Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERSPEKTIF SAINS DAN AGAMA TENTANG ALAM GHAIB

diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Seminar Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Agus Fakhrudin, S.Pd., M.Ag

Disusun oleh :
Santy Shafira S (1603793)
Najmia Fajri A (1604013)
Ilham Tri Utama (1605751)

Kelompok : 9

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
PERSPEKTIF SAINS DAN AGAMA TENTANG ALAM GHAIB

Ilham Tri Utama, Najmia Fajri Astuti, Santy Shafira Setiawati


Departemen Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
santyshafiras@yahoo.com , fnajmia@gmail.com,

ABSTRAK.
1. Latar Belakang
Pada dasarnya alam yang ada meliputi 2 bagian, yaitu alam nyata atau alam
yang terlihat dan alam gaib atau alam yang tidak terlihat oleh mata. Pada dasarnya
indera penglihatan manusia memiliki keterbatasan, hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh
indera penglihatan manusia pada umumnya merupakan alam gaib. Sebagian dari umat
muslim seringkali dengan sengaja melakukan hal-hal yang bisa membuat dirinya
mampu untuk melihat dunia dari alam haib tersebut seperti datang ke dukun ataupun
paranormal. Ada kalanya mereka membuat dengan cara mengaitkannya dengan sesuatu
yang dilihat atau didengar, dengan kesialan atau keberhasilan nasib yang dialaminya
(tathayyur). Ada kalanya pula dengan meyakini ta’bir (takwil) mimpi yang diramal
oleh yang mereka anggap sebagai‘orang pintar’. Dalam islam sendiri alam gaib telah
dijelaskan keberadaannya dalam al-Quran, sehingga sudah seharusnya umat muslim
mempercayai keberadaan alam gaib.
Namun permasalahan yang terjadi saat ini adalah masih banyaknya orang yang
tidak percaya akan adanya alam gaib, terutama para ilmuan. Mereka yang menganggap
alam gaib itu tidak ada karena belum ditemukannya alat yang dapat membuktikan
secara nyata bahwa alam gaib itu ada.
Melihat peristiwa diatas, tidak seharusnya kita tidak mempercayai keberadaan
alam gaib karena alam gaib telah disampaikan didalam Al-Quran, dan sebagai umat
muslim kita seharusnya percaya dan mengimani akan keberadaannya.
Adapun dari permasalahan yang terjadi, kami mencoba untuk memberikan
solusi “Perspektif Sains dan Agama Tentang Alam Gaib”.
2. Temuan dan Pembahasan
1. Pengertian Alam
Dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan, kata ‘âlam’ sebagai segala sesuatu
yang ada selain Allah. ‘âlammerupakan jama’ yang tidak memiliki bentuk
mufrad. Al-’awâlim, berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi,
daratan, maupun lautan. Dan setiap angkatan dalam kurun zaman atau generasi
juga disebut sebagai ‘âlam. Menurut Ibn Katsir sendiri, kata ” ‫ ”عالم‬berasal dari
kata “‫( ”العالمة‬tanda), karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya
Pencipta serta keesaan-Nya.
Prof. Alparslan Acikgenc mengatakan bahwa terdapat dua jenis alam dalam
pandangan hidup Islam, yaitu alam syahadah (yang terlihat) dan alam ghaib
(tidak terlihat). Pembagian seperti ini sering diungkapkan dalam al-Qur’an,
untuk menegaskan eksistensi kedua alam ini. Diantaranya bisa dilihat di Qs.
Az-Zumar: 46, al-Mu’min: 92, al-Hasyr: 22, dan at-Taubah: 105.
2. Konsep Alam menurut Islam

Alam Syahadah (alam materi atau Tabi’i) adalah segala sesuatu yang
dapat dipersepsi oleh indera seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, dan benda
mati lainnya, serta keseluruhan langit dan bumi. Alam ini diketahui lewat
pengamatan dan penyelidikan manusia dengan menggunakan sarana akal dan
panca inderanya. Adapun alam jenis kedua adalah alam yang berada di luar
kemampuan panca indera untuk mempersepsikannya, seperti malaikat, jin,
setan, iblis, surga, neraka, dan lain-lain. Tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Allah Swt sendiri. Tidak ada perintah Allah untuk menyelidiki alam
ini secara langsung. Sebab keberadaannya hanya mutlak diketahui lewat
wahyu. Penolakan atasnya adalah bentuk pengingkaran yang berakibat pada
rubuhnya sistem iman dan agama Islam yang dianut seseorang.
Kedua alam ini meski berbeda, namun tidaklah terpisah. Keduanya
terhubung sangat erat satu dengan yang lain. Dengan kata lain, fenomena alam
bukanlah sesuatu yang terhasilkan dari rantai sebab-akibat yang berasal dari
alam syahâdah semata, melainkan juga memiliki kaitan dengan alam ghaib.
Misalnya Allah yang menurunkan hujan, Malaikat yang membawa rezki,
datangnya bencana karena maksiat, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan
bagaimana dunia syahâdah tidak lepas dari aspek dunia ghaib.
3. Alam Gaib Menurut Islam
Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan
neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak.
Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.
َٰ
َّ ُ‫الرحْ َٰمن‬
ُ‫الر ِحيم‬ ِ ‫َللا الَّذِي َلُ ِإلهُ ِإ ََّلُ هوُ عا ِلمُۖ ا ْلغ ْي‬
َّ ُۖ‫بُ والشَّهاد ِةُ هو‬ َُّ
ُ‫هو‬
“Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib
dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.
ِ‫اوات‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ْب ال‬ َ ِ‫ي أ َ ْعلَم‬
َِ ‫غي‬ ِْ ِّ‫س َمآئه ِْم قَا َِل أَلَ ِْم أَق ِْل لَّك ِْم إن‬
ْ َ ‫س َمآئه ِْم فَلَ َّما أ َ ْنبَأَه ِْم بأ‬
ْ َ ‫قَا َِل يَا آدَمِ أَنبئْه ِْم بأ‬
َِ‫َِو ْاْل َ ْرضِ َِو أ َ ْعلَمِ َما تبْد ْونَِ َِو َما ك ْنت ِْم تَكْتم ْون‬
“Berkata Dia : Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-nama
itu semuanya! Maka tatkala telah diberitahukannya kepada mereka nama-nama
itu semua, berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan k e p a d a kamu,
bahwa sesungguhnya Aku lebih mengetahui rahasia semua langit dan bumi, dan
lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembuyikan.
(QS Al-Baqarah : 33)”.
Kita harus beriman kepada yang ghaib.

َِ ‫ذَلكَِ ا ْلكتَابِ ال َر ْي‬


َِ ‫ب فيهِ هدًى ل ْلمتَّق‬
٢ ‫ين‬
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa,(QS.2:2)

َِ ‫صال ِةَ َوم َّما َر َز ْقنَاه ِْم ي ْنفق‬


٣ ‫ون‬ َِ ‫ون با ْلغَ ْيبِ َويقيم‬
َّ ‫ون ال‬ َِ ‫ الَّذ‬.
َِ ‫ين ي ْؤمن‬
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka,(QS.2:3)”
Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara
ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-
Qur’an dan As-Sunnah).
Tidak ada perkara lain yang paling petama disebut Allah dalam Alquran
dari ciri orang bertakwa selain beriman kepada perkara gaib. Ini sekali lagi
menunjukkan pentingnya beriman kepada hal gaib. Inti ajaran Islam bertumpu
kepada keimanan akan hal yang gaib. Iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab,
rasul-rasul, hari akhir termasuk surga dan neraka, juga qadha dan qadar.
Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia
selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman
kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang
mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.
Dalam Islam, ada beberapa alam gaib yang bisa diimani. Alam gaib
menurut Islam diantaranya :
(1) Alam Ruh
Alam ruh adalah alam sebelum manusia memasuki alam kandungan. Di
alam ini, kita bahkan masih belum memiliki jasad. Baru ketika usia
kandungan memasuki 120 hari, malaikat dikirim Allah untuk meniupkan
ruh.
(2) Alam Barzah
Alam barzah ini adalah alam sebelum selanjutnya seorang manusia
memasuki alam akhirat. Ketika seorang manusia memasuki alam kubur,
sudah tidak ada lagi amalan yang diperhitungkan, selain amalan jariyah.
(3) Alam jin dan syaitan
Selain menciptakan manusia, Allah juga menciptakan jin sebagai
hamba Allah yang juga wajib beribadah kepada-Nya. Dalam surat Adz
Dzariyat ayat 56, Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan
manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Dari ayat tersebut
pula kita mengetahui bahwa jin bukanlah sekedar mitos atau sesuatu yang
diragukan keberadaannya. Jin memiliki akal dan kewajiban untuk
beribadah seperti manusia. Namun, berbeda dari manusia yang diciptakan
dari tanah, jin diciptakan Allah dari api. Jin juga memiliki kemampuan
terbang berubah wujud dan kemampuan lainnya termasuk mengganggu
manusia.
Jin merupakan makhluk Allah yang tingal di alam yang tidak terlihat
oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka
menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak maka
manusia bisa melihat mereka.
(4) Alam Malaikat
Malaikat juga merupakan salah satu makhluk gaib yang menjadi bagian
dari rukun iman setiap umat muslim. Malaikat diciptakan Allah dari cahaya
dan diberi ketaatan yang sangat sempurna kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Malaikat memiliki tugas yang berbeda-beda, seperti sebagai
pencatat amal baik dan buruk manusia, sebagai pembagi hujan, hingga ada
malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul
Allah.
Malaikat sebagai makhluk Allah yang ada dalam alam gaib ini memiliki
beberapa sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya
diantaranya : (1) Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1),
kecuali Jibril - yang merupakan malaikat yang paling besar memiliki 600
atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari), (2)Suka berkumpul di majelis-majelis
dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun bagi yang ada disitu dan
mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha, (3)Merupakan
tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas
perintah Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh Allah kepada mereka, (4)Tidak menikah, tidak makan,
dan tidak minum, (5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat
patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan dan (6)Menyukai
tempat-tempat yang bersih.

(5) Alam Akhirat


Alam Akhirat adalah alam gaib terakhir menurut Islam. Alam akhirat
ini dimulai sejak manusia dibangkitkan dari alam kubur untuk kemudian
mulai diperhitungkan amalannya. Alam akhirat ini dibahas secara lengkap
oleh Allah di al Quran.
Alam gaib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam gaib ada yang Allah
khususkan untuk diri-Nya sendiri dan tidak diberitakan kepada seorangpun dari
hamba-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya :
“Dan hanya disisi Allah lah kunci-kunci semua yang gaib. Tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang ada di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidaklah ada sesuatu yang basah ataupun yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). “ (Q.S. Al-An’an : 59)

4. Alam Gaib Menurut Sains


Ada yang menjelaskan alam gaib dengan kata undefinitely alias tidak
terdefinisikan. Gaib tidak berada pada dimensi atau ukuran-ukuran tertentu
yang diketahui manusia. Jadi, karena tidak terukur, maka apa dan siapa
yang gain itu juga tidak bisa dikategorikan, jika kita merujuk firman Allah
SWT (27:65 7 72:26), bahwa hanya Allah SWT saja yang mengetahui yang
ghaib.
Namun kini para ilmuan secara tidak menjelaskan secara langsung
keberadaan alam gaib, namun mereka lebih menjelaskan tentang
keberadaan ‘hantu’ yang merupakan salah satu mahluk gaib. Ada sederet
penelitian atau eksperimen ilmiah yang dapat menjelaskan berbagai
fenomena misterius, termasuk penampakan hantu. Ahli syaraf Kanada
Michael Persinger mempelajari keterkaitan efek medan elektromagnetik
dengan persepsi manusia terhadap hantu. Penelitiannya menghasilkan
hipotesis bahwa medan magnet yang berdenyut tidak kentara di bawah
kesadaran manusia dapat membuat orang merasa seolah-olah ada
"kehadiran" makhluk lain di dekatnya. Hal ini juga berkaitan dengan pola
aktivitas yang tidak wajar di lobus temporal otak.
Penelitian berbasis laboratorium Persinger menggunakan sebuah helm
yang dipasang di kepala para partisipannya. Ia menemukan beberapa pola
medan magnet lemah di atas kepala seseorang selama 15 sampai 30 menit.
Getaran frekuensi infrasonik turut menyebabkan ketidaknyamanan secara
fisiologis.
Otak manusia sangat rentan dengan adanya gelombang very low
frequency (VLF) ini. Ada beberapa bagian dari otak yang sel-sel syarafnya
tak terpengaruh oleh VLF, namun ada juga bagian yang terpengaruh.
Beberapa diantara bagian otak yang terpengaruh oleh VLF ini adalah
bagian-bagian otak yang mengatur sistim keseimbangan dan kesadaran.
Dengan terpengaruhnya sistim keseimbangan dan kesadaran pada otak
manusia itu, maka otak akan memerintahkan sel-sel tertentu kepada indera
lainnya, seperti mata yang dapat melihat benda yang tak ada namun
menjadi sepertinya ada.
Telinga yang berfungsi sebagai keseimbangan juga mulai terpengaruh
akibat informasi yang salah dari otak, lalu mulai merasakan pusing dan
juga terjadi efek pendengaran yang sebenarnya tidak ada, seperti
mendengar suara wanita, anak menangis dan suara terbahak-bahak.
Indera lainnya juga terbukti terpengaruhi oleh info dari otak yang salah
memberikan informasi akibat hantaman gelombang Frekuensi Sangat
Rendah atau Very Low Frequency (VLF) ini. Termasuk indera penciuman,
mencium wangi bunga yang sebenarnya tidak ada. Indera perasa seperti
kulit juga menyebabkan perasaan ”merinding” pada bulu tangan dan
tengkuk.
5. Fenomena Kesurupan dan Sleep Paralyze
DSM V (buku manual diagnosa gangguan jiwa) menyebutkan suatu
gangguan yang disebut gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif adalah
kondisi ketika kamu kehilangan kesadaran, penginderaan, dan kendali
tubuh. Artinya, gangguan disosiatif terjadi ketika kamu nggak bisa
mengendalikan pikiran dan perilaku. Gangguan disosiatif ada banyak:
kepribadian ganda, amnesia disosiatif, disosiatif fugue, dan lain-lain.
Nah, ada satu bagian yang khusus menjelaskan tentang kesurupan. Dalam
dunia psikologi, kesurupan disebut trance and possession disorder.
Kesurupan adalah perasaan trans yang dicirikan dengan munculnya
pengendali tubuh pengganti, seperti: arwah, dewa, setan, hewan, atau objek

tak bergerak.
Sleep paralyze atau ketindihan menurut sain merupakan kondisi yang
terjadi terjadi saat mekanisme otak dan tubuh menjadi tumpang tindih, tidak
berjalan selaras saat tidur sehingga menyebabkan kita tersentak bangun di
tengah siklus REM. Saat Anda terbangun sebelum siklus REM usai, otak
belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih
dikondisikan dalam setengah tidur setengah sadar. Maka dari itu, Anda akan
merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, tidak bisa berbicara, dan masih
dalam pikiran yang mengawang saat ‘ketindihan’.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, Abdur. (2019). Alam Ghaib Menurut Islam. [online]. Tersedia ://
http://menaraislam.com/aqidah-dan-ushuluddin/alam-ghaib-menurut-islam (13
April 2019)
Berdakwah. (2018). Ilmu Gaib Dalam Perspektif Islam. [online]. Tersedia ://
https://news.berdakwah.net/2018/05/ilmu-gaib-dalam-perspektif-islam.html (13
April 2019)
Dakwatuna. (2015). Mengintip Alam Gaib; Rahasia Malaikat, Jin, dan Setan Menurut
Alquran dan Sunnah. [online]. Tersedia ://
https://www.dakwatuna.com/2015/02/23/64407/mengintip-alam-gaib-rahasia-
malaikat-jin-dan-setan-menurut-alquran-dan-sunnah

Anda mungkin juga menyukai