Anda di halaman 1dari 2

30

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit
Rajawali dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Rumah sakit Rajawali diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum swasta
tipe C dengan kapasitas 150 tempat tidur.
2. Pekerjaan kefarmasian di instalasi farmasi rumah sakit rajawali terdiri dari
managerial dan pelayanan farmasi klinik.
3. Fungsi managerial di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Rajawali (IFRS) terdiri
dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
4. Pengadaan perbekalan farmasi di IFRS Rajawali menggunakan metode
konsumsi. Selanjutnya perencanaan dilihat dari jumlah persediaan barang di
gudang yang dapat dilihat pada kartu stok.Penyimpanan sediaan farmasi
berdasarkan bentuk sediaan (tablet, sirup, injeksi, sediaan infus, alkes),
Alfabetis dan penggolongan obat (generik, paten, OKT, Narkotik, High
Alert & konsinyasi).Penyimpanan berdasarkan sistem FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expire First Out). Pendistribusian obat yang
diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Rajawali adalah sistem
distribusi kombinasi individual dan semi total floor stock.
5. Pelayanan farmasi klinik yang dilaksanakan meliputi pengkajian resep dan
pelayanan resep serta Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien.
Pengkajian resep dilakukan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap,
meliputi pengkajian administrasi, farmasetik dan klinik. Sedangkan PIO
dilakukan hanya untuk pasien rawat jalan, meliputi indikasi obat, cara pakai,
aturan pakai obat, efek samping obat.
30

4.2 Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, disarankan perlu adanya
penambahan jumlah apoteker sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja
dan peningkatan produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai