DISUSUN OLEH
JULIANA SAPUTRI
16.11.4066.EA0018
KELOMPOK 1
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
2019
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak (Smeltzer & Bare, 2001). World Health
Organization (2007) dalam Hasanah (2016) menyembutkan beberapa klasifikasi
tumor otak, salah satunya adalah tumor meninges. Meningioma adalah tumor
pada meninx, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan
medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak
maupun, medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisphere otak di semua
lobusnya.
Tumor meninges (Meningioma) merupakan tumor yang berasal dari
meningen, sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
Sebagian besar tumor bersifat jinak dan tidak menginfiltrasi jaringan sekitarnya,
tetapi agak menekan struktur yang berada dibawahnya. Pertumbuhan tumor ini
lambat sehingga gejala kurang diperhatikan dan dapat menyebabkan diagnosis
yang salah (Price & Wilson, dalam Hasanah: 2005).
2. Patofisiologi
Menurut Muttaqin dalam Hasanah (2008), Tumor otak menyebabkan
gangguan neurologis yang progresif yang disebabkan oleh dua faktor yaitu
gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK). Gangguan
fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan
suplai darah akibat tekanan yang ditimbulakn tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak yang mengakibatkan terjadi kehilangan fungsi secara akut
dan dapat diperparah dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang
sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat kompresi, invasi dan
perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti bertambahnya massa dalam tengkorak, edema sekitar tumor dan perubahan
sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema dalam jaringan otak yang
diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh
kerusakan sawar di otak menimbulkan peningkatan volume intrakranial dan
meningkatkan TIK (Batticca, dalam Hasanah: 2008).
Peningkatakan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat.
Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan
untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan
intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini meliputi volume darah
intrakranial, volume CSS, kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel
parenkim otak. Kenaikan tekanan yang tidak diatasi akan menimbulkan herniasi
unkus serebellum. Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus melalui insisura
tentorial karena adanya lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura
tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ke 3.
Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum bergeser ke bawah melalui foramen
magnum oleh suatu massa posterior.Kompresi medulla oblongata dan henti nafas
terjadi dengan cepat.Perubahan fisiologis yang terjadi akibat peningkatan
intrakranial yang cepat adalah bradikardi progresif, hipertensi sistemik dan
gangguan pernafasan (Batticca, dalam Hasanah :2008)
3. Tanda dan Gejala
Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan tumor
pada otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh
terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari otak atau tekanan pada
nervus atau pembuluh darah). Gejala umumnya menurut Mardjono dalam
Hasanah (2003) yaitu sebagai berikut:
a) Sakit kepala, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau
pada pagi hari
b) Perubahan mental
c) Kejang
d) Mual muntah
e) Perubahan visual, misalnya pandangan kabur.
Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumornya, seperti:
a) Meningioma falx dan parasagittal: nyeri tungkai
b) Meningioma convexitas: kejang, sakit kepala, deficit neurologis fokal,
perubahan status mental
c) Meningioma sphenoid: kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan
pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.
d) Meningioma olfactorius: kurangnya kepekaan penciuman, masalah
visual.
e) Meningioma fossa posterior: nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan
spasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan,
gangguan gaya berjalan,
f) Meningioma suprasellar: pembengkakan diskus optikus, masalah visus
g) Spinal meningioma: nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
h) Meningioma Intraorbital: penurunan visus, penonjolan bola mata
i) Meningioma Intraventrikular: perubahan mental, sakit kepala, pusing.
4. Komplikasi
Secara umum komplikasi dari tumor meningen atau meningioma adalah
sebagai berikut (Ariani,dalam Hasanah: 2012):
a) Edema serebral
Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis terjadinya
akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak
yang meningkatkan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia
grisea) maupun ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.
b) Tekanan intrakranial meningkat (TIK).
Peningkatan tekanan intrakranial sendiri dapat terjadi pada pasien dengan
gangguan tumor otak atau meningioma. Peningkatan tekanan intrakranial ini
diakibatkan oleh karena bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya
edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
c) Herniasi otak
d) Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat teradi karena diakibatkan oleh adanya obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid.
e) Kejang
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologis fokal.
f) Metastase ke tempat lain
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada tumor meningeal (Meningioma)
adalah sebagai berikut:
a) Terapi Medikamentosa
Antikonvulsan untuk kejang dan kortikosteroid seperti dexametason untuk
mengurangi peningkatan tekanan intra kranial. Steroid juga dapat
memperbaiki defisit neurologis fokal sementara dengan mengobati edema
otak (Gisenberg, 2005)
b) Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama pada penatalaksanaan semua jenis
meningioma. Tujuan dari reseksi meningioma adalah menentukan diagnosis
definitif, mengurangi efek massa, dan meringankan gejala-gejala. Reseksi
harus dilakukan sebersih mungkin agar memberikan hasil yang lebih baik.
Sebaiknya reseksi yang dilakukan meliputi jaringan tumor, batas duramater
sekitar tumor, dan tulang kranium apabila terlibat. Reseksi tumor pada skull
base sering kali subtotal karena lokasi dan perlekatan dengan pembuluh
darah (Modha & Gutin, 2005).
c) Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan
proses keganasan. Radioterapi memiliki banyak peranan pada berbagai jenis
tumor otak. Radioterapi diberikan pada pasien dengan keadaan inoperabel,
sebagai adjuvant pasca operasi, atau pada kasus rekuren yang sebelumnya
telah dilakukan tindakan operasi.Pada dasarnya teknik radioterapi yang
dipakai adalah 3D conformal radiotherapy, namun teknik lain dapat juga
digunakan untuk pasien tertentu seperti stereotactic
radiosurgery/radiotherapy (Kemenkes RI, 2015).
d) Chemotherapy
Kemoterapi pada kasus tumor otak saat ini sudah banyak digunakan karena
diketahui dapat memperpanjang survival rate dari pasien terutama pada
kasus oligodendroglioma. Kemoterapi pada tumor otak tidak bersifat kuratif,
tujuan utama dari kemoterapi adalah untuk menghambat pertumbuhan tumor
dan meningkatkan kualitas hidup (quality of life) pasien selama mungkin
(Kemenkes RI, 2015).
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Anamnesis pada klien dengan tumor otak dapat dilakukan sebagai berikut
1) Data demografi
nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat,
penanggung jawab, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register,
diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta
pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan peningkatan TIK
dan adanya gangguan fokal sepeti nyeri kepala hebat, muntah-muntah,
kejang dan penurunan tingkat kesadaran.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji bagaimana terjadi nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan
penurunan tingkat keasadaran dengan pendekatan PQRST.Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan
perubahan didalam intrakranial.Keluhan perubahan perilaku juga umum
terjadi.Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak
responsif dan koma.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya.Pengkajian riwayat ini
dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit saat ini dan
merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan
tindakan selanjutnya.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga sebelumnya apakah ada
yang memiliki riwayat tumor otak atau tidak
a. Kepala
b. Kulit
c. Mata
normal/tidak,Kornea(bening/tidak),Konjungtiva(anemis/tidak),sclera
ada ikterik/tidak,ketajaman pengelihatan normal/tidak.
d. Hidung
Bentuk(simetris/tidak),fungsipenciuman(baik/tidak),peradangan(ada
/tidak),ada polip/tida
e. Telinga
Telinga(simetris/tidak),letaknya(simetris/tidak),peradangan(ada/tida
k),fungsi pendengaran(baik/tidak),ada serumen/tidak,ada cairan/tidak
f. Mulut
Bibir (Warnanya/ pucat/ sianosis/ merah), kering/ tidak, pecah/tidak,
Gigi (besih/ tidak) , Gusi (aa berdarah/ tidak), Tonsil (Radang/ tidak),
Lidah (tremor/ tidak, Kotor/ tidak), Fungsi pengecapan (baik/tidak),
Mukosa mulut (warnanya), ada stomatitis/ tidak
g. Leher
h. Dada
i. Abdomen
j. Gentalia
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan tumor
meningeal atau meningioma adalah sebagai berikut:
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kompresi pada pusat
pernapasan di medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, kegagalan
fungsi pernapasan.
b) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ penekanan jaringan otak dan
peningkatan tekanan intrakranial
c) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan muntah dan peningkatan tekanan intrakranial
d) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan oklusi vena sentral dan
peningkatan tekanan intrakranial
e) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi terkait
penyakit
f) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan gangguan
suplai darah ke otak
g) Risiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan dan papiledema
4. Intervensi Keperawatan
Gangguan mobilitasTulang
fisik tengkorak tidak dapat meluas
Ketidakefektifan perfusi
Kerusakan jaringan kulit
cerebral