Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

“ Latihan Nafas Batuk Efektif, Nafas Dalam dan


Latihan Ambulasi (Bergerak) ”

Dosen Pembimbing
Ns. Febriyanti, S.Kep, M.Kep
Kelompok V
1. Goval
2. Indah Putri Ramadhani
3. Lara Nur Safitri
4. Mela Roska
5. Merisa Rahma Putri
6. Nur Anisa Rahmi
7. Rizka Ayu Dya

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
TA. 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II) yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,
untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.

Padang, 21 Mei 2019


Daftar Isi
Cover.................................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................

Bab I Pendahuluan .........................................................................

a. Latar Belakang ..................................................................................


b. Rumusan Masalah ............................................................................
c. Tujuan................................................................................................

Bab II Pembahasan .........................................................................

A. Pendidikan Kesehatan Praoperasi ..................................................


B. Latihan Nafas Dalam ........................................................................
C. Latihan Batuk Efektif .......................................................................
D. Latihan Membalikkan Badan ...........................................................
E. Latihan Ekstremitas .........................................................................

Bab III Penutup ................................................................................

A. Kesimpulan ......................................................................................

Daftar Pustaka ................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit adalah layanan pengobatan
melalui operasi. Operasi merupakan tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan
kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun
psikolgisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan identitas diri (Stuart & Sundeen, 1998).

Sampai saat ini sebagian besar orang beranggapan bahwa operasi merupakan
pengalaman yang menakutkan. Reaksi cemas ini akan berlanjut bila klien tidak pernah atau
kurang mendapat informasi yang berhubungan dengan penyakit dan tindakan yang di lakukan
terhadap dirinya. Setiap orang pernah mengalami periode cemas, apalagi pasien yang akan
menjalani operasi. Kecemasan merupakan gejala klinis yang terlihat pada pasien dengan
penatalaksanaan medis. Bila kecemasan pada pasien pre operasi tidak segera diatasi maka
dapat mengganggu proses pemyembuhan, untuk itu pasien yang akan menjalani operasi harus
diberi pendidikan kesehatan untuk menurunkan atau mengurangi gejala kecemasan (Carbonel,
2002).
Untuk itu pasien yang akan menjalani operasi perlu di berikan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan
dengan adanya pesan tersebut masyarakat, keluarga atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Notoatmojo, 2003).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pendidikan Kesehatan Praoperasi?
2. Bagaimana Latihan Nafas Dalam?
3. Bagaimana Latihan Batuk Efektif?
4. Bagaimana Latihan Membalikkan Badan?
5. Bagaimana Latihan Ektremitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pendidikan Kesehatan Praoperasi.
2. Untuk mengetahui Latihan Nafas Dalam.
3. Untuk mengetahui Latihan Batuk Efektif.
4. Untuk mengetahui Latihan Membalikkan Badan.
5. Untuk mengetahui Latihan Ekstremitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kesehatan Praoperasi


Edukasi praoperasi sangat penting untuk mencapai hasil pembedahan yang
positif. Banyak penelitian yang mendukung edukasi praoperatif dapat mengurangi kejadian
komplikasi pasca operasi dan lama rawat inap. Kebutuhan edukasi, tingkat kecemasan, dan
ketakutan terhadap pembedahan dikaji secara individu sehingga rencana edukasi yang cocok
dengan klien dapat disusun.
Waktu edukasi praoperasi disesuaikan dengan kondisi klien. Idealnya,
tersedia waktu yang cukup untuk memberikan intruksi kepada klien dan kesempatan
bertanya. Jika eduasi yng diberikan terlalu jauh dengan waktu operasi, klien akan lupa
dengan bagian penting dari edukasi tersebut. Di sisi lain, edukasi yang diberikan pada waktu
yang terlalu dekat dengan jadwal operasi akan membuat klien terlalu cemas untuk
mendalami apa yang diajarkan.
Peran klien saat periode perawatan pascaoperasi harus diajarkan sebelum
operasi. Perawat memberikan intruksi bagaimana melakukan (1) nafas dalam, (2) batuk, (3)
membalikkan badan, (4) memindahkan badan. (Joyce M. Black, 2014)

B. Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri
setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu
beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur.
Selain ini teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah
setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif
dan benar maka pasien dapat segera mempraktikkan hal ini segera setelah operasi
sesuai dengan kondisi dan kebitihan pasien.

Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut
ditekuk dan perut tidk boleh tegang.
b) Letakkan tangan diatas perut.
c) Hirup udara sebanyak – banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi
mulut tertutup rapat.
d) Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan – lahan, udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
e) Lakukan hal ini berulang kali (15x)
f) Lakukan latihan dua kali sehari praoperatif. (Nixson Manurung, 2018)

C. Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang
mengalami operasi dengan anastesi general. Karena pasien akan mengalami
pemasangan alat bantu nafas selama dalam keadaan teranstesi. Sehingga ketika sadar
pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak
lendir kental ditenggorokan. latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien
setelah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :
a) Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari – jari tangan dan
letakkan di atas incisi sebagai bebat ketika batuk.
b) Kemudia pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
c) Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi
luka pada tenggorokan.
d) Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
e) Ulangi sesuai kebutuhan.
f) Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan
menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan
daerah operasi dengan hati – hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh
saat batuk. (Nixson Manurung, 2018)

D. Latihan Gerak Sendi


Latihan gerak sendi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien sehingga setelah
operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk
mempercepat proses penyembuhan.
Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang
pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh
karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan
seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka
pasien akan lenih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien lebih cepat
kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran
pernafasan dan terhindar dari kontaktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya
adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah statis vrna dan menunjang fungsi pernafasan
optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion
(ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini awalnya dilakukan secara pasif namun
kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta
melakukan secara mandiri.
(Nixson Manurung, 2018)
E. Latihan Membalikkan Badan
Klien pascaoperasi juga perlu berlatih cara membalikkan badan dengan berpegangan
pada tepi ranjang. Membalik – balikkan badan membantu mencegah stasis vena,
tromboflebitis, pembentukan ulkus dekubitus, dan komplikasi respiratorik. Klien
harus diberi tahu untuk membolak – balikkan setiap 1-2 jam selama periode
pascaoperasi. (Joyce M. Black, 2014)

F. Latihan Ekstremitas
Latihan ekstremitas membantu mencegah masalah sirkulasi, seperti tromboflebitis,
dengan memfasilitasi kembalinya aliran darah melalui vena ke jantung. Klien
diajarkan untuk memfleksikan dan mengekstensikan setiap sendi, terutama sendi
panggul, lutut, dan pergelangan kaki sambil berbaring telentang. Punggung bagian
bawah ditegakkan sementara tungkai bawah ditelentangkan dan diluruskan. Kaki
diputarkan sambil dalam posisi duduk atau berbaring. Klien harus didorong untuk
melakukan latihan ini sebelum operasi agar terbiasa melakukannya dengan tepat
setelah operasi. (Joyce M. Black, 2014)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Edukasi praoperasi sangat penting untuk mencapai hasil pembedahan yang
positif. Banyak penelitian yang mendukung edukasi praoperatif dapat mengurangi kejadian
komplikasi pasca operasi dan lama rawat inap. Kebutuhan edukasi, tingkat kecemasan, dan
ketakutan terhadap pembedahan dikaji secara individu sehingga rencana edukasi yang cocok
dengan klien dapat disusun.
DAFTAR PUSTAKA
Black, M. Joyce&Hawks J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Buku 1.
Elsevier : Singapore
Manurung, Nixson. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
Nanda Nic Noc Jilid 3. TIM : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai