Anda di halaman 1dari 4

Analisa Putusan Hakim Nomor 0735/Pdt.G/2015/PA.Bgr.

A. Identitas Para Pihak


 Zabardjad Rachman Bin Abdul Rachman, tempat tanggal lahir Bogor, 04
februari 1953 (62 tahun), Agama Islam, Kewarganegaraan Belanda,
Pekerjaan Kepala Divisi Teknik, Alamat Aldebaranhof 25, 3318 BA
Dordrecht Zuid-Holland, The Netherlands berdasarkan surat kuasa khusus
tertanggal 01 juni 2015 memberi kuasa kepada Athifah Alatas, S.H.,
M.Com., dan Gita Petrimalia, S.H., para Advokat dan Penasehat Hukum
yang beralamat di jl. H. Samali No. 13A, Kalibata, Jakarta Selatan,
selanjutnya disebut Penggugat.
 Dewi Raihatty Binti Abdul Rachman, tempat tanggal lahir Bogor, 18 mei
1946 (69 tahun), Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga, Alamat jl. Danau Bogor Raya, Blok B3 No. 6, RT.
001, RW. 003, Kel. Katulampa, Kec. Bogor Timur, Bogor 16144-
Indonesia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 14 Agustus 2915
memberi kuasa kepada Nur Bhakti, S.H., dan Ethik Woro Mahani, S.H.,
Advokat dan Pengacara pada kantor Advokad Bakti & rekan, berlamat di
jl. Pakuan Ciheuleut No. 5 depan Gg. H. Thamrin, Baranangsiang, Bogor
Timur, Kota Bogor, selanjutnya disebut Tergugat;
B. Singkat Jalan Cerita Perkara

Bahwa sesungguhnya penggugat adalah salah satu anak kandung dari


pasangan suami isteri Alm. Abdul Rachaman (pewaris) dan Almh. Victorine
Bounin, yang menikah pada tahun 1943, dan dari pernikahan tersebut dikaruniai 3
(tiga orang anak), diantaranya;

1. Dewi Raihatty binti Abdul Rachman


2. Dewi Julia binti Abdul Rachman
3. Zabardjat Rachman bin Abdul Rachman

Sepeninggal Abdul Rachman (pewaris) meninggalkan harta peninggalan


berupa

1
1. Sebidang Tanah Hak Milik, terletak di kota Bogor,Jl. Ahmad Yani II. No
15, Kel. Tanah Sareal, Kec. Tanah Sareal, Kota Bogor dengan luas tanah
+_ 200 M2.
2. Sebidang Tanah Hak Milik, terletak di Gg. Menteng, No. 12, RT/RW
03/03, Kel. Menteng, Kec Bogor Barat, Kota Bogor, dengan luas tanah +_
150 M2.
3. Sebidang Tanah Bekas Hak Milik Adat, terletak di Gg,. Menteng No. 86,
Kel. Menteng, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor, dengan luas tanah +_ 175
M2, kemudian telah dialihkan/dijual oleh tergugat kepada Ny. Trisna,
dengan nilai jual sejumlah Rp. 100.000.000,-
4. Dua bidang tanah (kebon) yang terletak dikampung Pabuaran Peuntas,
Desa Tjimanggu, Kab. Bogor.
5. Sejumlah uang sebesar Rp. 821.000,- pada Pt. Bank OSBC NISP.

Bahwa sesungguhnya Penggugat telah berulang kali meminta kepada


Tergugat untuk memberikan harta warisan bagian Penggugat, namun Tergugat
menolak akan hal itu.

Penggugat memohonkan kepada Hakim Majelis untuk menetapkan diri


Penggugat sebagai ahli waris dan kemudian berdasarkan pada Yuridisprudensi
Mahmakah Agung RI. No. 350/K/AG/1994, yang pada pokoknya dalam Islam
laki-laki mendapat 2 bahagian harta warisan dan 1 bahagian untuk anak
perempuan dari harta warisan.

Tergugat menolak dalil yang diajukan oleh Penggugat secara keseluruhan


dikarenakan menurut Tergugat bahwa Abdul Rachman (pewaris) adalah seorang
yang beragama Islam dan berkewarganegaraan Indonesia dan Penggugat bukanlah
seorang yang beragama Islam, Penggugat sudah murtad sudah lama, menurut
Tergugat bahwa Penggugat hanya mengaku-ngaku beragama Islam dengan
modus/tujuan agar mendapatkan harta warisan yang diinginkan oleh Penggugat
seperti yang tertera didalam gugatan Penggugat. Bahwa penggugat adalah seorang
yang beragama Kristen/pengikut Yesus Kristus bahkan sejak ia berusia sekitar 12
tahun atau sejak Penggugat tinggal di Belanda bersama dengan Dewi Julia dan
Almh. Victorine Bounin, dan sekarangpun Penggugat masih beragama Kristen.

2
Bahwa di Indonesia dalam sistem Agraria menganut asas nasionalisme
yang yang menyatakan bahwa: “Hanya warga Negara Indonesia saja yang
mempunyai hak milik atas tanah tau yang boleh mempunyai hubungan dengan
bumi dan ruang angkasa denga tidak membedakan antara laki-laki dengan
perempuan serta sesama warga Negara Indonesia baik asli maupun keturunan”.

C. Pisau Analisa Pengadilan

Pada perkara ini pengadilan menggunakan beberapa sumber hukum untuk


memecahkan perkara ini, diantaranya:

 KHI diantaranya; Pasal 171 huruf (c) “ahli waris adalah orang yang pada
saat meningal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan
perkawinan dengan pewaris, beragama Islam, dan tidak terhalang karena
hukum untuk menjadi ahli waris.”
 Pasal 130 HIR jo PERMA No. 1 tahun 2008 tantang Prosedur Mediasi di
Pengadilan.
 Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 22
Maret 1982 Nomor 2438/K/Sip/1980, pokok pertimbangan Mahkamah
Agung dalam putusan tersebut adalah karena ternyata sebagian obyek yang
disengketakan penggugat tidak klagi dikuasai oleh Tergugat, tetapi telah
menjadi milik pihak ketiga, maka berdasarkan pertimbangan hukum
obyektif pihak ketiga yang menguasai barang tersebut harus ikut digugat.
D. Cara Hakim Memutuskan Hukum

Berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia, tanggal 22 Maret 1982 Nomor 2438/K/Sip/1980, maka bagi Penggugat
ada kewajiban hukum untuk mendudukan orang yang menguasai obyek sengketa
tersebut sebagai pihak. karena tanpa menariknya sebagai pihak maka proses akan
mengabaikan asas de auditu et alternam partem (mendengarkan dua belah pihak).
karena itu sangat tepat jika gugatan tersebut dinyatakan tidak sempurna atau di
putus niet on vankelijke verkelaart (NO)

Gugatan Penggugat yang tidak menarik salah satu ahli waris sebagai anak
pewaris bernama Dewi Julia dan pihak ketiga yang menguasai salah satu harta

3
yang disengketakan, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan kurang pihak atau
pihak tidak lengkap (pullarium litis consortium), karenanya gugatan Penggugat
dinyatakan cacat formil.

Anda mungkin juga menyukai