Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN TRANSFER PASIEN PELAYANAN

INTENSIF

JALAN GAJAHMADA NO. 01 MOJOSARI MOJOKERTO


TELP. 0321-596900 FAX. 0321-596019
EMAIL : rsiarofah@ymail.com
Lampiran 1
Keputusan Direktur
Nomor : 309/RSIA/DIR/VII/2017
Tanggal : 3 Juli 2017

PANDUAN TRANSFER PASIEN PELAYANAN INTENSIF


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau
penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancan nyawa. Ruang-
ruang tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana, serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan
tersebut.
Pada unit perawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan
melibatkan berbagai tenaga professional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang
bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting
dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta
peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
RSI Arofah sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan rawat intensif yaitu
HCU (High Care Unit) yang professional dan berkualitas dengan mengedepankan
mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-
tenaga khusus serta terbatasnya sarana dan prasarana, maka perlu dibuat suatu
panduan yang mengatur kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif
agar penggunaannya menjadi lebih efisien.

B. Tujuan
Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang HCU RSI Arofah Mojosari.

C. Manfaat
Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di Ruang HCU RSI Arofah
Mojosari.
D. Ruang Lingkup
1. Kriteria masuk dan keluar ruang HCU

E. Sasaran
1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat

F. Dasar Hukum
1. Undang-undang RI No.36/2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang RI No.44/2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang RI No.29/2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 834/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah sakit

BAB II
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG HIGH CARE UNIT (HCU)

A. PENGERTIAN
Ruang High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien
dengan kondisi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil namun masih
memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat. Pelayanan HCU
adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan,
perawatan, dan observasi secara ketat dengan tingkat pelayanan yang berada diantara
ICU dan ruang rawat inap (tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di
ruang rawat biasa karena memerlukan observasi yang ketat).
B. KRITERIA PASIEN
1. Indikasi Masuk
a. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai risiko tinggi untuk terjadi
komplikasi.
b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif.
2. Indikasi Keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
b. Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker stadium akhir)
b. Pasien/keluarga menolah untuk dirawat di HCU (atas dasar informed consent)
Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain:
1. Sistem Kardiovaskuler
a. Infark Miokard dengan Hemodinamik stabil
b. Gangguan irama jantung dengan haemodinamik stabil
c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap
dengan haemodinamik stabil
d. Gagal jantung kongesif NYHA kelas I atau II
e. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target.
2. Sistem Pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.
3. Sistem Saraf
a. Cedera kepala sedang sampai berat yang stabil dan memerlukan tirah baring
dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir
b. Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil.
4. Sistem Saluran Pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon dengan
pemberian cairan.
5. Sistem Endokrin
Diabetik Ketoasidosis dengan infus insulin kontinyu.
6. Pembedahan
Pasca bedah sesar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih memerlukan resusitasi
cairan dan pengawasan.
7. Kebidanan dan Kandungan
Preeklampsia pada kehamilan atau pasca persalinan.
BAB III
PENUTUP

Panduan ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan ruang rawat intensif di RSI
Arofah Mojosari. Dengan adanya panduan ini diharapkan penggunaan ruang rawat intensif di
RSI Arofah Mojosari dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai