Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

JAJAN SEMBARANGAN

Oleh :
Alva Ma’ruufatul Maulidiah (P1337420525047)
Nurilla Tunisa (P1337420515048)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian jajan sembarangan
2. Jenis Jajanan
3. Bahaya Jajan sembarangan
4. Cara menghindari Jajan sembarangan
B. Sasaran : Siswa SD
C. Waktu : Pukul 07.30 s/d Selesai
D. Tempat : SD
E. Hari / Tanggal : Sabtu, 20 Januari 2018
F. Tujuan :
a. Tujuan Instruksional Umum/TIU
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu mengetahui pengertian,
jenis, bahaya dan cara menghindariJajan sembarangan.
b. Tujuan Instruksional Khusus/TIK
 Menjelaskan pengertian jajan sembarangan
 Jenisjajanan
 Bahaya jajan sembarangan
 Cara menghindari jajan sembarangan

G. Kegiatan :
NO LANGKAH – WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
LANGKAH PENYULUHAN SASARAN
1 Pendahuluan 5 menit Salam, Peserta penyuluhan
Menegnalkan mampu mengetahui
anggota tim tujuan dari
penyuluhan, dan penyuluhan
menjelaskan
tujuan kegiatan.
2 Penyajian 2 jam 1. Menjelaska a. Peserta sedikit
n memahami
penegrtian pengertian jajan
jajan sembarangan
sembarang b. Mampu
an menyebutkan
2. Menjelaska jenisjajanan
n c. mampu
Jenis menyebutkan
jajanan bahayajajan
sembarang sembarangan dan
a d. Mampu
3. Menjelaska memehami cara
n bahaya menghindarijajan
jajan sembarangan
sembarang
an,dan
4. Menjelaska
n cara
menghinda
ri jajan
sembarang
an

3 Evaluasi 20 menit 1. Menanyaka a. Peserta mampu


n menyebutkan
pengertian penegrtian jajan
jajan sembarangan
sembarang b. Peserta mampu
an kepada menyebutkan
peserta jenisjajan
2. Menanyaka sembarangan
n jenis minimal
jajan c. Peserta mampu
kepada menyebutkan
peserta bahayajajan
3. Menanyaka sembarangan
n bahaya d. Paserta mampu
jajan menyebutkan cara
sembarang menghindarijajan
an kepada sembarangan.
peserta dan
4. Menanyaka
n cara
menghinda
ri jajan
sembarang
an kepada
paserta
dan,
.
4 Penutup 5 menit Salam perpisahan Peserta menjawab
dan ucapan terima salam
kasih

H. Metode : Ceramah dan Diskusi


I. Media : Proyektor(LCD) dan leaflet
J. Materi : Terlampir
K. Evaluasi :
1. a. jenis evaluasi : pernyataan lisan
2. b. waktu : Akhir kegiatan
3. Kriteria hasil :
 klien mampu menjelaskan pengertian jajan sembarangan
 klien mampu menjelaskan jenisjajanan
 klien mampu menjelaskan bahayajajan sembarangan
 klien mampu menjelaskan cara menghindri jajan sembarangan

Lampiran Materi

1. DEFINISI MAKANAN JAJANAN


Makanan jajanan merupakan campuran dari berbagai bahan makanan
yang dianalisis secara bersamaan dalam bentuk olahan (I DEWA NYOMAN
SUPARIASA DKK 2001:108)
Sedangkan menurut FAO makanan jajanan didefinisikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki
lima di jalanan dan ditempat-tempat keramaian yang langsung dimakan atau
konsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut .
Menurut Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 mendefinisikan
pangan siap saji sebagai makanan dan atau minuman yang sudah diolah dan
siap untuk langsung disajikan ditempat usaha atau di luar tempat usaha sesuai
pesanan.

2. JENIS MAKANAN JAJANAN


Jenis makanan menurut winarno dan mulyati(2003:22) di bagi menjadi
4 kelompok :
a. Makanan utama, seperti rames, nasi pecel, bakso, mi ayam dll
b. Snack atau penganan, seperti kue-kue, onde-onde, pisang goreng, dll
c. Golongan minuman seperti cendol, es teh, dawet, es cream, dll
d. Buah-buahan
Fungsi makanan jajanan
Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik yang tinggi ( apalagi anak
yang tidak sarapan pagi ). Disamping itu juga makanan jajanan dapat
mengenyangkan perut untuk sementara.

3. BAHAYA JAJANAN MAKANAN


a. Mengandung Zat Warna Tekstil
Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang
beredar terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat
warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan
penyakit.
Tidak hanya sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan
juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat
pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang
sama.
Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual
bakmi bakso, dan kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat
semacam itu.Kalau tidak, kenapa harganya bisa rendah sekali? Kecurigaan
harus muncul bila ada saus tomat semurah itu.
Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga
konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan
pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirup murah.
Dalam sebuah reportase sebuah stasiun TV swasta menyiarkan
tayangan pembuatan sirup yang dijajakan di sekolah tersebut kurang
higienis, memakai air mentah (belum dimasak) dan zat warna buatan yang
diduga rhodomin-B juga.
Sirup dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita
prihatin.Generasi anak sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu)
kita tengah memanggul risiko terkena kanker saat dewasa, selain bahaya
infeksi perut dadakan.

b. Bahaya Cacing
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan,
boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan.
Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan sampai
tercemar cacing.
Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan
(gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja
makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan
dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku
jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.
Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan
pindah ke makanan jajanan.Cacing kremi, cacing tambang, cacing
gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari
makanan jajanan.
Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa,
termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran.Biasanya baru
kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium
tinja.Tahu-tahu ada telur cacingnya.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah
(anemia).Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah
dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia.Besar
kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari
jajanan harian yang tercemar cacing perut.
c. Bahan-Bahan Berbahaya
Pada intinya adalah sudah saatnya kita berhati-hati apabila jajan di
luar. Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan
berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak
bertanggung jawab.Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya,
kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
1) Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat
kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak
mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun
gula merah), melainkan memilih gula bibit.
Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi
kesehatan.Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh lebih
murah dibanding gula asli.Bisa dipastikan jenis gula bibit murah
begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh
rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan.
Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti
mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi
berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari
daun stevia, misalnya.
Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat
kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih
murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang,
lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun,
masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang
menggunakan aspartam.

2) Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan
menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic).Dahulu, untuk
menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai
sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung
kelingking.
Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya
seujung kelingking itu.Tidak demikian hal sekarang, rata-rata
dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai
sendok makan.
Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa
barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih
menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena
menambah lezat cita rasa jajanan.
Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-
banyak dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai
kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. Apa bahaya
mengkonsumsi penyedap banyak-banyak?
Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama,
penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek
alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga
pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat penyedap).
3) Formalin
Kita juga mengenal bahan formalin.Selain digunakan buat
pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk
ke indsutri makanan (rumahan).Bukan baru sekarang kita
mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk
industri pembuatan tahu.
Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu (murah)
juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi.Tahu yang
berformalin dijajakan di mana-mana.Padahal, formalin juga tidak
menyehatkan.

4) Minyak goreng bekas


Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga
menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang
sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak
goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.
Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah)
bersifat karsinogenik juga.Restoran ayam goreng yang tidak
memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke
penjual gorengan pinggir jalan.
Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu
sama tidak sehatnya dengan bahan karsinogenik lainnya. Termasuk
jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.
5) Polusi
Jajanan yang dijual di pinggir jalan dapat tercemar oleh
timbal (Pb) yang berasal dari sisa pembakaran atau asap kendaraan
bermotor. Keracunan Pb kronik ditandai dengan depresi, sakit
kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur.
Gejala yang timbul mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan
fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat
terjadi dalam waktu 1-2 hari.

4. PENCEGAHAN
a. Sarapan pagi di rumah
b. Membawa bekal makanan dari rumah
c. Tidak membawa uang yang berlebihan
d. Mengecek kandungan makanan yang akan dikonsumsi

5. PENERAPAN POLA MAKAN SEHAT


a. Minum air putih 6- 8 gelas/hari
b. Makan 3x/hari
c. Pilih makanan atau hidangan dengan kadar lemak rendah, tidak
mengandung zat berbahaya seperti penyedap, pewarna tekstil, pengawet
berbahaya
d. Perbanyak makan buah dan sayuran
e. Konsumsi fast food max.2x/bulan
f. Makan tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai