Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ARAH PENGEMBANGAN
TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH

A. Kondisi Ideal Tenaga Administrasi Sekolah


1. Jumlah Kebutuhan Tenaga Administrasi Sekolah
Sumber daya manusia (SDM) memeliki peran penting dalam kemajuan
sebuah organisasi, termasuk sekolah. Dilingkungan sekolah terdapat tenaga
administrasi yang membantu kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi.
Fakta di lapangan, Tenaga Administrasi Sekolah yang definitif setiap tahun
semakin berkurang, karena banyak yang memasuki masa pensiun sementara
kuota pengangkatan CPNS setiap tahunnya tidak pernah ada formasi. Hal ini
mengakibatkan banyak sekolah yang tidak memiliki Tenaga Administrasi
Sekolah definitive, sehingga untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Administrasi
Sekolah, sekolah mengambil langkah mengangkat tenaga honorer.
Jika kondisi ini dibiarkan, setiap tahun pengangkatan CPNS sangat sedikit,
sementara Tenaga Administrasi Sekolah PNS yang ada setiap tahunnya
berguguran masuk pensiun, maka akan sampai pada kondisi dimana seluruh
sekolah di Indonesia hanya memakai tenaga honorer, yang tentu saja tidak
memiliki kekuatan kapabilitas jika harus dihadapkan pada tugas-tugas
pemerintahan yang memerlukan pertanggungjawaban yang akuntabel, seperti
dalam mengelola keuangan negara.
Adanya perubahan kebijakan pemerintah untuk mencabut moratorium
dalam pengangkatan CPNS khususnya Tenaga Administrasi Sekolah. Jumlah
kuota pengangkatan CPNS khususnya Tenaga Administrasi Sekolah setiap
tahunnya ditambah, sehingga secara bertahap kebutuhan Tenaga Administrasi
Sekolah akan terpenuhi.

2. Kualifikasi Akademik Tenaga Administrasi Sekolah


Dalam upaya peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan khususnya
Tenaga Administrasi Sekolah, yang bisa mengimbangi pesatnya tuntutan
perkembangan penerapan TIK dalam implementasi administrasi
ketatausahaan, maka dibutuhkan Tenaga Administrasi Sekolah yang memiliki
kemampuan atau skill yang kompeten di bidangnya. Peningkatan syarat
kualifikasi akademik minimal S1, diharapkan sekolah akan memiliki Tenaga
Administrasi Sekolah yang siap menghadapi tuntutan tugas dan fungsinya di
era revolusi industri 4.0.
3. Kompetensi TAS
Berdasarkan Permenpan Nomor 38 Tahun 2019 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, Tenaga Administrasi Sekolah harus
memiliki 3 kompetensi, yaitu:
1) Kompetensi Manajerial.
2) Kompetensi Teknis.
3) Kompetensi Sosial Kultural.
Upaya untuk peningkatan kompetensi tersebut, hendaknya dilaksanakan
secara intensif serta konprehensif agar pelaksanaan tugas lebih optimal.
Seorang Kepala Tenaga Administrasi Sekolah sebagai bagian dari Tim
manajemen sekolah dalam melaksanakan program-program 8 SNP di sekolah,
mulai dari penyusunan RKJP, RKJM, RKT, RKAS, Profil Sekolah, Regulasi
Sekolah, hingga pada pembuatan proposal bantuan pembangunan fisik
maupun nonfisik sekolah. Tugas-tugas tersebut adalah bagian dari tugas dan
fungsi seorang Kepala Tenaga Administrasi Sekolah dalam menguasasi
kompetensi manajerial.
Selanjutnya dalam implementasi kompetensi teknis, kapasitas seorang
kepala Tenaga Administrasi Sekolah adalah sebagai koordinator, namun
kondisi di lapangan mayoritas Tenaga Administrasi Sekolah sangat kurang di
seluruh sekolah di Indonesia, maka Kepala Tenaga Administrasi Sekolah
sekaligus merangkap sebagai pelaksana sembilan aspek administrasi
ketatausahaan, meliputi: kepegawaian, keuangan, sarana prasarana,
kesiswaan, kurikulum, persuratan dan pengarsipan, hubungan sekolah dengan
masyarakat, layanan data dan informasi (dapodik), hingga jika diperlukan
merangkap sebagai petugas layanan khusus.
Dari aspek kepentingannya yang demikian kompleks, maka diperlukan
adanya pembekalan melalui pendidikan dan latihan secara komprehensif
terhadap TAS secara berkelanjutan dan berjenjang mulai dari TAS SD, SMP,
SMA, SMK, dan SLB.
B. Kendala yang dihadapi
Beberapa hal yang menjadi kendala selama ini adalah:
1) Kurangnya kuota pengangkatan CPNS TAS setiap tahunnya.
2) Rendahnya kualifikasi akademik TAS sehingga tidak dapat mengimbangi
tuntutan kualitas TAS yang dibutuhkan.
3) Penguasaan kompetensi TAS yang masih belum merata bahkan cenderung
rendah, menyebabkan tingkat profesionalismenya rendah juga.
4) Sosialisasi dan penanaman butir-butir luhur dari nilai-nilai yang terkandung
dalam empat kompetensi TAS dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008,
sangat kurang sentuhannya sampai ke TAS di lapangan. Pada hal dengan
pemahaman dan pengamalan butir-butir luhur tersebut akan melahirkan pribadi-
pribadi unggul yang memiliki karakter dan integritas guna membangun pribadi
TAS yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan pendidikan.

2
C. Arah Strategi Pemetaan Kompetensi Kepala Tenaga Administrasi
Sekolah
Strategi Pemetaan Kompetensi Kepala Tenaga Administrasi Sekolah
mencakup:
1. Kepala Subbag TU atau Jabatan Pengawas
a) Kompetensi Manajerial,
b) Kompetensi Sosial Kultural,
c) Kompetensi Teknis.
2. Pelaksana Urusan:
a) Kompetensi Manajerial,
b) Kompetensi Sosial Kultural,
c) Kompetensi Teknis.
untuk:
a) Pengadministrasian Kependidikan,
b) Pengadministrasian Kesiswaan,
c) Pengadministrasian Kurikulum,
d) Pengadministrasian PTK,
e) Pengadministrasian Keuangan atau Pengelola Bantuan Pendidikan,
f) Pengadministrasian Sarana dan Prasarana atau Pengelola Data
Sarana dan Prasarana Pembelajaran,
g) Pengadministrasian Humas atau Pengelola Data Layanan Informasi
dan Edukasi Publik, dan
h) Pengelola Database Pendidikan.
3. Layanan Khusus:
a) Kompetensi Manajerial,
b) Kompetensi Sosial Kultural,
c) Kompetensi Teknis.
untuk:
a) Petugas Keamanan,
b) Pengemudi,
c) Pramu Kebersihan,
d) Pramu Taman,
e) Pramu Kelas, dan
f) Pramu Bakti.

D. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah


Program pemetaan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah tidak
akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa dukungan dari
berbagai pihak-pihak terkait, mulai dari pemerintah, pemerintah daerah, dan
asosiasi profesi.
1. Pemerintah
Sebagai regulator, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berkepentingan menyusun dan menerbitkan regulasi tentang
pemetaan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah baik dalam bentuk
peraturan menteri, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis maupun
pedoman, sehingga dapat menjadi dasar hukum pemerintah
kabupaten/kota dan provinsi dalam melaksanakan pemetaan kompetensi
Tenaga Administrasi Sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat
dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan kompetensi
Tenaga Administrasi Sekolah adalah melalui kegiatan bimbingan teknis
dan pemberian beasiswa studi lanjut ke jenjang S1
2. Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
Pemerintah provinsi, kabupaten/kota memegang peran penting dalam
pemetaan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah.
a. Pemerintah provinsi yang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan memfasilitasi dan memberikan dorongan untuk
peningkatan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah jenjang SMA,
SMK dan SLB melalui kegiatan bimbingan teknis, pemberian beasiswa
studi lanjut ke jenjang S1 termasuk peningkatan jenjang karir Tenaga
Administrasi Sekolah melalui promosi
b. Pemerintah kabupaten/kota yang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan memfasilitasi dan memberikan dorongan untuk
peningkatan kompetensi TAS jenjang SD dan SMP melalui kegiatan
bimbingan teknis, pemberian beasiswa studi lanjut ke jenjang S1
termasuk peningkatan jenjang karir Tenaga Administrasi Sekolah
melalui promosi
3. Asosiasi Profesi
Asosiasi Kepala Tenaga Administrasi Sekolah (AKTAS) dapat berperan
menyampaikan informasi dan perkembangan administrasi sekolah akan
dengan mudah dan cepat tersampaikan ke semua anggota. Dengan
demikian administrasi sekolah akan dapat terkelola secara profesional
dalam menyelesaikan tugasnya dalam melayani warga sekolah dan
masyarakat (stakeholder).

4
6

Anda mungkin juga menyukai