Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM PENYAKIT DALAM


BAGIAN GINJAL HIPERTENSI
TAHUN 2019 - 2024
RSUD Ir. SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO

HIPERTENSI
1. Pengertian (Definisi) Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg pada orang yang sedang tidak
minum pbat antihipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan Joint National Committee VII
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Pre hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 atau ≥100
Hipertensi sistolik
terisolasi ≥140 dan <90
2. Anamnesis 1. Durasi hipertensi
2. Riwayat terapi hipertensi sebelumnya dan efek
sampingnya bila ada
3. Riwayat hipertensi dan kardiovaskuler pada keluarga
4. Kebiasaan makan dan psikososial
5. Factor resiko lainnya: kebiasaan merokok, perubahan
berat badan, dyslipidemia, diabetes, inativitas fisik
6. Bukti hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal,
perubahan penampilan, kelemahan otot (palpitasi),
keringat berlebihan, tremor), tidur tidak teratur,
mengorok, somnolen di sian ghari, gejala hipo- atau
hipertiroidisme, riwayat konsumsi obat yang dapat
menaikkan tekanan darah
7. Bukti kerusakan organ target, riwayat TIA, stroke,
buta sementara, penglihatan kabur tiba-tiba , angina,
infark miokard, gagal jantung, disfungsi seksual

3. Pemeriksaan Fisik 1. Pengukuran tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital


2. Metode auskultasi pengukuran TD:
3. Palpasi leher apabila terdapat pembesaran kelenjar
tiroid
4. Palpasi pulsasi arteri femoralis pedis
5. Auskultasi bruit karotis, bruit abdomen
6. Funduskopi
7. Evaluasi gagal jantung dan pemeriksaan neurologis
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik.

Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan Joint National


Committee VII (JNC VII)
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal <120 mmHg < 80 mmHg
Pre – Hipertensi 120 – 139 80 – 89 mmHg
mmHg
Hipertensi 140 – 159 90 – 99 mmHg
stage -1 mmHg
Hipertensi ≥160 mmHg ≥ 100 mmHg
stage -2

5. Diagnosis Kerja Hipertensi Stage I atau II


6. Diagnosis Banding a. White Coat Hypertension
b. Proses akibat obat
c. Nyeri akibat tekanan intraserebral
7. Pemeriksaan 1. Urinalisa (proteinuria / albuminuria)
Penunjang 2. Profil Lipid ( LDL , HDL , Total Kolesterol , Trigliserida)
3. Fungsi Ginjal (Ureum , kreatinin)
4. Eksresi albumin
5. Serum BUN
6. Kreatinin
7. Gula darah
8. Eletrolit, profil lipid
9. EKG
10.Foto Thoraks
11.Aktivitas renin plasma
12.Aldosterone
13.Katekolamin urin
14.USG pembuluh darah besar
15.USG Ginjal
16.Ekokardio
17.Sesuai penyakit penyerta
8. Tata Laksana 1. Modifikasi gaya hidup(table III)
2. Pemberian β-blocker pada pasien unstable angina /
non-ST elevated myocardial infark (NSTEMI) atau
STEMI harus memperhatikan kondisi hemodinamik
stabil
3. Pemberian angiotensin convertin inhibitor (ACE-1)
atau angiotensin receptor blocker (ARB) pada pasien
NSTEMI atau STEMI apabila hipertensi persisten,
terdapat infark miokard anterior, disfungsi ventrikel
kiri, gagal jantung, atau pasien menderita diabetes
dan gangguan ginjal kronik
4. Pemberian antagonis aldosterone pada pasien
disfungsi ventrikel kiri, gagal jantung berat (misal
gagal jantung New York Association/NYHA kelas III-IV
atau fraksi ejeksi ventrikel kiri <40% dan klinis
terdapat gagal jantung)
5. Kondisi khusus (table II)
6. Kondisi khusus lainnya :
a. Obsesitas dan sindrom metabolic
Terdapat 3 atau lebih keadaan berikut: lingkar
pinggang laki-laki > 102 cm atau perempuan >
89cm, toleransi terganggu gula darah puasa 110
mg/dl, tekanan darah minimal 130/85 mmHg,
trigliseride tinggi 150mg/dl, kolesterol HDL rendah
<40mg/dl pad laki-laki atau <50 mg/dl pada
perempuan) modifikasi gaya hidup yang intensif
denga pilihanterapi utama golongan ACE-1,
pilihanlain adalah ARB, CCB.3
b. Hipertrofi ventrikel kiri
 Tatalaksana agresif termasuk penurunan berat
badan dan retriksi garam
 Pilihan terapi : dengan semua kelas hipertensi
 Kontraindikasi : vasodilatator langsung,
hidralazin dan minoksidil
c. Penyakkit arteri perifer: semua kelas
antihipertensi, tata laksana factor resiko lain dan
pemberian aspirin
d. Lanjut usia (≥65 tahun)
 Identifikasi etiologi lain yang bersifat
irrevesibel
 Evaluasi kerusakan organ targer
 Evaluasi penykit komorbid lain yang
mempengaruhi prognosis
 Identifikasi hambatan dalam pengobatan
 Terapi farmakologis: diuretic thiazide (inisial),
CCB
e. Kehamilan
 Pilihan terapi: metildopa, β-blocker dan
vasodilatasi
 Kontraindikasi : ACE-1 dan ARB
9. Terapi Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan
jangka panjang. Kontrol dilakukan setiap 2 minggu
sampai 1 bulan untuk hasil yang optimal. (tabel 1)
a. Hipertensi tanpa compelling indication
1. Hipertensi stage –1 dapat diberikan
- diuretic ( HCT 12,5 – 50 mg/hari ;
furosemide (2 x 20 – 80 mg/hari) ATAU ,
- ACE inhibitor (captopril 2 x 25 -100 mg/hari
; enalapril 1-2 x 2,5 – 40 mg/hari) ATAU ,
- Beta blocker (atenolol 25 – 100 mg/hari
dosis tunggal) ATAU ,
- Ca Channel Blocker (diltiazem extended
release 1 x 180 – 420 mg/hari ; amlodipine
1 x 2,5 – 10 mg/hari ; atau nifedipin long
acting 30 – 60 mg/hari ) ATAU ,
- Kombinasi
2. Hipertensi stage 2
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu, dapat di berikan
kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretic ,
tiazid dan ACE Inhibitor atau Antagonist
Reseptor AII (losartan 1 – 2 x 25 – 100 mg/hari)
atau beta blocker atau Ca Channel Blocker
4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada
tidaknya kontraindikasi dari masing – masing
anti hipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum sekali sehari atau
maksimum 2 kali sehari
b. Hipertensi compelling indication (tabel 2)
Bila target tidak tercapai maka di lakukan
optimalisasi dosis atau di tambahkan obat lain
sampai target tekanan darah tercapai (kondisi
untuk rujuk ke spesialis)
c. Kondisi khusus lain
1. Obesitas dan sindrom metabolic
Lingkar pinggang laki-laki >90 cm / perempuan
>80cm.
Toleransi glukosa terganggu dengan GDP ≥
110mg/dl , tekanan darah minimal 130/85
mmHg, trigliserida tinggi ≥ 150 mg/dl
,kolesterol HDL rendah < 40 mg/dl (laki – laki)
dan <50 mg/dl (perempuan)
2. HIpertrofi ventrikel kiri
Tatalaksana tekanan darah agresif termasuk
penurunan berat badan, restriksi asupan
natrium dan terapi dengan semua kelas anti
hipertensi kecuali vasodilator langsung, yaitu
hidralazin dan minoksidil.
3. Penyakit arteri perifer
Semua kelas anti hipertensi , tatalaksana
faktor resiko dan pemberian aspirin.
4. Lanjut usia
Diuretic (tiazid) mulai dosis rendah 12,5
mg/hari
Obat hipertensi lain mempertimbangkan
penyakit penyerta.
5. Kehamilan
Golongan metildopa , penyekat reseptor beta ,
antagonis kalsium , vasodilator.
ACE Inhibitor dan ARB tidak boleh digunakan
selama kehamilan.
Komplikasi
Hipertrofi ventrikel kiri, proteinuria dan gangguan fungsi
ginjal, aterosklerosis pembuluh darah, retinopati , stroke,
atau TIA ,infark myocard, angina pectoris , serta gagal
jantung.

Kriteria Rujukan
a. Hipertensi dengan komplikasi
b. Resistensi hipertensi
c. Krisis hipertensi (hipertensi emergensi dan
urgensi)

10. Edukasi 1. Tentang pola hidup sehat (tabel 3)


(Hospital Health a. Gizi seimbang dan pembatasan gula garam
Promotion) dan lemak
b. Mempertahankan berat badan dan lingkar
pinggang ideal
c. Gaya hidup aktif / olahraga teratur
d. Stop merokok
e. Membatasi konsumsi alcohol (bagi yang
minum)
2. Cara minum obat di rumah, perbedaan antara
obat yg di minum jangka panjang dan pemakaian
jangka pendek, cara kerja obat dan dosis yang
digunakan.
3. Minum obat yang teratur meskipun tidak ada
gejala.
4. Edukasi keluarga untuk melakukan pengecekan TD
dan urin untuk mengontrol komplikasi hipertensi
setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.
11. Kepustakaan 1. Yogiantoro M, 2006, Hipertensi Esensial dalam Buku
Ajar Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV, FK UI, Jakarta
2. Kuswardhani, T.RA., 2006, “Penatalaksanaan
Hipertensi pada Lanjut Usia”, Jurnal Penyakit Dalam, vol.
7, no. 2. hal. 135-140
3. Kumar, K., Abbas, A.K., Fausto, N. 2005, Hypertensive
Vascular Disease, In : Robn and Cotran Patologic Basic of
Disease, 7th ed, Elseviers Saunders, Philadelpia

Sukoharjo,, Mei 2019


Ketua Komite Medik
RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo Bagian Ginjal
Hipertensi :

dr. Iman Budiarto Sp. S dr. Ardyasih., Sp. PD-KGH


NIP. 19610725 198901 1 001 NIP. 19680901 199903
1 004

Tabel 1

Modifikasi
gaya hidup
Target tekanan darah tidak tercapai
<140/90 mmHg ATAU <130/80
mmHg pada pasien DM , penyakit
ginjal kronik , memiliki ≥ 3 faktor
resiko , ada penyakit tertentu

Obat – obatan Inisial

Tanpa indikasi Dengan indikasi


khusus khusus

Stage I Stage II
Obat – obatan
Diuretik tiazid , Kombinasi 2 untuk indikasi
dapat obat khusus tersebut
dipertimbangkan ditambah obat
Biasanya diuretik antihipertensi
ACEi , BB , CCB ,
atau kombinasi dengan ACEi , lain (diuretic ,
BB , CCB ACEi , BB , CCB)
sesuai kebutuhan

Target tekanan darah belum


tercapai

Optimalkan dosis atau tambahkan obat


antihipertensi lain. Pertimbangkan
konsultasi dokter spesialis

Tabel 2

obat yang di rekomendasikan


Antagonis
indikasi Diureti Beta Aldostero
khusus k Blocker ACEi ARB CCB n
gagal
jantung     
pasca infark
miokard
akut   
resiko tinggi
penyakit
koroner    
DM     
Penyakit
Ginjal kronik  
Pencegahan
Stroke
berulang  

Tabel 3
Modifikasi Rekomendasi Rerata penurunan TDS

Penurunan berat badan Jaga berat badan Ideal 5 – 20 mmHg / 10 kg


( BMI : 18,5 – 24,9 kg/m2 )

Dietary Approaches to Diet kaya buah , sayuran, 8 – 14 mmHg


Stop Hypertension produk rendah lemak
(DASH) dengan jumlah lemak
total dan lemak jenuh
yang rendah

Pembatasan intake Kurangi hingga < 100 2 – 8 mmHg


natrium mmol per hari (2,0 g
natrium atau 6,5 g
natrium klorida atau 1
sendok teh garam per
hari)

Aktivitas fisik aerobic Aktivitas fisik aerobic 4 – 9 mmHg


yang teratur (mis : jalan
cepat) 30 menit sehari ,
hampir setiap hari dalam
seminggu

Pembatasan konsumsi Laki-laki : dibatasi hingga 2 – 4 mmHg


alcohol <2kali perhari

Wanita dan orang yang


lebih kurus : dibatasi
hingga < 1 kali per hari

Anda mungkin juga menyukai