Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN EVIDANCE

BASED PRACTICE
NAMA MAHASISWA : ANDI AGUSTINA
NIM : 5018031009

Topik EBP
Pengaruh Albumin Terhadap Penyembuhan Luka
Post Vesikolithotomy
Ruangan : Dahlia RSDP
Kasus ke :2
EVIDANCE BASED PRACTICE

PENGARUH ALBUMIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST


VESIKOLITHOTOMY

I. PENDAHULUAN
Vesikolithiasis merupakan batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat
defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat
meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang
secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin. Salah satu tindakan
medis pada kasus vesikolithiasis adalah dilakukan vesikolithotomy.
Vesikolithotomy adalah alternatif pembedahan untuk membuka dan mengambil
batu yang ada di kandung kemih, sehingga pasien tersebut tidak mengalami
ganguan pada aliran perkemihannya. Karena dengan adanya diskontinuitas
jaringan pada proses pembedahan, maka perlu dilakukan perawatan luka.
Perawatan luka dilakukan dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui
luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Albumin merupakan protein terbanyak dalam darah yang diperlukan untuk


penyembuhan luka dan apabila kekurangan protein dapat menghambat
penyembuhanluka. Fungsi albuminantara lain memelihara tekanan onkotik,
mengusung hormon tiroid, asam lemak,bilirubin, obat-obatan dan sebagai protein
radang fase akut negatif, sebagai respon kekebalan tubuh terhadapinfeksi,
sehingga albumin berperananpenting dalam proses penyembuhanluka. Kadar
albumin yang rendahmemperlambat respon kekebalan tubuh dalam menghadapi
infeksi sehinggaproses penyembuhan luka menjaditerlambat. Oleh karena itu,
nutrisi yangtidak adekuat akan memperlambat proses penyembuhan luka operasi.
Selain itu, peningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya luka diperlukan
untuk proses inflamasi, imunitas, dan perkembangan jaringan granulasi. Selama
inflamasi, cytokine akan meningkat, terutama interleukin-6 yang bertanggung
jawab dalam produksi protein fase akut. Cytokine yang meningkat ini
mengakibatkan albumin ditarik dari intravaskular dan bersirkulasi di hepar
sampai proses inflamasi selesai. Kira-kira 40% albumin dapat dijumpai dalam
plasma dan 60% lainnya dijumpai dalam ruang ekstraseluler. Kadar normal
albumin dalam darah sekitar 3,5 – 5,5 g/dL. Kadar albumin meningkat pada
keadaan dehidrasi, pemberian kortikosteroid, insulin, hormon Tiroid, dll.
Sedangkan kadar albumin menurun pada kondisi asites, luka bakar,
glomerulonefritis, penyakit hepar seperti hepatitis atau sirosis, malnutrisi, dan
sindrom malabsorbsi seperti Chron disease, Whipple disease, dll.

Pada pasien post operasi besarkemungkinan bisa mengalami penurunan kadar


albumin dalam darahnya. Halini disebabkan karena albumin bisa ikutlarut pada
saat proses pembedahan atausaat dalam proses penyembuhan luka.Hal tersebut
dikarenakan albumin yangsebelumnya diproduksi dalam reticulum endoplasma
hati dalam pendistribusiannya secara extravasculer dalamjaringan kulit dan otot
yang banyakterbuang karena akibat dari pembedahan.Pasien post operasi dengan
hipoalbumin bila tidak segera mendapatkanpenanganan yang baik akan
menimbulkan berbagai masalah. Luka operasiyang tidak sembuh sembuh dan
bisamenimbulkan infeksi. Hari rawat inapyang semakin lama juga akan
menambah berbagai masalah. Selain infeksinosokomial yang mungkin bisa
terjadi,dari segi biaya yang harus di tanggungpasien juga akan bertambah. Selain
itu dari segi psikis, pasien dengan lukaoperasi yang tidak sembuh-sembuh akan
membuat pasien dan keluarga menjadi panik dan khawatir, yang selanjutnya juga
akan meimbulkan berbagai masalah.

II. ANALISIS JURNAL


A. Analisis Jurnal I

Desain penelitian yang digunakanadalah desain penelitian pre


eksperimendengan pendekatan one group pra-testpost test desain. Populasi
adalah semuapasien post operasi dengan hipoalbumin di Ruang Graha Hita
RSUD dr.Iskak Tulungagung. Teknik samplingyang digunakan dalam
penelitian iniadalah tehnik purposive sampling. Sampelnya pasien post operasi
denganhipoalbumin di Ruang Graha HitaRSUD dr. Iskak Tulungagung
sebanyak20 responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
seluruhdari responden yang kadar albuminsebelum diberikan
(albumin)ikankutukkurang(<3,5g/dl), sesudahdiberikan(albumin) ikan kutuk
kadaralbuminnya normal (3,5-5g/dl) sebanyak 17 responden (85%).
B. Analisis Jurnal II
Penelitian ini dilakukan di Intensive Care Unit(ICU) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr.Moewardi
Surakarta,merupakanpenelitiankuantitatifdengandesainrandomizedcontroltrial,
pengambilan sampel penelitian secaraincidental sampling, serta memenuhi
kriteriainklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputipasien sakit kritis di ICU
RSUD Dr. Moewardi,kadar albumin kurang dari 3,5 g/dL, danpasien mau ikut
sertadalampenelitian.Kriteriaeksklusi meliputi pasien alergi terhadapalbumin
teknologi nano dan kapsul albumin,pasien meninggal di dalam perawatan di
ICU.Besar sampel penelitian ini adalah 30 subjek, membandingkan efektivitas
terapi albumin teknologi nano dengan kapsulalbumin terhadap kadar albumin
dan lamaperawatan.Pada penelitian ini didapatkan nilai rerata (mean) lama
perawatan kelompok albumin teknologi nano lebih pendek dibandingkan
dengan lama perawatan kelompok terapi kapsul albumin meskipun secara
statistik tidak bermakna. Peningkatan kadar serum penderita hipoalbumin akan
mempercepat penyembuhan dan akhirnya akan memperpendek lamaperawatan
penderita.

III. PEMBAHASAN
Albumin merupakan protein terbanyak dalam darah yang diperlukan untuk
penyembuhan luka dan apabila kekurangan protein dapat menghambat
penyembuhan luka. Selain itu, peningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya
luka diperlukan untuk proses inflamasi, imunitas, dan perkembangan jaringan
granulasi. Selama inflamasi, cytokine akan meningkat, terutama interleukin-6
yang bertanggung jawab dalam produksi protein fase akut. Cytokine yang
meningkat ini mengakibatkan albumin ditarik dari intravaskular dan bersirkulasi
di hepar sampai proses inflamasi selesai.

Pada kasus pasca operasi atau pembedahan pasien membutuhkan penyembuhan


luka secepatnya. Sedangkan sintesa albumin dalam tubuh tidak mampu menopang
proses penyembuhan luka secara cepat sehingga diperlukan suplai albumin dari
luar. Efek plasma albumin yang rendah akan berhubungan dengan fungsi
mempertahankan sel dalam sirkulasi darah dan jika kondisinya ekstrem akan
berpengaruh pada fungsi pengantaran zat gizi ke dalam jaringan dengan
membentuk edema lokal.

Pada stadium awal setelah luka yang besar, berbagai sistem endokrin dari sistem
saraf mengadakan reaksi terhadap cedera yang kemudian memicu proses-proses
katabolik yang merusak jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahan-
bahan yang diperlukan bagi proses perbaikan yang sifatnya segera. Defisiensi
protein tidak hanya memperlambat penyembuhan, tapi juga mengakibatkan luka
tersebut sembuh dengan kekuatan regangan yang menyusut. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya dehiscence pada pasien gemuk dengan luka laparotomi
atau menyebabkan cepat hancurnya dekubitus yang baru saja sembuh hanya akibat
trauma kecil saja.

Chaerudin (2012) menemukan bahwakapsul albumin ekstrak ikan gabus


efektifmeningkatkan kadar albumin darah danmempercepat berkurangnya pitting
edema,namun tidak mempengaruhi lama hariperawatan di rumah sakit pada
pasienpreeklampsia berat pasca-seksio sesarea.Adapun Wang, dkk. (2008)
membuktikan bahwa kadar albumin serum berhubungan dengan length of stay
penderita COPD; makin rendah kadar albumin serum penderita COPD, makin
panjang lama perawatan di rumah sakit dan serangan akan makin sering.

Penelitian pada pasien pasca-bedah di Rumah Sakit Dr. Wahidin


Sudirohusodo,Makassar, mendapatkan pemberian kapsul konsentrat ikan gabus
selama 10 hari dapat meningkatkan kadar albumin pasien pasca-bedah sebesar
0,75 mg/dL, dapat mempercepat penyembuhan luka di mana tanda-tanda infeksi
makin cepat berkurang. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus dapa
tmemperpendek lama rawat inap 4 hari. Pada penelitian ini pemberian kapsul
albumin juga dapat meningkatkan kadar albumin penderita hipoalbumin yang
dirawat di ICU.

IV. KESIMPULAN
Hipoalbuminemia adalah keadaan kadaralbumin darah kurang dari 3,5 g/dL.
Hipoalbuminemia akan mengganggu prosesfisiologi tubuh, sehingga mengganggu
atau menghambat proses penyembuhan dan pemulihan. Terdapat hubungan antara
kadaralbumin rendah dan peningkatan risiko komplikasi infeksi, lama
penyembuhan luka, lama rawat inap, serta angka mortalitas tinggi pada penderita
rawat inap. Pada hipoalbuminemia akan terjadi gangguan fisiologi tubuh,
sehingga menghambat penyembuhan dan pemulihan. Beberapa cara untuk
meningkatkan kadar albumin darah adalah suplementasi albumin parenteral dan
per oral.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Irsan, Anggraini T. Peran albumin dalam penatalaksanaan sirois hati. Jakarta: Divisi
Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM; 2008

Chairuddin B. Efektivitas pemberian kapsul albumin ekstrak ikan gabus terhadap kenaikan
kadar albumin dalam darah pasien preeklampsia berat pasca seksiosesarea [Thesis]. 2012

Dayanti H. Pengaruh pemberian kapsul kosentrat ikan gabus pada pasien bedah di RS. Dr.
Wahidin Sudirohusodo [Thesis]. 2006.

Supriyanto. Pengaruh suplementasi medosco putih telur terhadap perubahan kadar albumin
pada pasien bedah dengan hypoalbuminemia di RSUP Dr. KariadiSemarang. 2012;1(2):130-
3.

Anda mungkin juga menyukai