BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebagai suatu institut atau lembaga pendidikan yang
dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan siswa melainkan suatu sistem
yang kompleks dan dinamis. Selain itu juga sekolah merupakan suatu wadah untuk
menciptakan sosok manusia yang berpendidikan sesuai dengan visi, misi dan target
yang direncanakan.
melalui pengembangan visi, misi dan tujuan yang jelas. Bisa saja sekolah yang
memiliki guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, siswa yang
berkualitas. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak adanya visi, misi dan tujuan
yang jelas, disamping kurangnya koordinasi tim kerja dengan pihak manajemen
sekolah.
penyelenggaraan pendidikan.[1]
Melihat peran tenaga pendidik dan kependidikan begitu penting maka perlu
memperoleh sejumlah orang yang bermutu pada tempat dan waktu yang tepat
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku sehingga orang dan sekolah dapat
tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan
metode dan dukungan masyarakat, akan tetapi apabila orang-orang yang ada di
dalamnya kurang berkompeten terhadap setiap tugas yang diembannya, maka akan
matang sehingga sering kali terjadi kegagalan dalam pencapain tujuan sekolah
harus dikerjakan sendiri. Hal tersebut biasanya terjadi karena kurangnya tenaga
permasalahan tidak berhenti sampai di sini saja, mengingat peran tenaga pendidik
jarang ditemukan guru yang kurang memiliki gairah kerja dalam melakukan
tugasnya, yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang dicapai. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kurangnya motivasi guru
maksimal.
mencapai prestasi tertentu sesuai apa yang dikehendakinya.[3] Adapun faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja salah satunya adalah moral kerja. Moral kerja adalah
kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau kelompok orang
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.[4] Maka dalam hal ini peran kepala
sekolah dan lembaga sangat penting guna menciptakan suasana yang nyaman dan
membangkitkan semangat saat bekerja, atau dengan kata lain bagaimana kepala
motivasi terdiri dari dua dimensi, yaitu (1) dimensi dorongan internal, dan (2)
dimensi dorongan ekternal. Motivasi internal adalah motivasi yang datang dari
dalam diri seseorang dan tidak memerlukan rangsangan dari luar. Sedangkan
motivasi ekternal adalah motivasi yang berasal dari lingkungan dan timbul karena
sekolah dalam perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan bahwa perlu ada
(Studi Kasus pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) BIAS Giwangan)”.
. Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi kerja tenaga pendidik dan
. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis dan mengetahui strategi dan proses perekrutan tenaga pendidik
motivasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta.
. Batasan Masalah
Agar pembahasan yang akan dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka
strategi perekrutan dan motivasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan yang
Fokus Penelitian
DAN MOTIVASI KERJA TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN (Studi Kasus pada
Manfaat Penelitian
Bagi Penulis
Yogyakarta, khususnya dalam strategi rekrutmen dan motivasi kerja tenaga pendidik
dan kependidikan agar dapat bekerja lebih baik, efektif dan efisien sehingga menjadi
Bagi Lembaga
dan kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang
perekrutan dan motivasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan yang baik, ataupun
BAB II KAJIAN
TEORI
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang
perguruan tinggi.
sendiri.[6]
Sedangkan pada Bab XI pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan mengenai
memadai.
[7]
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan sehat rohani, serta
yang dimaksud ialah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian
yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sesuai
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : kompetensi pedagogik,
dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi
pendidikan.”[9]
sebagai pendidik. Secara yuridis guru di sekolah dasar merupakan guru kelas.
Selain guru kelas, di sekolah dasar juga terdapat guru mata pelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Dalam kondisi normal, jumlah pegawai di sekolah dasar
konvesional terdiri atas yaitu enam guru, dua orang guru mata pelajaran
(Pendidikan Agama dan Jasmani dan Kesehatan), satu orang Kepala Sekolah, dan
satu orang pesuruh), walaupun akhir-akhir ini telah bermunculan sekolah dasar
sedangkan guru adalah orang yang mengajari orang lain baik di sekolah atau
maksudnya yaitu bahwa tenaga pendidik atau guru adalah orang yang bekerja
untuk menyampaikan suatu ilmu kepada orang lain baik itu ilmu pengetahuan
dan melakukan upaya untuk mendidik secara formal ataupun nonformal. Para
pendidik dikenal dengan sebutan guru atau ustadz/ah pada sekolah agama.
didik dengan istilah lain, yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing,
yaitu:
Oleh karena itu masyarakat kita masih sangat memerlukan sosok guru
yang dapat menjadi panutan dan teladan yang baik khususnya bagi anak-anak
mereka sebagai peserta didik juga bagi orang tua dan masyarakat sekitar pada
a. Kompetensi Guru
Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik,
pemangku kepentingan.[16]
belajar-mengajar;
dengan bersemangat;
4) Model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa agar
b. Guru Profesional
Dengan pola rekrutmen dan pembinaan karir guru yang baik, akan
Behind the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika guru
telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas maka kualitas
berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia dapat tampil sebagai
dalam kelas, seorang guru juga dapat tampil sebagai sosok yang mampu
membuat siswa berfikir berbeda dengan memberikan berbagai pertanyaan
yang jawabannya tidak sekedar terkait dengan ya-tidak. Seorang guru di kelas
instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi siswa. Bahkan, proses
c. Guru Efektif
tuntutan jabatan, pekerjaan, ataupun profesi. Hal penting yang menjadi aspek
bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Menjadi
sangat lekat dengan integritas dan kepribadian, bahkan identik dengan citra
yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga bangsa.
Jika seorang guru tidak memiliki integritas keilmuwan dan personalitas yang
mumpuni maka bangsa ini tidak akan memiliki masa depan yang baik.[21]
efektif;
lukisan yang akan dipelajari oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan
tersebut tergantung pada contoh yang diberikan sang guru sebagai sosok yang
etika kerja, merdeka (bebas dari tekanan pihak luar), produktif, efektif, efisien
dan inovatif serta melakukan pelayanan prima berdasarkan pada kaidah ilmu
Selain itu, guru profesional dituntut untut untuk memiliki tiga kemampuan.
Kedua, kemampuan afektif, berarti guru memiliki akhlak yang luhur, terjaga
perilakunya sehingga ia akan mampu manjadi model yang bisa diteladani oleh
1) Memiliki kemampuan yang terikat dengan iklim belajar di kelas, yang dapat
kegiatan pembelajaran;
meliputi:
pembelajaran;
memuaskan;
metode pengajaran;
1. Rekrutmen
Agar tenaga kerja yang akan diterima bekerja itu sesuai dengan keinginan
organisasi, harus ditentukan standar tenaga kerja yang akan dibutuhkan. Standar
tersebut merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja
meliputi:
a. Desain pekerjaan
yang diperlukan.
Salah satu bagian penting dari proses rekrutmen adalah pengembangan suatu
pernyataan tertulis mengenai isi dan lokasi dari setiap pekerjaan. Ini disebut
a. Sumber Perekrutan
berbagai sumber. Prioritas utama dititik beratkan pada orientasi manejemen tenaga
mendapat pertimbangan Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, ini tidak menjamin
Yang jelas, masa depan sekolah salah satunya bergantung pada kelihaian
kependidikan yang cakap, sesuai dengan motif orientasi sekolah. Secara garis besar
penentuan sumber tenaga pendidik dan kependidikan dapat dilakukan dengan dua
sumber, yaitu perekrutan dari internal dan perekrutan dari eksternal sekolah.
Sumber internal adalah pegawai yang akan mengisi lowongan kerja yang
lowongan diambil dan dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan
horizontal.[29]
untuk posisi yang kosong tersebut. Informasi tersebut akan menyebar dari pegawai
yang satu kepada pegawai yang lain atau bisa juga terjadi mutasi beberapa pegawai
dari suatu posisi yang kosong tersebut melalui rapat internal lambaga.
3. Sekolah/perguruan tinggi;
6. Internet;
8. Asosiasi-asosiasi.[30]
a. Metode Perekrutan
1) Metode Tertutup
2) Metode Terbuka
dengan memasang iklan pada media massa, cetak maupun elektronik. Agar
menjaring pelamar yang lebih banyak dan berasal dari beragam latar belakang
yang berbeda baik latar belakang pendidikan, asal muasal sampai latar belakang
3. Seleksi Pelamar
guru. Ada lima teknik dalam hal ini yaitu wawancara, pemeriksaan badan, biografis,
3. Pemeriksaan refrensi;
4. Wawancara pendahuluan;
5. Tes penerimaan;
6. Tes psikologi;
7. Tes kesehatan;
percobaan maksimum tiga bulan. Jika dalam masa percobaan calon karyawan
administratur untuk mencapai suatu tujuan, baik itu pribadi ataupun untuk
kegiatan khusus[38].
guru yang betul-betul potensial untuk menjadi guru kelas, guru mata pelajaran atau
guru lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan guru di sekolah dasar yang
bersangkutan.”[39]
mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.” [40] Agar rekrutmen
menghasilkan calon-calon yang qualified maka tahap selanjutnya perlu diadakan
seleksi. Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan
selektif dengan jalan permohonan kepada kelompok khusus. Dalam kondisi tertentu
suatu fungsi yang positif untuk mencari, menentukan, dan menarik para pencari
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kerja
seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi kerja seseorang tergantung pada
seberapa besar motivasi tersebut dipengaruhi oleh dimensi internal dan dimensi
eksternal. Dan adanya perbedaan motivasi kerja seorang tenaga pendidik dan
mencapai prestasi tertentu sesuai apa yang dikehendakinya. Istilah motivasi paling
tidak memuat tiga unsur esensial. Pertama, faktor pendorong atau pembangkit
motif, baik internal maupun eksternal. Kedua, tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
strategi yeng diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
tersebut.”[42]
Oleh karena itu, motivasi merupakan hal yang sangat penting demi
2. Teori-teori Motivasi
a. Teori Patton
sangat kompleks. Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda dan banyak
jenisnya. Motivasi menurut Patton dipengaruhi oleh dua hal, yaitu individu itu
sendiri dan situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain ada dua faktor yang
ekternal. Lebih lanjut lagi Patton berpendapat bahwa ada seperangkat motivator
2. Posisi;
3. Kepemimpinan;
4. Persaingan;
5. Ketakutan; dan
6. Uang.[43]
bahwa kebutuhan itu tersusun sebagai hierarki yang terdiri atas lima tingkatan
tersebut adalah:
Akan tetapi, faktor siswa tidak kalah pentingnya, demikian juga lingkungan
c. Situasi kerja.
Gaya kepemimpinan
dan tak acuh dalam bekerja. Manusia tipe Y menurut McGegor atau manusia
e. Tepat waktu.
Sikap Individu
Ada individu yang statis dan ada pula yang dinamis. Demikian juga ada
individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang bermotivasi kerja
rendah. Situasi dan kondisi di luar diri individu memberi pengaruh terhadap
motivasi. Akan tetapi yang paling membentuk adalah individu itu sendiri.
d. Lemah fisik.[45]
Situasi Kerja
dengan baik jika faktor pendukungnya terpenuhi begitu juga sebaliknya. Ketiga
faktor di atas tidak dapat dipisahkan. Gaya kepemimpinan, sikap individu, dan
di kutib oleh Susilo Martoyo adalah: atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan
dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan
tantangan.[47]
yang dikuti oleh Faustion, ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
sesorang, yaitu:
(needs).
pembayaran atau gaji (pay), dan pekerjaan itu sendiri (job it self).[48]
Nilai-Nilai Kerja
nilai luhur budaya bangsa. Gejolak yang timbul akibat dari perubahan pola
pikir tersebut tidak hanya membawa konsekuensi pada perubahan fisik, tetapi juga
Indonesia menjadi cukup sentral dan strategis. Menurut Farisi, dkk (1998), dalam
setiap transformasi kultural, ada dua peran yang harus ditunaikan oleh
peran pengubahan proses budaya (cultural change). Kedua peran strategis ini
menuntut setiap guru secara kreatif, inovatif, dan mandiri, serta bertanggung
jawab agar proses transformasi nilai kultural ini tetap berlandaskan pada nilai-
setiap upaya kemandirian dan identitas jatidiri budaya dan bangsa. Di sisi
wawasan dan substansi budaya bagi setiap upaya untuk menjadi bangsa yang
maju. Kedua peran sentral ini sangat bergantung pada orientasi nilai yang
dimiliki dan diyakini oleh setiap guru dalam menjalankan tugas budayanya
sistematis dan konsisten atas dasar orientasi nilai yang dimiliki dan diyakini. [51]
Menurut Harefa (2007), dalam dunia kerja setidaknya terdapat empat
seorang individu, yakni nilai ekonomis, nilai personal, nilai sosial, serta nilai
moral-spiritual.[52]
a. Nilai Ekonomi
dan uang tersebut bisa digunakan untuk memenuhi segala sesuatu yang
diberikan, tidak boleh mengharapkan imbal jasa berupa apapun (sepi ing pamrih),
bahkan adalah suatu kewajiban bagi dirinya untuk dapat menghidupi diri
sepi ing pamrih, yang juga bisa diartikan tidak materialistik sebagai seorang
guru karena di Indonesia terdapat jargon “Guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa”.
b. Nilai Personal
oleh Harefa (2007) adalah Nilai Personal. Maksud dari nilai personal dari
kerja disini adalah karena dengan aktivitas yang direncanakan itu manusia
bakat yang dititipkan Tuhan kepada manusia untuk dikembangkan, serta individu
dan bertindak rasional. Dengan menyadari hal ini maka setidaknya manusia
melihat dirinya sebagai physical being yang bekerja untuk hidup, dan sekaligus
rational being yang mampu berpikir untuk tidak asal kerja, tidak kerja asal-asalan,
Nilai sosial dari kerja dapat diartikan bahwa dengan bekerja manusia
sebagai social- emotional being. Manusia adalah makhluk sosial yang hanya
suatu hubungan saling bergantung dengan orang lain. Bukan berarti manusia
d. Nilai moral-spiritual
manusia (diri sendiri dan sesama), dan alam diberikan Tuhan untuk dikelola
dari kerja, dimana kerja dipahami sebagai bagian dari ibadah, sebab kita ini
Sinamo (2005) memasukkan nilai kerja adalah ibadah menjadi salah satu
“Kerja memang ibadah, atau bisa juga, sebentuk ibadah. Kita beribadah
pura, dan vihara. Kedua, di tempat kerja. Bentuk ibadah pertama adalah
ritual rutin sedangkan bentuk ibadah kedua adalah olah kerja yang
dasar pemahaman sikap dan motivasi individu, dan karena hal tersebut
merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur dan tidak akan dapat
kacau.
untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem yang
kurang padu dapt menurunkan produktifitas organisasi. Atas dasar itu, manusia
dihasilkan dari pengikut yang baik. Manusia pengikut di sini tidak dapat di
persepsikan sebagai robot, melainkan mereka adalah manusia biasa yang memiliki
yang memmpengaruhi motivasi kerja manusia dalam bekerja. Salah satu faktor
bawahan.[60]
D. Penelitian Relevan
Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor”.
menggunakan teknik wawancara dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah
tenaga dan kependidikan yang berjumlah 33 orang dan semuanya dijadikan sampel.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari
aspek penelitian strategi rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan pada SDIT
Darul Muttaqien Parung Bogor sebesar 73,265% dan berkategori cukup baik.[61]
Arif Nur Fauzi (2011) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Rekrutmen
menggunakan kerangka berfikir induktif yaitu pola pikir yang berangkat dari
menentukan prioritas sasaran, dimana memilih calon-calon kader yang sesuai yaitu
kader yang cerdas. Baru setelah itu merumuskan strategi dasar (grand strategy).
selesai diakhiri dengan pembai’atan dan evaluasi kerja. Untuk mengetahui hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
[63] Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif
ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang jelas serta lengkap yang
. Tempat Penelitian
Agar kegiatan penelitian dapat berjalan lancar dan terarah, maka peneliti
membuat rencana penelitian yang dijabarkan dalam rencana atau jadwal penelitian
yang sebagai berikut:
4. 22 – 30 Pengolahan
SeptembeI2014 Data
. Instrumen Penelitian
sendiri atau anggota tim peneliti atau sering disebut human instrument yang
bagian SDM sebagai sampel dalam penelitian ini karena peneliti menganggap
bahwa bagian SDM adalah orang yang paling dipercaya untuk memberikan
Yang dimaksud kata-kata dan tindakan disini yaitu kata-kata dan tindakan
(primer). Sedangkan sumber data lainnya bisa berupa sumber tertulis (sekunder),
1. Data primer
2. Data sekunder
dokumen atau arsip didapatkan dari berbagai sumber, foto pendukung yang
sudah ada, maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data yang terkait dalam
penelitian ini.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama adalah Kepala
Departemen SDM BIAS Yogyakarta dan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDIT
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi stustadz/ah data yang ditetapkan. Oleh karena itu agar hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang akurat dan dapat
1. Interview / Wawancara
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
keyakinan pribadi.
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya
data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur
2. Observasi
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis
dan ingatan.
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
3. Triangulasi
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
yang sama secara serempak. Tringulasi sumber berarti, untuk mendapatkan dari
Penulis menganalisis data dengan analisis data model Miles and Huberman
(1984) selama berada di lapangan. Telah dipahami bersama dalam analisis data
tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivits dalam analisis data meliputi reduksi
data, penyajian data, dan verification atau sering dikenal dengan penarikan
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu segera dibutuhkan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. [68] Dengan begitu, maka data yang nantinya akan
dipaparkan dalam penelitian ini akan lebih jelas dan mudah dipahami karena
2. Penyajian Data
data. Dalam penelitian ini penyajian data akan disajikan dengan uraian teks yang
bersifat naratif. Tujuan dalam pendisplayan data ini adalah agar hasil penelitian ini
3. Verification
kesimpulan dan verifikasi. Dengan langkah ini maka diharapkan dapat menjawab
rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga menjadi suatu masalah yang
sudah jelas dan mungkin dapat menemukan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.
G. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kredibilitas yang tinggi
sesuai dengan fakta di lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan
melalui teknik member chek oleh responden setelah peneliti menuliskan hasil
wawancara ke dalam tabulasi data. Member chek adalah proses pengecekan data
oleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member chek adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
[1] Suparlan. Guru sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2006), cet. 1, halaman
72-73.
[2] Panduan Diklat, Manajeman Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidikan
Kependidikan Sekolah, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008), halaman 8. Skripsi Putri
Amalia,
<http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2529/1/PUTRI%20AMALIA-
FITK.pdf >, (diakses 20 Agustus 2014)