Anda di halaman 1dari 4

8 MANFAAT APEL BAGI KESEHATAN

dr. Ramacil Afsan A.Notoprawiro

Banyak penelitian yang telah dikembangkan, khususnya mengenai diet tinggi


sayur dan buah dalam menurunkan resiko terkena penyakit kronis dan sistemik seperti
kanker, penyakit jantung, diabetes dan beberapa penyakit lainnya. Kandungan alami
dari sayuran dan buah-buahan yang dikaitkan dengan manfaatnya bagi kesehatan
adalah fitokimia atau fitonutrien. Fitokimia/fitonutrien adalah semua zat atau senyawa
kimia yang diperoleh dari tumbuhan, termasuk sayur dan buah (phyto yang berarti
tanaman dalam bahasa Yunani). Beberapa jenis fitokimia diantaranya adalah
karetenoid, flavonoid, isoflavonoid, dan asam fenolat. Fitokimia utama yang banyak
ditemukan pada sayur dan buah adalah flavonoid.
Apel merupakan salah satu buah yang banyak mengandung flavonoid dan
asam fenolat, serta umum dikonsumsi di negara-negara bagian Amerika dan Eropa.
Buah ini pun termasuk mudah didapat di Indonesia. Selain itu, apel juga banyak
mengandung antioksidan, dimana zat tersebut akan membantu mencegah stress
oksidatif yang berperan membantu mencegah penyakit kronis dan penuaan. Berikut
adalah manfaat-manfaat apel bagi kesehatan tubuh.

1) Kanker
Beberapa studi penelitian secara khusus telah mengaitkan konsumsi apel
dengan penurunan resiko terjadinya kanker, khususnya kanker paru, rongga
mulut, esophagus, dan usus besar. Berdasarkan The Nurses ‘Health and
Professional’ Follow up-Study yang melibatkan lebih dari 77.000 wanita dan
47.000 pria, diperoleh hasil adanya penurunan resiko kanker paru sebesar 21%,
khususnya pada wanita yang mengonsumsi apel dan pir satu porsi per hari.
Dalam sebuah penelitian di Finlandia yang melibatkan 10.000 wanita dan pria
dan dipantau selama 24 tahun, diperoleh hasil pada populasi sampel yang
mengonsumsi 4.0mg/hari apel akan menurunkan resiko penyakit kanker paru
khususnya pada usia dewasa muda yang tidak merokok.
Hal ini juga didukung oleh sebuah studi kasus terkontrol berbasis rumah sakit
pada tahun 2005 di Italia. Penelitian yang dilakukan pada lebih dari 6000 orang
ditemukan bahwa mengonsumsi satu atau lebih apel setiap harinya (166 gr) bisa
secara signifikan menurunkan resiko kanker mulut dan faring (18%), esophagus
(22%), kolorektal (40%), payudara (24%), ovarium (24%), dan prostat (7%).
Selain itu, apel dan terutama kulit apel, telah ditemukan memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan kanker hati dan sel-
sel kanker usus besar. Total aktivitas antioksidan apel setara dengan 83umol
vitamin C, yang berarti bahwa antioksidan 100gr apel (sekitar 1 porsi apel)
setara dengan 1500mg vitamin C.

2) Penyakit Jantung
Survei dari The Women’s Health Study yang dilakukan pada hampir 40.000
wanita dengan pemantauan selama 6,9 tahun, diperoleh terjadi penurunan resiko
kejadian kardiovaskular sebesar 35% khususnya pada penyakit stroke trombotik
dan penyakit jantung koroner. Wanita yang mengonsumsi >71 gr apel (kurang
dari 1 porsi apel) secara rutin akan mengalami penurunan resiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 13-22% dan resiko kematian
akibat penyakit koroner sebesar 49% dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengonsumsi apel. Pada pria penurunan resiko penyakit kardiovaskular hanya
sebesar 19% pada kelompok yang mengonsumsi >54 gr apel. Hubungan antara
flavonoid dan resiko terjadinya penyakit jantung koroner juga diteliti sebagai
bagian dari studi lansia Zuthpen, dimana asupan flavonoid sangat berkorelasi
dengan penurunan mortalitas (kematian) akibat penyakit jantung koroner pada
pria lanjut usia.

3) Asma dan Fungsi Paru


Prevalensi gangguan paru, terutama asma telah meningkat dalam beberapa
dekade terakhir di seluruh dunia. Dalam penelitian terbaru yang melibatkan
1600 orang dewasa di Australia, apel dan pir dikaitkan dengan penurunan resiko
asma dan hipersensitifitas bronkus. Hal ini juga didukung oleh sebuah
penelitian di Inggris yang melibatkan lebih dari 600 orang dengan asma dan 900
orang tanpa asma. Efek tersebut diperoleh pada orang yang secara rutin
mengonsumsi 2-5 apel tiap minggunya. Asupan apel dan buah pir memiliki
korelasi positif terhadap fungsi paru dan berkorelasi negatif dengan Penyakit
Paru Obsruksi Kronis (PPOK). Fungsi paru diukur sebagai volume ekspirasi
paksa (VEP) dalam satu detik. Orang yang mengonsumsi buah apel secara rutin
memiliki VEP yang signifikan lebih besar dari 138 ml, bila dibandingkan
dengan mereka yang tidak mengonsumsi apel.

4) Diabetes
Apel tidak hanya membantu membantu menurunkan risiko terjadinya penyakit
kanker, jantung, dan asma. Namun, konsumsi apel secara rutin juga dapat
dikaitkan dengan rendahnya risiko untuk terkena Diabetes Melitus tipe II (DM
Tipe II). Dalam studi di Finlandia yang telah dibahas sebelumnya pada 10.000
orang, terjadi penurunan risiko DM tipe II bagi yang mengonsumsi apel.
Berdasarkan studi semikuantitatif Women’s Health, diperoleh bahwa apel
diidentifikasi sebagai satu-satunya makanan yang kaya akan flavonoid yang
berperan sebagai pelindung terhadap inflamasi dan resistensi insulin (insulin
merupakan factor terpenting dalam mekanisme terjadinya diabetes). Terdapat
penurunan resiko DM Tipe II sekitar 27-28% terkait dengan konsumsi apel 2-6
per minggu atau 1 buah apel per hari. Selain itu konsumsi apel juga membantu
mengurangi kadar gula darah dibandingkan dengan konsumsi oat/gandum.

5) Penurun Berat Badan dan Kadar kolesterol


Asupan apel dan pir juga memiliki peran dalam menurunkan berat badan pada
wanita usia pertengahan (sekitar 30-an) di Brazil. Sekitar 400 wanita dengan
hiperkolesteronemia, tetapi tidak memiliki riwayat merokok secara acak
dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok diet untuk mendapatkan makanan
tambahan yaitu sereal oat, apel atau pir. Masing-masing kelompok
mengonsumsi makanan tambahan tersebut 3 kali sehari selama 12 minggu.
Partisipan yang mengonsumsi buah memperoleh hasil yang signifikan selama
12 minggu dengan penurunan berat badan 1,21 kg, sedangkan yang
mengonsumsi sereal oat tidak mengalami perubahan yang signifikan.

6) Penuaan dan Fungsi Kognitif


Ada bukti yang berkembang bahwa diet sayur dan buah dapat mengembalikan
penurunan kognitif dan penuaan normal atau penyakit neurodegeneratif.
Serangkaian penelitian terbaru dari Shea dkk telah memberikan data baru pada
potensi kandungan jus apel dalam memodulasi proses yang terkait resiko
terjadinya Alzheimer. Penelitian yang dilakukan pada tikus percobaan,
diperoleh hasil pada tikus-tikus percobaan yang mengalami penurunan fungsi
kognitif, setelah diberikan konsentrat jus apel selama 1 bulan mengalami
peningkatan kinerja kognitif. Hal tersebut dikaitkan dengan mekanisme proteksi
sel saraf, melalui kandungan antioksidan yang terdapat di dalam konsentrat
apel. Selain itu, secara khusus konsentrat apel juga mencegah terjadinya
penurunan daripada asetilkolin, yang merupakan neurotransmiter yang berperan
dalam penyakit Alzheimer, penuaan dan stres oksidatif.

7) Kesehatan Tulang
Hilangnya masa tulang berhubungan dengan osteoporosis. Diperkirakan 1,5
juta orang akan menderita patah tulang karena osteoporosis setiap tahunnya.
Buah-buahan dan sayuran memberikan nutrisi yang diduga terkait dengan
peningkatan kesehatan dan kepadatan tulang (vitamin C, kalium, magnesium,
dan vitamin K). Asupan sayur dan buah, khususnya apel dihubungkan dengan
kepadatan mineral tulang dan penanda tulang, dimana pada beberapa penelitian
diperoleh korelasi positif pada penanda radang yang berkaitan dengan kesehatan
tulang. Sebuah penelitian Calcified Tissue International, menunjukkan bahwa
kandungan flavonoid khusus dalam buah apel (phloridzin) dapat membantu
mencegah kehilangan massa tulang yang terkait dengan menopause, dimana
pada saat menopause terjadi kecenderungan peningkatan peradangan dan
produksi radikal bebas, yang pada akhirnya dapat mendorong pengeroposan
tulang.

8) Perlindungan Saluran Pencernaan


Beberapa penelitian telah mengevaluasi potensi apel untuk mencegah atau
mengurangi cedera pada mukosa lambung akibat obat-obatan. Pada penelitian in
vitro juga diperoleh kandungan karotenoid pada apel terbukti efektif sebagai
pelindung terhadap kuman H.Pylori yang merupakan penyebab pada
tukak/ulkus pada saluran pencernaan. Selain itu efek fenolat dari apel juga
berperan sebagai gastroprotektif (pelindung lambung) dari Nitrit Oksida yang
merupakan radikal bebas dan dapat menurunkan resiko kanker lambung.

8 Manfaat Apel Bagi Kesehatan

1. Heneman, Karrie dan Sheri Zidenberg. 2008. Nutritions and Health Info-Sheet
For Health Profesionals: Some facts about phytochemical. Diunduh dari
http://nutrition.ucdavis.edu/content/infosheets/fact-pro-phytochemical.pdf
pada Minggu, 13 Maret 2016.
2. Boyer, Jeanelle dan Rui Hai Liu. 2004. Nutrition Journal: Review Apple
phytochemicals and their health benefits.pp 1-15. Diunduh dari
http://www.nutritionj.com/content/3/1/5 pada Minggu, 13 Maret 2016.
3. Hyson, Dianne. 2011. Advances in nutrition: Review A Comprehensive of
Apples and Apples Component and Their Relationship to Human Health. 2.pp
408-420. Diunduh dari http://www.advances.nutrition.org pada Minggu, 13
Maret 2016.
4. Puel C, Quintin A, Mathey J, Obled C, et al. Prevention of bone loss by
phloridzin, an apple polyphenol, in ovariectomized rats under inflammation
conditions. Calcif Tissue Int. 2005 Nov;77(5):311-8. Diunduh dari
http://www.whfoods.com/genpage.php?pfriendly=1&tname=news&dbid=97
pada Minggu, 13 Maret 2016.
5. Resveralife : Skin Benefits of Apples (Foto Sampul) [Online]. [Cited on 4th
April 2016]. Available from http://resveralife.com/skin-benefits-of-
apples/

Anda mungkin juga menyukai