Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain

yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian. Oleh karena itu SMK memuat

program produktif yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi atau

kemampuan pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan

tuntutan dan permintaan pasar kerja. Program produktif berbasis kompetensi yang

menekankan pada pembekalan penguasaan kompetensi kepada siswa yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan tata nilai secara tuntas dan utuh.

Salah satu program produktif pada bidang keahlian Teknik Elektro yaitu

mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik, dengan mempelajari dasar dan

pengukuran listrik diharapkan siswa dapat memanfaatkan ilmunya di dunia usaha

dan industri di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengamatan penulis dan konsultasi dengan guru-guru yang

mengajar di Kelas X SMK N 1 Percut Sei Tuan diperoleh informasi bahwa dalam

pembelajaran banyak guru yang mengeluhkan siswa kurang bergairah mengikuti

pelajaran, sering mengantuk, dan malas membuat tugas. Siswa kurang aktif dan bila
ditanya sangat sedikit yang berani menjawabnya. Siswa kurang termotivasi

mengeluarkan pendapatnya di kelas serta sering keluar kelas.

Dalam proses pembelajaran, siswa lebih cenderung mencatat dan menyalin

dari pada memahami materi yang diajarkan. Dalam mengerjakan tugas pelajaran

dasar dan pengukuran listrik kebanyakan siswa menyalin dan mencontoh pekerjaan

temannya yang pandai tanpa mengetahui proses untuk mendapatkan jawabannya,

siswa hanya giat belajar jika diberikan ulangan harian saja tanpa mau

mengulanginya setiap hari, siswa tidak berani bertanya dengan alasan mereka takut

dan malu dikatakan bodoh, sehingga tugas yang diberikan guru banyak yang tidak

dikerjakan dan siswa yang mendapat nilai rendah merasa tidak punya beban

sehingga kurang peduli terhadap hasil yang diperolehnya.

Melihat hal demikian penulis memfokuskan penelitian ini dengan

penerapan Problem Based Instruction (PBI) dengan media software Phet untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pemberi kepada penerima

pesan. Sedangkan menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media merupakan

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Penggunaan media adalah sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan

informasi atau pesan antara pemberi kepada penerima. Dengan menggunakan

media yang tepat, maksud dari informasi maupun pesan yang disampaikan oleh

pemberi pesan dapat diterima oleh penerima pesan. Begitu juga ketika media

digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Informasi yang disampaikan guru


sebagai penyampai pesan di kelas, dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai

penerima pesan di kelas.

Pemanfaatan media yang baik serta memadai, diharapkan dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dan menggairahkan. Verbalisme mungkin saja akan muncul

ketika pembelajaran tanpa menggunakan media. Namun dengan menggunakan

media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Mengurangi atau

menghilangkan unsur verbalisme, maka siswa akan diberikan pengertian dan

konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, serta memberi pengalaman

menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian yang konkret.

Dengan pemanfaatan media yang disediakan diharapkan dapat menjadi

alternatif model pembelajaran dalam mengurangi suasana yang statis dan dapat

menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menarik, interaktif dan

menyenangkan. Selain hal-hal yang disampaikan di atas, kegunaan lain dari

pemanfaatan media ini, dapat menciptakan variasi belajar sehingga tidak

menimbulkan kebosanan terhadap siswa. Ini diharapkan akan meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar anak secara mandiri, kreatif, efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI)

dengan media software Phet dapat mempermudah siswa dalam penguasaan

mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik berbasis kurikulum 2013 ?


2. Apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI) dengan media software

Phet dapat mempercepat siswa dalam penguasaan mata pelajaran dasar dan

pengukuran listrik berbasis kurikulum 2013 ?

3. Apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI) dengan media software

Phet dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan mata

pelajaran dasar dan pengukuran listrik berbasis kurikulum 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI)

dengan media software Phet dapat mempermudah siswa dalam penguasaan

mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik berbasis kurikulum 2013.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI)

dengan media software Phet dapat mempercepat siswa dalam penguasaan

mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik berbasis kurikulum 2013.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan Problem Based Instruction (PBI)

dengan media software Phet dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

penguasaan mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik berbasis kurikulum

2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa akan belajar lebih

tekun, giat dan lebih bersemangat.


b. Meningkatkan minat siswa dalam memahami pelajaran dasar dan

pengukuran listrik

c. Menciptakan suasana belajar dengan pembelajaran yang interaktif,

menarik dan menyenangkan sehingga membantu siswa dalam

memahami pelajaran dasar dan pengukuran listrik.

2. Manfaat bagi guru

a. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.

b. Memperbaiki kinerja guru.

c. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Hasil pembelajaran sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas

dan efisiensi pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi

siswa dan kinerja guru.

Anda mungkin juga menyukai