Perforasi Gaster
Pembimbing:
Vincentius Daniel, dr, SpB-KBD
Presentan:
Fahmi Azhari Basya, dr
Dokter Internsip
Program Intersip Dokter Indonesia
RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja
Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
Identitas Pasien
Nama
: Tn. P
Umur
: 60 tahun
Alamat
: Balikpapan Timur
Pekerjaan
: Pedagang
Tanggal MRS : 2 Agustus 2016, Pukul
23.00 WITA
Anamnesis
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh nyeri ulu hati
hebat sejak 6 jam Sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat kebiasaan:
- Meminum kopi 3-5
gelas sehari
- konsumsi jamu-jamu
pegal linu
Riwayat Penyakit
dahulu:
- Dyspepsia (+)
- DM, Hipertensi, Batu
Saluran kemih, TB
disangkal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Kepala - Leher :
Kepala : normocephali, bentuk simetris
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Refleks Cahaya (+/+) isokor UK
3mm/3mm
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tyroid (-)
THT
: tidak ada kelainan.
Thorax :
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi (-), tampak massa (-), fossa
supraklavikular kiri dan kanan tidak menonjol.
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi : Paru-paru
: sonor pada seluruh lapang paru
: jantung : pekak
Batas atas
: ICS 2 sinistra
Batas bawah: ICS 4 sinistra
Batas kanan : linea parasternalis dextra
Batas kiri : linea midclavikularis sinistra
Auskultasi
: paru-paru
: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Jantung : S1-S2 tunggal, reguler, mur-mur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Genitalia eksterna
tak tampak adanya kelainan.
Anal-perianal
Inspeksi : fistula (-), hemmoroid (-),
tanda-tanda abses (-).
Ekstremitas atas/bawah
Edema (-), ADP teraba kuat
Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), perut tampak cembung,
massa (-), venektasi (-), sikatrik (-),
striae (-)
Auskultasi : BU (+) menurun, suara tambahan (-),
metallic sound (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) pada seluruh
kuadran abdomen, defans muskuler (+)
pada
seluruh kuadran abdomen,
hepar/lien sulit
dinilai.
Perkusi : timpani (+) seluruh lapang abdomen
Laboratorium
Nama Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Leukosit
6.510
4.000-10.000
Neutrofil
74.4
52.0-75.0
Limfosit
17.3
20.0-40.0
Monosit
5.41
2.00-8.00
Eosinofil
2.00
1.00-3.00
Basofil
0.857
0.00-0.100
Eritrosit
5.44 x 106
4.00-6.00 x 106
Hemoglobin
15.0
12.0-16.0
Hematokrit
43.3
37.0-48.0
MCV
79.6
80.0-97.0
MCH
27.6
26.5-33.5
MCHC
34.7
31.5-35.0
RDW
11.7%
10.0-15.0
Trombosit
227.000
150.000-400.000
GDS
107
70-115
SGOT
24
<=35
SGPT
17
<=45
Ureum
25.1
16.0-43.0
Creatinin
0.7
0.6-1.4
Golongan darah
O+
Foto Thorax
Ekspertise:
- Corakan Bronkovaskular normal,
tidak tampak proses spesifik aktif
- COR: bentuk dan ukuran normal
- Sinus dan hemidia normal
-Tulang-tulang intak
Kesan: Tidak tampak kelainan
radiologik pada foto thorax
BNO 3 Posisi
Ekspertise:
- Bayangan udara bebas pada kedua subdiafragma yang
cukup banyak
- Bayangan cavum peritoneum cenderung groundglass
-Tulang-tulang intak
Kesan: Pneumoperitoneum (susp ec perforasi gaster)
DIAGNOSIS
Peritonitis generalisata ec susp
perforasi gaster
DIAGNOSIS BANDING
Apendisitis Perforasi
Pankreatitis akut
Terapi
IVFD RL 20 tpm
pasang NGT
Pasang kateter urin (monitor urin output)
Inj Fosmicin 1 gram/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
Inj Antrain 1 ampul/8 jam
Pasien dipuasakan
Rencana pro op laparotomi besok pagi
pukul 07.00 WITA dgn dr Rudi SpB
Follow up
3 Agustus 2016
S: pasien post op Laparotomi + dilakukan Graham
Procedure
P: Instruksi post op
IVFD Klinimix 20 tpm
posisi Fowler
Inj Antrain 1 gram/8 jam
Fosmicin 1 gram/ 12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
puasa
hitung balan cairan
besok cek DL, GDS
Follow up
4-5 Agustus 2016
S: Os mengeluh batuk, nyeri luka operasi
O: TD: 100/60, nadi: 80x/m, suhu: 36oC, RR: 20x/m
Terpasang selang NGT no 18 dan 12 dan terpasang 2 drain di abdomen
Luka op baik, pus (-), tanda infeksi (-)
PF thorax dan abdomen dalam batas normal
A: Post op laparotomi hari 1-2
P:
IVFD Klinimix 20 tpm
posisi Fowler
Inj Antrain 1 gram/ 8jam
Inj Fosmicin 1 gram/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
Entrasol 100cc/8 jam via NGT kecil
Codein 3 x 1
Laboratorium 4 Agustus
2016
Nama Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Leukosit
11.100
4.000-10.000
Neutrofil
85.4
52.0-75.0
Limfosit
8.68
20.0-40.0
Monosit
5.26
2.00-8.00
Eosinofil
0.54
1.00-3.00
Basofil
0.572
0.00-0.100
Eritrosit
5.06 x 106
4.00-6.00 x 106
Hemoglobin
14.4
12.0-16.0
Hematokrit
39.9
37.0-48.0
MCV
78.9
80.0-97.0
MCH
28.4
26.5-33.5
MCHC
36.0
31.5-35.0
RDW
11.7%
10.0-15.0
Trombosit
199.000
150.000-400.000
GDS
102
70-115
Follow Up
5-8 Agustus 2016
S: nyeri pada luka op, batuk berdahak
O: KU: sedang, kes: CM, TD 130/80 Nadi: 80x/m RR: 22x/m suhu: 36.6 oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, pus (-), tanda infeksi (-)
A: Post op Laparotomi hari III-V
P:
IVFD Klinimix 15 tpm
Inj Antrain 1 gram/ 8jam
Inj Fosmicin 1 gram/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
Entrasol 150cc/8 jam via NGT
Bubur halus 2 x 100 cc via NGT
Cetirizine 1 x 10 mg
Ambroxol syr 3x2 cth
nebulizer ventolin : pulmicort / 8 jam
AFF drain
AFF kateter
Cek albumin (8 Agustus 2016)
Nama Pemeriksaan
ALbumin
Hasil
Nilai Normal
3.5 g/L
3.0-5.5
Follow Up
9 Agustus 2016
S: nyeri pada luka op, batuk berdahak, selang NGT besar (18) lepas
O: KU: sedang, kes: CM, TD 130/90 Nadi: 82x/m RR: 18x/m suhu: 37.4oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, pus (-), tanda infeksi (-)
A: Post op Laparotomi hari VI
P:
IVFD Klinimix 15 tpm
Inj Antrain 1 gram/ 8jam
Inj Fosmicin 1 gram/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
Entrasol 200cc/8 jam via NGT
Bubur halus 2 x 100 cc via NGT
Cetirizine 1 x 10 mg
Ambroxol syr 3x2 cth
nebulizer ventolin : pulmicort / 8 jam
AFF NGT no 18
pasien dibolehkan minum sedikit-sedikit
Follow Up
10-11 Agustus
S: nyeri pada luka op, batuk berdahak, luka op terdapat pus
O: KU: sedang, kes: CM, TD 130/80 Nadi: 80x/m RR: 20x/m suhu: 36.8 oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op kemerahan, verban basah (+) warna hijau (+) bau (+) pus (+)
A: Post op Laparotomi hari VI-VII + dehisensi luka post op
P:
IVFD Klinimix 15 tpm
Inj Antrain 1 gram/ 8jam
Inj Fosmicin 1 gram/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24 jam
Entrasol 200cc/8 jam via NGT
Bubur halus 2 x 100 cc via NGT
Cetirizine 1 x 10 mg
Ambroxol syr 3x2 cth
pasien dipuasakan
cek Lab DL, SGOT. SGPT, ureum, creatinin
Pro eksplorasi dehisensi luka op (11 Agustus 2016)
Hasil
Nilai Normal
Leukosit
13.300
4.000-10.000
Neutrofil
77.3
52.0-75.0
Limfosit
13.3
20.0-40.0
Monosit
5.02
2.00-8.00
Eosinofil
3.29
1.00-3.00
Basofil
1.15
0.00-0.100
Eritrosit
5.22 x 106
4.00-6.00 x 106
Hemoglobin
14.7
12.0-16.0
Hematokrit
42.1
37.0-48.0
MCV
80.6
80.0-97.0
MCH
28.1
26.5-33.5
MCHC
34.9
31.5-35.0
RDW
11.8%
10.0-15.0
Trombosit
439.000
150.000-400.000
Bleeding Time
2 menit
1-3 menit
Clothing Time
6 menit
1-6 menit
GDS
91
75-115
Ureum
58.4
10-50
Creatinin
1.3
0.5-1.2
SGOT
27
1-29
SGPT
35
1-35
Follow Up
12-13 Agustus 2016
S: tidak ada keluhan
O : KU: sedang, kes: CM, TD 140/90 Nadi: 75x/m RR: 24x/m suhu: 36.7oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, terpasang 3 buah drain post op (drain besar 1, drain kecil 2)
A: Post op Laparotomi hari VIII-IX + post eksplorasi dehisensi luka hr I-II
P:
IVFD Klinimix 20 tpm
IVFD D5% 5 tpm
Inj Antrain 1 gram/ 8jam
Inj Ciprofloxacin 200 mg/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/12 jam
Entrasol 200cc/8 jam via NGT
Bubur halus 2 x 100 cc via NGT
Vip Albumin 3 x 1
Ambroxol syr 3x2 cth
cetirizin tab 1 x 10 mg
Drip Vit C 2 amp + neurobion 1 amp dalam D5% 100 cc/24 jam
Follow Up
14 Agustus 2016
S: tidak ada keluhan, BAB (+), BAK normal
O: : KU: sedang, kes: CM, TD 140/80 Nadi: 78x/m RR: 22x/m suhu: 36.5 oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, terpasang 3 buah drain post op (drain besar 1, drain kecil 2)
Luka op terpasang gurita
A: Post op Laparotomi hari X + post eksplorasi dehisensi luka hr III
P:
Vip Albumin 3 x 1
cetirizin tab 1 x 10 mg
Drip Vit C 2 amp + neurobion 1 amp dalam D5% 100 cc/24 jam
Follow Up
15-17 Agustus 2016
S: tidak ada keluhan
O: : KU: sedang, kes: CM, TD 120/70 Nadi: 82x/m RR: 20x/m suhu: 36.5oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, terpasang 2 buah drain kecil post op
A: Post op Laparotomi hari XI-XIII + post eksplorasi dehisensi luka hr IV-VI
P:
IVFD Klinimix 10 tpm
IVFD D5% 5 tpm
Inj Antrain 1 gram/ 8jam kp
Inj Ciprofloxacin 200 mg/12 jam
Inj Pantoprazol 40 mg/12 jam
Entrasol 200cc/8 jam via NGT
Bubur halus 2 x 100 cc via NGT
Vip Albumin 3 x 1
Ambroxol syr 3x2 cth
cetirizin tab 1 x 10 mg
Drip Vit C 2 amp + neurobion 1 amp dalam D5% 100 cc/24 jam
Follow Up
18-22 Agustus 2016
S: tidak ada keluhan
O: : KU: sedang, kes: CM, TD 130/80 Nadi: 80x/m RR: 22x/m suhu: 36.8 oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, terpasang 2 buah drain kecil post op
A: Post op Laparotomi hari XIV-XIV + post eksplorasi dehisensi luka hr VII-X
P:
Cefixime 2 x 200 mg
Clindamicin 3 x 300 mg
Bcom-C 2 x 1
Vip Albumin 3 x 1
Entrasol 3 x 200 cc
Hasil
Nilai Normal
3.2 g/L
3.0-5.5
Follow Up
23 Agustus 2016
S: tidak ada keluhan
O: : KU: sedang, kes: CM, TD 130/80 Nadi: 80x/m RR: 22x/m suhu: 36.8oC
thorax dan abdomen dalam batas normal
Luka op baik, terpasang 2 buah drain kecil post op
A: Post op Laparotomi hari XIX + post eksplorasi dehisensi luka hr XII
P:
Cefixime 2 x 200 mg
Clindamicin 3 x 300 mg
Omeprazol 1 x 1 tab
Bcom-C 1 x 1 tab
Vip Albumin 3 x 1
AFF drain
pasien boleh pulang
Tinjauan Pustaka
Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk peneterasi yang komplek dari dinding lambun
4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003.
Jakarta. 642 - 705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Anatomi Gaster
Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003. Jakarta. 642 - 705.
Grant, CN. Roberts, KE, Jackson P. 2015. Antrectomy. Medscape available access at
http://reference.medscape.com/article/1891351-overview. Diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Pemeriksaan Penunjang
Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003. Jakarta. 642 - 705.
Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161169. DOI:10.1159/000264653
Penatalaksanaan
Terapi gawat darurat dalam kasus perforasi gastrointestinal
adalah:
Primary Survey
Pasang akses intravena (infus). Berikan terapi cairan
kristaloid pada pasien dengan gejala klinis dehidrasi atau
septikemia.
Jangan berikan apapun secara oral (puasa)
Berikan antibiotik secara intravena pada pasien dengan
gejala septicemia. Berikan antibiotik spectrum luas. Tujuan
pemberian antibiotik adalah untuk eradikasi infeksi dan
mengurangkan komplikasi post operasi.
Pasang NGT
Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161169. DOI:10.1159/000264653
Medical Therapy. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a1127 pada 10 Oktober 2016
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi bedah pada kasus perforasi
gaster adalah seperti berikut:
Koreksi masalah dasar secara anatomis.
Koreksi penyebab peritonitis.
Mengeluarkan materi asing pada rongga
peritoneum yang dapat menginhibisi fungsi sel
darah putih dan menggalakkan pertumbuhan
bakteri. Contohnya feses, sekresi gaster dan
darah.
Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161169. DOI:10.1159/000264653
Pre-operatif. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a1127 pada 10 Oktober 2016
Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010; 27:161169.
DOI:10.1159/000264653
Modified Graham
Omentopexy
Vagotomy
Tujuan:
Menurunkan produksi
gastrin dengan cara
memotong nervus
vagus yang
mempersarafi lambung
dan doudenum
Indikasi:
Ulkus refrakter dgn
medikamentosa,
perforasi dengan
perdarahan
Zinner, MJ. Ashley, SW. 2013. Chapter 26: Stomach and Doudenum: Operative Procedures. Maingot's Abdominal Operation Twelfth Edition. McGraw
Hill Companies Inc.
Truncal Vagotomy
Indikasi
-refrakter ulkus
duodenum, pilorus
saluran
-ulkus (lambung ulkus
tipe III), atau
-ulkus lambung
dikombinasikan dengan
duodenum ulkus
(Dragstedt).
Selective Vagotomy
Zinner, MJ. Ashley, SW. 2013. Chapter 26: Stomach and Doudenum: Operative Procedures. Maingot's Abdominal
Operation Twelfth Edition. McGraw Hill Companies Inc.
Reseksi Gaster
Schein M: Perforated peptic ulcer; in (ed.): Scheins Common Sense Emergency Abdominal Surgery. Part III. Berlin,
Springer,2005, pp 143150
Prognosis
Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik
berspektrum luas cepat dilakukan maka prognosisnya
dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis, tindakan,
dan pemberian antibiotik terlambat dilakukan maka
prognosisnya menjadi dubia ad malam.
Faktor-faktor berikut akan meningkatkan resiko kematian:
Usia lanjut >60
Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
Malnutrisi
Timbulnya komplikasi
Pembedahan > 24 jam onset
Outcome and Prognosis. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a25 pada 10 Oktober 2016.
Schein M: Perforated peptic ulcer; in (ed.): Scheins Common Sense Emergency Abdominal Surgery. Part III. Berlin, Springer,2005, pp 143150.
Komplikasi
Kegagalan Luka Operasi
Pembahasan
Anamnesis
jam SMRS.
yang berat,7
pegal linu
4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003.
Jakarta. 642 - 705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Pembahasan
Pemeriksaan
Fisik
4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003. Jakarta.
642 - 705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Pembahasan
Pemeriksaan
Penunjang
BNO 3 posisi:
- Bayangan udara bebas pada kedua
subdiafragma yang cukup banyak
- Bayangan cavum peritoneum cenderung
groundglass
- Tulang-tulang intak
Kesan: Pneumoperitoneum (susp ec
perforasi gaster)
Laboratorium:
Leukosit 6.510
Neutrofil 74.4
Hemoglobin 15.0
Limfosit 17.3
Trombosit 227.000
GDS 107
SGOT 24
SGPT 17
4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. 2003. Jakarta. 642
Pembahasan
Terapi
IVFD RL 20 tpm
pasang NGT
Pasang kateter urin
(monitor urin output)
Inj Fosmicin 1 gram/12
jam
Inj Pantoprazol 40 mg/24
jam
Pasien dipuasakan
Inj Antrain 1 ampul/8 jam
Laparotomi: Graham
15
18
Procedure
Terima Kasih