Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah “ablasio retina” (retinal detachment) menandakan pemisahan retina


yaitu fotoreseptor dan lapisan bagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya.
Terdapat tiga jenis utama : ablasio regmatogenosa, ablasio traksi dan ablasio serosa
atau hemoragik. Ablasio retina regmatogen (ARR) atau Regmatogen Retina
Detachment (RRD) adalah terpisahnya lapisan neurosensori retina dari lapisan
epitel pigmen retina dibawahnya sebagai akibat adanya robekan pada retina, dan
hal ini menyebabkan terakumulasinya cairan dalam rongga subretina.Ablasio
retina regmatogen merupakan kondisi patologis yang berpotensi menyebabkan
kebutaan dan merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan di mata (Mitry, et
al., 2010; Put, et al., 2013).

Pada populasi negara barat seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Australia
insiden ARR adalah 6,1 – 9,8 kasus per 100.000 orang selama tahun 1970an,
meningkat menjadi 11,8 – 17,9 kasus per 100.000 orang pada tahun 1990an.
Sebuah studi baru-baru ini melaporkan insiden 12,05 kasus per 100.000 orang di
awal abad ke-21 pada populasi yang relatif lebih muda, sedangkan penelitian lain
di Belanda melaporkan kejadian 17,42 kasus per 100.000 orang per tahun pada
populasi yang relatif lebih tua. Insidennya meningkat pada usia 60 – 69 tahun dan
secara signifikan lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan (Put, et al.,
2013; Mitry, et al., 2010; Polkinghorne and Craig, 2004).

Beberapa faktor risiko telah dijelaskan dapat mempengaruhi munculnya


ARR secara signifikan diantaranya operasi katarak, miopia tinggi, trauma okular,
infeksi okular, degenerasi lattice, dan glaukoma (Sodhi, et al., 2008). Penelitian
Mitry, et al. (2010) melaporkan dari seluruh kejadian ARR, 53,2% terjadi pada
pasien dengan riwayat miopia, 23,4% dengan riwayat operasi katarak dan 10,4%
dengan riwayat trauma.

Pasien dengan ARR biasanya memiliki keluhan fotopsia atau floaters


kemudian diikuti dengan hilangnya lapang pandang secara progresif. Pada
pemeriksaan klinis, seringkali ditemukan adanya sel pigmented (“tobacco dust”)
pada vitreus ataupun bilik mata depan. Bagian retina yang mengalami ablasio
biasanya memiliki batas dan kontur yang cembung dan bergelombang serta
mengalami undulasi dengan adanya pergerakan bola mata (AAO, 2011- 2012;
Sodhi, et al., 2008).

Hal yang paling penting dalam penanganan pasien ARR adalah


pemeriksaan retina secara hati-hati baik preoperasi maupun intraoperasi.
Penanganan ARR adalah dengan tindakan pembedahan dimana terdapat beberapa
metode pembedahan untuk menutup robekan retina. Scleral buckling (SB)
menghasilkan indentasi sklera dari luar dibawah robekan retina sehingga terjadi
reaposisi retina ke RPE dengan mengurangi traksi vitreus dan menghambat aliran
cairan vitreus melalui robekan retina. Pneumatic retinopexy dapat memberikan
tamponade temporer dengan menginjeksikan gas ke dalam cavum vitreus.
Cryoterapi, laser, ataupun diatermi digunakan untuk membentuk adhesi
korioretina yang kuat. Serta vitrektomi yang digunakan pada kasus tertentu dimana
diperlukan pelepasan traksi vitreoretina secara internal. Penanganan ARR
seringkali memerlukan kombinasi beberapa tindakan pembedahan, karena itu
diperlukan pemilihan yang tepat terhadap strategi penanganan yang akan
dilakukan (AAO, 2011-2012; Sun and Young, 2008).

Tingkat keberhasilan anatomi dapat mencapai 80% - 90% dengan


intervensi yang tepat, namun secara fungsional hasilnya masih kurang memuaskan,
hanya 42% dari seluruh pasien ARR yang dapat mencapai tajam penglihatan lebih
baik dari 20/40, dan hanya 37% pasien dengan makula-off yang dapat mencapai

2
tajam penglihatan lebih baik dari 20/50. (Put, et al., 2013; Pastor, et al., 2008).

B. Waktu dan Tempat

Pelatihan fellowship perawat bedah mata vitroretina ini akan dilaksana


pada tanggal 2 Mei 2019 s/d 31 juni 2019. Lokasi pelatihan di instalasi kamar
bedah PMN RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG dengan
pambagian ruangan sebagai berikut:

WAKTU RUANGAN

2 Mei 2019 s/d 30 Juni 2019 Kamar OK 2

10 Juni 2019 s/d 31 Juni 2019 Kamar OK 7

Tabel. 1.1 Pembagian Ruangan Pelatihan

Anda mungkin juga menyukai