Anda di halaman 1dari 2

NAMA : YUSRIL MUHAMMAD NUR

SEMESTER : DUA / 2
FAKULTAS : TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI : PENDIDIKAN BAHASA ARAB
KELAS : D
NIM : 1182030150
MATKUL : BAHASA INDONESIA
TUGAS : UAS

“ARTIKEL PENDIDIKAN KARAKTER”

Siswa yang berkarakter bukan dibentuk melalui suatu upaya yang tidak mudah dan cepat. Ini
memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk menghasilkan keputusan
moral yang harus dibarengi dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan
reflektif. Diperlukan waktu untuk membuat hal itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak
atau tabiat seseorang.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya untuk menjadi salah satu
jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar, dan
dirasakan saat ini, Dimana banyak muncul persoalan yang bersumber dari gagalnya
pendidikan dalam menyuntikkan nilai - nilai moral kepada peserta didik. Ini merupakan
tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun menciptakan insan
yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yaitu kecerdasan yang
berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah.
Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan.
Dimulai dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan Ditegakkan secara disiplin.
Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai nilai yang berkembang dengan baik di
sekolah, Dapat diwujudkan melalui contoh dan seruan nyata yang dipelihatkan oleh tenaga
pendidik di sekolah dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua kepentingan
dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat
luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali
kemitraan mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat.
Guru merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter terhadap peserta didik,
sebagaimana pernyataan Hadari Nawawi, “Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau
memberrikan pelajaran di sekolah/kelas.”(1989:123) Pembentukan dan pendidikan karakter
tidak akan berhasil selama antara lingkunagan dan pendidikan tdak bersinambungan dengan
keluarga. Yaitu sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama yang
kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat
proses pembentukan tersebut.
Di samping itu, tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan
masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Karena masyarakat
merupkaan salah satu tempat terjadinya pendidikan, seperti pada pernyataan Ahmad Tafsir,

Tempat pendidikan itu ada tiga. Pertama di sekolah, ini sudah jelas. Kedua, di rumah, ini
pendidikan yang dilakukan di rumah murid. Ketiga, di masyarakat.(2012:110)

Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan


penanaman nilai - nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab,
situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara
pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas
pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata mempelajari pengetahuan saja,
tetapi juga melaksanakan penanaman moral, nilai - nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang
luhur. Dan karakter yang harus dimiliki siswa diantaranya yaitu kerja sama, disiplin, taat, dan
tanggung jawab. Dan yang terpenting adalah praktekkan dan lakukan dengan disiplin di
setiap elemen sekolah.

Anda mungkin juga menyukai