Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN ZOONOSIS

Zoonosis adalah penyakit yg dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya, disebut
juga Anthropozoonosis (UU No. 6/1967).

Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan
vertebrata (WHO).

Note :

Lebih dari 1415 mikroba pathogen yg mengancam kesehatan manusia dan 61,6 % berasal
dari hewan.

Jumlah Zoonosis yang ditetapkan sebagai zoonosis penting di dunia 156 jenis (dan akan terus
bertambah : Emerging Infectious Disease/EID).

Dampak Akibat Zoonosis

1. Timbulnya kesakitan (morbidity) dan kematian (mortality), baik pada manusia maupun
hewan.

2. Dampak ekonomi akibat kehilangan tenaga kerja karena sakit, menurunnya jumlah
wisatawan ke daerah terjadinya wabah, turunnya produksi ternak dan produk ternak,
pemusnahan ternak sakit dan tersangka sakit, serta pembatasan dan penurunan perdagangan
internasional.

PERAN & FUNGSI KESMAVET DALAM PENGENDALIAN ZOONOSIS

• Meningkatkan pengetahuan ekologi dan epidemiologi untuk mendeteksi penyakit dan


memonitor program pengawasan zoonosis.

• Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat (public awareness)


terhadap penyakit-penyakit zoonotik strategis sebagai upaya pencegahan zoonosis.

• Mengoptimalkan risk management dan risk communication hasil risk analysis importasi
(lalu lintas) ternak dan produk asal hewan.

• Mengintesifkan koordinasi pengawasan antara Dinas dengan seluruh stake holder terkait.

Zoonosis dan Program Keamanan Pangan

Kebijakan zoonosis dari aspek kesmavet dalam mendukung keamanan pangan berdasarkan
prinsip identifikasi & penelusuran (Identification – tracebility) PAH, melalui :

Kegiatan teknis : sampling 3 penyakit ( Salmonellosis, Champylobacteriosis, Anthraks) pada


Unit Usaha PAH khususnya RPH dan RPU.
Fasilitasi Pengujian dan Pemberdayaan Lab daerah.

Analisa data hasil pengujian, yang akan digunakan :

– Pemetaan penyakit

– Bahan kebijakan lebih lanjut :

– Tindak penyidikan – Surveilans zoonosis

– Tindak konsolidasi : Pembinaan Teknis, sosialisasi/advokasi

Tindakan dan Pengawasan Zoonosis: Tebal

Pemeriksaan dokumen kesehatan hewan/produk hewan.

Pemeriksaan Antemortem & Post-mortem di RPH – RPU.

Pemeriksaan Sample Laboratorium.

Sistem Kewaspadaan / Peringatan Dini.

Public Awarenes.

Prioritas penyakit zoonosis dan foodborne diseases di Indonesia:

1. Zoonosis: Antraks, Avian Influenza, Brucellosis dan Rabies.

2. Foodborne: Salmonellosis, Campylobacteriosis, Taeniasis, Toxoplasmosis, Leptospirosis


dan Tuberculosis.

PROGRAM PENGENDALIAN ZOONOSIS DAERAH TERANCAM

Kebijakan :

1. Meningkatkan Komitmen Dari Pemerintah Dan berbagai unsur mitra yang berpotensi
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan rabies.

2. Memadukan Berbagai Kegiatan Promosi Dan Pencegahan Penyakit Rabies Serta


Meningkatkan Pembinaan Dan Penanganan Kasus Rabies.

3. Pengawasan Lalu Lintas Hpr Secara Ketat.

4. Penyiagaan Sumber Daya Untuk Menanggulangi Kemungkinan Masuknya Rabies.

5. Diseminasi Informasi Di Daerah Terancam.


STRATEGI

1. Pembentukan Tikor Penangkalan Rabies Di Daerah Terancam.

2. Pencegahan Dan Penangkalan Masuknya Rabies Ke Daerah Terancam Oleh Dinas


Bekerjasama Dengan Instansi Terkait.

3. Peningkatan Profesional Sumber Daya Manusia Aparat.

4. Penyiagaan Vaksinasi Hewan.

5. Komunikasi Informasi Edukasi.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Meningkatkan Kemampuan Dan Kemandirian Masyarakat Dalam Pencegahan Dan


Penaggulangan Penyakit Rabies.

Pemilik Hewan Yang Rentan Sebagai Hewan Penular Rabies (Anjing, Kucing Dan Kera )
Secara Cermat.

2. Mengawasi Kondisi Kesehatan Hewannya Dan Wajib Menvaksinkan Hewan Secara


Teratur.

3. Masyarakat Harus Aktif Melaporkan Kepada Aparat Pemerintah, Jika Mengetahui


Kejadian Hewan Menggigit Manusia Khususnya Di Sekitar Tempat Tinggal.

PROGRAM PENGENDALIAN ZOONOSIS DAERAH TERANCAM

( ASPEK PUBLIC HEALTH )

OPERASIONALISASI :

1. Membentuk & Mengaktifkan ” Tikor Rabies”.

2. Meningkatkan Sosialisasi Kewaspadaan Dini Rabies Terhadap Masyarakat Luas.

3. Perencanaan Program Di Tingkat Propinsi Dan Kabupten Dalam Pencegahan Rabies.

4. Optimalisasi Vaksinasi Dengan Vaksin Inaktif Pada Daerah Rawan / Risiko Terjadi
Rabies.

5. Respon Cepat Terhadap Laporan Kasus Penyidikan.

6. Memusnahkan HPR Yang Masuk Tanpa Identitas Jelas/Izin


Daftar Pustaka

Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi
Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.

Depkes RI, 1999. Tinjauan Laporan Eksekutif Kepala Kantor Wilayah Depkes RI Tahun
1998/1999, Jakarta.

Depkes RI, 2000. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan
Tersangka/Rabies di Indonesia. Jakarta.

Depkes RI, 2000. Petunjuk Pemberantasan Rabies di Indonesia. Direktorat Jendral PPM &
PPL, Jakarta.

Depkes RI, 2004. Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (Pedoman
Epidemiologi Penyakit). Direktorat Jendral PPM dan PL, Jakarta.

World Healt Organization, 2010. Zoonoses and Environment. WHO Department Food Safety
and Zoonoses.

Anda mungkin juga menyukai