikan

motivasi serta dukungan kepada pasien.

II. PROGNOSIS

A. Ad vitam : dubia ad bonam

B. Ad fungsionam : dubia ad bonam

C. Ad sanationam : dubia ad bonam

III. DISKUSI

A. Diagnosis

DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik,

didasarkan terutama atas lama gejala. Untuk gejala psikotik yang

berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan

yang tidak disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan

berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi

medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat kemungkinan

merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung

18
lebih dari satu hari diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah

gangguan delusional (jika waham merupakan gejala psikotik utama),

gangguan skizofreniform (jika gejala berlangsung kurang dari enam

bulan), dan skizofrenia (jika gejala lebih dari enam bulan). Jika

gangguan psikotik singkat diklasifikasikan dalam DSM-IV sebagai suatu

gangguan psikotik dengan durasi singkat. Kriteria diagnostik

menentukan adanya sekurangnya satu gejala yang jelas psikotik yang

berlangsung selama 1 hari sampai 1 bulan. DSM-IV memungkinkan

lebih lanjut penentuan dua ciri : (1) adanya atau tidak adanya satu atau

lebih stressor yang jelas dan (2) suatu onset pascapersalinan

(postpartum). Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang

diperlukan untuk membuat diagnosis mungkin tidak dapat diperoleh

hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala adanya gejala psikotik

mungkin jelas, informasi tentang gejala predormal, episode suatu

gangguan mood sebelumnya dan riwayat ingesti zat psikotomimetik

yang belumlama mungkin tidak dapat diperoleh dari wawancara klinis

saja. Di samping itu, klinisi mungkin tidak mampu memperoleh

informasi yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

Informasi tersebiut paling baik dan paling akurat didapatkan dari seorang

sanak saudara atau seorang teman.1,2

Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurangnya satu

gejala psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba – tiba, tetapi tidak

selalu memasukkan keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia.

Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan

pemusatan pikiran mungkin lebih sering ditemukan pada gangguan psikotik

19
singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk gangguan

psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian, atau perilaku yang aneh,

berteriak – teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa

yang belum lama terjadi. Beberapa gejala ditemukan pada gangguan yang

mengarahkan diagnosis delirium fan jelas memerlukan pemeriksaan organik

yang lengkap, walaupun hasilnya mungkin negatif.1

Dalam menegakkan diagnosis Psikotik akut atau dengan pedoman DSM-

5 disebut Psikotik Singkat (Brief Psychotic Disorder) berdasarkan dari hasil

anamnesis terhadap pasien dan keluarga. Berdasarkan DSM-5, kriteria

diagnosis Psikotik Singkat antara lain3,4:

A. Terdapat dua (atau lebih) gejala berikut, sekurang – kurangnya satu

dan harus nomor (1), (2), atau (3) :

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau

inkoherensi)

4. Perilaku diorganisasi jelas atau katatonik

B. Lama suatu episode dengan gangguan adalah sekurangnya 1 hari

tetapi kurang dari 1 bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat

fungsi premorbid.

C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood

dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan

bukan karena efek fisiologis langsungdari suatu zat (misalnya obat

yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis umum.

298.8 (F23) : Psikotik Singkat

20
Sebutkan jika : dengan stressor nyata, tanpa stressor nyata, dengan

onset pasca persalinan

Sebutkan tingat keparahan : 0 (tidak ada) sampai 4( ada dan berat)

Untuk mengetahui dan memahami perjalanan penyakit psikotik akut

diperlukan pendekatan yang sifatnya holistik, yaitu dari sudut organobiologik,

psikodinamik, psikoreligius dan psikososial.3

Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan autoanamnesis,

alloanamnesis, dan pemeriksaan status mental yang dilakukan, serta

berdasarkan pada kriteria diagnostik DSM-V, didapatkan bahwa pasien

mengalami Psikotik Akut.

B. Ciri Kepribadian

Kepribadian merupakan suatu keseluruhan sifat emosional dan perilaku

yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang

biasanya, dimana kepribadian relatif stabil dan dapat cenderung dapat diketahui

atau diramalkan. Gangguan kepribadian merupakan salah satu dari sifat

karakter kepribadian yang cirinya berada diluar dari kepribadian yang

ditemukan pada sebagian besar orang. Disebut gangguan kepribadian hanya

jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif sehingga gangguan fungsi

yang bermakna dapat disebabkan atau terjadi penderitaan subjektif. Pasien yang

memiliki gangguan kepribadian menunjukkan pola maladaptif, mendarah

daging, tidak fleksibel yang berhubungan dan mengesankan lingkungan dan

dirinya sendiri.1,4

Pada kasus ini masih termasuk dalam ciri kepribadian. Ciri kepribadian

pada pasien mengarah pada ciri kepribadian obsesif-compulsiv karena pada

21
pasien ini ditemukan suatu perilaku yang keras kepala, ingin perfeksionis dan

terlalu fokus pada detail.

C. Rencana Terapi

Dua kelas obat utama yang harus dipertimbangkan di dalam

pengobatan gangguan psikotik singkat adalah obat antipsikotik antagonis

reseptor dopamine dan benzodiazepine. Jika dipilih suatu antipsikotik

potensi tinggi biasanya menggunakan haloperidol. Khususnya pasien

yang berada dalam risiko tinggi untuk mengalami efek samping

ekstrapiramidal(sebagai contoh, orang muda), suatu obat antikolinergik

kemungkinan harus diberikan bersama – sama dengan antipsikotik

sebagai profilaksis terhadap gejala gangguan pergerakan akibat

medikasi. Selain itu benzodiazepine dapat digunakan dalam terapi

singkat psikosis. Walaupun benzodiazepine memiliki sedikit kegunaan

atau tanpa kegunaan dala pengobatan jangka panjang gangguan psikotik,

obat dapat efektif untuk jangka singkat dan disertai antipsikotik. Pada

kasus jarang benzodiazepin disertai dengan peningkatan agitasi dan pada

kasus yang lebih jarang lagi, dengan kejang putus obat (withdrawal

seizure) yang biasanya hanya terjadi pada penggunaan dosis tinggi terus

– menerus. Penggunaan obat lain dalam terapi gangguan psikotik

singkat, walaupun dilaporkan didalam laporan kasus belum didukung

oleh penelitian skala besar. Tetapi, medikasi hipnotik sering kali berguna

selama sampai dua minggu pertama setelah resolusi episode psikotik.

Pemakaian jangka panjang medikasi harus dihindari dalam penggunaan

22
obat gangguan ini. Jika medikasi pemerliharaan diperlukan, klinisi harus

mempertimbangkan ulang diagnosis 1,2

Antipsikosis atipikal berhubungan dengan kejadian efek samping

ekstrapiramidal yang lebih sedikit dibandingkan dengan antipsikotik

tipikal. Efek samping ekstrapiramidal dibagi 4 kelas, yaitu parkinsonism

atau rigiditas, akatisia, distosia akut dan dyskinesia tardif. 5,6

Obat antipsikotik tipikal antara lain:

 Golongan phenothiazine (aliphatic, piperidin, piperazine)

 Golongan butyrophenone (haloperidol, carbamazepine)

 Golongan diphenyl-butyl-piperidine (pimozide)

Obat antipsikotik atipikal antara lain:

 Golongan benzamide (zulpiride)

 Golongan benzisoxazole (risperidone)

 Golongan dibenzodiazepine (olanzapine, clozapine)

Efek samping umum obat antipsikotik antara lain:6

 Sedasi dan inhibitornpsikomotor (mengantuk, kewaspadaan

menurun, psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun)

 Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik: mulut kering,

kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan

intraocular meninggi dan gangguan irama jantung)

 Gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindrom

Parkinson: tremor, bradykinesia, rigiditas)

23
 Gangguan endokrin (ammenorrhoe, gynecomastia), metabolic

(jaundice), hematologic (agranulocytosis) biasanya pada pemakaian

\panjang.

 Efek samping lainnya yaitu dapat berupa efek samping irreversible

seperti tardive dyskinesia dimana terjadi gerakan involunter berulang

pada lidah, wajah, mulut dan anggota gerak yang menghilang ketika

pasien tidur.

Triheksifenidil (THP) merupakan obat antikolinergik. Indikasi

pemberian THP adalah untuk mencegah efek samping ekstrapiramidal

dari penggunaan trifluoperazine. THP mempunyai sediaan 2 mg dengan

dosis anjuran 2-5 mg hingga empat kali per hari.5,6

IV. KESIMPULAN

A. Diagnosis pasien adalah Psikotik Akut.

B. Diperlukan peran dari berbagai pihak seperti keluarga dan orang sekitar baik

dalam bentuk motivasi, bimbingan, dan pengawasan pasien dalam proses

penyembuhannya.

C. Perlu dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam proses pengobatan

untuk dapat mengonsumsi obat dengan rutin dan tidak terjadi putus obat.

24
V. WAWANCARA PSIKIATRI

Wawancara dilakukan bersama pasien dan penjaga pasien pada tanggal 05

Maret 2019 pukul 17:00 di rumah pasien di Pineleng I, Minahasa.

Keterangan: A : Kevin

B : Pasien

C : Istri pasien

A :Selamat siang bapak, saya dokter muda Kevin akan mengajukan beberapa

pertanyaan

B :Baik dok

A :Jadi waktu bapak pertama kali datang ke poliklinik itu dengan keluhan apa pak?

B :Dengan keluhan kepala sakit, badan sakit, dan menurut keluarga ada merontak-

merontak dari sejak kejadian di kampung sampai di rumah sakit cansia, jadi

keluhannya sakit kepala, sakit tangan kaki mungkin karena di ikat.

A :Itu kapan bapak ke poliklinik

B :Kalo?

A :Pertama kali datang?

B :Pertama kali datang itu waktu sabtu malam, ya su dah lupa tanggal

A :Bapak datang ke poliklinik dengan keluhan apa itu, kalo dari keluarga?

B :Kalo dari keluarga keluhannya merontak-merontak, sudah berbeda apa dang

dengan yang di bicarakan dengan apa yang terjadi.

A : Munculnya pertama kali itu kapan?

B :Munculnya pertama kali itu saat saya ingin mendalami dang tentang alkitab dang

A : Maksudnya pada waktu bapak merasakan keluhan itu sebelum bapak masuk ke

rumah sakit munculnya itu kapan?

B :Sekitaran 3 atau 4 hari

A : Munculnya mendadak atau tidak?

B :Munculnya mendadak, tapi berhari-hari sering terjadi.

25
A : Jadi sering terjadi kemudian terus menerus?

B : Ia terus menerus merontak, dari saya ada bisikan-bisikan, petama bisikannya itu

saya adalah malaikat, kemudian bisikan-bisikan itu saya seperti tuhan Yesus.

A : Itu bisikan-bisikan itu sudah berapa lama di rasakan?

B : Bisikan-bisikan itu pertama terjadi saat saya mau belajar mendalami isi alkitab,

akhirnya timbul bisikan-bisikan seperti itu, akhirnya pikiran jadi kacau sampai

sudah tidak bisa tidur kurang tidur tiap malam, akhirnya sampai di alam sadar

tidak sadar akhirnya merontak-merontak

A :Jadi bapak memang tahu saat bapak ingin mempelajari alkitab merasa sakit

kepala, kemudian muncul itu gangguan seperti mengamuk, susah tidur, ada susah

tidur?

B :Ya memang ada susah tidur waktu itu, di pikiran hanya mau belajar saja isi

alkitab.

A :Kalau menurut bapak, keluhan itu mengganggu aktifitas bapak sehari-hari atau

tidak?

B :Ya mengganggu, karena pada waktu itu sudah tidak lagi memikirkan pekerjaan,

waktu itu pikiran hanya ingin mempelajari untuk memecahkan arti

perumpamaan-perumpamaan dalam isi alkitab.

A :Apa biasa yang memperberat sampai bapak mulai sakit kepala dan mengamuk?

Faktor apa yang memperberat?

B :Yang memperberat itu, ketika ingin belajar memperdalami hal itu noh.

A :Kalau saat bapak mengamuk apa yang bikin bapak relax, jadi santai atau

berhenti mengamuk?

B :Kalau waktu itu, kadang berhenti mengamuk kalo mo panggil itu hamba Tuhan

yang waktu itu pimpinan saya untuk mo doakan, setelah mereka doakan jadi rasa

tenang, tapi saat mereka pulang ke rumah, timbul lagi pikiran-pikiran kacau dan

26
menjadi mengamuk akhirnya keluarga ambil keputusan untuk membawa saya ke

rumah sakit.

A :Sebelumnya sudah pernah melakukan pengobatan? Sudah pernah masuk rumah

sakit sebelum di ratumbuysang sudah pernah ke rumah sakit, dan di berikan obat

apa?

B :Kalo kejadian ini, masuk ke rumah sakit cansia, kalo yang ini dang.

A :Di berikan obat?

B :Ya nda tahu juga itu sudah pikiran saya antara sadar dan tidak sadar.

C : ada

A : Obat apa itu?

C : obat itu yang merah muda kecil itu dang, obat penenang noh itu.

A : jadi obat penenang dang itu? Kalo keluhan lain ada tidak pak?

B : kalo keluhan lain tidak ada, hanya rasa sakit badan sakit semua.

A : itu yang susah tidur atau nafsu makan? Nafsu makan bagaimana?

B : kalau waktu itu nafsu makan kalo waktu di kampung, itu kurang nafsu makan

tapi setelah sampai disini dang sampai di rumah sakit ratumbuysang so apa dang,

nafsu makan so bagus.

A : saat itu bapak tahu tidak bapak sedang sakit atau tidak?

B : Tahu, ia saya tahu saya itu sakit

A : apa saat itu bapak ingin pergi berobat atau nda mau?

B : dalam pikiran saya nda ada pikiran untuk berobat tapi itu berobat itu di ambil

keputusan oleh istri dan keluarga.

A : sebelumnya pernah ada riwayat gangguan psikiatrik? Seperti biacara sendiri,

atau sering melamun atau yang bapak rasakan.

B : oh belum pernah

A : kalo riwayat misalnya asam urat, darah tinggi, kolestrol ada?

27
B : oh ada kalo asam urat itu ada, riwayatnya so pernah asam urat, baru kalo

malaria itu kalo anak-anak sudah pernah dapat

A : oh pernah dapat malaria?

B : ia tapi waktu kecil itu.

A : umur berapa waktu itu?

B : menurut mama saya waktu masih SD, dapat malaria.

A : apa bapak sempat mengkonsumsi alkohol narkoba atau kopi?

B : kalo rokok, sama kopi, sama minuman keras sudah pernah mengalami, tapi

setelah ini so berhenti semua itu akhirnya timbul seperti ini noh, kejadian, kalo

kopi masih mengkonsumsi seperti ini noh, tapi kadang-kadang kalo kopi.

A : itu alkohol dan rokok sudah behenti sejak kapan?

B : sejak kira-kira 3 tahun yang lalu.

A : didalam keluarga bapak itu anak ke berapa?

B : di dalam keluarga anak tunggal

A : keadaan ibu bapak saat hamil dulu bagaimana?

B : saya juga tidak terlalu tahu, tapi keadaannya menurut ibu, sering sakit gigi, sakit

belakang.

A : selain dari itu normal?

B : ia selain dari itu semuanya normal, lahir juga normal.

A : dilahirkan oleh siapa?

B : oh dokter, itu di lahirkan di rumah sakit.

A : ada kelainan waktu itu atau tidak?

B : tidak

A : jadi dalam keluarga bapak di besarkan oleh orang tua atau oma opa atau tante

om?

B : orang tua

A : diberikan ASI waktu itu?

28
B : ya diberikan ASI waktu itu.

A : bapak berhenti ASI itu kapan?

B : ya sudah tidak tahu kapan berhenti ASI, mungkin perkiraan dari cerita mama

saya waktu itu sekitaran setahun.

A : pada waktu usia 1 tahun apakah sudah bicara, jalan, makan sendiri?

B : kalau menurut cerita mama umur delapan bulan sudah bisa berjalan, tapi waktu

itu jatuh sakit sering panas bulan, akhirnya sudah lupa berjalan, akhirnya nanti

berjalan 1 tahun delapan bulan.

A : sudah bisa bicara waktu itu?

B : ya sudah.

A : saat bapak biasanya waktu dulu, ketika bapak di tinggal oleh mama atau papa,

bagaimana keadaan bapak waktu kecil? Apakah merengek atau biasa-biasa saja?

B : ya merengek-merengek

A : waktu itu diajarkan BAB, dan di ajarkan kencing oleh siapa?

B : orang tua.

A : waktu kecil bapak orangnya bagaimana? Senang bermain atau hanya diam di

rumah?

B : senangnya waktu bermain dengan teman-teman

A : dengar-dengaran orang tua atau tidak suka menurut kepada orang tua?

B : dengar-dengaran orang tua, kalau orang tua melarang bermain terlalu jauh ya,

dengar saja.

A : waktu bapak belajar berjalan dan berdiri itu waktu umur berapa?

B : ya sudah nda tahu lagi, soalnya orang tua juga tidak cerita.

A : kalau misalnya bapak pergi ke toilet sendirian dan tidak di antar orang tua itu

dari umur berapa?

B : kalau setahu saya itu setelah SD, ya setelah sudah mau mulai sekolah sudah bisa

ke toilet sendiri tidak perlu lagi di bimbing orang tua.

29
A : pada saat bapak misalnya melakukan kesalahan, apakah ada niat bapak untuk

minta maaf atau rasa bersalah yang timbul dalam hati?

B : oh tidak.

A : misalnyakan pak, anak kecil itu nakal kan? Nah saat bapak melakukan

kesalahan apakah dalam hati ada rasa timbul rasa minta maaf kepada teman?

B : tidak, hanya di simpan di dalam hati.

A : tapi suka bermain dengan saudara-saudara?

B : suka bermain dengan saudara-saudara.

A : bapak tipe yang mana suka menganggu orang lain, atau yang sering

dingganggu?

B : dua-duanya tidak.

A : tidak suka mengganggu ya?

B : ia tidak suka mengganggu.

A : masuk SD dimana?

B : masuk SD di kampung saya, desa liando

A : umur berapa waktu masuk SD?

B : kira-kira itu umur 6 tahun.

A : rajin kesekolah?

B : ia rajin, karena di ajarkan oleh orang tua.

A : disekolah bagaimana? Sempat ada tidak naik kelas atau terus naik kelas?

B : terus naik kelas

A : biasanya bapak juara berapa di sekolah?

B : biasanya naik turun, kadang juara 1 kadang tidak juara, jadi tidak menentu.

A : menurut pandangan bapak, bagaimana sikap orang tua bapak? Apakah kasih

sayangnya cukup atau kurang?

B : cukup, kasih sayang nya cukup, perhatiannya juga cukup.

A : ada kesulitan belajar waktu kecil?

30
B : waktu kecil itu karena diajarkan oleh orang tua, jadi tidak ada kesulitan.

A : bapak waktu kecil itu dimanja atau tidak?

B : ya sangat dimanja karena cuma anak tunggal.

A : SMPnya dimana waktu itu?

B : SMPnya di Negeri 1 tompaso baru.

A : SMAnya?

B : SMAnya cuma sampai kelas dua itu di desa tumani, SMA negeri 1 Tompaso

baru.

A : tapi hanya sampai kelas dua ya?

B : ia waktu itu hanya sampai kelas dua, karena terpengaruh dengan teman-teman,

buah kenakalan akhirnya di berhentikan di sekolah, jadi alasan orang tua saja ya

sudah tidak mampu sudah sakit, padahal sebenarnya hanya alasan saja.

A : jadi tidak mau kasih lanjut karena alasan takut?

B : ia karena takut, dan nda enak hati juga sama orang tua karena sudah bayar-

bayar.

A : pada waktu bapak SMA, bapak lebih muda bergaul dengan teman perempuan

atau laki-laki?

B : sama, laki-laki dan perempuan sama.

A : bapak lebih condong ke mana, bapak lebih punya banyak teman perorangan atau

kelompok?

B : teman banyak kelompok.

A : punya pacar waktu SMA?

B : lumayan banyak

A : ada berpa?

B : ya so nda, sudah lupa.

A : bapak menikah kapan?

B : menikah tahun 2014.

31
A : sekarang bekerja atau?

B : sekarang posisinya sudah tidak kerja lagi

A : sebelumnya pekerjaannya apa?

B : ya kalau pekerjaanya juga tidak tetap, siapa yang mau panggil kerja ya kerja,

kalau ada yang panggil kerja di hutan ya kerja, kalau ada yang panggil di hutan

ya kerja.

A : berapa anak?

B : baru mau kedua dengan yang ada diperut istri

A : yang pertama umur berapa?

B : yang pertama umur 4 tahun lebih.

A : bagaimana hubungan bapak dengan istri dan anak?

B : ya hubungannya baik

A : jadi pendidikan bapak dari SD sampai SMA kelas dua ya?

B : ia sampai kelas dua

A : bekerja sebagai, pekerja lepas?

B : ia bekerja siapa yang panggil itu saya kerja, tapi kalau di ktp pekerjaannya di

tulis tani.

A : apa bapak dengan istri direstui orang tua atau tidak?

B : direstui orang tua

A : ini istri yang petama?

B : ia ini yang pertama dan terakhir

A : sebelumnya pernah melakukan pelanggaran hukum sampai masuk penjara?

B : belum pernah

A : keluarga sekarang bagaimana? Tinggal dengan siapa?

B : keluarga ya sekarang tinggal bersama- sama dengan saya

A : tinggal di rumah?

B : ia tinggal di rumah sendiri

32
A : yang tinggal disitu ada berapa orang?

B : yang tinggal disitu , ibu saya, saya, istri, anak saya.

A : ada berapa kamar?

B : ada dua.

A : satu untuk bapak dan keluarga satu untuk ibu?

B : ia

A : untuk kamar mandi ada berapa?

B : kamar mandi ada 1

A : untuk atapnya seng atau genteng?

B : seng

A : dinding kayu atau beton?

B : dinding kayu

A : bapak anak tunggal ya?

B : ia anak tunggal

A : menurut bapak, bapak sakit atau tidak?

B : ia menurut saya saya sakit

A : butuh diobati atau tidak?

B : ia butuh diobati.

A : dari keluarga bapak, dari bapak pe penilaian apakah keluarga bapak memberi

dukungan atau tidak?

B : keluarga memberi dukungan dan perhatian

A : kalau dari ibu sebagai istri, menurut ibu suami ibu sakit atau tidak?

C : sakit noh

A : dan butuh diobati atau tidak?

C : butuh

A : jaid terima kasih pak atas waktunya

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis Psikiatri: Ilmu PengetahuanPerilaku


Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher, 2010.

2. Sadock BJ, Sadock V. A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
EGC; Jakarta.2010.

3. Jestie DV, Lieberman JA, Fasler D, Peele R. Diagnostic and Statistical


Manual of Mental Disorders. Edisi ke-5. Washington DC: American
Psychiatric Association, 2013.

4. American Psychiatric Association. Diagnosis and Statistical Manual of Mental


Disorders. 5th ed. Washington, DC: American Psychiatric Publishing. 2013.

5. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. PT Nuh Jaya, 2007.

6. Elvira S, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta, 2013.

34
LAMPIRAN

Gambar 1. Foto bersama pasien dan istri pasien

35
LAMPIRAN

Rumah Pasien

Jalan Raya Tompaso baru, Minahasa

Gambar 2. Rumah pasien dalam Peta.

36

Anda mungkin juga menyukai