Anda di halaman 1dari 12

GANJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam

Dosen Pengampu:
Agus Fakhruddin, S.Pd., M.Pd.

disusun oleh:

Ilham Tri Utama


1605751

Kelas Pendidikan Kimia


2016-B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019

1
GANJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS

Ilham Tri Utama


Departemen Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
utamailhamtri@gmail.com

ABSTRACT. Islam is a religious teaching that prioritizes literacy culture like the
first revelation that Allah ordered to read, but the reality today is one of the
weaknesses in Indonesia. One effort to improve reading culture is by reviewing and
implementing the iqro concept which is the first command of Allah in Al-Qur’an is
to read. In this paper the iqro concept analyzed by the content analysis method are
about the meaning of the interpretation word of iqro based on Al-Qur’an, the
meaning of iqro based on culture, level of iqro, as well as the urgency reading in
Islam. The results obtained after understand the concepts and meaning of iqro are:
1) The word iqra has meanings of understanding, living, studying, exploring,
researching and appreciating, 2) The level of iqra consists of four levels starting
from reading correctly to applying or mediating, 3) The application concepts of
iqro can advance Islam and find the glory of Islam which the Muslims used to be.
Keywords: Literacy Culture, Iqro, Reading Capacity

ABSTRAK. Islam merupakan ajaran agama yang mengutamakan budaya literasi


seperti wahyu pertama Allah yang memerintahkan untuk membaca, namun
kenyataan saat ini menjadi salah satu kelemahan masyarakat Indonesia. Salah satu
upaya dalam meningkatkan budaya membaca adalah dengan menelaah dan
mengimplementasikan konsep iqro yang merupakan perintah pertama dari Allah
dalam Al-Qur’an adalah membaca. Pada tulisan ini konsep iqro yang ditelaah
dengan metode konten analisis adalah mengenai makna tafsir kata iqro berdasarkan
Al-Qur’an, makna iqro berdasar kultur budaya, tingkata-tingkatan iqra, serta
urgensi membaca dalam ajaran islam. Hasil yang diperoleh setelah memahami
konsep serta makna dari iqro adalah: 1) Kata iqra memiliki makna memahami,
menghayati, menelaah, mendalami, meneliti dan mengapresiasi, 2) Tingkatan iqra
terdiri dari empat tingkatan dimulai dari tingkatan hanya membaca sampai
tingkatan mengamalkan/merenungkan, 3) Penerapan iqra dapat membawa islam
kembali maju dan menemukan masa kejayaan islam yang dulu hendak dimiliki oleh
orang islam.
Kata Kunci: Budaya Literasi, Iqro, Daya Baca.

2
A. PENDAHULUAN
Sebagian besar umat muslim peduli terhadap hukum Islam, halal atau
haram, diperbolehkan atau dilarang. Termasuk saya. Masalah halal-haram ini
sejatinya merujuk pada kitab Al-Qur'an, dan Al-Hadist (perkataan Nabi SAW). Jika
ada hal yang belum jelas halal-haramnya dalam kedua rujukan tersebut, maka para
ulama bersepakat untuk menentukan hukumnya melalui ijma atau ijtihad. Ganja
termasuk hal yang tidak terdapat Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Sebagian besar ulama mengharamkan ganja dengan


metode qiyas, yaitu menetapkan sesuatu hukum perbuatan yang belum ada
ketentuan hukumnya berdasarkan sesuatu hukum perbuatan yang telah ada
ketentuan hukumnya oleh Al Quran dan As Sunnah (Hadist) disebabkan adanya
persamaan illat antara keduanya. Oleh para ulama ganja disamakan dengan alkohol.

Sebagian lain menganggap bahwa ganja dan alkohol merupakan dua hal
yang berbeda dilihat dari sifatnya. Dan dilihat dari manfaatnya ganja merupakan
tumbuhan yang banyak memiliki manfaat. Maka dari itu akan dibahas lebih dalam
bagaimana hukum ganja dalam perspektif islam maupun sains.

B. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Ganja
Ganja (hasyisy) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih
dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol yang
dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa suatu sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi
rokok mariyuana.

2. Ganja Menurut Sains


Banyak penelitian yang membuktikan bahwa marijuana alias ganja
memiliki kegunaan medis yang menguntungkan. Namun di sisi lain, ganja bisa
menjadi sangat adiktif dan mempengaruhi otak. Ganja disebut bisa mengubah
otak sedemikian rupa, sehingga perilaku penggunanya pun berubah. Ganja atau
cannabis sativa adalah tumbuhan penghasil serat, namun lebih dikenal sebagai
obat psikotropika, karena adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC).

3
Manfaat Ganja Di Bidang Kesehatan

1. Menenangkan Kecemasan
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School mengungkapkan ganja
memiliki efek yang bisa membantu menenagkan kecemasan seseorang. Tentu
saja, dengan catatan hal ini hanya berlaku dengan penggunaan ganja dosis
tepat. Jika dikonsumsi dosis tinggi justru malah membahayakan

2. Mengobati Epilepsi
Virginia Commonwealth University pernah menyampaikan penelitian bahwa
ganja dapat digunakan untuk mengehntikan serangan epilepsi. Namun,
penelitian masih baru dilakukan pada hewan, belum diujicoba pada manusia.

3. Memperlambat Alzheimer
Penelitian Scripss Research Institute pernah melaporkan ganja dapat
memperlambat penyakit Alzheimer yang menyerang otak. Laporan ini dimuat
di jurnal Molecular Pharmaceutics.

4. Obat Kanker
Sebuah penelitian yang dimuat jurnal Molecular Cancer Therapeutics pernah
mengungkapkan zat cannabidiol (CBD) yang ada dalam ganja dapat
'mematikan' gen 'Id-1' yang digunakan sel kanker menyebar ke seluruh
tubuh.

5. Meredam gejala Multiple Sclerosis


Kandungan cannabidiol di dalam ganja disebut dapat menurunkan gejala dan
rasa sakit yang disebabkan multiple sclerosis atau penyakit yang menyerang
saraf-saraf pusat, seperti saraf otak, sumsum tulang belakang dan saraf optik.
Hal itu dimuat dalam laporan penelitian yang dimuat di jurnal Canadian
Medical Association.

6. Mengatasi penyakit parkinson


Penelitian terhadap manfaat ganja terus dilakukan. Salah satu laporan yang
dimuat medPage Today misalnya, pernah melaporkan ganja dapat digunakan
untuk mengatasi tremor dan meningkatkan kemampuan motorik pada pasien
parkison.

7. Mengobati radang usus


Penelitian yang dilakukan University of Nottingham pada 2010 pernah
mengungkapkan bahan kimia dalam ganja, termasuk THC dan cannabidiol

4
berinteraksi dengan sel-sel dalam tubuh yang memainkan peran penting
dalam fungsi usus dan respon imun.

Bahaya Dari Memakai Ganja

1. Halusinasi dan hilang kendali


Ini adalah efek ganja yang paling dikenal luas. Mengkonsumsi ganja akan
menyebabkan halusinasi, euforia, dan hilang kendalinya seseorang. Inilah
yang membuat ganja kemudian dilarang karena sangat berbahaya, khususnya
anak muda.

2. Bisa kecanduan
Meski ada yang meragu akan ini, ganja bagaimanapun punya kadar bahan
adiktif sehingga dapat menyebabkan ketergantungan. Bahkan jika terus
dikonsumsi setiap hari bisa berujung pada overdosis.

3. Masalah paru-paru
Pemakai ganja akan berhadapan dengan masalah paru-paru, terutama
pernapasan. Konsumsi tiga-empat puntung ganja sama bahayanya dengan
mengkonsumsi 20 puntung rokok. Steadyhealth pernah melaporkan, ganja
dinilai lebih berisiko menyebabkan gangguan paru-paru dibanding rokok.

4. Gangguan sistem produksi


Sejumla penelitian mengungkap konsumsi ganja pada pria akan mengurangi
jumlah sperma. Pada wanita akan membuat siklus menstruasi tidak teratur.

5. Sakit jiwa
Di tingkat paling parah, dari kehilangan kendali, atau halusinasi, penggunaan
ganja yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami gangguan jiwa.

6. Kriminalitas
Ketika ganja menimbulkan kecanduan, orang akan berbuat apa saja demi
mendapatkannya. Bagi yang punya uang banyak akan menghabiskan
hartanya, sementara bagi yang tidak mampu bisa saja berbuat kriminal.

7. Masuk penjara
Karena ganja ilegal, pengguna ganja akan ditangkap dan diproses hukum.
Hukumannya bagi yang kedapatan memiliki ganja dapat dituntut penjara
minimal empat tahun.

5
3. Hukum Ganja Dalam Islam

1. Syub’hat

Sebenarnya dalam Al-Qur'an hanya minuman beralkohol jenis khamr yang


mutlak diharamkan. Minuman beralkohol lainnya seperti wisky, bir
dan winetidak terdapat dalam Al-Qur'an. Namun, dalam berbagai riwayat
Hadist, dijelaskan minuman beralkohol apa saja yang diharamkan berdasarkan
bahan dan cara membuatnya. Kemudian dijelaskan juga bahwa minuman yang
berpotensi memambukkan (‫سك ًَرا‬ َ ), apa pun namanya, diharamkan. Sehingga
semua jenis minuman keras disebut khamr. Berdasarkan asbabun nuzul (sebab-
sebab turunnya ayat) berdasarkan Hadist, khamr dilarang karena bisa membuat
orang lupa diri dan mudah terprovokasi . Ini terbukti, begitu seringnya orang
berkelahi gara-gara mabuk minuman (drunk/‫)سكى َرا‬. ٰ Khamardapat menimbulkan
permusuhan dan kebencian sebagaimana dijelaskan dalam QS Al Maidah (5):91.
Dalam QS Al Baqarah (2):219 juga dijelaskan bahwa dalam khamr (dan judi)
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat di dalamnya. Namun kandungan dosa
lebih besar dibandingkan manfaatnya. Berbeda dengan khamr, menurut saya
ganja membawa banyak manfaat. Dan pengganja sejati tahu bahwa ganja tidak
dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian. Ganja memang bisa
membuat giting (tinggi/high/stoned/‫)ثمل‬, namun tidak bisa membuat mabuk
ٰ
(drunk/‫)سكى َرا‬. Jelas bahwa ganja dan khamrberbeda sehingga hukum keduanya
tidak bisa disamakan. Telah jelas pula apa yang halal maupun haram, di dalam
Al Qur'an maupun Al Hadist. Mengapa pula kita mengharamkan sesuatu yang
tidak diharamkan? Saya lebih setuju jika ganja dimasukkan ke dalam
perkara syub'hat (‫) ُم ْشتَبِ َهات‬, yaitu sesuatu yang kategori halal-haramnya tidak
diketahui oleh manusia [2]. Sesuatu yang syub'hat bisa menjerumuskan
seseorang kepada sesuatu yang haram. Sebagaimana yang saya jelaskan diatas,
ganja bisa menjerumuskan seseorang untuk mencoba zat psikotropika adiktif
seperti putau jika ia tidak memiliki prinsip. Sesuatu yang syub'hat akan lebih
baik jika ditinggalkan untuk menjaga kehormatan dan agama. Jika anda pernah
mengkonsumsi ganja dan merasa membawa dampak buruk, maka tinggalkanlah.

2. Haram
Ulama yang pertama kali mengeluarkan fatwa haram ganja adalam Imam Al
Muzani, murid Imam Asy Syafi’i. Beliau mengeluarkan fatwa haram atas ganja
dikarenakan banyaknya konsumsi ganja di Iraq yang saat itu banyak membuat
orang kehilangan kesadarannya.

6
Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitabnya, Fathul Bari, mengatakan,
“Hukumnya haram berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang
berbunyi: ‘Setiap yang memabukkan hukumnya haram.’”

Dalam Az Zawajir `an Iqtiraf Al Kabair beliau juga mengutip ijma’ kaum
Muslimin tentang haramnya ganja dengan dengan berkata, “Barangsiapa yang
menghalalkannya, niscaya dia telah kafir.”

Imam Adz Dzahabi dalam Al Kabair mengatakan, “Candu yang diolah dari daun
rami atau daun ganja hukumnya haram sebagaimana minuman keras.
Pemakainya berhak mendapatkan hukuman sebagaimana peminum khomer,
dan dia lebih busuk daripada minuman keras.”

Penggunaan ganja kering hukumnya haram, baik memabukkan ataupun tidak.


Adapun yang memabukkan, hukumnya haram berdasarkan kesepakatan kaum
Muslimin. Barangsiapa yang menggunakannya dengan anggapan barang itu
halal, maka dia harus di minta bertobat. Bila dia menolak untuk bertaubat, maka
dia boleh dihukum mati sebagai orang murtad. Tidak perlu dishalatkan
jenazahnya dan tidak dikuburkan di pemakaman kaum Muslimin.”

Beliau juga mengatakan, “Ganja lebih layak diharamkan daripada minuman


keras karena bahaya yang ditimbulkan akibat penggunakannya lebih besar
daripada minuman keras.”

Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, mengatakan, “Sesungguhnya setiap yang


memabukkan masuk ke dalam kategori khamr, baik berupa cairan maupun
padat, yang diperas maupun yang dimasak. Termasuk di dalamnya yang
dikonsumsi orang-orang fasik dan pendosa, yaitu ganja, seluruhnya termasuk
khamr yang diharamkan secara jelas berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tiada cacat pada sannad-nya: ‘Setiap yang
memabukkan hukumnya haram.’ … Sekalipun ganja tidak termasuk
dalam sabda Nabi Shallahu ‘Alaihi wa sallam, tetapi dia tetap haram
berdasarkan qiyas yang menyamaratakan seluruh perkara yang memabukkan
karena illat yang sama.”

Dalam Kasyful Qinna’ karangan Imam Al Bahuti, disebutkan, “Tidak


diperbolekan mengkonsumsikan ganja yang memabukkan.”

Mengkonsumsi Ganja sebagai Khamr

Seluruh ulama sepakat bahwa mengkonsumsi suatu zat yang merupakan khamr
hukumnya adalah haram, tidak boleh. Termasuk juga dalam dalam

7
mengkonsumsi ganja dengan cara membakarnya rokok dan menghirup asapnya
atau cara lain untuk memperoleh efek candu.

Mengkonsumsi Ganja sebagai Bumbu Masakan

Ada dua pendapat yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa ganja dalam
masakan tidak bisa dibilang khamr. Sebaliknya ada yang tetap menetapkannya
sebagai khamr.

a. Pendapat Pertama

Logikanya, selama daun ganja itu belum diolah menjadi zat yang memabukkan,
dan bila dimakan sama sekali tidak menimbulkan efek mabuk dalam arti yang
sesungguhnya, kecuali hanya sekedar menambah lezat, maka tidak ada alasan
untuk menggolongkannya sebagai khamr.

Sebab efek iskar (mabuk) tidak terjadi, meski dimakan banyak atau sedikit.
Sedangkan efek ketagihan tentu bukan illat (penyebab) dari keharaman. Sebab
banyak zat lain yang bila diminum atau dimakan bisa membuat orang ketagihan,
tetapi bukan termasuk khamr.

Pendapat pertama ini sesuai dengan logika buah kurma dan anggur yang tidak
termasuk khamr yang diharamkan, selama masih berbentuk buah aslinya dan
belum diolah menjadi khamr. Buah kurma dan anggur adalah bahan baku
pembuat khamr di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana
disebutkan di dalam Al-Quran :

“Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan
dan rezki yang baik.” (QS. An-Nahl : 67)

Di masa lalu, khamr dibuat dari perasan buah anggur, kurma atau buah lainnya.
Perasan itu tentu saja masih halal diminum, sebab perasan itu belum lagi menjadi
khamr, karena belum punya efek memabukkan. Perasan itu dinamakan ‘ashir
atau bahasa terjemahannya: juice. Lalu ‘ashir itu diberi ragi agar terjadi
fermentasi, sehingga menjadi seperti tape, rasanya akan berubah. Itu pun belum
menjadi khamr.

Bila diteruskan satu proses lagi, maka jadilah perasan itu khamr, karena kalau
diminum sudah memberi efek mabuk (iskar). Dan minuman itu dinamakan
khamr. Tidak ada seorang pun ulama yang mengharamkan kita untuk memakan
buah kurma atau anggur, karena keduanya memang tidak akan memabukkan.

Keduanya baru akan memabukkan setelah diproses sedemikian rupa sehingga


menghasilkan efek iskar (mabuk) buat para peminumnya. Pada saat berefek

8
memabukkan itu sajalah keduanya menjadi haram diminum. Jadi titik
keharaman bukan pada zatnya, melainkan pada pengaruhnya.

b. Pendapat Kedua

Mereka mengatakan bahwa daun ganja itu tetap haram hukumnya, meski
digunakan bukan untuk mabuk. Karena secara umum telah digunakan sebagai
zat yang memabukkan. Ketika menjadi lintingan yang dihirup asapnya, daun itu
adalah khamr dan hukumnya haram dihirup serta najis. Maka sejak masih jadi
daun di pohonnya, benda itu sudah dianggap khamr dan najis, meski belum
memberi efek mabuk.

Bagi pendapat ini, ketika digunakan untuk bumbu penyedap, tetap terhitung
sebagai khamr yang haram hukumnya. Meski tidak menghasilkan efek mabuk.

Logika pendapat yang kedua adalah logika yang digunakan untuk menajiskan
tubuh anjing. Meski hadits yang menetapkan kenajisan anjing hanya sampai
sebatas air liurnya saja, namun para ulama yang menajiskan tubuh anjing
mengambil kesimpulan bila air liurnya najis, maka tempat asal air liur itu najis
juga.

Maka dalam hal ini perut anjing sebagai sumber air liur hukumnya najis. Dan
kalau perut anjing itu najis, maka apapun yang keluar dari perutnya juga najis.
Air keringat anjing sumbernya juga dari perut, maka air keringatnya najis. Dan
air keringat itu keluar lewat pori-pori, kulit, daging, otot dan lainnya, maka
semuanya juga ikut najis.

Dengan demikian, kita dihadapkan pada dua pilihan hukum, yang memang
diperdebatkan oleh para ulama. Perbedaannya berangkat dari logika penarikan
hukum, meski sumber dalilnya sama. Dan fenomena khilaf seperti ini seringkali
terjadi.

Adapun bila masakan yang menggunakan daun ganja sebagai penyedap itu
memberikan efek iskar (mabuk), maka kita semua sepakat mengharamkannya.
Maka masalah akan terpulang kepada si pengolah masakan.

Mengkonsumsi Ganja Sebagai Obat

Dari kalangan madzhab Asy Syafi’iyah, Imam Nawawi Rahimahullah berkata,


“Seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi sebagian narkotik untuk
meredam rasa sakit ketika mengamputasi tangan, maka ada dua pendapat di
kalangan Syafi’iyah. Yang tepat adalah dibolehkan.”

9
Al Khatib Asy Syarbini yang juga dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh
menggunakan sejenis narkotik dalam pengobatan ketika tidak didapati obat
lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini
adalah kondisi darurat.”

4. Dalil

Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam


keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya
dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para
ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk
dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).

Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

Pertama: Allah Ta’ala berfirman,

َ ِ‫ت َويُ َح ِ ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬


‫ث‬ َّ ‫َوي ُِح ُّل لَ ُه ُم ال‬
ِ ‫طيِِّبَا‬

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang
dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek
negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,

‫َو ََل ت ُ ْلقُوا بِأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى الت َّ ْهلُ َك ِة‬

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS.


Al Baqarah: 195).

‫َّللاَ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ َ ُ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنف‬


َّ ‫س ُك ْم ِإ َّن‬

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha


Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan
dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa
narkoba itu haram.

Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,

10
‫ع ْن ُك ِِّل ُم ْس ِكر َو ُمفَتِِّر‬ َّ ‫سو ُل‬
َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang


memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686
dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if).
Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫ َو َم ْن ت َ َحسَّى‬,‫َار َج َهنَّ َم يَت ََردَّى فِي َها خَا ِلدًا ُم َخلَّدًا في َها اَبَدًا‬
‫س َّما‬ َ ‫َم ْن ت ََرد َّى ِم ْن َجبَل فَقَت َ َل نَ ْف‬
ِ ‫سه ُ فَ ُه َو في ن‬
َ ‫ و َم ْن قَت َ َل نَ ْف‬,‫َار َج َهنَّ َم َخا ِلد ًا ُم َخلَّد ًا في َها أَبَدًا‬
ُ‫سه ُ بِ َح ِد ْيدَة فَ َح ِد ْيدَتُه‬ َ ‫فَقَت َ َل نَ ْف‬
ُ َ‫س ه ُ ف‬
ِ ‫س َّمه ُ في يَ ِد ِه يَت َ َحسَّاهُ في ن‬
َ َّ َّ
‫َار َج َهن َم خَا ِلدًا ُم َخلدًا فِ ْي َها أبَد ًا‬ ِ ‫ين‬ ْ ُ
ْ ِ‫فِي يَ ِد ِه يَت ََو َّجأ في بَطنِ ِه ف‬

“Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati,


maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung
dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja
menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia
menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama
lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi
itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam
dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no.
109).

Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang
menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi
sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama
halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya
narkoba.

Kelima: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫رار‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ض َر َر وَل‬
َ ‫َل‬

“Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak


bahaya” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al
Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Dalam hadits ini
dengan jelas terlarang memberi mudhorot pada orang lain dan narkoba
termasuk dalam larangan ini.

11
C. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Bakar, S. A. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Masyarakat
di Taman Baca Masyarakat. Skripsi, 18.

Bakar, S. A. (2014). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT


BACA MASYARAKAT DI TAMAN BACA MASYARAKAT. Skripsi,
18.

Barkah, S. (2012, 12 17). Empat Level Membaca Al-Qur'an. Retrieved from


Dakwatuna: https://www.dakwatuna.com/2012/12/17/25371/empat-level-
membaca-al-quran/#axzz5g6WppjDv

Istianah. (2017). Melalui perpustakaan Kita Budayakan Falsafah "Iqra". Jurnal


Studi Islam, 207-210.

Nadlir, M. (2018, 3 26). Per Hari, Rata-rata Orang Indonesia Hanya Baca Buku
Kurang dari Sejam. Retrieved from Kompas:
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/14432641/per-hari-rata-rata-
orang-indonesia-hanya-baca-buku-kurang-dari-sejam

Nasional, D. P. (2007). Pemetaan Minat Baca Masyarakat. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Siti, R. U. (2017). Relevansi Perintah Iqra' Pada Wahyu Pertama Bagi Masyarakat
Modern. Jurnal Studi Islam, 12(1), 21-32.

Hasibuan, Akmal Rizki Gunawan. (2018). Menyinari kehidupan dengan cahaya Al-
Qur'an. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

12

Anda mungkin juga menyukai