Anda di halaman 1dari 14

PENUGASAN UJIAN PERBAIKAN

TEORI SELF CARE OREM


Mata kuliah: Ilmu Keperawatan Dasar 1

Disusun oleh:

Nama: Riza Ulfatul Qur’aini

NIM: 1411011024

Kelas: A

Semester: 8

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2014/2015
JL. KARIMATA 49 TELP (0331) 336728. Fax. 337957
SELF CARE OREM

1. Sejarah Perkembangan Teori Keperawatan Dorothea E. Orem


Penerapan praktek keperawatan yang terus berkembang, tentunya perawat akan
semakin dihargai sebagai profesi dan memiliki ilmu tersendiri, dalam arti bukan ilmu
kedokteran atau ilmu medis tetapi sudah ilmu keperawatan yang dapat diterapkan pada
klien dan produk jasa yang dikeluarkan berupa asuhan keperawatan akan dapat dirasakan
oleh masyarakat selaku penerima jasa keperawatan. Salah satu teori yang sedang
dikembangkan adalah teori keperawatan Dorothea E.Orem yaitu teori Self Care Orem
dalam teori sistem keperawatannya berpendapat tentang bagaimana kebutuhan self-care
klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya.Sistem keperawatan dirancang
oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-caredan kemampuan klien dalam menampilkan
aktivitas self-care. Salah satu model konseptual keperawatan yang terus berkembang dan
selalu diuji cobakan pada pemberian pelayanan keperawatan adalah self care deficit yang
dikenalkan pertama kali oleh Dorothea E.Orem. Teori Orem ini merupakan suatu
pendekatan yang dinamis dimana perawat memberikan bantuan hanya apabila klien tidak
mampu merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi yang selalu
tergantung.
Teori Orem tetap berorientasi pada manusia/person, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan yang saling mempengaruhi.Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara
apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk
mempertahankan fungsi optimum (self-care demand), disinilah keperawatan
diperlukan.Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan-
hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan
(Afaf Ibrahim Meleis, 1997).
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengacu pada teori
Self Care, berprinsip pada usaha menolong atau membantu pasien individu yang tidak
mampu, untuk terlibat dalam tindakan self-careyang memerlukan kemandirian dan
ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk
menahan diri dari aktivitas-aktivitas, perawat dan klien melakukan tidakan careatau
tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi, di mana baik klien maupun perawat
mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan, seseorang mampu
melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan self-care
terapeutikyang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa
melakukannya tanpa bantuan.
Hasil akhir dari tindakan keperawatan menurut Orem adalah adanya peran perawat
sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai self-care
agentsehingga diharapkan kemandirian pasien berangsur-angsur dapat terwujud.Tuntutan
akan pelayanan keperawatan yang bermutu, telah memotivasi pakar-pakar keperawatan
melakukan berbagai penelitian untuk menemukan sebuah konsep keperawatan dalam
rangka memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dengan memandang bahwa
kebutuhan manusia adalah holistik yang mencakup biopsikososio spiritual dan cultural
serta memperhatikan bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Model konsep menurut
Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care (perawatan diri) memberikan
pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan
kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan
sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Perkembangan berbagai konsep dan teori dalam keperawatan berlandaskan kerangka
konsep yang merupakan pandangan dan keyakinan, yaitu pandangan tentang keperawatan
sebagai suatu kegiatan, manusia sebagai klien, kesehatan serta lingkungan dari klien dan
perawat yang kemudian dikenal sebagai paradigma keperawatan.Paradigma dengan empat
komponen esensialnya, memberikan informasi tentang lingkup cakupan dan batasan,
esensi serta tujuan dan kemanfaatan dari perkembangan profesi keperawatan. Dengan kata
lain, paradigma keperawatan memberikan arah dalam perkembangan keperawatan sebagai
profesi, adanya perbedaan di antara berbagai teori keperwatan yang ada, terjadi hanya
karena perbedaan dalam penekanan pada salah satu komponen paradigma, yaitu dalam
cara pandang hubungan antara komponen, yaitu komponen manusia/klien, sehat dan
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta keperawatan sebagai bentuk
pelayanan/asuhan. Perawata dalah seseorang yang memberikan suatu bentuk pelayanan
yang komperehensif bio-psiko-sosio-kultural-spiritual pada individu, keluarga dan
komunitas dalam rentang sehat dan sakit dengan menggunakan ilmu dan kiat-kiat
keperawatan (ilmu dan seni), yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Individu menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas, individu yaitu
manusia yanghidup berdiri sendiri. Lingkunganmerupakan segala sesuatu yang berada di
sekitar pasien yang mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu. Sehat dapat
memenuhi sendiri defisit perawatan diri yang mereka alami,Sakitjika sakit orang tersebut
bergeser ststus agens perawatan diri menjadi ststus pasien atau penerima asuhan.
Aktivitas perawat merupakan kegiatan atau tindakan yang dilakukan perawat untuk
meningkatkan atau mengembalikan klien pada posisi atau kondisi sehat. Menurut
Dorothea Orem teori keperawatan adalah: “Pelayanan manusia yang berpusat kepada
kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus
untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan
dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971)”.

2. Klasifikasi
Orem mengembangkan Teori Keperawatan Self-Care Deficit (teori umum) terdiri dari
3 teori yang saling berhubungan, yaitu :
a. Theory Self-Care, untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu
memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan
self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya
dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia atau
kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care
dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi social budaya, sistem perawatan kesehatan
(diagnostik, penatalaksanaan modalitas), system keluarga, pola kehidupan, lingkungan
serta ketersediaan sumber.
b. Theory Self-Care Deficit, merupakan hal utama dari teori general keperawatan
menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada
kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara
efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat
terpenuhi atau adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat
digunakan dalam membantu self care, antara lain: tindakan untuk atau lakukan untuk
orang lain, memberikan petunjuk dan pengarahan, memberikan dukungan fisik dan
psychologis, dan memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal.
c. Theory of nursing systems, nursing sistem didesain oleh perawat didasarkan pada
kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care
defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutic maka keperawatan akan
diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan
untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan,
mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik
mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.
Didalam 3 teori tersebut dimasukkan 6 konsep sentral dan satu konsep tambahan.
Konsep sentral tersebut adalah: konsep self-care, unsur self-care, kebutuhan self-
careyang terapeutik, self-care deficit, unsur keperawatan dan system keperawatan,
sebagaimana konsep tambahan dari faktor-faktor kondisi dasar yang paling penting
untuk memahami teori umum Orem.Untuk memahami teori self-care perlu difahami
terlebih dahulu tentang konsep self-care, unsur self-care, faktor-faktor kondisi dasar
dan kebutuhan akan self-care yang terapeutik.
a.) Teori Self-care
Self-care adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan individu
dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraan. Bila self-care
dilaksanakan secara efektif, itu akan menolong untuk memelihara integritas dirinya dan
fungsi kemanusiaan serta berkontribusi terhadap perkembangan kemanusian.Kebutuhan
dasar menurut Orem, salah satunya perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensi, pengetahuan dan keinginan.
Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau kekuatan
untuk terlibat di dalam self-care.Kemampuan individu untuk terlibat dalam self-
care dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi dasar. Yang termasuk faktor-faktor
kondisi dasar adalah : umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan,
orientasi sosio-kultural, faktor sistem pelayanan kesehatan (diagnostik dan
pengobatan), faktor sistem keluarga, pola hidup , faktor lingkungan serta sumber-
sumber yang kuat dan terjangkau. Secara normal, orang dewasa secara sukarela
memelihara dirinya sendiri. Bayi, anak-anak, orang tua, orang sakit dan orang cacat
membutuhan perawatan secara menyeluruh atau bantuan dalam aktivitas self-care.
Kebutuhan self-care yang terapeutik adalah totalitas dari tindakan self-care
yang diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan self-care yang sudah diketahui dengan menggunakan metode yang valid
dan seperangkat kegiatan dan tindakan yang berhubungan.
Kebutuhan self-care yang terapeutik dijadikan model pada tindakan yang
disengaja, yaitu tindakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang
untukmenghasilkan peristiwa dan hasil yang memberikan keuntungan kepada
orang lain secara spesifik.
Persayaratan self-care yang universaldihubungkan dengan proses kehidupan
dan pemeliharaan integritas kemanusiaan beserta fungsi-fungsinya. Hal tersebut
umum pada setiap manusia selama seluruh siklus kehidupan dan harus dipandang
sebagai faktor yang saling berhubungan, saling mempengaruhi satu sama lain.
Istilah umum untuk persyaratan tersebut adalah aktivitas kehidupan sehari-hari
(activity of daily living). Orem (1991) mengidentifikasi persyaratan self care
sebagai berikut : pemeliharaan terhadap kecukupan udara, pemeliharaan terhadap
kecukupan air,pemeliharaan terhadap kecukupan makanan, perlengkapan yang
berhubungan dengan proses eliminasi dan sisa eliminasi, pemeliharaan
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, pemeliharaan keseimbangan antara
kesendirian dan interaksi social, pencegahan terhadap bahaya kehidupan, fungsi
manusia dan kesejahteraan manusia, peningkatan fungsi-fungsi manusia dan
perkembangan dalam kelompok sosial yang sejalan dengan potensi manusia, tahu
keterbatasan manusia, dan keinginan manusia untuk menjadi normal.
Penyimpangan kesehatan self- care ditemukan dalam kondisi sakit, injuri,
penyakit atau yang disebabkan oleh tindakan medis yang diperlukan untuk
memperbaiki kondisi. Penyakit atau injuri tidak hanya mempengaruhi struktur
tubuh tertentu dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga
mempengaruhi fungsi sebagai manusia.
b.) Teori self-care deficit
Teori self-care deficit merupakan inti dari teori umum keperawatan
Orem. keperawatan dibutuhkan untuk orang dewasa atau orang-orang yang
ada dibawah tanggungannya dalam keadaan tidak mampu atau keterbatasan
dalam memberikan self-care yang efektif secara terus menerus. Keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan self-careyang sebenarnya sudah diketahui atau
kemampuan self-careatau kemandirian berlebihan atau sama dengan
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan self-caretetapi dimasa yang akan
datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan berkurang baik kualitatif
maupun kuantitatif dalam kebutuhan perawatan atau kedua-duanya. Orem
mengidentifikasi lima metode bantuan:
(1) Tindakan untuk berbuat untuk orang lain
(2) Membimbing dan mengarahkan
(3) Memberikan dukungan fisik dan psikologis
(4)Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu
(5) Pendidikan
Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan semua metode
ini untuk memberikan bantuan self-care.
Aktivitas yang melibatkan perawat saat mereka memberikan asuhan
keperawaran dapat digunakan untuk menggambarkan domain keperawatan.
Lima area aktivitas untuk praktek keperawatan, yaitu :
(1) Masuk ke dalam dan mempertahankan hubungan perawat-klien dengan
individu, keluarga atau kelompok sampai klien secara sah dikeluarkan dari
keperawatan
(2) Menentukan apakah dan bagaimana klien dapat ditolong melalui
keperawatan
(3) Berespons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak dan bantuann keperawatan
(4) Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan
orang-orang terdekat dalam bentuk bantuan keperawatan
(5) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan keperawatan dengan kehidupan
sehari-hari klien, pelayanan kesehatan lain yang dibutuhkan atau diterima
dan pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan dan diterima klien.
Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang
bagaimana kebutuhan self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien
atau kedua-duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat
berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam
menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit
antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu
dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand),
disinilah keperawatan diperlukan.
c.) Teori Nursing System
Teori nursing system, unsur keperawatan (nursing agency) adalah
suatu atribut yang kompleks dari orang yang dididik dan dilatih sebagai
perawat yang memampukan mereka untuk bertindak, mengetahui dan
membantu orang lain memenuhi kebutuhan self-care yang terapeutik
dengan melaksanakan dan mengembangkan self-care agencymereka
sendiri-sendiri. Klasifikasi sistem keperawatan untuk memenuhi
persyaratan self-careklien ada 3 yaitu sistem kompensatori penuh (wholly
compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory
system) dan sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system).
Sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory
nursing system) digambarkan oleh sebuah situasi dimana individu tidak
mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang memerlukan
kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif
atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas. Seseorang
dengan keterbatasan ini secara sosial tergantung dengan orang lain untuk
kelangsungan hidup dan kesejahteraannya.
Kelompok orang dengan kondisi ini dibagi lagi, antara lain: tidak
mampu terlibat dalam berbagai bentuk tindakan yang disengaja, contoh :
klien koma; waspada dan mampu untuk melakukan observasi, penilaian dan
keputusan tentang self-careserta hal-hal lain tapi tidak bisa atau tidak boleh
tindakan yang memerlukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, contoh :
klien dengan fraktur C3 – C4; tidak mampu menghadirkan dirinya sendiri
dan membuat penilaian yang tepat serta keputusan tentang self-care serta
hal-hal lain tapi bisa melakukan ambulasi dan mungkin mampu melakukan
beberapa tindakan self-caredengan supervisi dan bimbingan yang terus
menerus, contoh : klien retardasi mental.
Sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory
nursing system) digambarkan oleh situasi dimana baik perawat dan klien
melakukan tidakan careatau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau
ambulasi. Baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam
pelaksanaan tindakan perawatan. Contoh: klien yang pasca operasi
abdomen, yang mampu mencuci wajah dan menggosok gigi tapi
memerlukan bantuan perawat dalam mobilisasi dan merawat luka.
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care
(perawatan diri). Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri,
sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk
memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3
kebutuhan, yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal):
kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus
kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan
pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri
pengembangan). Kebutuhan berhubungan dengan pertumbuhan manusia
dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama
variasi tahap dalam siklus kehidupan dan kejadian yang dapat
berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk
meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik
atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau
penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran
dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur
beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan
seseorang untuk melakukan self care. Tiga jenis kebutuhan tersebut
didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
a.) Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,
pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta
pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.
b.) Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga
pematangan ke dewasaan dengan pembentukan dan pemeliharaan
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan
di setiap periode dalam daur hidup.
c.) Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari
struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan
menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan,
tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi
dampaknya. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan
memperhatikan tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan
kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri, yaitu:
1.) Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien
yang tinggi (sistem pengganti keseluruhan).
2.) Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan
keperawatan (sistem pengganti sebagian).
3.) Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan.
3. Langkah-Langkah Proses Keperawatan
a. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.Oleh
karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data
sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu.
1.) Data Dasar dan Data Fokus
a.) Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
lainnya.
b.) Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan pada klien.
1. Fokus Pengkajian Keperawatan
Fokus pengkajian keperawatan adalah suatu pemilihan data spesifik
yang ditentukan oleh perawat, klien dan keluarga berdasarkan keadaan
klien.Jadi pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap
masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktifitas
sehari-hari.
2. Pengumpulan data
a. Data Subyektif: Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi
melalui interaksi atau komunikasi.
b. Data Obyektif :Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “senses” : 2S
(sight, smell) dan HT (hearing dan touch atau taste) selama pemeriksaan
fisik.
3. Observasi status kesehatan klien
Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care defisit,
maka perawat perlu melakukan pengkajian ke pada klien melalui observasi
berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari minimal
care, partial care, total care.
4. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari
pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan
eliminasi/pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan istirahat.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memeberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, dan merubah (a Copernito, 2000). Mengacu pada
diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem
masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang
dikembangkan Maslow.
c. Perencanaan
Selama perencanaan, gunakan keterampilan berpikir kritis untuk
menyimpulkan informasi yang diperoleh dari diagnosa keperawatan. Berpikir
kritis akan membantu memastikan bahwa rencana perawatan itu menggabungkan
kebutuhan klien secara individu. Untuk menemukan kebutuhan self care dengan
menggunakan tiga kategori, yaitu: Wholly Compenstatory System,Partially
Compenstatory System,Suportif Compenstatory System.
d. Tindakan keperawatan
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui.
Teori Orem mengidentifikasi beberapa metode bantuan, yaitu:
1.) Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan
orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan
2.) Membimbing dan mengarahkan
3.) Memberi dukungan fisik dan psikologis
4.) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu
5.) Pendidikan
6.) Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak
bantuan keperawatan
7.) Kolaburasi, pelimpahan wewenang
8.) Melibatkan anggota masyarakat
9). Lingkungan
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan
keperawatan tercapai atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
Fitzpatrik J.J and Whall A.L. (1989).Conseptual Models of Nursing: Analysis and
Application. second Edition. California: Appleton and Lange.
George, J.B (1995). Nursing Theoris: The Base for Profesional Nursing Practice.
Fourth edition,appleton& Lange,Connecticut.

Nursalam.(2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek.


Jakarta: Salemba Medika

Nursalam.(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Orem, DE. (2001). Nursing Concept of Pratical. St. Louis: The CV Mosby Company.

Diposkan lewat URL :http://lib.umpo.ac.id/gdl/download.php?id=171

Husain, Fida’. 2011. Model konseptual holisting nursing. Diakses 14 Oktober 2014.
Diposkan Tahun 2011. URL :http://fidahusain93.files.wordpress.com/2011/10/model-
konseptual-holistik-nursing.pdf

Mutiarakdh. 2014. Makalah Self Care. Diakses 14 Oktober 2014.Diposkan 7 Januari


2014.URL :http://welcomeparaparadise.wordpress.com/2014/01/07/makalah-self-care/

Widhi, Antonius Rian. 2014. Makalah self care penerapan teori self care dalam
keperawatan. Diakses 15 Oktober 2014.Diposkan 6 Januari 2014. URL:
http://rianwidhi.wordpress.com/2014/01/06/makalah-self-care-penerapan-teori-self-care-
dalam-keperawatan/

Yantholife. 2012. Model dan teori keperawatan menurut Dorothea Orem dan
Virginia Handerson. Diakses 15 Oktober 2014.Diposkan 3 Desember 2014.URL
:http://yantholife.wordpress.com/2012/12/03/model-dan-teori-keperawatan-menurut-dorotea-
orem-dan-virginia-handerson/

Anda mungkin juga menyukai