JAJAN SEMBARANGAN
Oleh :
Alva Ma’ruufatul Maulidiah (P1337420525047)
Nurilla Tunisa (P1337420515048)
G. Kegiatan :
NO LANGKAH – WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
LANGKAH PENYULUHAN SASARAN
1 Pendahuluan 5 menit Salam, Peserta penyuluhan
Menegnalkan mampu mengetahui
anggota tim tujuan dari
penyuluhan, dan penyuluhan
menjelaskan
tujuan kegiatan.
2 Penyajian 2 jam 1. Menjelaska a. Peserta sedikit
n memahami
penegrtian pengertian jajan
jajan sembarangan
sembarang b. Mampu
an menyebutkan
2. Menjelaska jenisjajanan
n c. mampu
Jenis menyebutkan
jajanan bahayajajan
sembarang sembarangan dan
a d. Mampu
3. Menjelaska memehami cara
n bahaya menghindarijajan
jajan sembarangan
sembarang
an,dan
4. Menjelaska
n cara
menghinda
ri jajan
sembarang
an
Lampiran Materi
b. Bahaya Cacing
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan,
boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan.
Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan sampai
tercemar cacing.
Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan
(gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja
makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan
dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku
jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.
Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan
pindah ke makanan jajanan.Cacing kremi, cacing tambang, cacing
gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari
makanan jajanan.
Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa,
termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran.Biasanya baru
kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium
tinja.Tahu-tahu ada telur cacingnya.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah
(anemia).Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah
dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia.Besar
kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari
jajanan harian yang tercemar cacing perut.
c. Bahan-Bahan Berbahaya
Pada intinya adalah sudah saatnya kita berhati-hati apabila jajan di
luar. Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan
berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak
bertanggung jawab.Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya,
kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
1) Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat
kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak
mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun
gula merah), melainkan memilih gula bibit.
Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi
kesehatan.Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh lebih
murah dibanding gula asli.Bisa dipastikan jenis gula bibit murah
begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh
rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan.
Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti
mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi
berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari
daun stevia, misalnya.
Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat
kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih
murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang,
lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun,
masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang
menggunakan aspartam.
2) Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan
menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic).Dahulu, untuk
menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai
sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung
kelingking.
Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya
seujung kelingking itu.Tidak demikian hal sekarang, rata-rata
dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai
sendok makan.
Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa
barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih
menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena
menambah lezat cita rasa jajanan.
Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-
banyak dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai
kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. Apa bahaya
mengkonsumsi penyedap banyak-banyak?
Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama,
penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek
alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga
pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat penyedap).
3) Formalin
Kita juga mengenal bahan formalin.Selain digunakan buat
pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk
ke indsutri makanan (rumahan).Bukan baru sekarang kita
mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk
industri pembuatan tahu.
Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu (murah)
juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi.Tahu yang
berformalin dijajakan di mana-mana.Padahal, formalin juga tidak
menyehatkan.
4. PENCEGAHAN
a. Sarapan pagi di rumah
b. Membawa bekal makanan dari rumah
c. Tidak membawa uang yang berlebihan
d. Mengecek kandungan makanan yang akan dikonsumsi