diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Agus Fakhruddin, S.Pd., M.Pd.
disusun oleh:
1
GANJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS
ABSTRACT. Islam is a religious teaching that prioritizes literacy culture like the
first revelation that Allah ordered to read, but the reality today is one of the
weaknesses in Indonesia. One effort to improve reading culture is by reviewing and
implementing the iqro concept which is the first command of Allah in Al-Qur’an is
to read. In this paper the iqro concept analyzed by the content analysis method are
about the meaning of the interpretation word of iqro based on Al-Qur’an, the
meaning of iqro based on culture, level of iqro, as well as the urgency reading in
Islam. The results obtained after understand the concepts and meaning of iqro are:
1) The word iqra has meanings of understanding, living, studying, exploring,
researching and appreciating, 2) The level of iqra consists of four levels starting
from reading correctly to applying or mediating, 3) The application concepts of
iqro can advance Islam and find the glory of Islam which the Muslims used to be.
Keywords: Literacy Culture, Iqro, Reading Capacity
2
A. PENDAHULUAN
Sebagian besar umat muslim peduli terhadap hukum Islam, halal atau
haram, diperbolehkan atau dilarang. Termasuk saya. Masalah halal-haram ini
sejatinya merujuk pada kitab Al-Qur'an, dan Al-Hadist (perkataan Nabi SAW). Jika
ada hal yang belum jelas halal-haramnya dalam kedua rujukan tersebut, maka para
ulama bersepakat untuk menentukan hukumnya melalui ijma atau ijtihad. Ganja
termasuk hal yang tidak terdapat Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Sebagian lain menganggap bahwa ganja dan alkohol merupakan dua hal
yang berbeda dilihat dari sifatnya. Dan dilihat dari manfaatnya ganja merupakan
tumbuhan yang banyak memiliki manfaat. Maka dari itu akan dibahas lebih dalam
bagaimana hukum ganja dalam perspektif islam maupun sains.
1. Ganja
Ganja (hasyisy) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih
dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol yang
dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa suatu sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi
rokok mariyuana.
3
Manfaat Ganja Di Bidang Kesehatan
1. Menenangkan Kecemasan
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School mengungkapkan ganja
memiliki efek yang bisa membantu menenagkan kecemasan seseorang. Tentu
saja, dengan catatan hal ini hanya berlaku dengan penggunaan ganja dosis
tepat. Jika dikonsumsi dosis tinggi justru malah membahayakan
2. Mengobati Epilepsi
Virginia Commonwealth University pernah menyampaikan penelitian bahwa
ganja dapat digunakan untuk mengehntikan serangan epilepsi. Namun,
penelitian masih baru dilakukan pada hewan, belum diujicoba pada manusia.
3. Memperlambat Alzheimer
Penelitian Scripss Research Institute pernah melaporkan ganja dapat
memperlambat penyakit Alzheimer yang menyerang otak. Laporan ini dimuat
di jurnal Molecular Pharmaceutics.
4. Obat Kanker
Sebuah penelitian yang dimuat jurnal Molecular Cancer Therapeutics pernah
mengungkapkan zat cannabidiol (CBD) yang ada dalam ganja dapat
'mematikan' gen 'Id-1' yang digunakan sel kanker menyebar ke seluruh
tubuh.
4
berinteraksi dengan sel-sel dalam tubuh yang memainkan peran penting
dalam fungsi usus dan respon imun.
2. Bisa kecanduan
Meski ada yang meragu akan ini, ganja bagaimanapun punya kadar bahan
adiktif sehingga dapat menyebabkan ketergantungan. Bahkan jika terus
dikonsumsi setiap hari bisa berujung pada overdosis.
3. Masalah paru-paru
Pemakai ganja akan berhadapan dengan masalah paru-paru, terutama
pernapasan. Konsumsi tiga-empat puntung ganja sama bahayanya dengan
mengkonsumsi 20 puntung rokok. Steadyhealth pernah melaporkan, ganja
dinilai lebih berisiko menyebabkan gangguan paru-paru dibanding rokok.
5. Sakit jiwa
Di tingkat paling parah, dari kehilangan kendali, atau halusinasi, penggunaan
ganja yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami gangguan jiwa.
6. Kriminalitas
Ketika ganja menimbulkan kecanduan, orang akan berbuat apa saja demi
mendapatkannya. Bagi yang punya uang banyak akan menghabiskan
hartanya, sementara bagi yang tidak mampu bisa saja berbuat kriminal.
7. Masuk penjara
Karena ganja ilegal, pengguna ganja akan ditangkap dan diproses hukum.
Hukumannya bagi yang kedapatan memiliki ganja dapat dituntut penjara
minimal empat tahun.
5
3. Hukum Ganja Dalam Islam
1. Syub’hat
2. Haram
Ulama yang pertama kali mengeluarkan fatwa haram ganja adalam Imam Al
Muzani, murid Imam Asy Syafi’i. Beliau mengeluarkan fatwa haram atas ganja
dikarenakan banyaknya konsumsi ganja di Iraq yang saat itu banyak membuat
orang kehilangan kesadarannya.
6
Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitabnya, Fathul Bari, mengatakan,
“Hukumnya haram berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang
berbunyi: ‘Setiap yang memabukkan hukumnya haram.’”
Dalam Az Zawajir `an Iqtiraf Al Kabair beliau juga mengutip ijma’ kaum
Muslimin tentang haramnya ganja dengan dengan berkata, “Barangsiapa yang
menghalalkannya, niscaya dia telah kafir.”
Imam Adz Dzahabi dalam Al Kabair mengatakan, “Candu yang diolah dari daun
rami atau daun ganja hukumnya haram sebagaimana minuman keras.
Pemakainya berhak mendapatkan hukuman sebagaimana peminum khomer,
dan dia lebih busuk daripada minuman keras.”
Seluruh ulama sepakat bahwa mengkonsumsi suatu zat yang merupakan khamr
hukumnya adalah haram, tidak boleh. Termasuk juga dalam dalam
7
mengkonsumsi ganja dengan cara membakarnya rokok dan menghirup asapnya
atau cara lain untuk memperoleh efek candu.
Ada dua pendapat yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa ganja dalam
masakan tidak bisa dibilang khamr. Sebaliknya ada yang tetap menetapkannya
sebagai khamr.
a. Pendapat Pertama
Logikanya, selama daun ganja itu belum diolah menjadi zat yang memabukkan,
dan bila dimakan sama sekali tidak menimbulkan efek mabuk dalam arti yang
sesungguhnya, kecuali hanya sekedar menambah lezat, maka tidak ada alasan
untuk menggolongkannya sebagai khamr.
Sebab efek iskar (mabuk) tidak terjadi, meski dimakan banyak atau sedikit.
Sedangkan efek ketagihan tentu bukan illat (penyebab) dari keharaman. Sebab
banyak zat lain yang bila diminum atau dimakan bisa membuat orang ketagihan,
tetapi bukan termasuk khamr.
Pendapat pertama ini sesuai dengan logika buah kurma dan anggur yang tidak
termasuk khamr yang diharamkan, selama masih berbentuk buah aslinya dan
belum diolah menjadi khamr. Buah kurma dan anggur adalah bahan baku
pembuat khamr di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana
disebutkan di dalam Al-Quran :
“Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan
dan rezki yang baik.” (QS. An-Nahl : 67)
Di masa lalu, khamr dibuat dari perasan buah anggur, kurma atau buah lainnya.
Perasan itu tentu saja masih halal diminum, sebab perasan itu belum lagi menjadi
khamr, karena belum punya efek memabukkan. Perasan itu dinamakan ‘ashir
atau bahasa terjemahannya: juice. Lalu ‘ashir itu diberi ragi agar terjadi
fermentasi, sehingga menjadi seperti tape, rasanya akan berubah. Itu pun belum
menjadi khamr.
Bila diteruskan satu proses lagi, maka jadilah perasan itu khamr, karena kalau
diminum sudah memberi efek mabuk (iskar). Dan minuman itu dinamakan
khamr. Tidak ada seorang pun ulama yang mengharamkan kita untuk memakan
buah kurma atau anggur, karena keduanya memang tidak akan memabukkan.
8
memabukkan itu sajalah keduanya menjadi haram diminum. Jadi titik
keharaman bukan pada zatnya, melainkan pada pengaruhnya.
b. Pendapat Kedua
Mereka mengatakan bahwa daun ganja itu tetap haram hukumnya, meski
digunakan bukan untuk mabuk. Karena secara umum telah digunakan sebagai
zat yang memabukkan. Ketika menjadi lintingan yang dihirup asapnya, daun itu
adalah khamr dan hukumnya haram dihirup serta najis. Maka sejak masih jadi
daun di pohonnya, benda itu sudah dianggap khamr dan najis, meski belum
memberi efek mabuk.
Bagi pendapat ini, ketika digunakan untuk bumbu penyedap, tetap terhitung
sebagai khamr yang haram hukumnya. Meski tidak menghasilkan efek mabuk.
Logika pendapat yang kedua adalah logika yang digunakan untuk menajiskan
tubuh anjing. Meski hadits yang menetapkan kenajisan anjing hanya sampai
sebatas air liurnya saja, namun para ulama yang menajiskan tubuh anjing
mengambil kesimpulan bila air liurnya najis, maka tempat asal air liur itu najis
juga.
Maka dalam hal ini perut anjing sebagai sumber air liur hukumnya najis. Dan
kalau perut anjing itu najis, maka apapun yang keluar dari perutnya juga najis.
Air keringat anjing sumbernya juga dari perut, maka air keringatnya najis. Dan
air keringat itu keluar lewat pori-pori, kulit, daging, otot dan lainnya, maka
semuanya juga ikut najis.
Dengan demikian, kita dihadapkan pada dua pilihan hukum, yang memang
diperdebatkan oleh para ulama. Perbedaannya berangkat dari logika penarikan
hukum, meski sumber dalilnya sama. Dan fenomena khilaf seperti ini seringkali
terjadi.
Adapun bila masakan yang menggunakan daun ganja sebagai penyedap itu
memberikan efek iskar (mabuk), maka kita semua sepakat mengharamkannya.
Maka masalah akan terpulang kepada si pengolah masakan.
9
Al Khatib Asy Syarbini yang juga dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh
menggunakan sejenis narkotik dalam pengobatan ketika tidak didapati obat
lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini
adalah kondisi darurat.”
4. Dalil
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang
dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek
negatif.
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan
dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa
narkoba itu haram.
10
ع ْن ُك ِِّل ُم ْس ِكر َو ُمفَتِِّر َّ سو ُل
َ -صلى هللا عليه وسلم- ِ َّللا ُ نَ َهى َر
ُ َو َم ْن ت َ َحسَّى,َار َج َهنَّ َم يَت ََردَّى فِي َها خَا ِلدًا ُم َخلَّدًا في َها اَبَدًا
س َّما َ َم ْن ت ََرد َّى ِم ْن َجبَل فَقَت َ َل نَ ْف
ِ سه ُ فَ ُه َو في ن
َ و َم ْن قَت َ َل نَ ْف,َار َج َهنَّ َم َخا ِلد ًا ُم َخلَّد ًا في َها أَبَدًا
ُسه ُ بِ َح ِد ْيدَة فَ َح ِد ْيدَتُه َ فَقَت َ َل نَ ْف
ُ َس ه ُ ف
ِ س َّمه ُ في يَ ِد ِه يَت َ َحسَّاهُ في ن
َ َّ َّ
َار َج َهن َم خَا ِلدًا ُم َخلدًا فِ ْي َها أبَد ًا ِ ين ْ ُ
ْ ِفِي يَ ِد ِه يَت ََو َّجأ في بَطنِ ِه ف
Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang
menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi
sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama
halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya
narkoba.
رار
َ ض ِ ض َر َر وَل
َ َل
11
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, S. A. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Masyarakat
di Taman Baca Masyarakat. Skripsi, 18.
Nadlir, M. (2018, 3 26). Per Hari, Rata-rata Orang Indonesia Hanya Baca Buku
Kurang dari Sejam. Retrieved from Kompas:
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/14432641/per-hari-rata-rata-
orang-indonesia-hanya-baca-buku-kurang-dari-sejam
Siti, R. U. (2017). Relevansi Perintah Iqra' Pada Wahyu Pertama Bagi Masyarakat
Modern. Jurnal Studi Islam, 12(1), 21-32.
Hasibuan, Akmal Rizki Gunawan. (2018). Menyinari kehidupan dengan cahaya Al-
Qur'an. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
12