Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas timbullah masalah masalah yang terjadi
diantaranya bagaimana kemandirian anak autis dalam merawat diri, bagaimana
pengembangan kemandirian anak autis dalam merawat diri dan faktor apa saja yang dapat
menghambat dan mendukung dalam pengembangan kemandirian anak autis dalam merawat
diri.
Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak
autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan
usianya. Sehingga perilaku ini menjadikan hambatan belajar untuk anak autis.
Maka dari itu anak autis mengalami hambatan mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya termasuk dalam kemandirian, dalam aktifitas sehari hari dan pemeliharaan diri
banyak mengalami kesulitan dan sangat memerlukan bimbingan. Masalah yang ditemui
diantaranya cara makan, menggosok gigi, memakai baju, memakai sepatu dan sebagainya.
Dari segi kemandirian anak autis masih rendah, mereka banyak tergantung pada
bantuan orang lain. Dampak dari karakteristik yang dimiliki anak autis salah satunya adalah
mengalami kesulitan dalam kemandirian khususnya dalam merawat diri.
Kemandirian
Pengertian kemandirian menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
“mandiri” yang berarti sendiri yang diartikan juga sebagai suatu keadaan yang menyatakan
seseorang tidak tergantung pada orang lain.
Orang yang telah mandiri biasanya sanggup mengerjakan sesuatu berdasarkan sikap
dan tanggungjawab serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan
kapasitasnya. Dalam kaitan ini Siahaan (1997:116), mengemukakan:
Merawat Diri
Pengertian
Kemampuan merawat diri adalah kecakapan atau keterampilan untuk mengurus atau
menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang lain.
d. Berhias, meliputi :
1. Menyisir rambut
2. Memakai bedak
3. Memakai aksesoris
e. Keselamatan diri, meliputi :
1. Bahaya benda tajam atau runcing
2. Bahaya benda api dan listrik
3. Bahaya lalu lintas
4. Bahaya binatang
f. Adaptasi lingkungan, antara lain :
1. Mengenal keluarga dekat
2. Mengenal guru/pelatih
3. Mengenal dan bermain bersama teman.
Untuk mengembangkan tanggung jawab pada anak autis dalam merawat diri dapat
dilakukan melalui pemberian tugas secara individu, menerapkan disiplin waktu dalam
melatih tanggung jawab.
Metode simulasi merupakan metode dengan peniruan, perbuatan yang hanya pura-pura
atau berbuat seolah-olah. Metode ini bertujuan untuk melatih keterampilan tertentu dalam
kehidupan sehari-hari dan untuk melatih memecahkan masalah.
Tehnik modeling merupakan suatu tehnik yang memperagakan perilaku belajar pada
anak dan selanjutnya anak akan meniru prilaku yang dicontohkan oleh model. Dalam hal ini
yang menjadi model adalah guru. Salah satu contoh penerapan tehnik modeling disertai
metode simulasi dalam pengembangan merawat diri bagi anak autis adalah sebagai
berikut:Makan dan Minum
Dalam kegiatan sehari-hari makan dan minum merupakan hal yang dilakukan individu
selama masih hidup termasuk anak autis.
2. Kegiatan Anak:
Mula-mula melihat makanan, memperhatikan cara mengambil makanan dan memasukannya
ke dalam mulut tanpa ada yang jatuh. Setelah itu anak melakukannya sesuai contoh dan
mencoba memecahkan masalah sendiri untuk makanan yang jatuh.
Penyusunan Program
Penyusunan program dilakukan supaya kegiatyan pengembangan kemandirian dapat
terarah, efektif dan efesien serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Program yang dibuat
untuk tiap anak berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Pelaksanaan Program
Program dilaksanakan pada jam pelajaran bina diri dan jam pelayanan individu anak,
dimaksudkan supaya lebih terkonsentrasi.
Evaluasi Program
Evaluasi terhadap pelaksanaan program pengembangan dilakukan saat dan sesudah
program dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui hasil program dan seberapa jauh proses
pengembangan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan strategi yang dipilih.
Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung pengembangan kemandirian anak autis dalam merawat diri
ini diantaranya:
Motivasi yang dating dari anak tersebut.
Kesamaan hak dengan anak normal dalam memperoleh pendidikan formal dan
informal.
Guru pembimbing yang professional.
Sarana dan prasarana yang memadai.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah orang tua yang mendukung serta
memberikan perhatian pendidikan kepada anaknya.
Faktor Penghambat
Beberapa faktor yang menjadi penghambat yaitu:
Mood anak yang kadang susah ditebak.
Keterbatasan guru/pembimbing dalam menghadapi anak.
Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Lingkungan yang kurang mendukung anak mandiri.
Orang tua yang terlalu melindungi anak dengan mengabaikan pengembangan
kemandirian anak terutama dalam merawat diri.
Kesimpulan
Kemandirian anak autis dalam merawat diri masih kurang/rendah hal ini disebabkan
antara lain karena anak autis seolah menutup/menghindari dari komunikasi dengan individu
Saran.
Berkaitan penulisan diatas terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat berguna
untuk mengefektipkan pengembangan kemandirian anak autis dalam merawat diri hendaknya
dalam kegiatan ini program dirancang khusus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
anak peserta didik, menyiapkan fasilitas yang memadai, pengajar yang profesiona, menjalin
kerjasama dengan orang tua dan masyarakat sekitanya.
~"semogabermanfaat"~