Nama Kelompok :
Miftah Dian Ulfa
Dina Noviyana
Iis Islamiati
Weni Lestari
Rossy Viviana G
Haryati
Eka Nurjanah
Florentinus Ivan J
Gusti Dama Angga
Yerenia Betty
BAB I PENDAHULUAN
A. .........................................................................................................
B. .........................................................................................................
C. .........................................................................................................
D. .........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. .........................................................................................................
B. .........................................................................................................
C. .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
dinegara berkembang. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu
sebanyak ± 500.000 jiwa pertahun. Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur
WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia (Khan dan
Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab utama lainnya: perdarahan 13 %, aborsi 8 %,
dan sepsis 2 %. Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the
National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure
in Pregnancy tahun 2000, yang menjelaskan Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu
Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA 2000 di daerah
perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk
dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan
4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan (Muhammadun,
2010).
Making Pregnancy Safer yaitu : (1) menurunkan AKI sebesar 75 % pada tahun 2015
menjadi 115/100.000 kelahiran hidup dan (2) menurunkan AKB menjadi kurang dari
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia tahun 2009 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian
ibu secara langsung adalah perdarahan 60-70%, infeksi 10-20 % dan eklampsi 10-20%.
daerah yang prevalensi penderita hipertensinya tertinggi. Saat ini penderita hipertensi di
Kalimantan Selatan mengalami pergeseran umur, dari sebelumnya biasa menyerang usia di
atas 40 tahun saat ini hipertensi banyak menyerang usia lebih muda, kurang dari 30 tahun
(Admin, 2011).
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh kehamilan, dan
dapat menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang
berkontribusi besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu. Dengan hipertensi,
sindrom preeklampsia, baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang
Keputusan tentang kapan wanita dengan hipertensi kronik harus melahirkan dipandang
dalam konteks perjalanan klinis, termasuk keparahan penyakit yang mendasari. Pada kasus-
kasus dengan hipertensi yang terkontrol dan nonkomplikata, persalinan dapat berjalan
normal pervaginam dan menjalani masa nifas yang normal pula. Sedangkan hipertensi
kronik yang mempunyai komplikasi, persalinan bertujuan menekan resiko pada ibu dan
Berdasarkan latar belakang diatas , penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang
dituangkan dalam Laporan Kasus dengan judul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
a. Mengidentifikasi ibu dengan masalah post partum dengan hipertensi.
d. Untuk mengetahui pengobatan yang diberikan pada ibu post partum dengan
hipertensi.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi pasien
Menambah pengetahuan dan wawasan pasien tentang post partum dengan hipertensi.
4. Rumah Sakit
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Masa nifas atau post partum disebut juga Puerperium yang berasal
dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang berati bayi dan “Parous”
2006).
9
2. Tahap-tahapan masa post partum
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahapan menurut Bobak (2004) yaitu:
(2005) yaitu:
a. Involusi uterus
d. Lochea
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa
dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk
a. Phase Honeymon
yaitu:
3) Letting Go
yaitu:
a. Baby blues
c. Psikosis pascapartum
1. Definisi
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
indikasi:
1) Atonia uteri
2) Plasenta accrete
3) Myoma uteri
4) Infeksi intra uteri berat
3. Etiologi
lain meliputi:
a. Indikasi Mutlak
1) Indikasi Ibu
a) Panggul sempit
cm (Manuaba, 2008).
adekuatnya stimulasi
obstruksi
e) Plasenta previa
f) Disproposi sevalopelvik
a) Kelainan letak
b) Gawat janin
3) Indikasi Relatif
b) Presentasi bokong
e) Diabetes mellitus
Caesarea apabila:
4) Indikasi Sosial
sebelumnya
4. Patofisiologi
dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang
untuk ibu dan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak
kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektroensefalogram (EEG)
pemindaian CT.
dalam otak.
e. Uji laboratorium
serebrovaskuler
hematokrit
3) Panel elektrolit
5) AGD
(2012) adalah:
a. Komplikasi pada ibu
1) Pendarahan
plasenta.
ketuban.
plasenta.
b. Infeksi
kolpoporeksis.
1) Asfiksia.
a) Dislokasi persendian
b) Ruptura alat vital: hati atau lien bayi, robekan pada usus.
(2010).
a. Analgesik
serupa 10 mg morfin.
2) Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100
mg Meperidin.
b. Tanda-tanda vital
darah, nadi, jumlah urin serta jumlah darah yang hilang dan
bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari
ketiga.
e. Ambulasi
pertolongan.
f. Perawatan luka
insisi.
g. Laboratorium
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
A. Pengertian
maka hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau tekanan darah diastolic > 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu. (Sarwono
Prawirohardjo, 2010)
B. Etiologi
2. Tekanan darah sistolik > 200 mmHg, diastolic > 130 mmHg, dengan akibat segera
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
D. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu,
darah pada setiap denyut jantung dipaksakan untuk melalui pembuluh yang sempit
hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat
E. Penatalaksanaan
mortalitas akibat hipertensi. Morbiditas yang bisa terjadi yaitu stroke, ginjal, jantung
4. Makan-makanan yang tidak memicu hipertensi seperti daging merah, hati, dll.
3. Diuretik Thiazide
TINJAUAN KASUS
Menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien Ny.K dengan Post
Partum Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Asuhan
3 hari mulai dari tanggal 11 Oktober 2018 sampai dengan 13 Oktober 2018
A. Pengkajian
1. Identitas Umum
Klien bernama Ny.K, umur 35 tahun, no rekam medis 088760, berjenis kelamin
Kec. Batu Ampar. Saat ini dirawat di Ruang Nifas RSUD Dr Soedarso Pontianak.
Klien masuk rumah sakit tanggal 10 Oktober 2018 dengan diagnosa medis Post
Partum Sectio Caesaria. Penanggung jawab klien yaitu suami berinisial Tn. D tinggal
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di abdomen yang habis bekas luka post op sc, hari pertama
Klien mengatakan telah di lakukan operasi SC pada hari Rabu tanggal 10 bulan
Klien mengatakan sudah pernah hamil 3 kali dan ini pertama kalinya dilakukan SC.
d. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan kelahiran sekarang adalah kelahiran anak yang ke empat dengan
jenis kelamin perempuan. Anak pertama keguguran, anak anak ke dua laki-laki
f. Riwayat pemakaian KB
g. Alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi apa pun baik obat maupun makanan.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah
c. Tanda-tanda Vital :
d. Kepala
Saat di inspeksi bentuk simetris, rambut hitam, tidak beruban, tidak ada luka. Saat
e. Mata
Saat di inspeksi bentuk simetris dan konjungtiva anemis. Saat di palpasi tidak ada
f. Telinga
Saat di inspeksi bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak
g. Hidung
Saat di inspeksi bentuk simetris, tidak ada secret. Saat di palpasi tidak terdapat
nyeri tekan.
h. Mulut
i. Leher
Saat di inspeksi bentuk simetris, tidak ada lesi. Saat di palpasi tidak ada nyri tekan,
j. Dada
Saat di inspeksi bentuk dada simetris, tidak ada lesi. Saat di palpasi tidak ada nyeri
tekan. Saaat di auskultasi bunyi jantung regular lup dup, paru-paru vesikuler. Saaat
k. Abdomen
Saat di inspeksi terdapat bekas luka post op. Saat di palpasi adanya nyeri tekan.
l. Ekstremitas atas
Saat di inspeksi terpasang infus RL. Saat di palpasi tidak ada nyri tekan.
m. Ekstremitas bawah
Saat di inspeksi tampak edema, tidak terdapat lesi. Saat di palpasi tidak terdapat
nyeri tekan.
n. Kulit
o. Genetalia
Terpasang kateter
4. Pemeriksaan penunjang
5. Terapi
- SM drip
- Catoprel drip
- Cefotaxime 3x1 IV
- Metronidazole 3x1 IV
- Kalnex 3x1 IV
- Tramadol 3x1 IV
- Oxytocit 3x1 IV
- Nifedipin 4x10mg PO
- Dopamet 3x1 PO
- As mefenamat 3x1 PO
1. Diagnosa Keperawatan
Q : seperti di tusuk-tusuk
S : skala 8
T : kadang-kadang
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri dari luka post op di tandai
dengan:
Data subjektif : klien mengatakan belum bisa mandi sendiri, klien mengatakan
tandai dengan :
Data subjektif : klien mengatakan tidak mampu bergerak secara mandiri karena
nyeri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak dibantu keluarga/ perawat dalam
bergerak
Q : seperti di tusuk-tusuk
S : skala 8
T : kadang-kadang
1) Intervensi keperawatan
a) Lakukan pengkajian nyeri
d) Tingkatkan istirahat
Data subjektif : klien mengatakan belum bisa mandi sendiri dan makan sendiri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak mandi dibantu perawat, klien
tidak wangi
Data subjektif: Klien mengatakan sudah dapat melakukan ADLS dengan sendiri
maupun bantuan
Data objektif: klien terlihat segar, tidak bau sedap dan klien terlihat rapi
1) Intervensi keperawatan
tandai dengan :
Data subjektif : klien mengatakan tidak mampu bergerak secara mandiri karena
nyeri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak dibantu keluarga/ perawat dalam
bergerak
1) Intervensi keperawatan
3. Implementasi keperawatan
Q : seperti di tusuk-tusuk
S : skala 8
T : kadang-kadang
Action :
Respon :
- Klien tampak lemah
Data subjektif : klien mengatakan belum bisa mandi sendiri dan makan sendiri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak mandi dibantu perawat, klien
tidak wangi
Action :
Respon :
Data subjektif : klien mengatakan tidak mampu bergerak secara mandiri karena
nyeri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak dibantu keluarga/ perawat dalam
bergerak
Action :
Respon :
Q : seperti di tusuk-tusuk
S : skala 7
T : kadang-kadang
Action :
Respon :
Data subjektif : klien mengatakan belum bisa mandi sendiri dan makan sendiri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak mandi dibantu perawat
Action :
Respon :
Data subjektif : klien mengatakan masih tidak mampu bergerak secara mandiri
karena nyeri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak dibantu keluarga/ perawat dalam
bergerak
Action :
Respon :
Q : seperti di tusuk-tusuk
S : skala 6
T : kadang-kadang
Action :
Respon :
Data subjektif : klien mengatakan masih belum bisa mandi sendiri dan makan
sendiri
Data objektif : klien tampak lemah, klien tampak mandi dibantu perawat, klien
tidak wangi
Action :
Respon :
Data subjektif : klien mengatakan sudah mampu bergerak secara mandiri, sepert
Action :
Respon :
Data subjektif: : klien mengatakan masih belum bisa mandi sendiri dan makan
sendiri
Data objektif : klien tampak lemah dan klien tampak mandi dibantu perawat
sendiri
Data objektif : klien tampak lemah dan klien tampak mandi dibantu perawat
Data objektif : klien tampak lemah dan klien tampak mandi dibantu perawat
dalam bergerak
Data objektif : klien tampak lemah dan klien tampak mandi dibantu perawat
dalam bergerak
Data subjektif: : klien mengatakan sudah bisa bergerak secara mandiri seperti
BAB IV
PEMBAHASAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
Merdikoputro, 2011)
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah (140/90) atau keatas, diukur di kedua
lengan 3X dalam jangka beberapa waktu. Nilai yang lebih tinggi (sistolik) menunjukkan fase
darah yang sedang dipompa oleh jantung nilai yang lebih rendah (diastolic) menunjukkan
terkendali, maka hipertensi kronik tidak berpengaruh buruk pada kehamilan , meski tetap
Prawirohardjo, 2012)
Dampak hipertensi kronik pada janin ialah pertumbuhan janin terhambat atau fetal growth
restriction, intra uterin growth restriction: IUGR. Insidens fetal growth restriction
uteruplasenta, sehingga menimbulkan insufisiensi plasenta. Dampak lain pada janin ialah
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori yang diangkat diatas merupakan bahan reverensi yang diambil untuk lebih
hipertensi. Teori yang diangkat berupa teori tentang hipertensi yaitu suatu keadaan
dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal
bervariasi dengan usia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana
tekanan darah meningkat secara kronis. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu,
darah pada setiap denyut jantung dipaksakan untuk melalui pembuluh yang sempit
hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat
Dari teori tersebut dapat diketahui factor penyebab dari hipertensi, dan teori dapat
dibandingkan dengan kasus yang telah didapatkan dilapangan, sehingga dapat ditarik
kesimpulan berupa terdapat banyak kesamaan antara teori tentang hipertensi dengan
B. SARAN
a. Pasien
Lebih menjaga kesehatan terutama pola makan dan pola hidup serta melakukan
Pelayanan di Ruang Nifas RSUD Soedarso sudah cukup baik namun harus lebih
ditingkatkan lagi terutama infom consent atau memberikan penjelasan pada pasien
Santi Martini, Lucia Y. 2004. Hendrati Perbedaan Risiko Kejadian Hipertensi Menurut
Pola Merokok.
Sunarti, Sri. 2002. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUI
Kustati. Surakarta