Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ORIENTASI PEGAWAI BARU

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURILLA TUNISA, A. Md. Kep.


PENDIDIKAN : DIII KEPERAWATAN
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Orientasi Pegawai Baru tahun 2019
Calon Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung selesai
disusun,
Kami mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Dr. Artiyono, M. Kes. selaku Direktur RSUD Kabupaten Temanggung
2. Pembimbing Orientasi
3. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini
Program orientasi ini sebagai upaya pengenalan gambaran RSUD Temanggung secara
umum terhadap karyawan baru untuk mengenal lingkungan kerja. Kami menyadari masih
banyak kekurangan yang perlu disempurnakan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu
kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Temanggung, 15 Juni 2019

(…………………………)
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan masyarakat yang


semakin kritis sehingga menuntut pelayanan yang bermutu tinggi. Untuk itu rumah sakit sebagai
unit pelayanan berkewajiban melakukan upaya peningkatan dan inovasi pelayanan secara kontinyu
agar tetap dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang bermutu.

Tenaga keperawatan yang baru di rekrut oleh RSUD Kabupaten Temanggung sangat
strategis untuk dikembangkan dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Oleh
karena itu perlu adanya persamaan persepsi tentang visi misi dan tujuan dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya program orientasi bagi
tenaga keperawatan baru agar tetap dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan di RSUD
Kabupaten Temanggung.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RSUD Kabupaten Temanggung
2. Tujuan Khusus :
a. Menyamakan persepsi tentang visi, misi dan tujuan tentang pelayanan di RSUD
Kabupaten Temanggung, khususnya pelayanan keperawatan
b. Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan
c. Meningkatkan ketrampilan tenaga keperawatan
d. Membina sikap profesional tenaga keperawatan

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pengertian Program orientasi pegawai baru adalah serangkaian kegiatan yang wajib diberikan
kepada setiap tenaga baru yang masuk ke RSUD Kabupaten Temanggung, seperti Pegawai Negeri
Sipil (PNS), Kontrak, pindahan dari rumah sakit lain, tentang semua kebijakan dan aturan-aturan
yang ada di rumah sakit, sehingga dalam melaksanakan kegiatan tenaga terdapat persepsi yang
sama untuk semua karyawan.
D. METODE PELAKSANAAN :
1. Penerimaan Pegawai Baru
Di bidang keperawatan, pegawai baru diterima oleh Kepala Bidang Keperawatan, apabila
Kepala Bidang Keperawatan berhalangan maka yang bertanggung jawab adalah Kepala Seksi
Keperawatan untuk di berikan orientasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit
(ICU), dan High Care Unit (HCU), dan untuk selanjutnya diberikan penjelasan dan diserah
terimakan kepada ruang terkait.
2. Pelaksanaan Program Orientasi
Setiap pegawai baru akan diorientasikan secara bersamaan selama 7 hari yang dikelola oleh
bidang kepegawaian bekerja sama dengan bidang diklat dan keperawatan dilaksanakan di Aula
Jenderal Soedirman RSUD Kabupaten Temanggung.
3. Pelaksanaan Pemberian Materi
Orientasi pegawai baru dibagi menjadi dua jenis yaitu orientasi umum dan orientasi khusus.
Orientasi umum meliputi pemberian materi melalui presentasi dan diskusi yang diberikan oleh
seluruh bidang yang ada di RSUD Kabupaten Temanggung (materi terlampir). Sedangkan
orientasi khusus merupakan orientasi tingkat ruangan di bangsal yang telah dibagi oleh Kabid
Keperawatan dan diserah terimakan oleh Kasi Keperawatan kepada Kepala Ruang perawatan.
BAB II

ISI

GAMBARAN UMUM RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung yang selanjutnya disingkat RSUD
Kab. Temanggung terletak di Kelurahan Temanggung 1 dan Kelurahan Walitelon Selatan,
Kecamatan Temanggung dengan batas :
- Utara : Desa Walitelon Selatan
- Timur : Jln. Raya Temanggung – Parakan
- Selatan : Desa Temanggung 1
- Barat : Jalan ke Wonosobo Jurang
Bangunan di lingkungan RSUD Kab. Temanggung dibangun dengan luas tanah dan
bangunan sebagai berikut :
 Luas Area RSUD Kab. Teamnggung : 25.885 m2
 Luas Bangunan : 11.096,19 m2
RSUD Kab. Temanggung merupakan Rumah Sakit Umum Daerah tipe B dengan
kapasitas tempat tidur 203 buah dan memiliki beberapa kelas perawatan seperti terdapat
pada table 1.
Bangsal Ha/ICU VIP VVIP Presiden UT.A UT.B I II III ISOLASI
suitroom
Anggrek 1 12
Anyelir
Cempaka 1 1 4 23
Cempaka 2 1 4 23
Dahlia 16
Flamboyan 1 1 4 23
Flamboyan 2 1 4 23
ICU 9

Kenanga 10
Mawar 4 6 25
Melati 2 5 4 25
Nusa Indah 8 10 2
PICU NICU 6
Seruni 2 6 15
Tulip 5 7
Wijaya 6 3 1
kusuma 1
Wijaya 6 3 1
kusuma 2

Berdasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013


visi, misi dan juga motto RSUD Kabupaten Temanggung yaitu :
Visi :
Memberikan Pelayanan Prima Sebagai Pusat Rujukan Kesehatan

Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan mutu dan kerjasama pendidikan kesehatan
3. Meningkatkan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien
4. Meningkatkan kinerja dan disiplin pegawai

Motto :
Kesembuhan Dan Kepuasan Pasien Merupakan Kebahagiaan Kami.
A. Pengarahan Direktur RSUD Kabupaten Temanggung
Disampaikan pada hari Rabu, 10 April 2019 oleh Direktur RSUD Kab.
Temanggung dr. Artiyono, M. Kes. Materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Ucapan selamat datang di RSUD Kab. Temanggung

2. Perkenalan pegawai baru dengan direktur RSUD Kab. Temanggung

3. Himbauan agar segera menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru dan
menaati segala peraturan yang berlaku di RSUD Kab. Temanggung

B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi RSUD Kabupaten Temanggung


RSUD berkedudukan sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Temanggung yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan
kesehatan, dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

RSUD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan


upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan


2. Pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintah daerah di bidang
pelayanan kesehatan
3. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
Pelayanan Kesehatan
4. Pelayanan Medik
5. Pelayanan Asuhan Keperawatan
6. Pelayanan Rujukan
7. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
8. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat
9. Pengelolaan keuangan dan akutansi
10. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi
dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum
C. Direktur
Direktur RSUD Kab. Temanggung dr. Artiyono, M. Kes. Direktur adalah seorang
dokter dari unsur Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi kriteria keahlian, integritas,
kepemimpinan dan pengalaman di bidang perumahsakitan dan merupakan pengguna
anggaran barang daerah.

D. Bagian Umum
Bagian Umum dikepalai oleh Sugiyarto SH. Sesuai dengan Peraturan Bupati
Temanggung Nomor 46 tahun 2011 tentang penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung, Bagian Umum
mempunyai tugas mengkoordinir penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan
dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, hukum, hubungan masyarakat, keuangan, tata usaha, rumah tangga,
organisasi dan kepegawaian.
Bagian Umum membawahi 3 Sub Bagian, yaitu :

1. Sub Bagian Perencanaan, Pendidikan dan Pelatihan


Sub Bagian Perencanaan, Pendidikan Dan Pelatihan RSUD Kab. Temanggung
dikepalai oleh Iga Gangga Sari, ST. Sesuai dengan peraturan Bupati Temanggung
Nomor 46 tahun 2011 tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan administrasi dan teknis
penyusunan standar prosedur operasional dan standar pelayanan di bidang
perencanaan program, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan pelatihan,
mengkoordinir kegiatan di instalasi rekam medic, mengkoordinir kegiatan Sistem
Informasi Managemen Rumah Sakit serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bagian Umum.

2. Sub Bagian Keuangan


Sub Bagian Keuangan RSUD Kab. Temanggung dikepalai oleh Sulistyawati,
SE, Msi. Sesuai dengan peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas melakukan persiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, penyusunan standar prosedur operasional dan standar
pelayanan, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang anggaran,
akuntansi, perbendaharaan, dan verifikasi, serta melaksanakan tugas0tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum.

3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha


Sub Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha RSUD Kab. Temanggung dikepalai
oleh Dwi Ernawan, S.Sos, MM. Sesuai dengan peraturan Bupati Temanggung
Nomor 46 tahun 2011 tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
melakukan persiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan standar
operasional dan standar pelayanan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang tata usaha, hukum dan hubungan masyarakat rumah tangga,
pemeliharaan dan pengelolaan kendaraan dinas, organisasi dan kepegawaian serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum.

D. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik


Bidang Penunjang Medik dan Non Medik dikepalai oleh Dra. Retno Wahyu
Wardani, Apt. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Temanggung adalah mengkoordinasi penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang penunjang
diagnose, terapi, dan sarana prasarana medis dan non medis.
Bidang Penunjang Medik dan Non Medik membawahi dua seksi, yaitu :

1. Seksi Penunjang Medik


Seksi Penunjang Medik RSUD Kab. Temanggung dikepalai oleh Lilik Nursakti,
SKM. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Temanggung mempunyai tugas mengkoordinasi dan memfasilitasi
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis serta evaluasi dan monitoring mutu di bidang penunjang
medic, meliputi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta evaluasi dan
monitoring pelaksanaan dan koordinasi pelayanan, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi, perencanaan kebutuhan, pelaksanaan standar pelayanan dan standar
prosedur operasional kegiatan bidang penunjang diagnose dan terapi Instalasi
radiologi, Instalasi Laboratorium, Patologi Anatomi, Instalasi Bank Darah Rumah
Sakit, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, dan Instalasi Rehabilitasi Medik, serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medik dan
Non Medik.

2. Seksi Penunjang Non Medik


Seksi Penunjang Non Medik RSUD Kab. Temanggung dikepalai oleh
Muhammad Yusuf Lanno S.T. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung
Nomor 46 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
mengkoordinasi dan memfasilitasi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis serta evaluasi dan monitoring
mutu di bidang penunjang non medic, meliputi : perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan koordinasi
pelayanan administrasi, perencanaan kebutuhan, pelaksanaan standar pelayanan
dan standar prosedur operasional kegiatan bidang penunjang sarana prasarana
medis dan non medis, pemeliharaan bangunan dan gedung, pemeliharaan peralatan
elektromedik di Instalasi Laundry, Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Medis
dan Non Medis, Instalasi CSSD, Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit, serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medik dan
Non Medik.

F. Bidang Pelayanan Medik


Bidang Pelayanan Medik dikepalai oleh Dr. Ike Ciptaningsih. Tugas dari
Bidang Pelayanan Medik yaitu mengkoordinir penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan kesehatan
umum. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Pelayanan Medik
mempunyai fungsi :
 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang pelayanan rawat inap.
 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang pelayanan rawat jalan.
 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang pelayanan.
 Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur RSUD
Dalam Bidang Pelayanan Medik terdapat 2 seksi, yaitu

1. Seksi Pelayanan Rawat Inap


Seksi Pelayanan Rawat Inap RSUD Kab Temanggung dikepalai oleh Yuli
Istiqoma M. S,kep. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun
2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas mengkoordinasi dan
memfasilitasi penyiapan-penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta
evaluasi dan monitoring, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di
bidang pelayanan rawat inap, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pelaksanaan standar
pelayanan dan standar prosedur operasional kegiatan, serta pengembangan bidang
rawat inap di Instalasi Rawat Inap, Pavillion, Instalasi Rawat Intensif, dan Instalasi
maternal Perinatal serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pelayanan Medik.

2. Seksi Pelayanan Rawat Jalan


Seksi Pelayanan Rawat Jalan RSUD Kab Temanggung dikepalai oleh Sri
Mulyati SE, MM. Sesuai dengan Praturan Bupati Temanggung Nomor 46 Tahun
2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten temanggung mempunyai tugas mengkoordinasikan dan
memfasilitasi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta evaluasi dan
monitoring mutu, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang
pelayanan rawat jalan, meliputi : pergerakan, pengorganisasian serta monitoring
dan evaluasi pelaksanaan dan koordinasi pelayanan, pelaksanaan standar
pelayanan dan standar prosedur operasional kegiatan, serta pengembangan Bidang
Pelayanan Medis Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Hemodialisa,
Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolehal, Instalasi Bedah Sentral serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik.

G. Bidang Keperawatan
Bidang keperawatan dikepalai oleh Rejono S,kep. Ns. Sesuai dengan Peraturan
Bupati Temanggung Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung, Bidang
Keperawatan mempunyai tugas mengkoordinir penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang keperawatan.
Bidang Keperawatan membawahi dua seksi, yaitu :

1. Seksi Keperawatan Rawat Inap


Seksi Keperawatan Rawat Inap RSUD Kab Temanggung dikepalai oleh
Hartanti, S.Kep, Ns. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas mengkoordinasi
dan memfasilitasi asuhan keperawatan serta mengkoordinasi dan memfasilitasi
sumber daya manusia dan logistic keperawatan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan pelayanan, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis serta evaluasi dan monitoring di bidang keperawatan
rawat inap di instalasi rawat inap, pavilion, instalasi maternal dan parentologi,
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan.

2. Seksi Keperawatan Rawat Jalan


Seksi Keperawatan Rawat Jalan RSUD Kab Temanggung dikepalai oleh
Suryati S. ST. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 Tahun
2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Teamnggung mempunyai tugas mengkoordinasi dan
memfasilitasi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
keperawatan serta evaluasi dan monitoring mutu pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang keperawatan rawat jalan, meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan pelayanan, penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis serta evaluasi dan monitoring, pelaksanaan
standar pelayanan dan standar prosedur operasional kegiatan serta pengembangan
bidang keperawatan rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi bedah sentral,
instalasi homodialisa, penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit, instalasi
kedokteran forensic dan medikolegal. Disamping itu bertanggung jawab dalam
sarana dan prasarana keperawatan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Keperawatan.
H. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi RSUD sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan Funsional
terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam
berbagi kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

I. Instalasi
Selain itu terdapat juga beberapa Instalasi di RSUD Kabupaten Temanggung.
Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medis, keperawatan dan
pelayanan penunjang medis yang dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non
structural. RSUD Kabupaten Temanggung menyelenggarakan 20 jenis instalasi, yaitu
:
1. Instalasi Rawat Jalan
Bertugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
bagi pasien rawat jalan, serta melaksanakan rujukan intern maupun extern.

2. Instalasi Rawat Inap


Bertugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
bagi pasien rawat inap, serta melaksanakan rujukuan baik intern maupun extern.

3. Instalasi Gawat Darurat


Bertugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
sementara, serta melaksanakan rujukan baik intern maupun extern.

4. Instalasi Rawat Intensif


Bertugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
pemulihan bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap yang menjalani tindakan
medis serta secara intensif bagi pasien dengan rawat darurat medis.

5. Instalasi Maternal Perinatal


Bertugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
bagi pasien anak-anak yang usianya kurang dari 1 bulan, pasien penyakit
kandungan.

6. Instalasi Radiologi
Bertugas menyelengarakan pelayanan pemeriksaan radiodiagnostik guna
penunjang penegakan diagnose dan penyelenggaraan pelayanan radioterapi
bagi pasien rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

7. Instalasi Bedah Sentral


Bertugas menyelenggarakan pelayanan pembedahan mayor paripurna dan
pelayanan indoskopi bagi pasien rawat inap.

8. Instalasi Farmasi
Bertugas menyelenggarakan kegiatan penyediaan, peracikan dan penyaluran
obat, alat kedokteran, alat kesehan, gas medic dan bahan kimia.

9. Instalasi Gizi
Bertugas menyelenggarakan perencanaan, penataan dan penyediaan makanan
biasa maupun dietary.

10. Instalasi Laboratorium


Bertugas melaksanakan kegiatan transfuse darah yang dilakukan oleh tenaga /
pegawai dalam jabatan fungsional.

11. Instalasi Rehabilitasi Medik


Bertugas mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan fisioterapi, terapi
okupasional, terapi wicara artotik / mastatik, bimbingan social medis dan jasa
psikologis.

12. Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Medis dan Non Medis


Bertugas menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana Rumah Sakit.

13. Instalasi Pemulasaraan Jenazah


Bertugas menyelenggarakan pelayanan pemulasaraan jenazah dan pelayanan
kedokteran forensic.

14. Instalasi Rekam Medik


Bertugas menyelenggarakan rekam medis serta memberikan informasi pada
pihak hukum serta pihak ketiga.

15. Instalasi Hemodialisa


Bertugas menyelenggarakan pelayanan dialise pada pasien dengan ganguan
fungsional ginjal kronik dan akut dengan nilau ureum clearance yang sudah
ditetapkan.

16. Instalasi Bank Darah Rumah Sakit


Bertugas Menyelenggarakan pelayanan kebutuhan darah di rumah sakit yang
pengadaannya bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Cabang
Temanggung.

17. Instalasi CSSD


Bertugas menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan
pasien serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah
sakit untuk kepentingan perawatan pasien.

18. Instalasi Sanitasi Lingkungan


Bertugas menangani kegiatan sanitasi rumah sakit yang meliputi sanitasi air,
pemantauan kualitas lingkungan, promosi kesehatan lingkungan, pengendalian
serangga dan pemeliharaan tanaman.

19. Instalasi Laundry


Bertugas melaksanakan kegiatan pemenuhan ketersediaan linen bersih rumah
sakit yang meliputi kegiatan pencucian linen infeksius dan non infeksius,
penjahitan linen, perbaikan linen rumah sakit dan penyeleksian linen.

20. Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Bertugas melaksanakan operasional Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
secara terpadu dan berjalan terus menerus selama 24 jam, menyediakan
informasi dan data untuk kepentingan manajemen RSUD Kabupaten
Temanggung, memelihara perangkat keras dan perangkat lunak.
LAPORAN ORIENTASIPEGAWAI BARU RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG

A. ORIENTASI UMUM
Orientasi umum dilaksanakan di aula jenderal Soedirman RSUD Kabupaten Temanggung yang
selama 7 hari mulai tanggal 10 – 15 April 2019. Orientasi khusus dilaksanakan di bangsal perawatan
mulai tanggal 16 April – 15 Juni 2019.

B. RINGKASAN MATERI

STRUKTUR ORGANISASI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG

CODE RED

Code red adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di lingkunga rumah
sakit baik berupa api maupun asap, sekaligus melakukan penanggulangan bencana kebakaran
mengaktifkan tim ssiagaa bencana rumah sakit khususnya kebakaran.

Perundang-undangan penanggulangan Bencana Kebakaran RS

Kewajiban RS

1. Bangunan rumah sakit sesuai standar sehingga elindungi penghuni dari ancaman bencana.
Rumah sakit menyediakan :
a. Sistem proteksi
b. Deteksi dini api atau asap
c. Speker darurat
d. Jalur evakuasi
e. Area aman
f. Control room
2. Memerikan pelatihan khusus
3. Membentuk tim komando HDP
4. Membentuk system managemen penanggulangan kebakaran rumah sakit

Penatalaksanaan:

1. R RESCUE/ SELAMATKAN stiap orang yang berada dalam areakebakaran, teriakan “kode
red.. kode red..”
2. A AKARN/ SEBARLUASKAN dengan cara “telpon line code red 188”
3. C CONTAIN/ SEKAT “TELEPON BAGIAN IPSRS (133)”
4. E EXTINGUISH/ PADAMKAN menggunakan APAR

Jika api membesar/ tidak dapat di padamkan:

1. Laporkan kejadian kepada


a. Pemadam kebakaran dan BPBD
b. Ketua komando HDP/ direktur
c. Kantor polisi
2. Evakuasi di area kebakaran
a. Pasien
b. Pengungjung
c. Peralatan penting
d. Dokumen penting

Prosedur evakuai adalah prioritas utama adalah penyelamtn jiwa dan dipimpin oleh petugas evakuasi.

Yang wajib diketahui adalah

1. Tempat menaruh alat pemadam kebakaran dan cara menggunakannya


2. Nomer aktivasi kebakaran dan satpam
3. Rute evaluasi
4. Sistem dan cara penanggulangan

CODE BLUE
Code blue system merupakan strategi pencegahan, resusitasi kegawatan termasuk kejadian
henti jantung dan aktivasi system emergency di rumahsakit. Komponen code blue adalah :

1. Personel (Sumber Daya Manusia )


2. System (SOP)
3. Sarana ( Alat dan obat )

Nomor aktivasi code blue : 199

Tujuan adanya code blue adalah :

1. Melakukan usaha usaha pencegahan kejadian henti jantung di rumah sakit.


2. Memastikan tindakan bantuan hidup dasar dan lanjut dilakukan secara cepat dan efektif pada
korban henti jantung.
3. Perawatan pasca henti jantung yang optimal.

Komponen Tim Code Blue meliputi :

1. Petugas non medis terlatih.


2. Tim primer
3. Tim sekunder
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

(PASIEN SAVETY )

Permenkes RI No 11 tahun 2017 mengatur tentang Keselamatan pasien di Rumah Sakit.


Keselamatan pasien merupakan sistem yabg ada di rumah sakit yang digunakan untuk membuat asuhan
yang aman.

Tujuan dari keselamatan pasien adalah :

1. Terciptanya budaya kesehatan pasien


2. Meningatkan akuntabilitas rumahsakit.
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD)
4. Terlaksankannya program program pencegahan.

Penyelenggaraan untuk kesehatan pasien diantaranya yaitu :

1. Penerapan standar pasien


2. Penerapan sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan 7 langkah menuju kesehatan pasien.

Standar keselamatan pasien :

1. Hak pasien
2. Pendidikan pasien dan keluarga.
3. Kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode
5. Peningkatan kinerja.
6. Peran pimpinan dalam dalam meningkatkan keselamatan pasien.
7. Pendidikan staff tentang keselamatan pasien.
8. Komunikasi efektif

7 langkah menuju keselamatan pasien :

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.


2. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
3. Memimpin dan mendukung staff
4. Mengembangkan sistem pelaporan

Sasaran keselamatan pasien :

1. Ketepatan Identifikasi pasien


2. Peningkatan Komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yabg oerlu diwaspadai (hight allert )
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedurdan tepat pasien operasi.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan .
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit ditujukan untuk melindungi pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
sangat Penting untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya
infeksi karena dirawat, bertugas juga berkunjung ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Keberhasilan program PPI perlu keterlibatan lintas profesional: Klinisi, Perawat,
Laboratorium, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, IPSRS, Sanitasi &Housekeeping, dan lain-lain
sehingga perlu wadah berupa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.Healt-care Associated
Infections (HAIs) adalah penyakit infeksi yang muncul dalam waktu antara 48 jam dan empat hari
setelah pasien masuk rumah sakit atau dalam waktu 30 hari stelah psien keluar dari rumah sakit

Rantai Penularan Infeksi

Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena apabila satu mata rantai
dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan
sehingga terjadi penularan adalah:

1. Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat menyebabkan


infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit. Dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu: patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau load)
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap
ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umumadalah manusia, binatang, tumbuh-
tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia: permukaan kulit, selaput
lendir saluran nafas atas, usus dan vagina
3. Port of exit ( Pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu
keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan
membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu :
a. Kontak (contact transmission):
1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara
fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasen
2) Indirect/Tidak langsung (paling sering !!!): kontak melalui objek (benda/alat)
perantara: melalui instrumen, jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci
b. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar pendek, tdk
bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh
: Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib), Virus
Influenza, mumps, rubella
c. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran jauh,
dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak,
Varisela (cacar air), spora jamur
d. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan
kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan.
Contoh: air, darah, serum, plasma, tinja, makanan
e. Melalui Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat
menularkan kuman penyebab cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun
kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,
binatang pengerat
5. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu (yang
suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih
dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup
untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang mempengaruhi:
umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau
pembedahan, pengobatan imunosupresan. Sedangkan faktor lain yang mungkin berpengaruh
adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan
herediter.

Faktor keberhasilan PPI


1. Dukungan manajemen
2. Struktur organisasi
3. Peran dan fungsi IPCN
4. Otoritas tim PPI
5. Tersedia fasilitas RS
6. Komitmen individu : kesadaran. Kepedulian, dan tanggung jawab
Program PPI
Kewaspadaan isolasi
 Lapis pertama Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan standar diberlakukan terhadap semua pasien, tidak tergantung
terinfeksi/kolonisasi. Kewaspadaan standar disusun untuk mencegah kontaminasi silang
sebelum diagnosis diketahui dan beberapa merupakan praktek rutin, meliputi:

1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata pelindung), face
shield (pelindungwajah), gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hyangiene respirasi/Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi
 Lapis kedua Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Tujuan untuk memutus rantai penularan mikroba penyebab infeksi. Diterapkan pada
pasien gejala/dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman penyebab infeksi menular yang dapat
ditransmisikan lewat udatra, droplet, kontak kulit atau permukaan terkontaminasi. 3 Jenis
kewaspadaan berdasarkan transmisi: kewaspadaan transmisi kontaki droplet, airborne

Kebersihan Tangan

Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di RS. Menjaga kebersihan tangan
dengan baik dan benar dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik yang
digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau
handrub berbasis alkohol. Mencuci tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah transmisi
penyebab infeksi (orang ke orang ; objek ke orang). Banyak penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan
menunjang penurunan insiden MRSA, VRE di ICU.
Enam langkah kebersihan tangan :

Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan

Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan, dan lakukan sebaliknya

Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari tangan saling menyilang

Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari tangan kanan dan lakukan sebaliknya

Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan secara memutar, dan lakukan
sebaliknya

Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri, dan
lakukan sebaliknya
KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi adalah proses perpindahan pengertian dari si pengirim ke si penerima. Dalam komunikasi
ada komponen komponennya yaitu :

1. Pengirim pesan
2. Pesan
3. Saluran komunikasi
4. Dan si penerima.
5. Dan diharapkan ada umpan balik dari si penerima.

Fungsi dari komunikasi adalah :

1. Manajemen pengetahuan
2. Pembuatan keputusan
3. Koordinasi kegiatan
4. Pemenuhan kebutuhan hubungan.

Macam macam Arah komunikasi :

1. Komunikasi ke atas
Aliran komunikasi dari bawahan ke atasan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Komunikasi kebawah
Aliran komunikasi dari orang yang lebih tinggi ke tingkat hirarki yang lebih rendah.
3. Komunikasi horizontal
Aliran komunikasi antar fungsi di organisasi.
4. Komunikasi diagonal
Aliran komunikasi yang melintasi fungsi dan tingkat organisasi.

Komunikasi efektif adalah penyampaian pesan yang terlaksana sesuai dengan maksud dan tujuan si
pengirim .

Langkah langkah Komunikasi efektif :

1. Merumuskan masalah yang akan disampaikan


2. Pesan disampaikan dengan jelas dan tepat waktu.
3. Dengarkan pendapat dari orang yang menanggapi.
4. Pahami kemungkinan dari sudut pandang lain
5. Kendalikan perasaan.
6. Pastikan bahwa si penerima paham dengan maksud dan tujuan yang kita sampaikan.
Komunikasi efektif dapat terwujud jika terjadi kesamaan pemahaman antara si penerima dan si
pengirim

Teori Jendela Johari


PENINGKATAN MUTU KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

UU No 44 tahun 2009 berisi tentang Rumah Sakit yang didalamnya menyatakan bahwa
akreditasi Rumah Sakit minimal dilakuakn setiap 3 tahun sekali. Permenkes No 12 tahun 2012
menjelaskan tentang Akreditasi RumaH Sakit.

Proses penentuan indikator mutu :

1. Pembuatan skala prioritas masalah. Meliputi : indikator mutu unit kerja, analisis akar
masalah, dan analisis manajemen risiko.
2. Penentuan area prioritas berbaikan. Meliputi : hight risk, hight volume dan problem
proun.
3. Penentuan indikator mutu Rimah Sakit, meliputi : Indikator utama yang didalamnya
memuat 10 indikator klinis, 9 Manajemen, 4 International Library dan 6 sasaran
keselamatan pasien . Dan indikator unit kerja lainnya.

PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN


PROFESIONAL (MPKP)

Pelayanan prima keperawatan didapatkan dengan dikembangkan nya bentuk MPKP.

Tujuan dari MPKP sendiri adalah :

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.


2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
5. Memperjelas ruang lingkup serta tujuan dari asuhan keperawatan.

Karakteristik PMKP sendiri meliputi :

1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan


2. Penetapan jenis tenaga keperawatan
3. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
4. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer ( metode tim, kasus maupun fungsional)

Komponen MPKP sendiri terdiri dari :

1. Nili-nilai professional
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
3. Hubungan professional
4. Sistem kompensasi dan penghargaan ( sebagai motivasi)
5. Pendekatan managemen

Pilar dari MPKP terdiri dari lima pilar utama yang mendasari yaitu :

1. Professional value
2. Manajemen asuhan
3. Hubungan professional
4. Penghargaan
5. Manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan sendiri meliputi fungsi :
a. Perencanaan (Visi,misi, filosofi)
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengendalian

Penerapan MPKP dalam proses keperawatan sendiri mengadopsi metode seperti:

1. Meeting morning : merupakan pertemuan pada awal sebelum dinas dimana kepala ruang
sebagai pemimpin pertemuan dalam hal ini petugas yang dinas dan mau digantikan oleh
petugas yang jaga selanjutnya menyampaikan kejadian ataupun kendala-kendala yang
ditemui selama jaga berlangsung.
2. Operan jaga : dipimpin oleh perawat primer dimana proses serah terima pasien dengan
menyebutkan komponen nama, diagnosa pasien tindakan yang telah dilakukan serta
evaaluasi hasil yang sudah dilakukan.
3. Pre conference : kegiatan ini dilakukan setelah operan jaga dipimpin oleh perawat primer
dalam hal ini dilakukan pembagian tugas serta rencana program yang akan dilakukan.
4. Post conference : kegiatan dilakukan sebelum operan jaga dimana inti dari post conference
membahas bagaimana jalan nya pemberiian asuhan keperawatan selama jaga berlangsung.
PRINSIP DAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)

Pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan. Sedangkan
pendekatan asuhan keperawatan dilakukan dengan proses keperawatan, berupa aktivitas perawat yang
dilakukan secara sistematis melalui lima tahapan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, tindakan atau implementasi, evaluasi keperawatan.

Praktek dan penerapan proses keperawatan harus dilakukan secara tepat dan benar yang
didukung dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mengacu pada pedoman standar
asuhan keperawatan . Pengertian standar menurut sendiri, adalah pernyataan deskriptif tentang tingkat
penampilan yang dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses, dan hasil. Sedangkan pengertian
Standar Asuhan Keperawatan merupakan penyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini memberikan petunjuk kinerja mana yang
tidak sesuai atau tidak dapat diterima.

Manfaat penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan tersebut antara lain dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan prosedur keperawatan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Juga untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan otonomi dari perawat,
disamping meningkatkan tanggung jawab dari perawat atas tindakan serta mutu asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien. Penerapan asuhan keperawatan juga bermanfaat untuk meningkatkan peran
perawat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan atas hal yang berkaitan dengan
perawatan pasien.

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan
penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan
pencapaian kualitas asuhan keperawatan. Kriteria kualitas asuhan keperawatan mencakup : aman,
akurasi, kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan harapan yang sama tentang apa yang
baik bagi perawat dan pasien. Standar menjamin perawat mengambil keputusan yang layak dan wajar
dan melaksanakan intervensi intervensi yang aman dan akuntabel.

Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar of care atau
pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh pasien dan standar of practice atau
harapan terhadap kinerja perawat dalam memberikan standar asuhan. Aktifitas pemantauan dan evaluasi
memastikan bahwa level perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam
kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan menyediakan suatu
sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi kontribusi
keperawatan dalam perawatan pasien.
Di Indonesia secara legal telah ditetapkan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan
diberlakukan dan diterapkan di seluruh rumah sakit di Indonesia melalui SK Direktorat Pelayanan
Medik No. YM 00.03 .2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya SAK di rumah sakit.

Alasan diberlakukannya SAK yaitu sebagai salah satu kriteria asuhan profesional, tolok ukur
mutu asuhan keperawatan, salah satu dasar hukum asuhan profesional. Kemudian tujuan dari
diberlakukan SAK antara lain, secara umum untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan, sedangkan
secara khusus untuk mengetahui mutu asuhan keperawatan, mengetahui kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan,
dan menurunkan biaya perawatan, serta melindungi kepentingan pasien dan perawat.

Assesmen nyeri yang berlaku di RSUD Temanggung :


1. Assesmen pada anak menggunakan wong baker face scale
2. Assesmen pada pasien dewasa menggunnakan numeric rating scale
3. Assesmen pada pasien terpasang intubasi menggunakan critical pain observation tools (CPOT)

Assesmen risiko jatuh yang diberlakukan di RSUD Temanggung meliputi :


1. Assesmen risiko jatuh pada pasien jiwa menggunakan admosson
2. Assesmen risiko jatuh pada anak menggunakan humpty dumty
3. Assesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunaakan morse
4. Assesmen risiko jatuh pada pasien rawat jalan menggunakan metode get up and go
C. LAPORAN ORIENTASI KHUSUS

LAPORAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ORIENTASI KHUSUS PEGAWAI BARU

Tgl. NAMA PASIEN No. RM DIAGNOSA KETERANGAN (TINDAKAN) TEMPAT

18/4/2019 Ny. Parimah 281098 CKR Infus RA 500ml IGD


Ambil darah vena
Injeksi ketorolac, kalnex, ATS
18/4/2019 Ny. Sunarti 1093 Dyspneu, IHD Infus Asering 500ml IGD
Ambil darah vena
18/4/2019 Ny. Inganah 165620 Vertigo berat Infus NaCl 500ml IGD
Injeksi antrain, ondansetron
20/4/2019 Tn. Bejo Sunoto 281211 Febris Infus RA rehidrasi 500ml, IGD
paracetamol
Ambil darah vena
Injeksi ketorolac, ranitidin
20/4/2019 Tn. Kabul Vulnus Hecting IGD
Laceratum

22/4/2019 Ny. Esha Budi 021878 Post op. 1. Memandikan pasien ICU
laparatomy, 2. Memonitor KU dan
KET, MOW hemodinamik setiap jam
3. Memonitor urine output
dan balance cairan
4. Medikasi luka post op
23/4/2019 Sdr. David S. 69658 Post op. 1. Oral hygiene ICU
laparatomy 2. Memonitor KU dan
cholesistectomy, hemodinamik setiap jam
3. Memonitor urine output,
drain, NGT, dan balance
cairan
24/5/2019 Ny. Arniatun CKD
Ny.
BAB III PENUTUP
PENUTUP

Demikian laporan orientasi ini kami buat semoga bermanfaat khususnya bagi pegawai
baru sebagai upaya pengenalan terhadap lingkungan kerja yang baru.

Program orentasi ini sebagai upaya pengenalan gambaran RSUD Kab. Temanggung
secara umum terhadap pegawai baru untuk mengenal lingkungan. Kami menyadari masih
banyak kekurangan yang perlu disempurnakan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu
kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai