TUGAS
Mata Kuliah: Kimi Dasar II
Disusn Oleh:
M. Syarif Fansyuri
16310046
Dosen Pengampu
Primanda Kiky W, S.Si, M.Sc
𝑉
𝐽𝑣 = 𝐴 𝑥 𝑡
dimana :
Jv = fluks (L/m2 . jam ),
V = volume permeat (L),
A = luas permukaan membran (m2),
t = waktu (jam).
2. METODOLOGI PENELITIAN
Air Asam Tambang di tampung pada tangki berkapasitas 250 liter dan dialirkan dengan
pompa sentrifugal melewati rangkaian alat. Aliran air yang melalui rangkaian alat melalui 4
buah filter yaitu, pasir silika, spons membran, karbon aktif, dan terakhir filter keramik. Tekanan
operasi di atur dengan valve untuk mencapai tekanan 28 psi , 30 psi dan 32 psi. Permeat yang
keluar dari filter keramik di tampung pada ember penampungan untuk kemudian di ukur
volumenya menggunakan beker gelas setiap rentang waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan
60 menit.
Gambar 3(a) memperlihatkan fluks tertinggi dicapai sebesar 509,55 (L/ m2 . jam) pada
tekanan 32 psi dengan waktu proses 15 menit. Angka ini menunjukkan efektivitas dari pori-
pori membran yang terbentuk dari tepung jagung dibandingkan dengan Gambar (b) yang
memperlihatkan bahwa fluks permeat tertinggi hanya 277,93 (L/m2. jam) pada tekanan 32 psi
dan waktu proses 15 menit .Sedangkan untuk perbandingan fluks yang terkecil ditemukan pada
tekanan yang paling rendah yaitu 28 psi pada Gambar (a) bernilai 83,38 (L/m2. Jam) dan
Gambar (b) bernilai 48,63 (L/m2. jam) . Hal ini menunjukkan bahwa tekanan berbanding lurus
dengan nilai fluks permeat. Tetapi berbanding terbalik dengan waktu dimana terjadi penurunan
nilai fluks permeat seiring dengan meningkatnya waktu dikarenakan adanya fouling
(penyumbatan pada membran).
b. EC
Gambar 4. Pengaruh waktu terhadap EC permeat air asam tambang pada membran
Gambar 4(a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan penurunan nilai EC permeat seiring
dengan meningkatnya waktu operasi. Hal ini disebabkan adanya absorpsi ion-ion terlarut oleh
membran keramik. Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah EC permeat 3200 (μs/cm) ada
pada tekanan 32 psi dengan waktu proses 60 menit. Pada data awal nilai EC adalah 3870
(μs/cm), sehingga efektifitas penyerapan nilai EC permeat sebesar 17,31 %. Sedangkan pada
Gambar (b) memperlihatkan nilai terendah EC permeat 3180 (μs/cm) pada tekanan 32 psi dan
lama proses 60 menit, maka efektivitas penyerapan nilai EC permeat sebesar 17,82%.
c. TDS
Gambar 5. Pengaruh waktu terhadap TDS permeat air asam tambang pada membran
keramik
Gambar 5(a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan bertambahnya nilai TDS permeat
seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan semakin banyaknya zat terlarut yang
menumpuk pada permukaan membran. Pada gambar 5 (a) nilai terendah TDS permeat 1070
ppm ada pada tekanan 32 psi dan waktu proses 15 menit. Pada data awal nilai TDS adalah 1150
ppm, sehingga penurunan TDS permeat sebesar 0,0695 %. Gambar (b) memperlihatkan nilai
terendah TDS permeat 1060 ppm pada tekanan 32 psi dan waktu proses 15 menit, sehingga
penurunan TDS permeat sebesar 0.078 %. Nilai penurunannya cukup kecil sehingga menjadi
salah satu faktor penyebab kenaikan nilai TDS permeat.
d. pH
Gambar 6. Pengaruh waktu terhadap pH permeat air asam tambang pada membran
Gambar (a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan kenaikan nilai pH artinya adanya
kenaikan tingkat keasaman pada air asam tambang oleh penyerapan membran keramik. Gambar
(a) memperlihatkan nilai tertinggi pH permeat sebesar 5,85 ada pada tekanan 32 psi dengan
waktu proses 60 menit. Efisiensi kenaikan pH permeat mencapai 48,85 %. Gambar (b)
memperlihatkan nilai tertinggi pH permeat 5,93 pada tekanan dan waktu operasi yang sama.
Sehingga efisiensi terbaik kenaikan pH permeat sebesar 50,89 %.
e. Persentase Penurunan Mn
Gambar (a) memperlihatkan nilai persentase penurunan Mn terendah yaitu 49,53% pada
kondisi tekanan 28 psi dan waktu proses 45 menit sedangkan nilai tertinggi yaitu 57,30 % pada
kondisi tekanan 32 psi dan lama proses 60 menit. Gambar (b) memperlihatkan nilai persentase
penurunan Mn terendah yaitu 54,39 % pada kondisi tekanan 30 psi dan waktu proses 45 menit
sedangkan nilai tertinggi yaitu 60,21 % pada kondisi tekanan 28 psi dan waktu proses 60
menit. Untuk penurunan konsentrasi terbaik kadar Mn adalah 4,1 mg/L. Berdasarkan data
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 bahwa kandungan maksimum
yang diperbolehkan adalah 4 mg/L, sehingga hasil ini hampir mendekati kadar yang diinginkan.
f. Persentase Penurunan Fe
Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah penurunan kadar Fe yaitu 1,08 % pada kondisi
tekanan 28 psi dan waktu proses 15 menit sedangkan nilai penurunan kadar Fe tertinggi yaitu
98,76 % pada kondisi tekanan 30 psi dan waktu proses 45 menit. Gambar (b) memperlihatkan
nilai terendah penurunan kadar Fe yaitu 76,50 % pada kondisi 28 psi dan waktu proses 15
menit sedangkan nilai tertinggi penurunan kadar Fe yaitu 95,05 % pada kondisi tekanan 28 psi
dan waktu proses 60 menit. Penurunanan kandungan Fe terbaik mencapai 0,01 mg/L.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 113 tahun 2003 tentang kadar
maksimum Fe dalam limbah pengolahan batu bara adalah 7 mg/L.
g. Persentase penurunan Sulfat
Gambar 9. Persentase penurunan Sulfat permeat air asam tambang pada membrane.
Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah penurunan sulfat yaitu 88,50 % pada kondisi
tekanan 30 psi dan waktu proses 15 menit sedangkan untuk nilai penurunan tertinggi sulfat
yaitu 94,57 % pada kondisi tekanan 32 psi danwaktu proses 45 menit. Gambar 4.7 (b)
memperlihatkan nilai terendah penurunan sulfat yaitu 64,21 % pada kondisi tekanan 32 psi dan
waktu proses 60 menit sedangkan untuk nilai penurunan tertinggi sulfat yaitu 98,92 % pada
kondisi tekanan 32 psi dan waktu proses 30 menit. Data sampel awal kadar sulfat 1340,9 mg/L,
terjadi penurunan yang cukup signifikan pada proses penyerapan terbaik dimana kadar sulfat
menjadi 72,8 mg/L. Hal ini disebabkan membran keramik dapat menurunkan kandungan sulfat
dengan baik.
5. SUMBER REFRENSI
Nasir, S., Marlis Purba, Otto Sihombing. 2014. Pengolahan Air Asam Tambang Dengan
Menggunakan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat, Tepung Jagung Dan
Serbuk Besi. Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20.