Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR NYAMAN PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA


FRAKTUR WRIST DI RUANG ORTHOPEDI RSUD SOETRASNO
REMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Dasar II dan
Komunikasi Dalam Keperawatan I

Disusun oleh :

Faiq Faisal Majid (M18010002)

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA

2018/2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dengan Kebutuhan Dasar “Nyaman” di ruangan Orthopedi RSUD


Soetrasno REMBANG, telah diperiksa oleh Pembimbing Klinik ( Clinical Instructure) yang
di sahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Lapangan/ CI Mahasiswa

Ns. Vira Ristiana, S.Kep. Faiq Faisal Majid

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ns. Arif Tirtana, M.Sc


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000)
Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan
akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan
keracunan makanan.

Kenyamanan
1. Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997)

a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya
singkat kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau
intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidaknyamanan, sensasi
seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang
mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.

B. Fisiologi Kebutuhan Nyaman


Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap
empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi
nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas
listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri
dari tempat terinduksi melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan
jaringan neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi
nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang
dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga
melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas
direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif
nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.

MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai
perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya
salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum
dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun
demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual.
Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak
muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Nyaman
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.

10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri
dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri
dan tingkat kenyaman yang mereka punyai

D. Nilai-Nilai Normal
Skala nyeri secara umum digambarkan dalam bentuk nilai angka, yakni 1-10.
Berikut adalah jenis skala nyeri berdasarkan nilai angka yang perlu Anda ketahui.
 Skala 0, tidak nyeri
 Skala 1, nyeri sangat ringan
 Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu sakit
 Skala 3, nyeri sudah mulai terasa, namun masih bisa ditoleransi
 Skala 4, nyeri cukup mengganggu (contoh: nyeri sakit gigi)
 Skala 5, nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bisa didiamkan dalam waktu lama
 Skala 6, nyeri sudah sampai tahap mengganggu indera, terutama indera penglihatan
 Skala 7, nyeri sudah membuat Anda tidak bisa melakukan aktivitas
 Skala 8, nyeri mengakibatkan Anda tidak bisa berpikir jernih, bahkan terjadi
perubahan perilaku
 Skala 9, nyeri mengakibatkan Anda menjerit-jerit dan menginginkan cara apapun
untuk menyembuhkan nyeri
 Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa menyebabkan Anda tak
sadarkan diri
Cara Menghitung Skala Nyeri
Mengetahui skala nyeri menjadi penting karena metode ini membantu para
tenaga medis untuk mendiagnosis penyakit, menentukan metode pengobatan, hingga
menganalisis efektivitas dari pengobatan tersebut. Dalam dunia medis, ada banyak
metode penghitungan skala nyeri. Berikut ini beberapa cara menghitung skala nyeri
yang paling populer dan sering digunakan.
1. Visual Analog Scale (VAS)
Visual Analog Scale (VAS) adalah cara menghitung skala nyeri yang paling
banyak digunakan oleh praktisi medis. VAS merupakan skala linier yang akan
memvisualisasikan gradasi tingkatan nyeri yang diderita oleh pasien.
Pada metode VAS, visualisasinya berupa rentang garis sepanjang kurang lebih 10 cm,
di mana pada ujung garis kiri tidak mengindikasikan nyeri, sementara ujung satunya
lagi mengindikasikan rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Selain dua indicator
tersebut, VAS bisa diisi dengan indikator redanya rasa nyeri.
VAS adalah prosedur penghitungan skala nyeri yang mudah untuk digunakan.
Namun, VAS tidak disarankan untuk menganalisis efek nyeri pada pasien yang baru
mengalami pembedahan. Ini karena VAS membutuhkan koordinasi visual, motorik,
dan konsentrasi.
Berikut adalah visualisasi VAS:

sumber:
unud.ac.id
2. Verbal
Rating Scale (VRS)
Verbal Scale (VRS) hampir sama dengan VAS, hanya, pernyataan verbal dari
rasa nyeri yang dialami oleh pasien ini jadi lebih spesifik. VRS lebih sesuai jika
digunakan pada pasien pasca operasi bedah karena prosedurnya yang tidak begitu
bergantung pada koordinasi motorik dan visual.
Skala nyeri versi VRS:

sumb
er: unud.ac.id

3. Numeric Rating Scale (NRS)


Kalau tadi penghitungan skala nyeri didasari pada pernyataan, maka metode
Numeric Rating Scale (NRS) ini didasari pada skala angka 1-10 untuk
menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan pasien. NRS diklaim lebih mudah
dipahami, lebih sensitif terhadap jenis kelamin, etnis, hingga dosis. NRS juga lebih
efektif untuk mendeteksi penyebab nyeri akut ketimbang VAS dan VRS.
Skala nyeri dengan menggunakan NRS:

sumber:
unud.ac.id

NRS di satu sisi juga memiliki kekurangan, yakni tidak adanya pernyataan spesifik
terkait tingkatan nyeri sehingga seberapa parah nyeri yang dirasakan tidak dapat
diidentifikasi dengan jelas.
4. Wong-Baker Pain Rating Scale
Wong-Baker Pain Rating Scale adalah metode penghitungan skala nyeri yang
diciptakan dan dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Cara mendeteksi
skala nyeri dengan metode ini yaitu dengan melihat ekspresi wajah yang sudah
dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan rasa nyeri.

sum
ber: wongbakerfaces.org
Saat menjalankan prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk memilih wajah
yang kiranya paling menggambarkan rasa nyeri yang sedang mereka alami.
Seperti terlihat pada gambar, skala nyeri dibagi menjadi:
 Raut wajah 1, tidak ada nyeri yang dirasakan
 Raut wajah 2, sedikit nyeri
 Raut wajah 3, nyeri
 Raut wajah 4, nyeri lumayan parah
 Raut wajah 5, nyeri parah
 Raut wajah 6, nyeri sangat parah
5. McGill Pain Questinonnaire (MPQ)
Metode penghitungan skala nyeri selanjutnya adalah McGill Pain Questinnaire
(MPQ). MPQ adalah cara mengetahui skala nyeri yang diperkenalkan oleh Torgerson
dan Melzack dari Universitas Mcgill pada tahun 1971. Sesuai dengan namanya,
prosedur MPQ berupa pemberian kuesioner kepada pasien. Kuesioner tersebut
berisikan kategori atau kelompok rasa tidak nyaman yang diderita.
Terdapat 20 kelompok yang masing-masing terdiri dari sejumlah kata sifat
(adjektiva). Pasien diminta untuk memilih kata-kata yang kiranya paling
menggambarkan kondisi mereka saat ini.
 Kelompok 1-10
Menggambarkan kualitas sensorik dari nyeri. Gejala yang termasuk dalam kelompok
ini di antaranya:
 Berdenyut
 Menusuk
 Panas
 Kesemutan
 Gatal
 Perih
 Kram
 Koyak
 Kelompok 11-15
Kelompok 11-15 menggambarkan efektivitas nyeri, seperti:
 Melelahkan
 Memuakkan
 Menakutkan
 Celaka
 Kejam
 Membunuh
 Kelompok 16
Sementara itu, adjektiva pada kelompok 16 lebih ke dimensi evaluasi, terdiri atas:
 Menjengkelkan
 Menyusahkan
 Sengsara
 Tak tertahankan
 Kelompok 17-20
Terakhir, kelompok 1-20 berisi kata-kata yang sifatnya spesifik, seperti:
 Menyiksa
 Mengerikan
 Dingin
 Memancarkan
 Menembus
Lazimnya, dokter akan meminta pasien memilih tiga kata dari kelompok 1-10, dua
kata dari kelompok 11-15, satu katan dari kelompok 16, dan satu kata dari kelompok
17-20. Setelah itu, dokter menjumlahkan kata-kata yang dipilih oleh pasien sehingga
menghasilkan angka total yang digunakan untuk menentukan skala nyeri.
6. Oswetry Disability Index (ODI)
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1980 oleh Jeremy Fairbank, Oswetry
Disability Index (ODI) adalah metode deteksi skala nyeri yang bertujuan untuk
mengukut derajat kecacatan, pun indeks kualitas hidup dari pasien penderita nyeri,
khususnya nyeri pinggang.
Pada penerapannya, pasien akan diminta melakukan serangkaian tes guna
mengidentifikasi intensitas nyeri, kemampuan gerak motorik, kemampuan berjalan,
duduk, fungsi seksual, kualitas tidur, hingga kehidupan pribadinya. Dari sini, dokter
dapat mengetahui skala nyeri dan memastikan apa penyebab utama dari nyeri yang
dirasakan tersebut.
7. Brief Pain Inventory (BPI)
Awalnya, metode ini digunakan untuk menghitung skala nyeri yang dirasakan
oleh penderita kanker. Namun. Saat ini BPI juga digunakan untuk menilai derajat
nyeri pada penderita nyeri kronik.

8. Memorial Pain Assessment Card


Cara mengukur skala nyeri dengan metode Memorial Pain Assessment
Card ini dinilai cukup efektif, terutama untuk pasien penderita nyeri kronik. Dalam
penerapannya, MPAC akan berfokus pada empat indicator, yakni intensitas nyeri,
deskripsi nyeri, pengurangan nyeri, dan mood.
Skala nyeri sifatnya subjektif. Anda bisa saja berpendapat bahwa nyeri yang sedang
dirasakan masuk ke dalam kelompok nyeri berat. Jangan berspekulasi. Segera
periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan informasi jelas perihal tingkat
keparahan nyeri yang sebenarnya Anda alami.

E. Jenis Gangguan Kebutuhan Nyaman

Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) diartikan sesuai


klasifikasi nya. Yaitu:
a. Nyeri menurut tempat dan sumbernya
 Peripheral pain
 Superficial pain (nyeri permukaan)
 Dreppain (nyeri dalam)
 Defereed ( nyeri alihan)
 Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari
stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral.
 Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti
kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.
 Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari
organ yang sakit ke seluruh tubuh.
 Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan
system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll.
 Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi akibat
trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Biasanya disebabkan oleh
ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang
lama.
b. Nyeri menurut sifatnya
 Seperti diiris benda tajam
 Seperti ditusuk pisau
 Seperti terbakar
 Seperti diremas-remas
c. Menurut berat dan ringannya
 Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
 Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
 Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi

d. Menurut waktunya
 Nyeri Kronis
 Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
 Reaksinya menyebar
 Respon parasimpatis
 Penampilan Depresi dan menarik diri
 Pola serangan tidak jelas.
 Nyeri akut
 Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
 Terelokasi
 Respon system saraf parasimpati
 Penampilan: Gelisah , cemas
 Pola serangan jelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
1) Usia
2) Lingkungan
3) Keadaan fisik
4) Pengalaman masa lalu
5) Mekanisme penysuaian diri
6) Nilai-nilai budaya
7) Penilaian tingkat nyeri
8) Skala nilai menurut Mc. Gill
0 = tidak Nyeri
1 = Nyeri ringan
2 = Tidak menyenangkan
3 = Nyeri menekan
4 = Sangat Nyeri
5 = Nyeri yang menyiksa
9) Skala penilaian expresi wajah nyeri (whole dan Wrong)
o Skema tubuh (body outline)
o Skala numeric ( 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 )
Penyebab Rasa Nyeri :
1. Trauma
 Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll
 Trauma thermis : panas dan dingin
 Trauma Chermis :tersentuh asam/basa kuat
2. Neoplasama
 Neoplasama jinak
 Neoplasma ganas
3. Peradangan : Abses ,pleuritis,dll
4. Gangguan pembuluh darah
5. Trauma psikologis

Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar manusia yaitu teori
keperawatan Virginia Henderson. Virginia Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan
dasar manusia (klien), antara lain:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai
7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kenutuhan, rasa
takut, atau pendapat-pendapat
11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang
12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan
yang tersedia.
Dari ke-14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang terganggu ketika orang
mengalami nyeri yaitu:
1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
2. Tidur dan istirahat
3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
5. bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
6. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan
yang tersedia.
Hal-hal yang terganggu diatas dikarenakan keterbatasan gerak klien akibat nyeri.
Kebutuhan dasar manusia menurut maslow yang terganggu akibat nyeri, yaitu:
kebutuhan fisiologis (tidur, istirahat, latihan kegiatan, rasa nyaman, kebersihan),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (bebas dari rasa sakit).

F. Pengkajian
Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang
memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan
dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan
1) Komunitas
Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap perkembangan, gaya
hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran klien terhadap keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan yang disebabkan
prosedur, dan kecelakaan yang menyebabkan penggunaan alat.
b. Kenyaman
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan
hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.
Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:
1) Posisi yang memperlihatkan pasien
Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan rasa
nyaman
2) Ekspresi umum
o Tampak meringis, merintih
o Cemas, wajah pucat
o Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
o Keluar keringat dingin
· Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam posisi
menggenggam
· Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah
· Lokasi nyeri
· Waktu timbulnya nyeri
· Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
· Karakteristik nyeri
· Faktor pencetus timbulnya nyeri
· Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri

G. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA NYAMAN
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma
b) Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat
c) Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional
d) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
e) Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur infvasif, tidak cukup
pengetahuan dalam menghindari paparan patogen.
f) Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang berasal dari
lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri
g) Resiko Injury berhubungan dengan imobilisasi, penekanan sensorik patologi
intracranial dan ketidaksadaran

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC
Dx
1 Nyeri akutSetelah dilakukan tindakanPain Management (140)
berhubungan dengankeperawatan selama- Kaji tingkat nyeri,meliputi :
agen cedera fisik atau.......x24 jam, diharapakanlokasi,karakteristik,dan
trauma nyeri berkurang denganonset,durasi,frekuensi,kualitas,
kriteria: intensitas/beratnya nyeri, faktor-
Kontrol Nyeri (1605) faktor presipitasi
- Mengenal faktor- Kontrol faktor-faktor
penyebab (160501) lingkungan yang dapat
- Mengenal reaksi seranganmempengaruhi respon pasien
nyeri (160502) terhadap ketidaknyamanan
- Mengenali gejala nyeri- Berikan informasi tentang nyeri
(1605009) - Ajarkan teknik relaksasi
- Melaporkan nyeri- Tingkatkan tidur/istirahat yang
terkontrol (1605011) cukup
Tingkat Nyeri (2021) - Turunkan dan hilangkan faktor
- Frekuensi nyeri (210203) yang dapat meningkatkan nyeri
- Ekspresi akibat nyeri- Lakukan teknik variasi untuk
(210206) mengurangi nyeri
Keterangan Penilaian NOC Analgetik Administration
1. tidak (2210)
dilakukan - Tentukan lokasi, karakteristik,
samasekali kualitas, dan derajat nyeri
2. jarang sebelum pemberian obat
dilakukan - Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
3. kadang
- Berikan analgetik yang tepat
dilakukan
sesuai dengan resep
4. sering - Catat reaksi analgetik dan efek
dilakukan buruk yang ditimbulkan
5. selalu - Cek instruksi dokter tentang
dilakukan jenis obat,dosis,dan frekuensi
2 Nyeri kronisSetelah dilakukan tindakanPain Management (140)
berhubungan dengankeperawatan selama- Kaji tingkat nyeri,meliputi :
kontrol nyeri yang.......x24 jam, diharapakanlokasi,karakteristik,dan
tidak adekuat nyeri berkurang denganonset,durasi,frekuensi,kualitas,
kriteria: intensitas/beratnya nyeri, faktor-
Kontrol Nyeri (1605) faktor presipitasi
- Mengenal faktor- Kontrol faktor-faktor
penyebab (160501) lingkungan yang dapat
- Mengenal reaksi seranganmempengaruhi respon pasien
nyeri (160502) terhadap ketidaknyamanan
- Mengenali gejala nyeri- Ajarkan teknik nonfarmakologi
(1605009) untuk menguragi nyeri (relaksasi,
- Melaporkan nyeridistraksi)
terkontrol (1605011) - Perhatikan tipe dan sumber
Tingkat Nyeri (2021) nyeri
- Frekuensi nyeri (210203) - Turunkan dan hilangkan faktor
- Ekspresi akibat nyeriyang dapat meningkatkan nyeri
(210206) - Lakukan teknik variasi untuk
Keterangan Penilaian NOC mengurangi nyeri
1. tidak - Tingkatkan istirahat atau tidur
dilakukan untuk memfasilitasi manajemen
samasekali nyeri
2. jarang Analgetik Administration
dilakukan (2210)
Cek obat, dosis, frekuensi,
3. kadang
pemberian analgesik
dilakukan
Cek riwayat alergi obat
4. sering
Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8 is not
available
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8 is not
available
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8 is not
available

Anda mungkin juga menyukai