1. Ontologis
Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ ada “ dengan perkataan lain
bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga membuahkan pengetahuan.
Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)”.
Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang
sebenarnya.
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan
metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat
pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua
bentuknya.Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat.
Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan
bertempat.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak
dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu
mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang
dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
SGD LBM 1 MUMU BUBU
2. Obyek Formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap
obyek material.
Secara garis besar bahwa ontologi adalah hakikat sesuatu yang berwujud dengan logika
semata.
3. Epistimologises
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal
apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut
kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu
itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi
berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan
mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh
kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah,
keindahan seni dan kebaikan moral.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara
rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya mempunyai keterbatasan
dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.
Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah yang
merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme sebagai satu kesatuan
yang saling melengkapi.
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran
haruslah ditentukan atau didapatkan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta,
bukan berasal dari pengalaman inderawi.Rasionalisme menentang paham empirisme, karena kaum
rasionalis berpendapat bahwa ada kebenaran yang secara langsung dapat dipahami.
4. Axiologis
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan?
Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang
diteliti secara moral? Bagimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam
suatu pengetahuan.
SGD LBM 1 MUMU BUBU
Kesimpulan.
1. Menyingkap ilmu pengetahuan landasan yang digunakan adalah ontologi, epistemologi dan
aksiologi, atau dengan kata lain apa, bagaimana dan kemana ilmu itu.
2. Hakekat obyek ilmu (ontologi) terdiri dari objek materi yang terdiri dari jenis-jenis dan sifat-
sifat ilmu pengetahuan dan objek forma yang terdiri dari sudut pandang dari objek itu.
4. Nilai kegunaan ilmu tergantung dari manusia yang memanfaatkannya. Dalam realitas
manusia terdiri dari dua golongan ;pertama golongan yang mengatakan bahwa ilmu itu bebas
mutlak berdiri sendiri. Golongan kedua berpendapat bahwa ilmu itu tidak bebas nilai. Adapun
dalam Islam ilmu itu tidak bebas nilai ia dilandasi oleh hokum normatif transendental. Nilai
yang menjadi dasar dalam penilaian baik buruknya segala sesuatu dapat dilihat dari nilai etika
(agama) dan estetika.
Empirisme (Induktif) adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan
ada bukti empiris. Dengan empirisme aturan (untuk mengatur manusia dan alam) itu dibuat.
Empirisme juga memiliki kekurangan yaitu ia belum terukur. Empirisme hanya sampai pada konsep-
konsep yang umum. Seorang empirisme biasanya berpendirian, kita dapat memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan perantaraan indera.
Rasionalisme (Deduktif) adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula. Dicari dengan
akal ialah dicari dengan berfikir logis. Diukur dengan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau
tidak. Bila logis, benar; bila tidak, salah. Dengan akal itulah aturan untuk mengatur manusia dan alam
itu dibuat. Ini juga berarti bahwa kebenaran itu bersumber pada akal. Rasionalisme itu berpendirian,
sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena Rasionalisme mengingkari nilai pengalaman,
melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting
dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Pertanyaan
1. Definisi
Pengertian Penelitian (research) adalah rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung
bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan
masalah yang lebih besar.
2. Fungsi
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta
memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum
sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret
dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terrapan (applied research).
Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai untuk
penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan segi pengembangan model atau
teori yang menunjukkan semua variabel terkait dalam suatu situasi dan berhipotesis mengenai
hubungan di antara variabel-variabel tersebut.
SGD LBM 1 MUMU BUBU
3. Macam-macam
1. Berdasarkan Fungsinya
2. Penelitian Dasar
3. Penelitian terapan
4. Penelitian evaluative
5. Berdasarkan Metodenya
1. Penelitian historis
2. Penelitian filosofis
3. Penelitian observasional
4. Penelitian experimental
SGD LBM 1 MUMU BUBU
SGD LBM 1 MUMU BUBU
1. Penelitian Survey
3. Penelitian Eksperimen
4. Penelitian Naturalistic
5. Policy Reserach
6. Action Research
7. Penelitian Evaluasi
8. Penelitian Sejarah
SGD LBM 1 MUMU BUBU
1. Penelitian Historis
2. Penelitian Deskriptif
SGD LBM 1 MUMU BUBU
3. Penelitian Perkembangan
5. Penelitian korelasional
7. Penelitian experimental
1. Penelitian Laboratorium
2. Penelitian Lapangan
3. Penelitian Perpustakaan
1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Komparatif
3. Penelitian Asosiatif/Hubungan
4. Penelitian Rekayasa
SOCIAL SCIENCES, ALIH BAHASA ARIEF FURCHAN, JOHN WILEY DAN SONS,
SURABAYA, USAHA NASIONAL.
1. Rasa ingin tahu yang tinggi thdp objek yg akan dilakukan penelitian
2. Jujur, harus menerima dari penelitiannya dan tidak boleh mengubah data dari penelitiannya
4. Berfikir secara terbuka, mau menerima kritikan dan masukaan dariorang lain.
5. Teliti: seorang peneliti jk tdk penya sikap teliti dapat mempengaruhi hasil penelitiaannya
6. Tekun: tidak mudah putus asa bila mengalami masalah dalam penelitiaannya
SGD LBM 1 MUMU BUBU
2. Bisa bekerja sama dgn orang lain, tidak individualisme untuk mencapai tujuan penelitian
4. Berpendapat secara ilmiah dan kritis . tidak mengada-ada tanpa bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan ,Peneliti harus kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya
5. Skeptik: untuk selalu menanyakan bukti atau fakta, berdasarkan bukti yg ditemukan
6. Analitik: kegiatan untuk menimbang2 masalah yg mana relefan dan mana yg menjadi
masalah utamannya.
3. Menentukan hipotesis, baru Menentukan dan menetapkan kriteria seleksi, digunakan untuk
menguji hipotesa dari sebelumnya
1. Berpikir ilmiah adalah pola pemecahan masalah yg rasional dan subjektif... menggunakan
pendapat2 dari pakar, analisis, dan melewati beberapa tahap kritik, shg dalam keadaan yg
kritis dan dipercaya.
2. Metode non ilmiah: tanpa langkah sistematis dan tdk terkontrol, hasilnya disimpulkan
sifatnya subjektif, penemuannya dari kesimpulan, kebetulan, dan dari coba-coba.
2. Pendahuluan : meliputi,
-latar belakang masalah, ada 4 aspek minimal (Masalah penelitian, besar masalah bila
dibiarkan dampaknya bagaimana, kronologi masalah, dan upaya penyelesaian)
3. Tinjauan pustaka: penjabaran dari hipotesis bisa dicari di literatur, dan penelitian sebelumnya.
5. Kerangka konsep
6. Hipotesis
7. Metodelogi: disain, tempat dan waktu, populasi dan sampel, kriteria inklusi dan eksklusi,
besar sampel, dan cara kerja, diikuti jg identifikasi variabel, rencana management dan
analisis data (sebelum penelitian), definis operasional, dan masalah etika.
1. Masalah penelitian
3. kronologi masalah
Jawaban dari petanyaan penelitian ada di hipotesis.Artinya masalah, kesenjangan antara harapan dg
kenyataan. Kesenjangan scr teori dan masalah saat ini.
5. Kriteria lain: tergantung dari waktu terjadinya masalah, bila masalah dimasa lampau,
kepentingan untuk melaksanakan penelitiannya tdk besar.
6. Tergantung dari akibat yg ditimbulkan masalah, bila akibatnya serius perlu dilakukan
penelitian,
SGD LBM 1 MUMU BUBU
1. Disusun dlm kalimat tanya (introgatif), karena lebih bersifat khas dan tajam, shg
penelitiannya lebih terfokus, spesifik, dan tajam.
2. Subtansi (pertanyaan) yg dimaksut hendaknya bersifat khas dan tdk bermakna ganda
3. Bila terjadi banya pertanyaan penelitian, maka masing2 petanyaan harus diformulasikan
terpisah agar tiap petanyaan dapat di jawab terpisah pula
1. Umum: dinyatakan scr kategoris apakah tujuan akhir dari penelitian, secara luas shg orang
awam jg dapat membacanya, tdk terukur.
2. Khusus: scr jelas dan tajam ttng hal spesifik apa yg ingin diukur, diperoleh dari penelitian.
Mau melihat apa?
SGD LBM 1 MUMU BUBU
Manfaat:
1. Praktis atau aplikatif: manfaat hasil penelitian tsb dari suatu program
Tujuan:
4. Umum: dinyatakan scr kategoris apakah tujuan akhir dari penelitian, secara luas shg orang
awam jg dapat membacanya, tdk terukur.
5. Khusus: scr jelas dan tajam ttng hal spesifik apa yg ingin diukur, diperoleh dari penelitian.