Anda di halaman 1dari 25

REFERAT JURNAL

Calcium and Vitamin D Supplementation for Prevention of


Preeclampsia: A systematic Review and Network Meta-Analysis

Disusun Oleh:
Indah Khairunnisa
20184010136

Pembimbing:
dr. Erick Yuane, Sp.OG

KSM ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI REFERAT

Calcium and Vitamin D Supplementation for Prevention of


Preeclampsia: A systematic Review and Network Meta-Analysis

Disusun oleh:

Indah Khairunnisa
20184010136

Telah disetujui dan dipresentasikan


Pada tanggal: 15 April 2019

Pembimbing:
dr. Erick Yuane, Sp. OG

KSM ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarahmatullahwabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, hanya itu kalimat pujian yang pantas penulis


persembahkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bias menyelesaikan referat dengan
jurnal yang berjudul “Calcium and Vitamin D Supplementation for Prevention of
Preeclampsia: A systematic Review and Network Meta-Analysis “. Shalawat dan salam
buat junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Penulis menyadari presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat baik ini
perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih yang tidak ternilai
kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga
sehingga penulis mampu menyelesaikan referat ini dengan baik.

2. dr. Erick Yuanae, Sp.OG selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan


referat ini.

3. Teman-teman Co-Assistensi seperjuangan di RSUD Panembahan


Senopati Bantul.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh.

Bantul, 13 April 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 1

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 4

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. 5

BAB I................................................................................................................................ 6

BAB II .............................................................................................................................. 8

BAB III ........................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 25

4
DAFTAR SINGKATAN

NMA : Network Meta-analysis

RCT : Randomized Controlled Trial

PE : Preeclampsia

GH : Gestational Hypertension

PIH : Pregnancy Induced Hypertension

GA : Gestational Age

RR : Risk Ratio

CI : Confident Interval

5
BAB I
PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama

kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan. Kejadian hipertensi

pada kehamilan sekitar 5-15%, dan merupakan satu di antara 3 penyebab mortalitas dan

morbiditas ibu bersalin di samping infeksi dan perdarahan (Cunningham et al., 2014).

Menurut National High Blood Pressure Education Program Working Group on

High Blood Pressure in Pregnancy, terdapat 4 jenis hipertensi dalam kehamilan yaitu:

hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia, hipertensi kronis, dan preeklamsia

superimposed pada hipertensi kronis (Cunningham et al., 2014).

Preeklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin

dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema, yang

kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Preeklamsia dan eklamsia merupakan

masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah

penyebab kematian ibu hamil dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.

Sampai saat ini preeklamsia masih merupakan ”The disease of theories”, karena angka

kejadian preeklamsia tetap tinggi dan mengakibatkan angka morbiditas dan mortilitas

maternal yang tinggi (Manuaba, 2010).

Preeklamsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang

menimbulkan korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai penelitian, diketahui

kematian ibu berkisar antara 9,8-25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yakni

42,2-48,9%. Sebaliknya, kematian ibu dan bayi di negara maju lebih kecil. (Mochtar,

2012).

6
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara tekanan

darah tinggi dan intake kalsium. Pada penelitian-penelitian tersebut merekomendasikan

suplementasi kalsium (≥1g/hari) yang dapat menurunkan risiko terjadinya preeklamsia.

WHO (World Health Organization) juga merekomendasikan diberikannya suplementasi

kalsium pada wanita hamil terutama pada populasi yang berisiko tinggi dengan intake

kalsium yang rendah.

Vitamin D memiliki peranan yang penting dalam pengaturan metabolisme tulang,

membantu penyerapan kalsium dan fosfat dalam tubuh, dan pengaturan fungsi pergerakan

otot, sehingga bisa jadi vitamin D memberikan efek menguntungkan untuk prevensi

preeklamsia.

Meskipun beberapa bukti dari penelitian menunjukkan adanya manfaat dari

pemberian kedua suplemen vitamin D dan kalsium, namun masih belum jelas suplemen

atau kombinasi dari mereka yang paling bermanfaat untuk mencegah preeklamsia dan

hipertensi gestasional (GH) atau hipertensi yang diinduksi kehamilan (PIH). Oleh karena

itu jurnal ini melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis jaringan (Network Meta-

Analysis) dari RCT dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung membandingkan

efek suplemen kalsium, vitamin D dan keduanya pada preeklamsia dan GH / PIH.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi dalam Kehamilan

Menurut National High Blood Pressure Education Program Working

Group on High Blood Pressure in Pregnancy, terdapat 4 jenis hipertensi dalam

kehamilan yaitu: hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia, hipertensi

kronis, preeklamsia superimposed pada hipertensi kronis (Cunningham et al.,

2014).

a) Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional yaitu hipertensi tanpa proteinuria yang timbul

setelah kehamilan 20 minggu dan tekanan darah kembali normal sebelum 12

minggu pasca persalinan. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan tekanan darah

≥140/90 mmHg, tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah

normal di usia kehamilan <12 minggu, tidak ada proteinuria (diperiksa

dengan tes celup urin), dapat disertai tanda dan gejala preeklamsia, seperti

nyeri ulu hati dan trombositopenia, dan diagnosis pasti ditegakkan

pascapersalinan.

Proteinuria merupakan penanda objektif yang menunjukkan terjadinya

kebocoran endotel yang luas. Walaupun begitu, jika tekanan darah meningkat

secara signifikan akan berbahaya bagi ibu sekaligus janin jika kenaikan ini

diabaikan karena proteinuria masih belum timbul.

8
b) Hipertensi Kronis

Hipertensi kronis merupakan hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari

sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan. Penyakit ini ditandai

dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg, terdapat riwayat hipertensi sebelum

hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu.

Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin), dapat disertai

keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal.

c) Preeklamsia dan Eklamsia

Preeklamsia terdiri dari preeklamsia dimana ditemukan tekanan darah

≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dan tes celup urin

menunjukkan proteinuria +1 atau pemeriksaan protein kuantitatif

menunjukkan hasil >300 mg/24 jam, preeklamsia berat (PEB) dimana

terdapat tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu,

tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥ +2 atau pemeriksaan protein

kuantitatif menunjukkan hasil > 5g/24 jam, atau disertai keterlibatan organ

lain seperti trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati,

peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas, sakit kepala,

skotoma penglihatan, pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion,

edema paru dan/atau gagal jantung kongestif, oliguria (<500 ml/24 jam),

kreatinin >1,2 mg/dl, dan eklamsia dimana terdapat kejang umum dan/atau

koma, terdapat tanda dan gejala preeklamsia, tidak ada kemungkinan

penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan

meningitis).

9
d) Preeklamsia Superimposed pada Hipertensi Kronis

Superimposed preeklamsia pada hipertensi kronik yaitu ibu dengan

riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu).

Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL

pada usia kehamilan >20 minggu.

Etiologi dan Patofisiologi

Hingga saat ini etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan

masih belum diketahui dengan pasti. Telah banyak hipotesis yang diajukan untuk

mencari etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan namun hingga

kini belum memuaskan sehingga Zweifel menyebut preeklamsia dan eklamsia

sebagai “The disease of theory” (Manuaba, 2010).

Patogenesis pada preeklamsia terus menjadi subyek penyelidikan dan

spekulasi yang ekstensif. Beberapa teori dan mekanisme telah diimplikasikan

sebagai faktor etiologi yang mungkin, namun tidak satupun yang terbukti secara

meyakinkan (Manuaba, 2010).

Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk menerangkan

terjadinya preeklamsia adalah: faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh

darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat

mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada

awal trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri spiralis

tidak dapat berdilatasi dengan sempurna dan mengakibatkan turunnya aliran darah

di plasenta. Berikutnya akan terjadi stress oksidasi, peningkatan radikal bebas,

disfungsi endotel, agregasi dan penumpukan trombosit yang dapat terjadi

diberbagai organ (Manuaba, 2010).

10
B. Suplemen kalsium ibu Hamil

WHO menganjurkan suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari pada ibu hamil

sebagai bagian dari ANC untuk pencegahan preeklamsia, namuan program

suplementasi kalsium di Indonesia saat ini belum sepenuhnya mengikuti anjuran

tersebut. Belum banyak informasi mengenai faktor yang mempengaruhi

kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi suplemen kalsium maupun informasi

11
kecukupan kalsium pada ibu hamil di Indonesia (WHO, 2018).

Kadar kalsium penderita preeklamsia diduga rendah sehingga

meningkatkan hormon paratiroid yang berakibat kadar kalsium intra seluler

meningkat melalui peningkatan permeabilitas membrane sel terhadap kalsium,

aktivasi adenilsiklase, dan peningkatan Adenosina monofosfat siklik (CaMP)

yang mengakibatkan kalsium dalam mitokondria lepas kedalam intraseluler,

mengakibatkan pembuluh darah mudah mengalami vasokonstriksi yang

mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

12
Kalsium merupakan mineral terbanyak yang didapatkan dalam tubuh

manusia. Hampir 99% kandungan kalsium dalam tubuh manusia didapatkan pada

tulang, sisanya terdapat dalam plasma darah dalam bentuk berikatan dengan

protein dalam ion. Kalsium memegang peranan penting dalam berbagai proses

fungsi fisiologis dalam tubuh yaitu proses pembentukan darah, bersama dengan

natrium dan kalium, mempertahankan potensial membran sel, tranduksi sinyal

antara reseptor hormon, eksitabilitas neuromuskuler, integritas membran sel,

reaksi-reaksi enzimatik, proses neurotrasmisi, membentuk struktur tulang dan

sebagai cadangan kalsium tubuh.

Asupan zat gizi mikro yang mempunyai peran penting dalam masalah

pangan dan gizi salah satunya adalah kalsium, pemberian kalsium merupakan

upaya preventif terhadap hipertensi dalam kehamilan, kekurangan kalsium

berkepanjangan akan menyebabkan pengambilan kalsium dari tulang dan otot

untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin (Marwidah, 2017).

Keluarnya kalsium dari otot dapat menimbulkan kelemahan otot

pembuluh darah yang menimbulkan vasokontriksi sehingga terjadi hipertensi

dalam kehamilan (Manuaba, 2007).

(PNPK Preeklamsia, 2016)

13
C. Suplemen Vitamin D

Vitamin D adalah vitamin yang larut lemak yang diproduksi oleh tubuh

manusia dari paparan sinar matahari, dan ditemukan secara alami dari beberapa

sumber makanan seperti minyak ikan, jamur, kuning telur, dan hati. Kadar vitamin

D selama kehamilan memiliki pengaruh terhadap perkembangan tulang pada janin

sebagaimana yang kita ketahui fungsi dari vitamin D adalah membantu

penyerapan kalsium dan fosfat dalam tubuh. Kekurangan vitamin D dalam masa

kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklamsia. Wanita hamil

dengan preeklamsia memiliki konsentrasi vitamin D yang lebih rendah dibanding

wanita hamil dengan tekanan darah normal. Kehamilan dengan preeklamsia

memiliki konsentrasi <75 mmol/L.

Pada kehamilan normal terjadi peningkatan kadar vitamin D mulai dari

awal kehamilan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan

bahkan akan terjadi peningkatan dua kali lipat pada trimester ketiga. Peningkatan

kadar vitamin D berfungsi untuk metabolisme tulang, immunomodulasi, regulasi

tekanan darah dan pemeliharaan sekresi insulin dengan sel beta pancreas

penghasil insulin.

Paparan sinar matahari pada negara tertentu menentukan konsentrasi kadar

vitamin D pada ibu hamil, tetapi hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Indonesia

yang tinggal di daerah tropis kaya sinar matahari. Intensitas sinar UVB pada

waktu antara 1 jam sebelum dan 1 jam setelah tengah hari mencapai nilai tertinggi

dalam satu hari. Intesitas sinar matahari UVB adalah rendah pada pukul 07.00

pagi, meningkat pada jam-jam berikutnya sampai dengan pukul 11.00. Setelah

pukul 11.00 intensitas ini akan semakin relatif stabil dan tinggi sampai dengan

14
pukul 14.00 untuk kemudian menurun pada pukul 16.00 yang intensitasnya sama

dengan pukul 07.00 dengan waktu pajanan yang dibutuhkan selama 15 menit.

Selain paparan sinar matahari, faktor lain yang berisiko terhadap

rendahnya kadar vitamin D adalah kegemukan. Kegemukan maupun obesitas

memberikan pengaruh terhadap metabolisme vitamin D. Hal ini dikarenakan

terjadinya penurunan bioavaibilitas vitamin D3 dari kulit dan adanya deposisi di

lemak yang menyebabkan vitamin D terperangkap dalam lemak dan tidak dapat

dengan mudah untuk keluar. Sintesis vitamin D juga tergantung dari tipe kulit,

karena tipe kulit mempengaruhi keadaan melanin. Menurut Fitzpatrick,

Clasification Skin Scale penduduk Indonesia adalah tipe kulit IV. Tipe kulit IV

adalah jenis kulit selalu menjadi coklat tapi tak pernah terbakar karena lebih

banyak mengandung melanin, berbeda dengan tipe kulit III sering menjadi coklat

kadang-kadang kulit terbakar. Melanin bersifat sebagai tabir surya alami yang

dapat memengaruhi penyerapan sinar matahari, sehingga hal ini dapat

menurunkan efisiensi dari fotosintesis prekolekasiferol (previtamin D3). Faktor

lain yang juga berkontribusi dalam sintesis vitamin D adalah kecukupan akan

asupan vitamin D. Asupan ini dapat dipengaruhi oleh pola makan sebelum

dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D.

Kekurangan kadar vitamin D pada ibu hamil tidak hanya memberikan

dampak yang merugikan bagi ibu hamil saja, tetapi juga memberikan dampak bagi

janin. Kadar vitamin D yang rendah pada ibu hamil dapat menyebabkan

rendahnya konsentrasi mineral tulang, kegagalan keseimbangan glukosa dan juga

dapat terjadi pelunakan tulang tengkorak yang disebabkan karena kegagalan

perkembangan tulang didalam uterus serta kekurangan kadar vitamin D dapat

15
menyebabkan kelahiran preterm. Hal ini sebagai akibat dari pengaruh peran

regulasi vitamin D di dalam tubuh sebagai anti inflamasi dan immunomodulasi

yang dapat menekan produksi inflamatori sitokin (Ekadewi dkk, 2015).

16
BAB III
PEMBAHASAN

Metode penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan Network meta-analysis (NMA).

Berbagai artikel dan penelitian dari dalam jurnal yang berasal dari Pubmed, Cochrane

Library, dan Scopus database dari tahun-tahun sebelumnya sampai dengan Juli 2017.

Pemilihan jurnal didasarkan pada PICO (patient, intervention, comparator, and outcome)

yang tertera di bagian appendix jurnal. Jurnal-jurnal yang diutamakan untuk digunakan

adalah jurnal yang ditulis oleh penulis yang menerbitkan jurnal dengan topik hampir sama

dan jurnal-jurnal yang paling terbaru.

Semua jurnal yang digunakan merupakan jurnal RCT (Randomized Controlled

Trial) yang dilakukan pada manusia dan diterbikan dalam Bahasa Inggris. Kata kunci

yang digunakan adalah: kalsium, network meta-analysis, gestasional hipertensi,

preeklamsia, prevensi, systemic review, vitamin D.

Pemilihan sampel

Pada awal pemilihan didapatkan 188 systematic review dan 535 penelitian

individual. Proses pemilihan penelitian untuk ditinjau ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil

penelitian memenuhi syarat untuk ditinjau jika mereka memenuhi kriteria berikut: (1) teks

lengkap Bahasa Inggris, (2) Penelitian dilakukan pada manusia, (3) wanita dengan usia

kehamilan berapapun, (4) membandingkn hasil suplementasi antara grup berikut;

kalsium, vitamin D, kombinasi keduanya, dan plasebo.

17
Gambar 1. Proses pemilihan sampel

18
Intervensi

Intervensi pada jurnal adalah pemberian salah satu dari suplemen berikut

terlepas dari dosis dan durasi pemberian suplemen: kalsium, vitamin D, gabungan

kalsium dan vitamin D. Kelompok kontrol berupa plasebo, suplemen standar (mis; Asam

folat), atau tanpa suplemen.

Analisis Data

Untuk penelitian yang memiliki data frekuensi suplementasi dan preeklamsia,

log risk ratio (RR) bersama dengan varians dan confident interval 95% (CI) diperkirakan

untuk setiap studi. RR kemudian dikumpulkan secara langsung di seluruh studi

menggunakan model efek tetap (miss; Metode varians terbalik) jika tidak ada

heterogenitas, sebaliknya model efek acak (mis; Metode Der Simonian dan Laird)

digunakan. Heterogenitas dinilai oleh uji Q Cochrane dan statistik I2, masing-masing.

Jika ada (p <0,1 atau I2 ≥ 25%), sumber heterogenitas disesuikan dengan karakteristik

dari subjek (usia rata-rata, usia kehamilan rata-rata), data klinis (dosis, dan durasi

suplemen), dan karakteristik metodologis (definisi hasil pengukuran, pengaturan

penelitian) dalam model meta-regresi satu per satu. Analisis sensitivitas dengan

mengecualikan studi outlier dan / atau analisis subkelompok sesuai dengan faktor yang

dilakukan

Hasil penelitian

 Sebanyak 19 penelitian membandingkan antara suplementasi kalsium dengan

plasebo, 3 penelitian membandingkan suplementasi vitamin D dengan plasebo, 4

penelitian membandingkan suplementasi kalsium + vitamin D dengan plasebo, dan 1

penelitian lainnya membandingkan suplementasi kalsium + vitamin D dibandingkan

19
dengan hanya suplementasi kalsium. Jadi totalnya ada 27 sumber penelitian pada

jurnal ini.

20
Data cross tab dapat dilihat pada kedua tabel di atas. Ukuran sampel individu berkisar

antara 30 hingga 9178 orang dengan median 178. Sampel wanita hamil bervariasi

48,2% studi RCT pada kehamilan berisiko rendah dan 51,9% studi RCT pada

kehamilan risiko tinggi contohnya pada kehamilan remaja, kehamilan lanjut usia, dan

21
nulliparitas. Usia rata-rata berkisar antara 16 hingga 37,2 tahun, dan usia kehamilan

rata-rata saat pendaftaran dan saat kelahiran masing-masing berkisar antara 14,2

hingga 29,7 dan 37,4 hingga 39,1 minggu.

 Berdasarkan hasil dari NMA, kalsium secara signifikan dapat menurunkan risiko

preeklamsia sebanyak 51% saat digunakan sebagai profilaksis dibandingkan dengan

pasien yang diberikan plasebo (RR 0.49 CI: 0.35). Sedangkan vitamin D menurukan

risiko preeklamsia sebanyak 53% dibandingkan dengan pemeberian plasebo (RR

0.43, CI: 0.17), namun dari hasil tersebut tidak signifikan secara statistik.

Suplementasi gabungan dari kalsium + vitamin D dibandingkan dengan plasebo juga

menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menurunkkan risiko preeklamsia (RR

0,.7 CI: 0.30).

22
 Berdasarkan semua perbandingan yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan

bahwa pemberian vitamin D saja pada ibu hamil tampaknya lebih baik dibandingkan

dengan hanya pemberian suplemen kalsium, namun hal ini tidak bermakna secara

statistik dengan RR sebesar 0,89 (95% CI: 0,33, 2,41). Kombinasi vitamin D dan

kalsium tampaknya tidak efektif pada pencegahan preeklamsia bila dibandingkan

dengan pemberian kalsium saja (RR 1.18, 95% CI: 0.58, 2.37) atau vitamin D saja

(RR 1.33, 95% CI: 0.42, 4.18).

 Pemberian peringkat dari semua intervensi dilakukan dengan menggunakan metode

SUCRA, statistik ringkasan untuk peringkat kumulatif dan probabilitas peringkat.

SUCRA berkisar dari 0 hingga 1, dimana 1 merupakan treatment terbaik dan 0 adalah

treatment terburuk. Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa vitamin D adalah peringkat

pertama, diikuti oleh kalsium, dan kemudian gabungan kalsium dan vitamin D.

Perkiraan probabilitas peringkat untuk suplemen yang sesuai adalah 47,4%, 31,6%,

dan 19,6%, masing-masing.

23
Pembahasan
Efek pemberian suplemen kalsium pada preeklamsia kuat dan konsisten pada

penelitian meta-analisis langsung dan tidak langsung. Selain itu, efek ini didapat lebih

menguntungkan jika durasi pemberian suplementasi kalsium adalah 18 minggu atau lebih

pendek. Berdasar data dari jurnal, sebagian besar studi menunjukkan ibu hamil

melahirkan pada usia kehamilan 38 minggu. Ini menyiratkan bahwa suplementasi kalsium

harus dimulai sekitar usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Adapun patofisiologi

preeklamsia yaitu kelainan plasenta yang dapat melepaskan faktor yang disekresikan

dalam sirkulasi ibu, mengakibatkan munculnya manifestasi klinis preeklamsia yang

terjadi selama usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Peningkatan konsentrasi kalsium

mungkin berperan dalam mengurangi kontraktilitas otot polos dan meningkatkan

vasodilatasi, sehingga menurunkan risiko preeklamsia.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal bahwa pemberian suplementasi

kalsium, vitamin D, dan gabungan dari keduanya tidak memiliki nilai yang signifikan

secara statistik untuk mengurangi risiko terjadinya preeklamsia dan GH/PIH. Setelah itu

dilakukan pemberian peringkat dengan metode SUCRA (Surface Under the Cumulative

Ranking Curve), di peringkat (1) direkomenadasikan pemeberian vitamin D, peringkat

(2) pemberian kalsium, dan peringkat (3) pemberian suplemen gabungan antara kalsium

+ vitamin D. Pemberian suplemen kalsium pada ibu hamil direkomendasikan berdurasi

18 minggu atau lebih pendek, yang dapat dimulai saat usia kehamilan 20 minggu atau

lebih.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dukcitt K, Harington D. Risk factor for preeclampsia at antenatn booking: systemic


review of controlled studies.
Chacravarty A, Chakrabarti S. The neurology of eclampsia. Neurol India. 2002; 50:128-
35.
Cunnuingham, FG et. Al. Reproductive Succes and Failure. Williams Obstetrics, 23st ed.
Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2014.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Pre-
Eklamsia. Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta.
Marwidah. 2017. Pemberian Suplemen Kalsium pada Ibu HAmil Trisemester I dn II
dalam Pengaturan Tekanan Darah. Bulukumba
Ekadewi R, Wiryawan P. Korelasi antara Kadar Vitamin D dengan Kejadian
Preeklamsi. 2015

25

Anda mungkin juga menyukai