Disusun oleh :
Santy Shafira S (1603793)
Najmia Fajri A (1604013)
Ilham Tri Utama (1605751)
Kelompok : 9
ABSTRAK.
1. Latar Belakang
Pada dasarnya alam yang ada meliputi 2 bagian, yaitu alam nyata atau alam
yang terlihat dan alam gaib atau alam yang tidak terlihat oleh mata. Pada dasarnya
indera penglihatan manusia memiliki keterbatasan, hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh
indera penglihatan manusia pada umumnya merupakan alam gaib. Sebagian dari umat
muslim seringkali dengan sengaja melakukan hal-hal yang bisa membuat dirinya
mampu untuk melihat dunia dari alam haib tersebut seperti datang ke dukun ataupun
paranormal. Ada kalanya mereka membuat dengan cara mengaitkannya dengan sesuatu
yang dilihat atau didengar, dengan kesialan atau keberhasilan nasib yang dialaminya
(tathayyur). Ada kalanya pula dengan meyakini ta’bir (takwil) mimpi yang diramal
oleh yang mereka anggap sebagai‘orang pintar’. Dalam islam sendiri alam gaib telah
dijelaskan keberadaannya dalam al-Quran, sehingga sudah seharusnya umat muslim
mempercayai keberadaan alam gaib.
Namun permasalahan yang terjadi saat ini adalah masih banyaknya orang yang
tidak percaya akan adanya alam gaib, terutama para ilmuan. Mereka yang menganggap
alam gaib itu tidak ada karena belum ditemukannya alat yang dapat membuktikan
secara nyata bahwa alam gaib itu ada.
Melihat peristiwa diatas, tidak seharusnya kita tidak mempercayai keberadaan
alam gaib karena alam gaib telah disampaikan didalam Al-Quran, dan sebagai umat
muslim kita seharusnya percaya dan mengimani akan keberadaannya.
Adapun dari permasalahan yang terjadi, kami mencoba untuk memberikan
solusi “Perspektif Sains dan Agama Tentang Alam Gaib”.
2. Temuan dan Pembahasan
1. Pengertian Alam
Dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan, kata ‘âlam’ sebagai segala sesuatu
yang ada selain Allah. ‘âlammerupakan jama’ yang tidak memiliki bentuk
mufrad. Al-’awâlim, berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi,
daratan, maupun lautan. Dan setiap angkatan dalam kurun zaman atau generasi
juga disebut sebagai ‘âlam. Menurut Ibn Katsir sendiri, kata ” ”عالمberasal dari
kata “( ”العالمةtanda), karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya
Pencipta serta keesaan-Nya.
Prof. Alparslan Acikgenc mengatakan bahwa terdapat dua jenis alam dalam
pandangan hidup Islam, yaitu alam syahadah (yang terlihat) dan alam ghaib
(tidak terlihat). Pembagian seperti ini sering diungkapkan dalam al-Qur’an,
untuk menegaskan eksistensi kedua alam ini. Diantaranya bisa dilihat di Qs.
Az-Zumar: 46, al-Mu’min: 92, al-Hasyr: 22, dan at-Taubah: 105.
2. Konsep Alam menurut Islam
Alam Syahadah (alam materi atau Tabi’i) adalah segala sesuatu yang
dapat dipersepsi oleh indera seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, dan benda
mati lainnya, serta keseluruhan langit dan bumi. Alam ini diketahui lewat
pengamatan dan penyelidikan manusia dengan menggunakan sarana akal dan
panca inderanya. Adapun alam jenis kedua adalah alam yang berada di luar
kemampuan panca indera untuk mempersepsikannya, seperti malaikat, jin,
setan, iblis, surga, neraka, dan lain-lain. Tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Allah Swt sendiri. Tidak ada perintah Allah untuk menyelidiki alam
ini secara langsung. Sebab keberadaannya hanya mutlak diketahui lewat
wahyu. Penolakan atasnya adalah bentuk pengingkaran yang berakibat pada
rubuhnya sistem iman dan agama Islam yang dianut seseorang.
Kedua alam ini meski berbeda, namun tidaklah terpisah. Keduanya
terhubung sangat erat satu dengan yang lain. Dengan kata lain, fenomena alam
bukanlah sesuatu yang terhasilkan dari rantai sebab-akibat yang berasal dari
alam syahâdah semata, melainkan juga memiliki kaitan dengan alam ghaib.
Misalnya Allah yang menurunkan hujan, Malaikat yang membawa rezki,
datangnya bencana karena maksiat, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan
bagaimana dunia syahâdah tidak lepas dari aspek dunia ghaib.
3. Alam Gaib Menurut Islam
Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan
neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak.
Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.
َٰ
َّ ُالرحْ َٰمن
ُالر ِحيم ِ َللا الَّذِي َلُ ِإلهُ ِإ ََّلُ هوُ عا ِلمُۖ ا ْلغ ْي
َّ ُۖبُ والشَّهاد ِةُ هو َُّ
ُهو
“Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib
dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.
ِاوات
َ س َم
َّ ْب ال َ ِي أ َ ْعلَم
َِ غي ِْ ِّس َمآئه ِْم قَا َِل أَلَ ِْم أَق ِْل لَّك ِْم إن
ْ َ س َمآئه ِْم فَلَ َّما أ َ ْنبَأَه ِْم بأ
ْ َ قَا َِل يَا آدَمِ أَنبئْه ِْم بأ
ََِِو ْاْل َ ْرضِ َِو أ َ ْعلَمِ َما تبْد ْونَِ َِو َما ك ْنت ِْم تَكْتم ْون
“Berkata Dia : Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-nama
itu semuanya! Maka tatkala telah diberitahukannya kepada mereka nama-nama
itu semua, berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan k e p a d a kamu,
bahwa sesungguhnya Aku lebih mengetahui rahasia semua langit dan bumi, dan
lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembuyikan.
(QS Al-Baqarah : 33)”.
Kita harus beriman kepada yang ghaib.
tak bergerak.
Sleep paralyze atau ketindihan menurut sain merupakan kondisi yang
terjadi terjadi saat mekanisme otak dan tubuh menjadi tumpang tindih, tidak
berjalan selaras saat tidur sehingga menyebabkan kita tersentak bangun di
tengah siklus REM. Saat Anda terbangun sebelum siklus REM usai, otak
belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih
dikondisikan dalam setengah tidur setengah sadar. Maka dari itu, Anda akan
merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, tidak bisa berbicara, dan masih
dalam pikiran yang mengawang saat ‘ketindihan’.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, Abdur. (2019). Alam Ghaib Menurut Islam. [online]. Tersedia ://
http://menaraislam.com/aqidah-dan-ushuluddin/alam-ghaib-menurut-islam (13
April 2019)
Berdakwah. (2018). Ilmu Gaib Dalam Perspektif Islam. [online]. Tersedia ://
https://news.berdakwah.net/2018/05/ilmu-gaib-dalam-perspektif-islam.html (13
April 2019)
Dakwatuna. (2015). Mengintip Alam Gaib; Rahasia Malaikat, Jin, dan Setan Menurut
Alquran dan Sunnah. [online]. Tersedia ://
https://www.dakwatuna.com/2015/02/23/64407/mengintip-alam-gaib-rahasia-
malaikat-jin-dan-setan-menurut-alquran-dan-sunnah