1
Di dalam kapiler pulmonal, darah mencapai keseimbangan denan O2 dan CO2
di dalam udara olveol. Sebagian cairan jaringan akanmemasuki suait sistem
pembuluh tertutup lain, sistem limfatik, yang akan mengirimkan cairan limfe
melalui duktus torasikus dan duktus limfatik dekstra kedalam sistem vena
(sirkulasi limfatik). (Ganong, 2003 : 495).
Ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra membentuk sistem urinasrius.
Fungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi
asam-basa cairan tubuh; mengeluarkan produk akhir metabolik dalam darah;
mengatur tekanan darah. Meskipun cairan sertaelektrolit dapat hilang melalui
jalur lain dan ada organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan
asam-basa, namun organ yang mengatur lingkungan kimia internal tubuh
secara akurat adalah ginjal. Ciri penting sistem renal terletak pada
kemampuannya untuk beradaptasi terhadap beban muatan cairan yang sangat
bervariasi, sesuai kebiasaan dan pola hidup inidividu. Jika diukur tiap hari,
jumlah bpo=roduk limbah makanan dan metabolisme biasanya berkisar dari 1
hingga 2 liter air, 6 hingga 8 g NaCl, 6 hingga 8 g KCl dan 70 mg ekuivalen
asam per hari, juga termasuk ereum dan berbagai produk limbah lainnya
diekskresikan kedalam urine. (Brunner, 2001 : 1364).
c. Factor – factor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem sirkulasi. (Potter
2005 : 1635).
1) Usia
a) Sangat muda
b) Sangat tua
2) Penyakit kronik
a) Kanker
b) Penyakit kardiovaskuler (gagal jantung kongestif)
c) Penyakit endokrin ( Cusing dan DM)
d) PPOM
e) Penyakit ginjal (gagal ginjal progresif)
f) Perubahan level kesadaran
3) Trauma
a) Cedera akibat kecelakaan
b) Cedera kepala
c) Luka bakar
2
4) Terapi
a) Diuretik
b) Steroid
c) Terapi IV
d) Nutrisi parenteral total
5) Kehilangan melalui saluran gastrointestinal
a) Gantroenteritis
b) Pengisapan nasogastrik
c) Fistula
d. Macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi.
(Mubarak, 2007)
1) Gangguan cairan
2) Ketidakseimbangan isotonik
3) Sindro ruan-ketiga
4) Ketidakseimbangan osmolar
5) Ketidakseimbangan Elektrolit
6) Ketidakseimbangan Asam-Basa
2. Rencana Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Aktifitas dan
Latihan
a. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
3
Sedangakan menurut Metheny (1991), ada enam hal yang perlu
ditanyakan untuk menilai status cairan dan elektrolit pasien, yaitu:
Apakah saat ini ada penyakit atau cedera yang dapt mengacaukan
keseimbangan cairan dan elektrolit?
Apakah pasien mendapat terapi cairan parenteral atau pengobatan
yang dapat menggangu keseimbangan cairan dan elektrolit? Jika ya,
bagaimana pengobatan itu bisa mengacaukan keseimbangan cairan?
Apakah ada pengeluaran cairan tubuh yang abnormal? Jika ya, dari
mana? Apa tipe ketidakseimbangan yang biasanya menyertai
pengeluaran cairan itu?
Apakah ada pembatasan diet (mis., diet rendah garam)? Jika ya,
bagaimana hal itu bisa mempengaruhi keseimbangan cairan?
Apaka klien menerima air dan zat gizi lain melalui oral atau rute lain
dalam jumlah yang cukup? Juga tidak, sudah berapa lama pasien
menerima asupan yang tidak adekuat tersebut?
Bagaimam perbandingan antara asupan cairan total dengan haluan
cairan totalnya?
a) Kesadaran
Compos Mentis (consciciuss), yaitu kesadaran normal, saddar
sepenuhnya, dapat menjawab semua tentang keadaan sekelilingnya.
Apatis, yaitu kesadaran yang segan untuk b.d sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
Delirium, yaitu gelisah, disorientasi, memberontak, berteiak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal.
Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat
pulih bila dirangsang tetapi jatuh tertidur lagi, mampu jawaban
verbal.
Stupor (soporo coma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
ada respon terhadap nyeri.
4
Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun.
b) Berat badan (BB), pengukuran ini dilakukan disaat yang sama dengan
menggunakan pakaian yang beratnya sama. Peningakatan atau
penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau pengeluaran 1
liter cairan.
c) Tanda-tanda vital (TTV). Perubahan TTV bisa menandakan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
d) Pemeriksaan Fisik
Integumen: turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan
sensasi rasa.
Kardiovaskuler: ditensi vena jugularis, tekanan darah dan bunyi
jantung
Mata: cekung, air mata kering
Neurologi: refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
Gastrointestinal: mukosa mulut, mulut, lidah, bising usuu.
2) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Lab
5
- analisa gas darah. Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3-
, PCO2, dan saturasi O2. Nilai PCO2 normal: 35-40 mmHG; PO2
normal: 80-100 mmHg; HCO3- normal: 25-29 mEq/l. Sedangkan
saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya diarteri
(95%-98%) dan vena (60%-85%).
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan
1) Definisi
Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraseluler,
mengarah kepada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan sodium.
2) Batasan Karakteristik
a) Kelemahan
b) Haus
c) Menurunan turgor kulit/lidah
d) Membrane mucus/kulit kering
e) Nadi meningkat/ TD menurun. Volume/tekanan nadi menurun
f) Penrunan pengisian kapiler
g) Perubahan statatus mental
h) Penruurnan urine output
i) Peningkatannkonsentrasi urine
j) Ht meningkat
k) Kehilangan BB mendadak
3) Faktor – Faktor yang Berhubungan
a) Kehilangan volume cairan aktif
b) Kegagalan dalam mekanisme pengaturan
c. Perencanaan
Diagnosa 1 :
1) tujuan dan kriteria hasil
a) Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam masalah teratasi
b) Kriteria hasil
TTV kembali normal dalam 24 jam
6
BB stabil
Haluan urune meningkat (70 ml/jam)
BJ urine menurun
Klien memiliki turgor kulit elastis
Klien menyatakan bahwa ia tidak merasakan haus dan lemah
Klien memiliki membran mukosa yang lembab
Klien tidak muntah
2) intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi Rasional
pantau vital sign Indikator keadekuatan volume
sirkulasi
Periksa tanda-tanda Memberikan informasi tentang
kekurangan cairan kekurangan cairan
7
a) Penignkatan BB cepat
b) Intake lebih banyak dari output
c) Perubahan TD, arteri pulmonal, peningkatan tekanan vena sentral
(CVP)
d) Edema, dapat berkembang ke anasarka
e) Distensi vena jugularis
f) Perubahan pola respirasi, dipsnea, napas pendek, ortopnea, suara
abnormal : rules atau crakles, kongesti paru, efusi pleura
g) Penurunan Hb dan Ht, gangguna elektrolit, khususnya berat jenis
h) Bunyi jantung S3
i) Refleks hepatojugular positif
j) Oleguria, azotemia
k) Perubahan stetus mental, gelisah dan cemas
3) Faktor – Faktor yang Berhubungan
a) Mekanisme pengaturan lemah
b) Kelebihan intake cairan
c) Kelebihan intake sodium
Diagnosa 2 :
8
penyebab ( kelebihan darah menuju jaringan,
asupan natrium, asupan akibatnya nutrisi sel menjadi
protein yang tidak adekuat, buruk dan kerentanngan
stasis vena, imobilisasi, terhadap cedera meningkat.
kurang pengetahuan, dll)
Catat asupan makanan dan Asupan natrium yang tinggi
cairan setiap hari dan setiap menyebabkan retensi cairan.
minggu; kaji keadekuatan
asupan protein dan natrium
Intervensi Rasional
pantau vital sign Indikator keadekuatan volume
sirkulasi
Periksa tanda-tanda Memberikan informasi tentang
kekurangan cairan kekurangan cairan
Meningkatkan kebutuhan
Catat peningkatan suhu dan metaboleisme dan diaforeisi
durasi demam yang berlebihan yang
dihubungakan dengan demam
10
- BUN/Kr - Mengevaluasi perfusi/fungsi
ginjal
Diagnosa 4
Intervensi Rasional
Pantau TTV Indikator keadekuatan
volume sirkulasi
Auskultasi bunyi nafas untuk Dapat mengindetifikasi
adanya krekels edema paru sekunder akibat
dekompensasi jantung
11
adanya edema dependen/umum ketidakseimbangan
3. Daftar Pustaka
a. Ganong, F. Williams. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 23. Jakarta:
EGC
b. Potter, Patricia.; Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Ed. 4. Jakarta: EGC
c. Santosa Budi, 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006:
Prima Medika
d. Mubarak, Wahit Iqbal,. SKM.; Cahyatin, Nurul.,Ns.,Skep. 2007. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Preaktik. Jakarta: EGC.
e. Doengoes, Marilyn B; Mooerhouse, Mary Frances; Geissler, Alice C. 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. Jakarta: EGC
f. Smeltzer, Suzzane C; Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Ed. 8 Volume 2. Jakarta: EGC
12