Disusun oleh :
MAULIDA LATHIFAH
NIM : 1502010
Pembimbing,
Mengetahui
Ketua STIKes Karya Husada Semarang
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan ‘’Asuhan Kebidanan
Komunitas dalam Konteks Keluarga’’ Studi kasus ini disusun untuk melengkapi
tugas komunitas yang telah dilaksanakan di Kelurahan Sambiroto Kecamatan
Tembalang, Semarang
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan berbagi pihak yang diberikan kepada penulis.
Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Ns. Fery Agusman MM, SKM,M.Kep, SP. Kom selaku ketua
STIKES Karya Husada Semrang
2. Siti Nur Umariyah Febriyanti, S.SiT, M.H selaku ketua program studi DIII
kebidanan STIKES Karya Husada Semarang.
3. Sawitry, S.SiT, M.H Selaku dosen pembimbing praktik keluarga
4. Ketua RT 7 RW 1 Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Semarang
khususnya keluarga yang membantu pelaksanaan praktik komunitas.
5. Semua pihak yang ikut membantu sehingga tugas praktik kebidanan
komunitas ini dapat diselsaikan tepat waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki, untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Penulis
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Anemia
1. Definisi Anemia dalam Kehamilan
Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah
dan zat pewarna merah pada sel darah kurang dari 12% gram
(Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel
darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan (Saifuddin,2002).
Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah
karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel
darah yang rendah dalam darah.
2. Jenis – Jenis Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan dapat di bagi menjadi:
a. Anemia defesiensi besi (62,3%)
Anemia defisiensi besi adalah Anemia yang terjadi akibat
kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam darah.
Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure
besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlampau banyk besi keluar dari badan ,
misalnya perdarahan.
Prognosis:
1) Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya
baik bagi ibu dan anak . Persalinan dapat berlangsung seperti
biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain . Anemia
berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat
menyebabkan abortus dan dalam kehamilan tua dapat
menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia
defesiensi besi tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun
cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan kemudian
tampak sebagai anemia infatum
2) Pencegahan dan Pengobatan: di daerah dengan frekuensi
kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat
ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari.Selain itu,
ibu di beri nasehat untuk makan lebih banyak protein dan sayur
yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
b. Anemia megaloblastik (29,0%)
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena
defesiensi asam folat.
Diagnosis:
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan
megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang
belakang
Pencegahan dan Pengobatan:
a) Asam folat 15-30 mg per hari
b) Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
d) Pada kasus berat diberikan penambah darah.
c. Anemia hipolastik (8,0%)
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh
penurunan fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel darah
merah baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.
d. Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia hemolitik adalah Anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatanya. Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-
kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
Pengobatanya:
Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan
obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obtan,
hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang
dapat membantu penderita.
3. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
a. Pucat
b. Sering pusing
c. Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai
d. Nafas terengah-engah
e. Nyeri dada
f. Mata berkunang-kunang
g. Lidah luka
h. Nafsu makan turun
i. Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda
4. Penyebab Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan
pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara mendadak
bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan (Safuddin,2002).
Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya aadal
sebagai berikut:
a. Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam makanan
yang dikonsumsi. Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000mg:
1) 500mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
2) 300mg untuk bayi
3) 200mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein sel
darah merah setiap hari.Rata-rata ibu hamil normal perlu
menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20% yang masuk.
b. Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak
sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama, pembedahan
tertentu pada slauran pencernaan seperti: lambung. Bahan pembentuk
protein sel darah merah diserap dari saluran pencernaan.Sebagian besar
diserap dari usu halus bagian atas terutama usus 12 jari.Bila terjadi
gangguan saluran pencernaan, maka penyerapan dari saluran
pencernaan menjadi tidak sempurna.Hal itu menyebabkan kurangnya
jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh
sehingga pembentukan sel darah merah terhambat.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi berat,
luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan
pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan
terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam
tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
5. Faktor Predisposisi Anemia pada Ibu Hamil
a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat
mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu
hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al
(1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan
semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin
besar.Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan
semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin
besar.Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20
tahun hingga 35 tahun.
b. Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin
tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding
yang paritas rendah
c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya
anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut Kramer
(1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan
mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya
kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan
cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu
hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan
reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
e. pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga professional yaitu Dr Ginekolog dan Bidan
serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus,
TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak
ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang
sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan
produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap
orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati,
sayuran, buah dan susu. (Kodyat, 1995).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe,
frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet
Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia
karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi
tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang
patuh konsumsi tablet Fe.
6. Akibat Anemia pada Ibu Hamil
a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama
1) Dapat terjadi keguguran
2) Cacat bawaan
b. Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan
1) Persalinan belum cukup bulan
2) Perdarahan dalam melahirkan
3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
4) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan
kematian
5) Mudah terkena infeksi
c. Akibat anemia saat melahirkan
1) kekuatan mengejan
2) Melahirkan berlangsung lama
3) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
4) Akibat anemia terhadap bayi
5) Kematian dalam kandungan
6) Cacat bawaan
7) Kecerdasannya rendah
8) Bayi lahir dengan anemia
9) Berat badan bayi lahir keci
7. Tujuan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil
Tujuan dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk
menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna
merah pada sel darah ibu dan untuk mencegah kekurangan bahan
pembentuk protein sela darah merah pada bayi.
a. Pencegahan dan Pengobatan Anemia pada Ibu Hamil
1) Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah
selama masa kehamilan (± 90 tablet) dalam satu hari 1 tablet (
satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat ) minum
dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan
air the karena akan menghambat penyerapan. Efek sampingnya
yaitu : rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah dan mencret.
2) Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk
protein sel darah merah seperti:
a) Telur
b) Susu
- Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
- Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
- Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
c) Hati
d) Ikan
- Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
- Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
- Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
e) Daging
f) Tempe
- Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
- Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
- Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
g) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun
katuk, daun singkong)
- Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
- Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
h) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)
- Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
- Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
- Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
3) Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia
agara langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
Tn. A PADA Ny. S USIA 20 TAHUN DENGAN ANEMIA DI RT.07 RW.01
KELURAHAN SAMBIROTO TEMBALANG KOTA SEMARANG
I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Minggu, 22 April 2018
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. A
A. Data Subyektif
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Umur : 21 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT.07 RW.01 Kelurahan Sambiroto
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
b. Sifat Keluarga
1) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan
dalam keluarga adalah suami
2) Kebiasaan tidur dan istirahat
a) Tn. A
Nutrisi : makan 3x sehari (porsi sedang, nasi, sayur,
lauk), minum ±7 gelas/hari (air putih, teh)
Eliminasi : BAB ± 1x/hari, BAK ±8x /hari
Istirahat : siang ±1 jam/hari, malam ± 7 jam/hari
Kebersihan diri: Mandi 2x/hari
Gosok gigi 2x/hari
Ganti baju 2x/hari
Keramas 3x/minggu
b) Ny. S
Nutrisi : makan 3x sehari (porsi sedang, nasi, sayur
lauk), minum 7 gelas/hari (sebelum hamil)
makan 4x sehari (porsi kecil, nasi, sayur
lauk), minum ±7 gelas/hari (selama hamil)
Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 7x/hari (sebelum
hamil)
BAB 1x/hari, BAK 8x/hari (selama hamil)
Istirahat : siang ±1 jam/hari, malam ±7 jam/hari
(sebelum hamil)
siang ±2 jam/hari, malam ±8 jam/hari
(selama hamil)
Kebersihan diri: Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
baju 2x/hari, keramas 3x/minggu (sebelum
hamil)
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
baju 2x/hari, keramas 3x/minggu (selama
hamil)
2. Faktor Sosio, Ekonomi dan Budaya
a. Penghasilan dan pengeluaran (KK)
1) Pekerjaan Tn. A adalah swasta
2) Jam kerja mulai jam sampai jam 07.00 – 17.00 WIB
3) Besar uang yang dihasilkan/ bulan adalah ± 1.600.000,-
4) Keseluruhan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
5) Seringkali dalam keluarga tidak memiliki simpanan uang
6) Penentuan keluarga menjadi tanggung jawab istri
b. Suku dan agama
1) Suku : Jawa
2) Agama : Islam
c. Peranan anggota dalam keluarga
1) Ayah (Tn. A) sebagai kepala keluarga
2) Ibu ( Ny. S) sebagai istri
d. Hubungan keluarga dan masyarakat
1) Ayah (Tn. A) hubungan dengan keluarga dan masyarakat
terlihat akrab
2) Ibu (Ny. S) hubungan dengan keluarga harmonis dan dengan
masyarakat baik
3. Faktor lingkungan
Perumahan (lingkungan fisik/sarana sanitasi)
a. Pembuangan kotoran dan WC milik pribadi
b. Penyediaan air bersih
Menggunakan PAM dengan keadaan jernih, tidak berbau dan
berasa untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
c. Pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan terlebih dahulu dalam plastik lalu dibakar
d. Jendela dan kelembaban
Tiap kamar dirumah ada jendela dan ventilasi cukup memadai
e. Lingkungan rumah
Keluarga Tn. A bertempat tinggal dengan ukuran 6 m X10 m, yang
terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga dan 1 tempat cucian
f. Fasilitas liburan
Dirumah Tn. A tersedia TV, VCD, Radio
g. Fasilitas sosial dan kesehatan yang ada
Jika keluarga ada yang sakit maka akan di bawa ke puskesmas
h. Denah rumah (gambar dan keterangan)
3 4 6
1 2 5
Keterangan:
1. Teras rumah 4. Ruang tv
2. Ruang tamu 5. Kamar mandi
3. Kamar tidur 6. Dapur
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu tidak pernah ada riwayat
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS
Ibu mengatakan didalam keluarga ibu tidak pernah ada riwayat
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, jantung
b. Riwayat kesehatan berencana
Ibu belum pernah KB.
c. Riwayat imunisasi keluarga
- Ny. S sudah mendapatkan imunisasi capeng pada saat ingin
menikah
5. Psikososial
a. Status emosi : suami adalah orang yang senang bercanda, jarang
terjadi pertengkaran hebat antara suami dan istri. Masalah
diselesaikan dengan cara musyawarah antar anggota keluarga
b. Konsep diri :
1) Ayah : Tn. A merupakan orang yang baik dan peduli terhadap
anggota keluarga
2) Ibu : Ny.S adalah orang yang sangat menghargai dan
menghormati Tn. A sebagai kepala keluarga
c. Pola Interaksi
Interaksi didalam keluarga cukup baik, sering nonton TV bersama
pada waktu istirahat, dan interaksi dengan masyarakat juga cukup
baik dilihat dari Tn.A sering mengikuti sholat berjamaah di Masjid
dan Ny.S aktif mengikuti kegiatan Arisan di RT
d. Pola pertahanan dalam keluarga
Tn. cukup disegani dalam keluarga, masalah yang ada didalam
keluarga diselesaikan dengan cara bermusyawarah
B. Data Obyektif
Pengkajian atau pemeriksaan fisik :
1. Ayah (Tn. A)
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
Suhu : 36, 6 0 C Nadi : 82 ×/ menit
TD : 120/ 80 mmHg RR : 22 ×/ menit
d. Antopometri
BB : 73 kg
TB : 171 cm
e. Status present
Kepala : mesochepal
Rambut : rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, simetris,
ada reflek pupil
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries dentis
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Muka : tidak ada odema, tidak pucat, tidak berjerawat
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : simetris, gerak nafas teratur
Perut : tidak ada pembesaran hati dan limpa
Ekstremitas: simetris, tidak ada varises
Punggung : tidak ada kelainan
Anus : tidak ada hemoroid
Reflek patela: +/ +
2. Ibu (Ny. S)
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
Suhu : 36, 5 0 C Nadi : 82 ×/ menit
TD : 120/ 70 mmHg RR : 22 ×/ menit
d. Antopometri
BB : 50 kg
TB : 155 cm
LILA : 25 cm
Hb : 10,8 gr/dl
HPHT : 17-12-2017
HPL : 23-9-2018
e. Status Present
1) Inspeksi
Kepala : Kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak rontok
Muka : Simetris, Tidak odema, pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, Sclera putih, conjungtiva pucat.
Hidung : Simetris, tidak ada secret dan polip.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
Dada : Simetris, puting susu menonjol, colostrum belum
keluar, hiperpigmentasi areola mamae.
Abdomen: Tidak ada luka bekas jahitan, perut terlihat membesar
sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra ada.
Genetalia : Tidak ada oedem, tidak ada varises.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas: Simetris, tidak ada oedem
2) Palpasi
Leopold I : ballotment (+)
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
3) Auskultasi
DJJ : (-)
4) Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+)/(+)
f. Pemeriksaan penunjang
Gol darah : B
Hb : 10,8 gr/dL (22 Februari 2018)
III. INTERVENSI
1. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang anemia
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan hb ulang.
5. Beritahu ibu cara menkonsumsi fe dengan benar.
IV. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan pada
Hari / Tanggal : Kamis, 26 April 2018
Pukul : 13.00 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia
3. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan Hb ulang
5. Memberitahu ibu cara menkonsumsi obat penambah darah
V. EVALUASI
Dilaksanakan pada
Hari / Tanggal : Kamis, 26 April 2018
Pukul : 13.00 WIB
1. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dirasakan.
2. Ibu sudah mengetahui tentang anemia
3. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
4. Ibu bersediauntuk melakukan pemeriksaan Hb ulang
5. Ibu sudahmengetahui cara menkonsumsi obat penambah darah
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini, penulis akan mengupas keadaan yang ada
dikeluarga sesuai konsep teori medis sehingga masalah yang timbul dapat segera
terselesaikan.
Langkah 1 : Pengkajian
1. Teori : pada langkah ini semua informasi dikumpulkan secara akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Pemeriksaan khusus
d. Pemeriksaan penunjang
2. Praktik dan hasil : Dalam pengambilan data penulis melaksanakan secara
mandiri dengan keluarga Tn. A pengkajian terdiri atas data subyektif dan
obyektif, data dikumpulkan dengan informasi lengkap dari semua sumber
yang terkait. Untuk mendapatkan data tersebut penulis melakukan anamnesa
langsung ke klien, selama proses pengkajian pada keluarga Tn. A merespon
dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik. Pada keluarga
Tn. A ada salah satu anggota yang mempunyai masalah kurangnya
pengetahuan tentang anemia. Ny. S menyatakan dirinya sering merasa pusing,
lemas, cepat mengantuk.
Langkah 3 : Intervensi
1. Teori : Menyusun asuhan secara menyeluruh, yang tidak hanya meliputi
apa yang sudah terlihat dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan dengan pedoman antisipasi dari wanita tersebut yaitu apa yang
terjadi berikutnya, penyuluhan, konseling, dan rujukan untuk masalah
ekonomi, sosial kultural dan psikologi bila diperlukan.
2. Praktik dan hasil : Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus
yang dapat mendukung dalam perencanaan yang tindakan yang akan
dilakukan. Pada langkah ini berdasarkan dengan teori, tindakan yang akan
dilakukan pada kasus Ny. S dengan anemia yaitu dengan melakukan
konseling tentang anemia, tanda dan gejala, penyebab, pengobatan, dan
pencegahan anemia.
Langkah 4 : Implementasi
1. Teori : Pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada intervensi, perencanaan ini bisa dilakukan seluruh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tenaga kesehatan yang lainnya.
2. Praktik dan hasil : Implementasi merupakan tindak lanjut dari intervensi dari
intervensi yang telah dibuat. Implementasi pada kasus ini khususnya pada
Ny. S yaitu memberikan konseling tentang anemia meliputi: pengertian, tanda
dan gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan anemia.
Langkah 5 : Evaluasi
1. Teori : Evalusi mencakup semua tahapan dalam proses asuhan
kebidanan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan merupakan penilaian
dari tindakan yang dilakukan. Disini dimulai apakah implementasi sudah
sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi yang mungkin didapatkan
berkaitan dengan diagnosa nomenklatur adalah kolaborasi dengan dokter
yang sudah dilakukan bagaimana keberhasilan kolaborasi dengan dokter
tersebut.
2. Praktik dan hasil : Pada langkah ini penulis melakukan evaluasi dari asuhan
yang sudah diberikan kepada Ny. S, hasil yang didapat dari evaluasi yang
dilakukan yaitu ibu telah mengetahui tentang anemia meliputi pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan anemia, dan ibu
bersedia merubah perilaku sehari-hari untuk pencegahan anemia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uarian di atas penulis dapat meyimpulkan sebagai berikut:
1. Praktik kebidanan komunitas dilapangan lahan pada keluarga
Tn. A Di RT 7 , RW 01 , Kelurahan Sambiroto, Kecamatan
Tembalang Semarang telah dilaksanakan.
2. Pada saat pengkajian penulis menemukan masalah keluarga Tn. A
Pada Ny. S dengan anemia
3. Penulis telah menginterpretasi data pada keluarga Tn. A Pada Ny. S
dengan anemia
4. Penulis dapat mengintervensi pada keluarga Tn. A Pada Ny. S
dengan anemia
5. Implementasi yang penulis lakukan telah dilaksanakan oleh
keluarga Tn. A Pada Ny. S dengan anemia
6. Evalusi telah dilakukan penulis di keluarga Tn. A Pada Ny. S
dengan anemia
7. Hasilnya Ny. S mengerti tentang anemia dan bersedia merubah
perilaku untuk pencegahan anemia
B. Saran
1. Bagi keluarga
a. Keluarga diharapkan lebih mengerti tentang kesehatan
b. Ny. S diharapkan lebih mengerti tentang anemia khususnya
pencegahan anemia pada baliata
c. Diharapkan keluarga Tn. A mendukung untuk perubahan perilaku
untuk pencegahan anemia
2. Bagi masyarakat
a. diharapkan bagi masyarakat sekitar lebih meningkatkan
pemahaman tentang anemia.
b. diharapkan bagi masyarakat sekitar untuk memahami pentingnya
pencegahan anemia.
3. Bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai anemia yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab, pengobatan, dan
pencegahan anemia.