. , .
II
"
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
FERAWATY
0806428754
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
DEPOK
JULI 2010
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains Ilmu Ekonomi
FERAWATY
0806428754
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
KHUSUSAN EKONOMI PUBLIK DAN MONETER
DEPOK
JULI 2010
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah basil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
Nama : Ferawaty
NPM
Tanda Tangan
11
HA~PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing /~~...
_/,<~'-:~./' ~
"
,, • ,,,
Ditetapkan di Depok
Tanggal Juli 2010
1 \1 Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan karunia-NYA,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas akhir
berupa tesis ini merupakan suatu persyaratan yang harus dikerjakan oleh setiap
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, khususnya jurusan Ilmu
Ekonomi untuk meraih gelar magister. Tentunya tesis ini tak luput dari bantuan
dan bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis juga
ingin berterima kasih kepada:
1. Ibu Dr.Telisa Aulia Falianty, selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih
banyak atas bimbingannya, masukan-masukan serta data-data yang saya
butuhkan.
2. lbu Dr. Arie Damayanti, selaku ketua tim penguji. Saya ucapkan terima kasih
banyak atas kesedian ibu dalam menguji saya serta masukan-masukan yang
sangat bermanfaat dalam penulisan ini.
3. Bapak Jossy P. Moeis, selaku penguji. Saya ucapkan terima kasih atas waktu
dan masukan yang diberikan dalam melengkapi penulisan ini.
4. Mba Maya, Mba Mirna, Mba Ria, Mba Denti, dan semuanya yang selalu
mernbantu soal administratif perkuliahan.
5. Pihak kampus Universitas Indonesia dan semua dosen pengajar. Terima kasih
untuk sernua ilmu dan nasehat yang telah diberikan kepada saya selama
mengikuti perkuliahan di Universitas Indonesia.
6. Terima kasih kepada Bappenas yang telah memberikan bantuan materi berupa
beasiswa kepada saya sehingga saya dapat melanjutkan studi di Pascasrujana
Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.
7. Terima kasih kepada Badan Perneriksa Keuangan (BPK), baik BPK Pusat
maupun BPK Perwakilan Surabaya atas ijin yang diberikan kepada saya
sehingga dapat melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia.
8. Mama tersayang dan Ibu Mertuaku, terima kasih banyak atas semangat dan
doa yang diberikan pada F era serta terima kasih atas waktu dan tenaga yang
diberikan selama ini sehingga penelitian ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
9. Suamiku tercinta: Janny Edward, dan anakku: Hephzibah Joshua Patti, terima
kasih ya sayang karena selalu mendampingi, mendukung, menyernangati, dan
mendoakan mama. Anakku Jonathan Fritzie, terima kasih telah menemani
mama belajar selama sembilan bulan, mama merindukanmu.
10. Adik-adikku tercinta, Ronald, Rismawaty, dan Iskandar Octovian, terima
kasih sudah mernbantu dan mendoakan kak Fera; khususnya kepada Iskandar
Octovian, terima kasih buat waktu dan tenaga selama pencarian data.
11. Ternan-ternan Double-Degree Belanda; khususnya Laksmi, Tin Rachmawati,
Julinda Hemawati, mb.Rosy, dan Endra, terima kasih atas kebersamaan dan
bantuan yang diberikan selama menyelesaikan kuliah di Universitas
Indonesia.
12. Ternan-ternan eks-double degree Belanda dan Jepang: Mba Nadrah, Uditya,
Afrizal Umari, Amalia, Laura Novani, Novi Susanti, Andi, terima kasih buat
kebersamaan dan bantuan selama menyelesaikan kuliah di Universitas
Indonesia.
IV
13. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan ini yang tidak dapat dijabarkan
satu per satu.
Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembacanya.
Ferawaty
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
(Ferawaty)
VI
ABSTRAK
Kata kunci:
Investasi swasta, Belanja Pemerintah, Upah Minimum Regional, Populasi,
Lapindo.
Vll
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name Ferawaty
Study Program Program Pascasaijana Ilmu Ekonomi
Title Factors that influence Private Investment in Five Regions in East
Java.
Keywords:
Private Investment, Government Spending, Wages, Population, Lapindo.
Vlll
Universitas Indonesia
DAFfARISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN ORISINALITAS .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... vi
ABSTRAK.................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
DAFTAR lSI. ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....... ... ... ... .. ........... ..... ... ...... .. ... ... ..... ... ... .. .. .. ... ............. 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 9
1.6. Sistematika Penulisan....................................................................... 9
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Sebelumnya................................................................. ..... 11
2.2. lnvestasi...................................... ...................... ................................ 13
2.3. Investasi di Daerah........................................................................... 18
2.4. Hubungan Belanja Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta.......... 21
2.5. Hubungan Upah Minimum Regional dan Investasi Swasta............. 24
2.6. Hubungan Jumlah Penduduk dan lnvestasi Swasta..................... .... 26
2.7. Hubungan Lumpur Lapindo dan Investasi Swasta.......................... 27
3. METODOLOGI PENELITIAN
3 .1. Kerangka Pikir Konseptual.. ............................................................. 30
3.2. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 33
3.3. Metode Ana1isis ............................................................................... 33
3.3.1. Pemodelan dengan Menggunakan Data Panel.. ....................... 33
3.3.2. Spesifikasi Model. .................................................................... 35
3.3.3. Pengujian Siflifikansi Secara Statistik................................... 37
3.3.3.1. Uji R .......................................................................... 38
3.3.3.2. Uji F ............................................................................. 39
3.3.3.3. Uji !. ............................................................................. 39
3.3.4. Uji Hipotesis............................................................................ 40
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Daerah................................................................................... 43
4.1.1. Kota Surabaya....................................................................... 45
4.1.2. Kabupaten Sidoaijo ............................................................... 47
4.1.3. Kabupaten Gresik .................................................................. 50
4.1.4. Kabupaten Mojokerto........................................................... 57
4.1.5. Kabupaten Pasuruan.............................................................. 59
4.2. Investasi Daerah.............................................................................. 61
4.3. Hasil Regresi. .................................................................................. 65
ix
Universitas Indonesia
4.4. Kriteria Statistik.............................................................................. 69
4.4.1. Uji R-squared ........................................................................ 70
4.4.2. Uji F...................................................................................... 71
4.4.3. Uji t. ...................................................................................... 72
4.5. Model yang Terbentuk.................................................................... 73
4.6. Interpretasi Model. ......................................................................... 74
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 78
5.2. Saran............................................................................................... 80
DAFfAR PUSTAKA.................................................................... 83
Universitas Indonesia
DAFfAR TABEL
Xl
Universitas Indonesia
DAFfAR GAMBAR
Xll
Universitas Indonesia
BABl
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
2
lnvestasi swasta secara umum dapat dibagi dua, yaitu: investasi swasta yang
berasal dari dalam negeri dan investasi swasta yang berasal dari luar negeri.
Investasi swasta yang berasal dari dalam negeri sering disebut sebagai penanaman
modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan investasi swasta yang berasal dari luar
negeri sering disebut sebagai penanaman modal asing (PMA). PMA biasanya
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnasional yang memiliki kantor pusat
yang berada di negara-negara maju asalnya dan memiliki cabang atau perusahaan-
perusahaan anak yang tersebar di berbagai negara di seluruh penjuru dunia. PMA
ini biasanya langsung diwujudkan berupa pabrik, pengadaan fasilitas produksi,
pembelian mesin-mesin, dan sebagainya. Selain itu, PMA juga dapat berupa
saham, obligasi, sertifikat, dan sebagainya yang berasal dari luar negeri.
lnvestasi merupakan pengeluaran yang digunakan untuk pembelian kapital
dalam rangka meningkatkan produksi nasional. Dengan adanya investasi
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan terciptanya lapangan
kerja. Dalam tulisannya yang berjudul "dampak investasi pemerintah daerah Jawa
Barat terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan
lainnya", Mawardi (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah J awa Barat dengan menggerakkan sektor swasta untuk
berinvestasi pada sektor industri akan berdampak positif, khususnya pada sektor
industri tekstil, yang ditandai dengan meningkatnya permintaan akhir pada sektor
industri tersebut. Adanya kenaikan permintaan akhir tersebut akan menyebabkan
adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja secara merata pada semua sektor
industri, khususnya di J awa Barat.
Investasi yang dilakukan pada akhimya akan memerlukan sejumlah tenaga
kerja, sehingga investor mungkin juga akan mempertimbangkan besarnya upah
minimum yang ada pada suatu daerah tertentu dimana kegiatan investasi tersebut
dilakukan, khususnya investor yang melakukan ivestasi pada sektor industri. Upah
tenaga kerja akan mempengaruhi besamya beban investor dalam proses produksi.
Semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, maka semakin
besar pula beban yang ditanggung oleh investor. Hal ini selanjutnya dapat juga
mempengaruhi harga jual produk. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi
pertimbangan pula bagi pemerintah daerah dalam menetapkan besarnya upah
Universitas Indonesia
3
minimum atas tenaga keija di daerah nya. Penetapan upah minimum yang tepat
diharapkan dapat memberikan tingkat kesejahteraan optimal bagi tenaga keija dan
juga dapat memberikan kepuasan optimal bagi para investor yang ingin
menanamkan modalnya di daerah tersebut. Pemerintah Daerah bersama dengan
pihak terkait, seperti pihak dari Serikat Buruh, secara bersama-sama
merundingkan dan memutuskan besarnya Upah Minimum Regional yang
diharapkan dapat menunjang kesejahteraan tenaga keija yang ada tanpa
mengabaikan kepentingan para pengusaha agar usaha yang ada tetap
berkelanjutan.
Tulus Tambunan (2006: 11-12) dalam tulisannya mengenai iklm investasi di
Indonesia menyatakan bahwa upah tenaga keija di Indonesia adalah upah yang
paling murah diantara negara-negara ASEAN lainnya. Sebenamya, hal itu dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanam modalnya di
Indonesia. Namun hal tersebut akan menjadi kurang berarti jika terdapat banyak
permasalahan di daerah tempat tujuan investasi akan dilakukan, karena total biaya
produksi akan menjadi lebih mahal akibat tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang ada itu. Untuk itu, diperlukan peran serta
pemerintah untuk tetap menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi
berlangsungnya kegiatan investasi di Indonesia.
Selain besarnya Upah Minimum Regional, jumlah penduduk yang besar
juga dapat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Hal ini disebabkan
terbukanya pasar yang lebih luas dan beragam bagi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, khususnya yang bergerak dalam bidang industri. Semakin besar
jumlah penduduk di suatu daerah diharapkan dapat mendorong tumbuhnya
investasi di daerah tersebut. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi sasaran
pengusaha sebagai pasar bagi produknya. Selain itu, jumlah penduduk yang besar
merupakan potensi yang baik bagi tersedianya sumber daya manusia yang juga
diperlukan dalam proses produksi. Tersedianya jumlah tenaga keija yang optimal
akan memudahkan para investor untuk lebih mengembangkan usahanya, terutama
bagi usaha padat karya. Dengan alasan inilah investor diharapkan akan lebih
tertarik untuk melakukan investasi pada daerah yang memiliki jumlah penduduk
banyak.
Universitas Indonesia
4
Hal lain yang dapat menjadi daya tarik masuknya investasi ke dalam suatu
daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai bagi kelangsungan
suatu usaha. Pemerintah Daerah dapat ikut berperan serta memajukan
perekonomian di daerahnya melalui penyediaan sarana dan prasaran tersebut. Hal
ini tercermin melalui besarnya Belanja Pembangunan yang terealisasi dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya. Semakin
besar Belanja Pembangunan suatu daerah diharapkan dapat memperbaiki kondisi
sarana dan prasarana yang tersedia di dalam suatu daerah sehingga dapat menjadi
suatu daya tarik bagi masuknya investasi swasta ke daerah tersebut yang pada
akhimya diharapkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian di daerah.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan otonomi daerah sejak tahun 2001.
Sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia, setiap daerah otonom di
Indonesia wajib mendukung kegiatan pemerintah pusat dalam rangka untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui peningkatan kondisi
perekonomian di daerah otonom masing-masing. Dalam era otonomi, daerah
diberi keleluasaan mengembangkan prakarsa dan kreativitasnya untuk menggali
potensi sumber daya guna mendukung kemampuan pembiayaan pembangunan.
Propinsi Jawa Timur, sebagai salah satu daerah otonom di Indonesia dan sebagai
propinsi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, juga mempunyai
kewajiban untuk turut mendukung majunya perekonomian Indonesia. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara mendorong para investor untuk melakukan investasi
di Jawa Timur.
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah Jawa Timur. Namun karena
keterbatasan yang ada, maka penelitian hanya akan dilakukan pada kota Surabaya
sebagai ibukota J awa Timur dan pada beberapa kota/kabupaten yang
berdampingan langsung dengan wilayah kota Surabaya. Selain Surabaya,
daerah/wilayah yang menjadi objek penelitian ini merupakan zona pusat (central
zone) yang berdampingan langsung dengan kota Surabaya yaitu daerah Sidoarjo,
daerah Gresik, daerah Mojokerto, dan daerah Pasuruan. Sehingga total daerah
yang akan masuk dalam daerah yang diteliti adalah sebanyak lima daerah, yaitu
Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan. Selanjutnya, posisi
Universitas Indonesia
5
geografis kelima daerah tersebut dapat dilihat lebih lanjut pada peta Jawa Timur
di bawah ini.
Figure 2.
East Java: Regencies and Municipalities by Geographic Zone
~ c:::l t7Zl
Western Zone
ll]]
Central Zone
Eastern Zone
Regencies and Municipalities
1 Pacitan 7 Malang 13 Probolinggo 19 Madiun
2 Ponorogo 8 Lumajang 14 Pasuruan . 20 Magetan 25 Gresik
3 Trenggalek 9 Jember 15 Sidoarjo 21 Ngawi 26 Bangkalan
4 Tulungagung 10 Banyuwangi 16 Mojokerto 22 Bojonegoro 27 Sampang
5 Blitar 11 Bondowoso 17 Jombang 23 Tuban 28 Pamekasan
6 Kediri 12 Situbondo 18 Nganjuk 24 Lamongan 29 Sumenep
Universitas Indonesia
6
saat mereka melakukan investasi di suatu daerah tertentu. Oleh karena itu, para
investor akan memilih daerah yang dapat mendukung kegiatan investasi yang
dilakukannya. Pemerintah daerah, dalam hal ini pemerintah daerah di wilayah
Jawa Timur, dapat mendorong para investor untuk melakukan investasi di Jawa
Timur dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang baik, salah satunya
yang tercermin dari besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
yang tercermin di dalam realisasi pengeluaran pemerintah dalam APBD. Investor
sangat menaruh perhatian terhadap kinelja Pemerintah Daerah dalam mengelola
perekonomian di daerah nya.
Jumlah penduduk Jawa Timur yang besar dan beragam, baik usia maupun
penghasilannya, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk
melakukan investasi di Jawa Timur. Di satu sisi, jumlah penduduk yang besar
dapat menjadi daya tarik tersendiri sebagai pasar potensial atas produk yang
dihasilkan. Di lain sisi, jumlah penduduk yang besar juga dapat menjadi sumber
potensial bagi tersedianya tenaga kelja yang sangat diperlukan untuk menunjang
proses produksi dalam dunia usaha. Oleh karena itu, selain sebagai pendukung
bagi tersedianya tenaga keija, penduduk secara keseluruhan juga dapat berfungsi
sebagai konsumen. Apalagi jika didukung dengan besarnya upah minimum
regional di wilayah Jawa Timur yang relatiflebih rendah sehingga biaya produksi
akan menjadi semakin murah.
Permasalahan yang teljadi di tempat yang menjadi tujuan investasi juga
akan mempengaruhi minat investor untuk melakukan investasi di daerah tersebut.
Permasalahan juga teljadi di daerah di Jawa Timur. Salah satunya adalah bencana
Lumpur Lapindo teljadi di kabupaten Sidoaljo sejak tahun 2006. Hal ini juga
merupakan salah satu faktor yang diindikasikan dapat mengurangi minat investor
untuk menanamkan modalnya di wilayah Jawa Timur. Infrastruktur yang telah ada
akan menjadi rusak akibat bencana ini. Hal inilah yang dirasakan dapat menjadi
salah satu penghambat bagi pertumbuhan investasi di wilayah Jawa Timur,
apalagi karena kabupaten Sidoaljo berbatasan langsung dengan kota Surabaya dan
merupakan salah satu jalan/akses alternatif bagi kabupaten lain di Jawa Timur
untuk menuju ke pelabuhan laut yang berada di Surabaya.
Universitas Indonesia
7
Dengan potensi dan resiko yang ada pada masing-masing daerah yang
berkaitan dengan tumbuhnya investasi swasta di daerah, maka nilai investasi yang
ada pada masing-masing daerah juga akan berbeda. Demikian pula halnya dengan
nilai investasi swasta yang akan berubah tiap tahun akibat adanya perubahan
besar potensi dan resiko di tiap daerah yang ada. Nilai investasi di kelima daerah
tersebut juga berubah-ubah setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) di Surabaya, diketahui bahwa pada tahun 2008 nilai
investasi tertinggi berada pada daerah Gresik dan nilai terendah berada pada
daerah mojokerto. Lebih lanjut, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.2 di
bawah ini.
12,000,000.00
10,000,000.00
<I)
8,000,000.00 -+- Surabaya
~ _._ Sidoarp
<I)
CD
> 6,000,000.00 --Gresik
-= -r- M>jokerto
..!!!
:z 4,000,000.00 ~Pasuruan
2,000,000.00
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
1. Bah 1: Pendahuluan.
Bah ini merupakan hagian yang herisi uraian latar helakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang 1ingkup
penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bah 2: Landasan Teori.
Bah ini merupakan hagian yang herisi literatur mengenai penelitian serupa
yang dilakukan sehelumnya oleh peneliti lain dan teori yang akan digunakan
sehagai landasan hagi pemhahasan masalah dalam penelitian.
3. Bah 3: Metodologi Penelitian
Bah ini merupakan hagian yang menguraikan mengenai metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi uraian mengenai kerangka
pikir konseptual, jenis dan sumher data, metode yang digunakan dalam proses
analisis data, spesifikasi model, dan hipotesa yang akan diuji.
4. Bah 4: Analisa dan Pemhahasan.
Bah ini merupakan hagian yang herisi profil daerah serta analisa dan
pemhahasan atas masalah yang ada dalam penelitian.
5. Bah 5: Kesimpulan dan Saran.
Bah ini merupakan hagian yang herisi kesimpulan atas hasil analisa dan saran
kepada pihak yang herkepentingan.
Universitas Indonesia
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa studi atau penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta. Selain
itu, bagian ini juga akan menguraikan landasan teori yang akan digunakan untuk
menjawab permasalahan yang ada dalam tesis ini.
11
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
2.2. lnvestasi
Romer (2006:386) berpendapat, there are two main reasons for studying
investment. First, the combination of.firms ' investment demand and households'
saving supply determines how much of an economy's output is invested; as a
result, investment demand is potentially important to the behavior of standards of
living over the long run. Second, nvestment is highly volatile; thus investment
demand may be important to short-run fluctuations. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa dalam pandangan Romer, terdapat dua alasan utama perlunya
mempelajari investasi, yaitu:
1. Kombinasi permintaan investasi dari perusahaan-perusahaan dan tabungan
rumah tangga akan menentukan besamya output suatu perekonomian yang
disisihkan untuk investasi. Oleh karena itu, permintaan atas investasi
merupakan hal yang berpotensi dan sangat penting dalam menentukan standar
hidup dalamjangka panjang.
2. Investasi merupakan hal yang sangat sensitif, oleh karena itu permintaan atas
adanya suatu investasi akan menjadi hal yang penting dalam menentukan
fluktuasi ekonomi jangka pendek.
Investasi dapat diartikan sebagai pembelian atas berbagai peralatan modal,
persediaan, dan struktur bisnis. Menurut Nopirin (1996:53), investasi
didefinisikan sebagai pembelian barang modal, yakni barang yang dipakai untuk
menghasilkan barang lain. R. Dornbush & Stainley Fischer (1989:268)
menjelaskan bahwa investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
panjang, dan hal ini berarti bahwa akan meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menghasilkan output (pertumbuhan ekonomi).
Menurut Paul Samuelson dan William Nordhaus (1990), peran investasi
dalam makro ekonomi suatu negara ada dua, yaitu:
1. Investasi merupakan suatu komponen pengeluaran yang cukup besar dan
berubah-ubah. Dengan demikian, perubahan besar dalam investasi akan sangat
mempengaruhi permintaan agregat dan pada akhirnya akan berakibat juga pada
output dan kesempatan keija.;
2. Investasi menghimpun akumulasi modal. Dengan demikian, berarti akan
terhimpun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi output potensial
suatu bangsa bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan
meningkat.
Bentuk-bentuk investasi mengarah pada penggunaan modal. Penggunaan
modal yang dimaksud dapat berupa tambahan sumber daya baru atau peningkatan
sumber daya yang ada. Namun sifat terpenting dari semuanya adalah bahwa hal
tersebut melibatkan suatu trade-off antara konsumsi sekarang dan konsumsi di
masa yang akan datang, yaitu dengan cara sedikit berkorban pada saat ini untuk
memperoleh hasil yang lebih banyak di masa yang akan datang {Todaro, 1984).
Adapun yang dapat dikategorikan sebagai investasi (Sadono Sukirno, 1994)
adalah:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, kantor, pabrik, dan
bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang perusahaan yang belum teijual, berupa
barang mentah, barang yang masih dalam proses produksi, dan barang jadi.
Investor dapat diartikan sebagai pihak yang melakukan kegiatan menanam
uang atau modal; orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan
mendapatkan keuntungan dari modal yang telah ditanamkan tersebut. Salah satu
pelaku I investor dalam kegiatan investasi adalah perusahaan. Perusahaan adalah
organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan
tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
atau yang dijamin oleh pemerintah negara pengimpor modal) atas saham atau
surat utang oleh warga dan beberapa negara lain.
Dalam melakukan suatu kegiatan investasi, para investor sudah pasti
mempertimbangkan resiko-resiko yang akan dihadapi. Diperlukan suatu
pemahaman tersendiri bagi para investor atas resiko investasi yang dihadapinya
agar investor tersebut dapat mengoptimalkan nilai atas investasi yang
dilakukannya. Ada beberapa resiko yang dihadapi oleh para investor (Boediono,
1992), yaitu antara lain:
1. Resiko Inflasi
Resiko inflasi merupakan suatu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia
dalam perekonomian dimana daya beli yang ada dalam nilai uang akan mengalami
perubahan sejalan dengan berjalannya waktu.
2. Resiko Tingkat Bunga
Resiko tingkat bunga merupaka resiko dalam investasi dimana diketahui
bahwa tingkat bunga tidak pernah stabil dan akan terus berubah secara terus
menerus.
3. Resiko Pasar
Resiko ini timbul karena harga pasar yang tidak menentu, yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Pasar yang memiliki penjual dan pembeli yang sedikit dan hanya ada pada
waktu-waktu tertentu saja.
b. Ulah para investor yang bisa beralih-alih preferensinya terhadap suatu
instrumen investasi.
c. Tidak ada dana untuk melakukan investasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing dan Undang-Undang Nomer 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri dapat diketahui pengertian dari masing-masing jenis
penanaman modal tersebut. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penggunaan
modal dalam negeri bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi
pada umumnya. Penanaman modal tersebut dapat dilakukan secara langsung,
yaitu yang dilakukan oleh pemiliknya sendiri, atau secara tidak langsung, yaitu
melalui pembelian obligasi-obligasi, saham-saham, dan surat berharga lainnya
Universitas Indonesia
18
yang dilakukan oleh perusahaan, serta deposito dan tabungan yang berjangka
sekurang-kurangnya satu tahun. Sedangkan yang disebut sebagai modal asing
adalah:
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan Indonesia.
b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang
asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam wilayah
Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa
Indonesia.
c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang di atas
diperkenankan ditransfer, tetapi digunakan untuk membiayai perusahaan
Indonesia.
Pengertian Penanaman Modal Asing hanyalah meliputi penanaman modal
asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-
ketentuan undang-undang yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di
Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko
dari penanaman modal tersebut.
Universitas Indonesia
19
banyak investor, baik investor dalam negeri maupun investor luar negeri, untuk
menanamkan modalnya di Indonesia (Kuncoro, 2005:3).
Siska Rahman (2006) mencuplik teori yang berasal dari website Komite
Pemantauan Pelaksana Otonomi Daerah (KPPOD) dan menyatakan bahwa daya
tarik investasi daerah dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu:
1. Faktor kelembagaan, yang terdiri dari:
a. Adanya kepastian hukum;
b. Aparatur dan pelayanan;
c. Kebijakan daerah atau peraturan daerah; dan
d. Keuangan daerah (Pendapatan dan Belanja Daerah).
2. Faktor Sosial Politik, yang terdiri dari:
a. Keamanan;
b. Sosial Politik; dan
c. Budaya Masyarakat
3. Faktor Ekonomi Daerah, yang terdiri dari:
a. Potensi ekonomi; dan
b. Struktur ekonomi.
4. Fa.l(tor Ketenagakerjaan dan Produktivitas, yang terdiri dari:
a. Ketersediaan tenaga kerja;
b. Biaya tenaga kerja, dalam hal ini adalah pedoman normatif pengupahan
yang ditetapkan pemerintah (upah minimum regional); dan
c. Produktivitas tenaga kerja.
5. Faktor Infrastruktur Fisik, yang terdiri dari:
a. Ketersediaan infrastruktur fisik; dan
b. Kualitas dan akses terhadap infrastruktur fisik.
Daerah-daerah yang memiliki potensi pasar yang rendah dengan upah
tenaga kerja yang relatif mahal tidak akan memiliki daya saing, khususnya daya
saing untuk menarik investor swasta luar negeri (PMA). Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk dapat memenuhi
terpenuhinya kelima faktor tersebut di atas agar investor, khususnya yang berasal
dari luar negeri, tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan
adanya otonomi daerah, diharapkan masing-masing pemerintah daerah yang ada
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Lebih lanjut, Blanchard juga menjelaskan bahwa produksi (Y) terdiri atas
beberapa beberapa faktor, dan dirumuskan sebagai berikut:
Y = C (Y- T) + I (Y,i) + G
(+, -) (+,-) (+)
dim ana:
Y = Produksi I Output
C = Konsumsi
Universitas Indonesia
22
T =Pajak
I = Investasi
1 = Tingkat suku bunga
G = Pengeluaran Pemerintah
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
investasi di Jawa Timur, khususnya pada kelima daerah tersebut di atas. Dari
uraian di atas dapat dilihat bahwa besarnya pengeluaran pembangunan pemerintah
daerah dapat mencerminkan peran pemerintah di dalam menyediakan sarana
infrastruktur yang juga mempunyai pengaruh terhadap masuknya investasi di
Jawa Timur.
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
dalam membuat kebijakan mengenai UMR agar nilai UMR tersebut bisa menarik
sebanyak mungkin investor untuk melakukan penanaman modal di daerah nya
tanpa perlu mengorbankan kesejahteraan tenaga keija yang ada.
Universitas Indonesia
27
beragam dapat menjadi daya tarik terseendiri bagi investor, khususnya investor
swasta. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial yang tepat
sebagai sasaran I pasar bagi produk yang dihasilkan sehingga ukuran pasar
domestik nya atau domestic market size akan bertambah. Semakin besar domestic
market size dapat diartikan semakin bertambahnya permintaan akan produk yang
dihasilkan oleh pengusaha, yang mengindikasikan bahwa barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk diproduksi menjadi lebih banyak.
Berdasarkan teori yang ada, faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
output salah satu nya adalah konsumsi (C). Dengan meningkatnya konsumsi,
maka permintaan akan suatu barang juga dipastikan meningkat. Dengan
meningkatnya permintaan, maka diperlukan lebih banyak produksi dan dengan
demikian akan memerlukan tambahan mesin dan faktor-faktor produksi lainnya.
Penambahan kemampuan perusahaan untuk melakukan produksi dapat dilakukan
melalui peningkatan investasi dengan melakukan ekspansi melalui penambahan
kapasitas mesin. Selain itu, hal tersebut juga akan mengakibatkan penambahan
permintaan akan tenaga kerja, yang salah satu sumber tenaga kerja paling
potensial adalah penduduk dalam daerah tersebut.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
Investasi merupakan salah salah satu faktor yang dapat menjadi pendukung
pertumbuhan ekonomi. Untuk menjaga kelanjutan pertumbuhan agar
perekonomian dapat berkembang dalam jangka panjang, maka diperlukan
investasi-investasi baru. Semakin meningkatnya investasi dapat berarti semakin
berkembangnya produksi untuk menciptakan barang dan jasa. Dengan demikian,
investasi yang lebih produktif akan menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat
mengurangi angka kemiskinan dan tingkat pengangguran serta akan berimplikasi
pada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang baik. Oleh karena itu, perlu
dipikirkan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya
tarik suatu daerah agar dapat menjadi tempat tujuan para investor untuk
menanamkan modalnya.
Daya tarik investasi suatu daerah tidak akan terjadi dengan sendirinya.
Pembentukan daya tarik investasi suatu daerah akan berlangsung secara terus
menerus dari waktu ke waktu dan akan dipengaruhi oleh banyak aspek. Secara
umum, investasi yang masuk ke suatu daerah membutuhkan adanya iklim yang
sehat dan kondusif guna mendukung aktivitas bisnis. Iklim investasi daerah juga
dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi daerah yang bersangkutan. Kondisi
inilah yang mampu menggerakkan sektor swasta untuk ikut serta dalam
menggerakkan roda perekonomian.
Banyak hal yang dapat menjadi pendorong bagi terciptanya suatu investasi
baru dalam suatu daerah tertentu. Penelitian ini akan menggunakan empat faktor
yang diindikasikan dapat mempengaruhi peningkatan jumlah investasi swasta
yang ada dalam suatu daerah tertentu. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
menetapkan jumlah anggaran belanja pembangunan dan dalam menetapkan nilai
upah minimum regional akan mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi.
Jumlah penduduk yang besar di suatu daerah juga dapat menjadi daya tarik
tersendiri untuk masuknya investasi di suatu daerah. Selain itu, Pemerintah
30
Universitas Indonesia
31
Daerah juga seharusnya cepat tanggap dalam mengatasi hal-hal yang dianggap
dapat mengganggu kelancaran jalannya perekonomian di daerahnya.
Secara singkat, hal tersebut dapat dilihat dalam gambar 3.1 di bawah ini.
I INVESTAS! SWASTA
I
FAKTOR-FAK.TOR YANG
MEMPENGARUHI INVESTASI
DIDAERAH
BELANJA
PEMERINTAH
t I
JUMLAH
PENDUDUK.
I
LUMPUR
I
I UMRRiil
I
LAP INDO
Gambar 3.1. Kerangka Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah, UMR Riil, Jumlah
Penduduk, dan Lumpur Lapindo terhadap Investasi Swasta
Disamping itu, dalam penelitian ini diperlukan adanya kerangka pikir
penelitian agar dapat terlihat dengan jelas hal-hal yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Kerangka pikir penelitian ini akan dituangkan dalam gambar 3.2 di
bawah ini.
Universitas Indonesia
32
~
PERMASALAHAN:
I. Apakah Belanja Pemerintah Daerah, upah minimum regional (UMR) riil, jumlah penduduk,
luapan Lumpur Lapindo berpengaruh terhadap investasi swasta di kota Surabaya, kabupaten
Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupaten/kota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan?
2. Bagaimana arah hubungan antara Belanja Pemerintah Daerah, upah minimum regional, jumlah
penduduk, dan luapan Lumpur Lapindo terhadap investasi swasta di kota Surabaya, kabupaten
Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupaten/kota Mojokerto, dan kabupaten/kota Pasuruan?
~
TUJUAN PENELITIAN:
I. Menguji signifikansi variabel-variabel yang mempengaruhi investasi swasta di kota Surabaya,
kabupaten Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan
dan mengestimasi besaran koefisien dari variabel-variabel yang terkait.
2. Mengetahui arah hubungan antara variabel investasi swasta dengan variabel-variabel yang
mempengaruhi investasi swasta di kota Surabaya, kabupaten Sidorujo, kabupaten Gresik,
kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan.
~
HIPOTESA:
I. Belanja Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta di kota Surabaya,
kabupaten Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan.
2. UMR Riil berpengaruh negatif terhadap Investasi Swasta di kota Surabaya, kabupaten Sidoatjo,
kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan.
3. Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta di kota Surabaya, kabupaten
Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan.
4. Luapan Lumpur Lapindo berpengaruh negatif terhadap Investasi Swasta di kota Surabaya,
kabupaten Sidoatjo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan kabupatenlkota Pasuruan.
~
DATA YANGDIGUNAKAN:
I. Investasi Swasta (PMA dan PMDN) kota Surabaya, kabupaten Sidoarjo, kabupaten Gresik, kabupaten!kota
Mojokerto, dan kabupaten!kota Pasuruan tahun 1998-2008.
2. Belanja Pemerintah Daerah kota Surabaya, kabupaten Sidoarjo, kabupaten Gresik, kabupaten!kota Mojokerto,
dan kabupaten!kota Pasuruan tahun 1998-2008.
3. Upah Minimum Regional (UMR) Riil kota Surabaya, kabupaten Sidoarjo, kabupaten Gresik, kabupaten!kota
Mojokerto, dan kabupaten!kota Pasuruan tahun 1998-2008.
4. Data mengenai terjadinya kasus Lumpur Lapindo, yaitu pada bulan Oktober 2006.
~
V ARIABEL YANG DIGUNAKAN:
I. Variabel Dependen: Investasi Swasta (PMA dan PMDN)
2. Variabel Independen:
a. Belanja Pemerintah Daerah
b. Upah Minimum Regional Riil
c. Jumlah Penduduk
d. Dummy Variabelluapan Lumpur Lapindo
Gambar 3.2. Kerangka Pikir Penelitian Pengaruh Belanja Pemerintah, UMR Riil,
Jumlah Penduduk, dan Lumpur Lapindo terhadap Investasi Swasta
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
banyak: individu. Sedangkan data time series merupak:an data yang dikumpulkan
dari wak:tu ke wak:tu terhadap suatu individu.
Dalam suatu penelitian, ada kalanya seorang peneliti tidak: dapat melak:ukan
analisis hanya dengan menggunak:an data time series maupun data cross section
saja. Oleh karena itu, data panel digunak:an dalam suatu penelitian. Data yang
menggabungkan antara data cross section dan time series disebut dengan data
panel. Sehingga data panel dapat diartikan sebagai data yang dikumpulkan dari
wak:tu ke wak:tu terhadap banyak: individu. Data Panel atau Panel data memiliki
banyak: nama lain. Gujarati (2003:636) menyatakan "there are other names for
panel data such as pooled data (pooling of time series and cross-sectional
observations), combination of time series and cross-section data, micropanel
data, longitudinal data (a study over time of a variabel or group of subjects),
event history analysis (e.g., studying the movementover time of subjects through
successive states or conditions), cohort analysis (e.g., following the career path of
1965 graduates of a business school). " Bagaimanapun juga, data kombinasi
antara data cross-section dan data time series pada umumnya disebut sebagai Data
Panel.
Karena data panel merupak:an gabungan dari data cross section dan data
time series, mak:a jumlah pengamatan menjadi sangat banyak. Hal ini merupak:an
keuntungan bagi peneliti karena datanya menjadi banyak:, tetapi model yang
menggunak:an data panel menjadi lebih kompleks karena parametemya menjadi
banyak. Oleh karena itu, diperlukan teknik tersendiri dalam mengatasi model yang
menggunak:an data panel (Nachrowi, 2006). Mengingat data panel merupak:an
gabungan dari data cross section dan data time series, mak:a modelnya dituliskan
sebagai berikut:
dimana:
N = banyaknya observasi
T = banyaknya wak:tu
NxT = banyaknya data panel
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Penjelasan:
1. ~o intersep
2. ~~ + ~2 + ~3 + ~4 = parameter dari masing-masing variabel yang akan diuji
3. = 1,2,3, ....... , N ( N = 5 kota I kabupaten di Jawa Timur)
4. t = 1,2,3, ....... , T ( T = 11, yaitu jumlah tahun observasi mulai
tahun 1998 sampai dengan tahun 2008)
5. INVEST = Investasi swasta, yaitu seluruh nilai pembelian atas barang
modal. Investasi dilakukan dengan motif memperoleh
keuntungan bersih dari investasi tersebut. Data investasi
yang digunakan adalah data PMA dan PMDN.
6. BPEM Belanja Pemerintah, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
Pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan yang
ada di daerahnya.
7. UMRRIIL = Upah Minimum Regional Riil, yaitu standar upah minimum
yang dibayarkan kepada pekerja yang besarannya
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Daerah masing-
masing daerah dibagi dengan Indeks Harga Konsumen
(IHK).
8. POP Jumlah Penduduk, merupakan jumlah total populasi pada
suatu daerah.
9. LAP = variabel dummy, yaitu adanya luapan Lumpur Lapindo
yang terjadi sejak tahun 2006 dan sampai saat ini masih
terns terjadi.
10.s = error
3.3.3. Pengujian Signifikansi Secara Statistik
Model yang terbentuk perlu dilakukan pengujian secara statistik untuk
melihat signifikansinya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui uji hipotesis. Uji
Universitas Indonesia
38
hipotesis herguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang
diperoleh adalah signifikan atau tidak. Yang dimaksud dengan signifikan adalah
suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika
koefisien slope sama dengan nol, herarti dapat dikatakan hahwa tidak cukup hukti
untuk menyatakan hahwa variahel hehas mempunyai pengaruh terhadap variahel
terikat.
Untuk kepentingan tersehut, maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada
dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu uji F
dan uji T. Uji F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara
hersama-sama. Sedangkan uji T dilakukan untuk menguji koefisien regresi,
termasuk intercept secara individu. Selain itu, perlu dilakukan juga pengujian atas
koefisien determinasi dari model yang ada yang dinotasikan dengan R2 dan juga
uji lainnya yang merupakan alat uji dalam ekonometri.
Faktor-faktor yang diidentifikasi sehagai daya tarik daerah yang dapat
mengundang investor untuk melakukan penanaman modal di daerah adalah
hesarnya helanja pemerintah daerah untuk memhiayai pemhangunan di daerah,
upah minimum regional riil, jumlah penduduk, dan adanya luapan Lumpur
Lapindo yang terjadi di kahupaten Sidoarjo. Pengujian signifikansi masmg-
masing variahel independen harus dilakukan untuk menguji apakah suatu variahel
independen cukup mempunyai pengaruh terhadap variahel dependen atau tidak.
Untuk kepentingan tersehut, maka semua koefisien regresi harus diuji.
3.3.3.1. Uji R 1
Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2,
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan haik atau tidaknya model regresi yang ter-estimasi. Atau
dengan kata lain, angka tersehut dapat mengukur seherapa dekatkah garis regresi
yang ter-estimasi dengan data yang sesungguhnya.
Nilai Koefisien Determinasi (R2) ini mencerminkan seherapa hesar variasi
dari variahel terikat Y dapat diterangkan oleh variahel hehas X. Apahila Koefisien
Determinasi sama dengan 0 (R2= 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan
oleh X sama sekali. Sementara hila R2= 1, artinya variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain, hila R2=1, maka semua
Universitas Indonesia
39
titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian, baik atau
buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai
antara nol dan satu ( 0 ::S R2 ::S 1 ).
Koefisien Determinasi dengan nilai 0 ::S R2 ::S 1 merupakan cara untuk
menghitung tingkat keberhasilan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Apabila nilai R2 semakin besar maka semakin kuat model dapat
menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi, meskipun nilai R2 kecil, model
dapat dinyatakan baik hila regresinya telah memenuhi semua prosedur yang benar.
3.3.3.2. Uji F (Chow Test)
Uji F (Chow test) digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara
bersama-sama/simultan. Dengan demikian, hipotesa dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : ~o = ~~ = ~2 = ~3 = ~4 = 0
H1 : ~o, ~~. ~2, ~3, ~4 f:. 0 (atau, minimal terdapat satu slope yang f:. 0)
Universitas Indonesia
40
~i
t = -------------
S(~i)
dimana:
~i = Parameter atas variabel bebas yang diestimasi
S(~ i) = Standart error atas variabel bebas yang diuji.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa uji t dilakukan untuk melihat
pengaruh satu variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan
menganggap variabel bebas lain konstan. Hipotesis yang digunakan adalah:
1. Belanja Pemerintah Daerah, dalam hal ini adalah belanja pemerintah daerah
yang digunakan untuk membiayai pembangunan yang dilaksanakan dalam
daerah, yang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disebut
sebagai Belanja Modal atau Belanja Pembangunan. Belanja Pemerintah Daerah
pada kelima daerah yang diteliti diduga signifikan dan berpengaruh positif
terhadap Investasi Swasta di kota Surabaya, kabupaten Sidomjo, kabupaten
Gresik, kabupaten Mojokerto, dan kabupaten Pasuruan. Artinya, semakin besar
belanja pembangunan pemerintah daerah akan semakin mendorong investor
untuk melakukan penanaman modal di daerah tersebut.
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
5. Intersep
Universitas Indonesia
BAB4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
43
Universitas Indonesia
44
maritime (perkapalan) untuk ukuran sedang dan kecil di Surabaya, industri kimia
dasar dengan komoditas seperti penyedap makanan, kosmetik, soda, dan semen di
Pasuruan, Lamongan, Mojokerto, dan Gresik; serta aneka industri makanan,
minuman, pakaian jadi, kerajinan tangan, perabotan, dan alat-alat rumah tangga di
Pasuruan, Malang, Sidorujo, dan Surabaya.
Pariwisata juga merupakan sektor yang sangat menjanjikan jika
dikembangkan dan dikelola secara baik dan professional. Apalagi J awa Timur
mempunyai objek wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata alam yang ada di
Jawa Timur antara lain adalah Telaga Sarangan, Tretes, Taman Nasional Gunung
Bromo, Tengger, Gunung Ketanggungandi Aijuna, Gunung Semeru, Alas Purwo,
dan Baturetno di Malang, Pasir Pantai Putih di Situbondo, Pantai Popoh, Pantai
Pacitan, Pantai Ngliyep, dan wisata Bahari di beberapa daerah di Jawa Timur.
Wisata budayanya antara lain Candi Panataran, Candi Jawi, candi Jago, dan candi
Singosari di Malang, Karapa Sapi di Madura, upacara Labuhan di sepanjang
pantai Laut Selatan, kesenian tradisional Reog Ponorogo, dan Ludruk. Wisata
sejarahnya antara lain adalah makam Para Wali seperti Sunan Ampel, Sunan Giri,
Sunan Bonang, Sunan Mojoagung, Sunan Drajat, makam Bung Karno, Trowulan
yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit, dan Museum Empu Tantular.
Sebagai daya tarik untuk menjadi tujuan investasi, propinsi Jawa Timur juga
memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang, diantaranya adalah kawasan
industri Gresik yang terletak di Gresik; Ngoro Industri Persada di Ngoro,
Mojokerto; Surabaya Industrial Estate Rungkut di Pasuruan dan di Surabaya;
Bandara Juanda di Waru Sidorujo, dan Bandara Trunojoyo di Sumenep Madura;
serta memiliki Pelabuhan Telagabiru, Pelabuhan Tanjung Wangi, Pelabuhan
Besuki, Pelabuhan-pelabuhan khusus PT Semen Gresik Tuban; dan Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data yang berada di lima daerah di Jawa Timur,
yaitu kota Surabaya, kabupaten Sidorujo, kabupaten Gresik, kabupaten Mojokerto,
dan kabupaten Pasuruan. Secara singkat, profil kelima daerah tersebut akan
diuraikan di bawah ini.
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
4,500,000.00
·.
4 ,000,000.00
'. ~- :;, >. ·:;~·r
•'
_.,, i:l ::'··.'}
3,500,000.00
I·
..
: :u r:. l• .;;
3,000,000.00 ..
1•. '·
I
>
.E
2 ,500,000.00
2,000,000.00
·.·.
. '··
..
- ~--
~-:----,-
. '·
r-~-
:! / 1-fil
z 1,500,000.00 r-
I ll.. I-I···
I
1,000,000.00 u. 1-1:<
~- :;·
·~- ~--
ii:7' ~-wrEt ~- p ~
500,000.00 . • c-
·- 1-
~- :·,
-
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
47
lapindo yang terjadi pada tahun 2006 juga membawa dampak terhadap investasi
swasta di Surabaya. Ketidakjelasan penanganan atas lumpur Lapindo pada tahun
2006 cukup membuat investor menahan keinginannya untuk menanamkan
modalnya di Surabaya. Tetapi setelah melihat bahwa lumpur Lapindo tidak terus
meluber ke daerah Surabaya, investor mulai memberi kepercayaan untuk
menanamkan modal di Surabaya. Selain itu, Pemerintah Daerah kota Surabaya
juga berupaya meningkatkan nilai investasi swasta di daerah nya dengan cara
memperbaiki kondisi sarana dan prasarana di kota Surabaya. Kondisi peningkatan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di kota Surabaya mulai
membaik dan hal ini terlihat pada peningkatan nilai investasi swasta, baik
penanaman modal Dalam Negeri maupun penanaman modal Asing, pada tahun
2006, tahun 2007, dan tahun 2008.
4.1.2. Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, yang sering dikenal dengan sebutan kota Delta, secara
geografis terletak pada 112,5' - 112,9' Bujur Timur dan pada 7,3' - 7,5' Lintang
Selatan. Wilayah kabupaten Sidoarjo di sebelah utara berbatasan dengan kota
Surabaya dan kabupaten Gresik, sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura.
Sedangkan sebelah barat kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan kabupaten
Mojokerto dan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Pasuruan.
Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo sebesar 591,59 km 2 yang terbagi menjadi
delapan belas kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar lebih dari satu
setengah juta jiwa. Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 kecamatan, yang terbagi
lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kecamatan yang cukup besar di kabupaten
Sidoarjo adalah kecamatan Taman, Kecamatan Krian, kecamatan Candi,
kecamatan Porong, dan kecamatan W aru.
Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama
kabupaten Sidoarjo. Selat Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil
perikanan, diantaranya ikan, udang, dan kepiting. Udang dan bandeng menjadi
primadona, kedua produk laut ini lalu menjadi salah satu simbollambang daerah.
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang
berdekatan dengan pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat
dengan Pelabuhan Laut Tanjung Perak maupun Bandar Udara Juanda, memiliki
Universitas Indonesia
48
sumber daya manusia yang produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan
yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di
Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik, diantaranya sentra
industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu
di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih -
Tulangan. Kabupaten Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis", sama
seperti nama oleh-oleh makanan khas Sidoarjo yaitu Bandeng Asap dan Kerupuk
Udang.
Bandara Intemasional Juanda dan terminal bus Purabaya yang dianggap
sebagai "milik" kota Surabaya berada di dalam wilayah kabupaten Sidoarjo.
Terminal Purabaya merupakan gerbang utama Surabaya dari arah selatan, dan
salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, terdapat kereta
komuter Surabaya Gubeng-Sidoarjo-Porong yang menghubungkan kawasan
Sidoarjo dengan kota Surabaya.
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu daerah yang berbatasan langsung
dengan Surabaya juga merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi
investor. Kedekatan lokasi kabupaten Sidoarjo dengan kota Surabaya menjadi
daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya karena adanya
pelabuhan laut yang terletak di kota Surabaya. Selain itu, peran serta pemerintah
daerah setempat untuk memperbaiki sarana dan prasarana pada kabupaten
Sidoarjo diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap peningkatan nilai
investasi swasta di kabupaten Sidoarjo. Namun demikian, luapan lumpur Lapindo
yang terjadi pada pertengahan tahun 2006 tetap mempengaruhi perkembangan
investasi swasta di kabupaten tersebut karena bagaimanapun juga pusat bencana
lumpur Lapindo tersebut berada pada kabupaten Sidoarjo. Perkembangan
investasi dari tahun ke tahun pada daerah Sidoarjo dapat dilihat pada gambar 4.2
di bawah ini.
Universitas Indonesia
49
4,500,000.00 -r--..,.,._,.,.,.==""""==~...,_,.,.......,...,.,.,.,.,...--==-=
4,000,000.00
3,500,000.00 +-.~--:-~,.,.....__------4'
1998 1999 200) 2001 2002 2003 2004 2005 200) 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya. Sedangkan
sebelah selatan kabupaten Gresik berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan
kabupaten Sidoarjo; dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Lamongan.
Jumlah penduduk kabupaten Gresik pada tahun 2008 adalah sekitar satu setengah
juta jiwa. Sektor industri, perdagangan dan pertanian merupakan kontributor
utama dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Gresik dari tahun
ke tahun. Pada kenyataannya, sektor industri memberikan sumbangan terbesar
terhadap kineJ.ja perekonomian kabupaten Gresik, kemudian disusul dengan sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Kabupaten Gresik terkenal
karena dua orang penyebar agama islam yang termahsyur di pulau Jawa yaitu
Sunan Giri dan Sunan Gresik serta terdapat cukup banyak pondok pesantren.
Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah,
Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan Kapur
Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur. Disamping kabupaten Gresik,
daerah lain yang juga dapat dikatakan sebagai kawasan penyanggah Kota
Surabaya adalah daerah hilir aliran Bengawan solo yang bermuara di Pantai Utara
Kabupaten Gresik/ Kecamatan Ujungpangkah. Daerah hilir Bengawan Solo
tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk
pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah
ini cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan
C. Kabupaten Gresik bagian tengah (Meliputi wilayah Duduk Sampeyan, Balong
Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas) merupakan kawasan dengan tanah
relatif subur. Di wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara lain Kali Lamong,
Kali Corong, Kali Manyar sehingga dibagian tengah wilayah ini merupakan
daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan. Kabupaten Gresik bagian
Selatan (meliputi kecamatan Kedamean, Driyorejo dan Wringin Anom) adalah
merupakan sebagian dataran rendah yang cukup subur dan sebagian merupakan
daerah bukit-bukit (Gunung Kandeng). Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini
cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C.
Kabupaten Gresik di wilayah kepulauan Bawean dan pulau kecil sekitarnya
meliputi wilayah Sangkapura dan tambak yang berpusat di Sangkapura yang
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
merupakan hal yang menjadi daya tarik bai investir untuk menanamkan modalnya
di kabupaten Gresik.
Berdasarkan informasi pada website Pemerintah Kabupaten Gresik di
www.gresik.go.id, diketahui bahwa peluang investasi di kabupaten Gresik adalah
di bidang perumahan dan pemukiman. Disamping masih luasnya rencana
peruntukan lahan untuk kawasan perumahan dan pemukiman juga untuk
melengkapi adanya perkembangan pembangunan kegiatan industri, baik yang
diarahkan pada kawasan Gresik Utara maupun Gresik Selatan. Sebagai gambaran,
terdapat pertumbuhan perkembangan industri kecil yang mampu menyerap
180.936 tenaga kerja untuk tahun 2005 dan 42.722 tenaga kerja untuk industri
menengah atas sehingga dapat diperkirakan 20% dari mereka masih belum
memiliki rumah dan berminat serta mampu (meng-kredit) rumah, apalagi rumah
dengan harga yang murah atau rumah sederhana. Maka hal ini adalah peluang
bagi para investor yang berminat untuk bergerak dibidang perumahan. Belum lagi
minat warga masyarakat umum lainnya yang masih banyak belum memiliki
rumah sendiri.
Diperkirakan dari seluruh jumlah keluarga-keluarga di Kabupaten Gresik
yang sebesar 223.593 keluarga, sebesar 10% nya masih belum memiliki rumah
sehingga setidaknya harus ada 22.359 unit rumah yang disediakan oleh para
pengembang. Kondisi estimasi kebutuhan perumahan tersebut dengan melihat
perkembangan jumlah keluarga dan pertumbuhan penduduk jelas merupakan
potensi peluang yang sangat besar bagi para pengembang untuk membangun
sarana perumahan. Perkembangan sarana perumahan yang positif jelas juga akan
memberi dampak positif terhadap pembangunan sarana utilitas lainnya seperti
kebutuhan akan listrik, air bersih, dan telekomunikasi.
Kabupaten Gresik sebagai salah satu daerah yang berbatasan langsung
dengan Surabaya juga merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi
investor. Peran serta Pemerintah Daerah kabupaten Gresik diharapkan dapat
menarik lebih banyak lagi investor untuk menanamkan modalnya di kabupaten
Gresik, apalagi ditunjang dengan adanya beberapa pelabuhan di kabupaten ini.
Kondisi sarana dan prasarana yang semakin membaik dari waktu ke waktu
merupakan bukti kontribusi pemerintah daerah setempat. Di samping itu, jalan tol
Universitas Indonesia
54
12,000,000.00
10,000,000.00
c;; 8,000,000.00
~
...
Cl>
> 6,000,000.00
=
.!! 4,000,000.00
:z
2,000,000.00
1998 1999 200) 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
pembuaan pupuk seperti fosfat dan dolomite), industri farmasi (seperti kosmetika
dan obat-obatan yang didukung dengan tersedianya bahan baku fosfat dan batu
gamping), dan industri olahan kayu untuk fumitur dan flooring (kayu untuk
lantai). Selain itu, ada juga jenis industri logam, mesin dan elektronika, dan aneka
(ILMEA). Ragam industri yang bisa dikembangkan dari jenis industri ini adalah
industri yang bergerak di bidang industri logam (seperti konstruksi baja), industri
lain (seperti industri plastik, gelas, cat, kertas, yang didukung dengan tersedianya
bahan baku yang sangat besar, seperti batu gamping, kasit, kaolin, dan pasir
kwarsa). Disamping itu terdapat juga jenis industri kecil yang terdiri atas industri
yang bergerak di bidang kerajinan rumah tangga (seperti Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM), konveksi, keramik, gerabah, yang didukung dengan ketersediaan bahan
baku yang sangat banyak seperti lempung dan kaolin), industri yang bergerak di
bidang rumah tangga olahan (seperti makanan dan minuman, krupuk, petis, dan
olahan hasil perikanan), industri kecil lainnya (seperti industri fumitur, kerajinan
rotan, peralatan rumah tangga, perhiasan emas dan perhiasan perak).
Pemerintah Kabupaten Gresik juga telah berupaya meningkatkan
perekonomian di daerahnya melalui kegiatan perdagangan yang ditandai dengan
pembangunan sentra-sentra industri kecil sehingga diharapkan dapat menampung
hasil-hasil industri rumah tangga warga kabupaten Gresik seperti aneka macam
kerajinan, mebel, kerupuk, udang, konveksi, kopiah, tikar, pandan, dan produk
industri rumah tangga lainnya. Selain itu, pembangunan sentra-sentra industri
kecil ini juga ditunjang adanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang
memadai untuk kemudahan akses dalam menjangkau pusat perdagangan. Hal ini
akan menjadikan kabupaten Gresik sebagai pusat industri kecil untuk kawasan
utara Jawa Timur, baik untuk pemasaran regional Jawa Timur, luar Jawa Timur,
hingga ekspor ke Luar Negeri.
Potensi pengembangan transportasi kabupaten Gresik dalam menunjang
sektor ekonomi serta sebagai penghubung antar wilayah-wilayah di sekitamya
dapat dikatakan sangat baik dan potensial untuk mendatangkan para investor dan
untuk meningkatkan kondisi perekonomian di kabupaten Gresik. Pengembangan
transportasi yang menunjang kegiatan perekonomian kabupaten Gresik
diantaranya adalah:
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
Indonesia, PT Halim, PT Pakerin, serta pabrik rokok yang dikelola koperasi unit
desa dan merupakan mitra perusahaan rokok Sampoerna. Industri kecil di
kabupaten ini juga cukup berkembang dan tersebar di berbagai daerahnya seperti
di kecamatan Sooko yang terkenal sebagai sentra industri sepatu dan sandal,
kecamatan Trowulan yang terkenal dengan kerajinan kemasan dan perak serta
patung batu, kecamatan Bangsal yang terkenal dengan krupuk rambaknya dan
juga terdapat sekolah polisi negara. Sektor pertanian di daerah ini juga turut
berkembang sebagai penyuplai bahan baku. Tebu misalnya, dapat menjadi bahan
baku penyedap masakan dan minyak spiritus. Bambu digunakan sebagai bahan
baku industri joss paper yang di ekspor ke Taiwan dan Cina.
Kabupaten Mojokerto memiliki sejumlah obyek wisata menarik yang
tersebar di berbagai daerah di kabupaten ini, antara lain: Trowulan yang terkenal
dengan daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini karena terdapat puluhan
candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta
Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit.
Kawasan pegunungan di selatan kabupaten Mojokerto juga merupakan kawasan
wisata andalan, diantaranya adalah Pemandian Air Panas di Pacet dan villa-villa
peristirahatan di Trawas.
Mojokerto sebagai salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan
Surabaya juga merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi investor.
Perkembangan investasi pada daerah Mojoke1to dapat dilihat pada gambar 4.4 di
bawah ini.
...
.; 1,500,000.00 +--1~--~-~~....--c-
Q>
>
c
~ 1,000,000.00 -r---- ----...;,.----_-..,-,...-'+f\
z
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
60
Universitas Indonesia
61
2,500,000.00 + - - - - - - - - - - - - - - - - 1
·: 2,000,000.00
-..,
~ 1,500,000.00 -t-_......----:~~-c--.......,-·~1-..,..,----E ~~lt'J--U;I-1
~ 1,000,000.00 +---...:,.;-....:;..._~--""''--.....,.._
z
500,000.00 +.-.----.~cr-----..,-
1998 1999 2<XXl 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Universitas Indonesia
62
12,000,000.00
10,000,000.00
.....
In
0
Q)
8,000,000.00
> 6,000,000.00
.
c
::z:
4,000,000.00
2,000,000.00
Universitas Indonesia
63
:1 600,000,000.00 i - - - - - - - - - - - - - - --t----:::"-1
.c
::. 500,000,000.00
]!
z 400,000,000.00
300,000,000.00
200,000,000.00
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
- + - Surabaya -Sidoa~o -.-Gresik _,...-Mo)okerto - Pasuruan
Universitas Indonesia
64
pada daerahnya masing-masing. Besar UMR dari tahun ke tahun pada kelima
daerah yang diteliti adalah sebagai berikut:
6000.00
5000.00
4000.00
~ 3000.00
z
2000.00
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
-+-- Surabaya - - Sidoarjo Gresik ~ M:>jokerto ~ Pasuruan
3,500,000.00 - . - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,
3,000,000.00
~ 2,000,000.00
z
1,500,000.00
1,000,000.00 ~
- - ..e::::: :;:.<.
-~-==-............ ---~---
"'------- - - ----1
500,000.00
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
~ Surabaya ~Sidoarjo - -Gresik --,f-Mojokerto -lf-Pasuruan
Universitas Indonesia
65
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
Effects Specification
Universitas Indonesia
68
Effects Specification
!cross-section fixed (dumm~ variables) I
R-squared 0.681814 Mean dependent var 12.05329
Adjusted R-squared 0.626477 S.D. dependent var 0.383942
S.E. of regression 0.234652 Akaike info criterion 0.087155
Sum squared resid 2.532833 Schwarz criterion 0.415628
Log likelihood 6.603238 Hannan-Quinn criter. 0.214178
F-statistic 12.32120 Durbin-Watson stat 0.937592
Prob(F-statistic) 0.000000
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
sehingga basil regresi dengan menggunakan metode REM dapat diabaikan (lihat
lampiran 1). Setelah dilakukan regresi terhadap data atas kelima daerah tersebut di
atas, secara singkat hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6. Hasil Regresi
Lin-lin Lin-lin Log-log Log-log Log-log
No. Keterangan
OLS FEM OLS FEM FEM-SUR
(Modell) (Model2) (Model3) (Model4) (Model4)
1. Nilai R-squared 0,2871 0,5187 0,3306 0,6818 0,7376
2. Uji- F 5,0329 6,1962 6,1726 12,3212 16,1653
3. Uji- t , konstanta 0,4674 -0,1149 1,1086 0,2000 -1,1879
4. Uji-t, BPEM 2,6781 3,1896 1,5887 2,7002 3,6294
5. Uji- t, UMRRIIL -0,1843 -3,2696 0,0192 -2,0111 -5,0236
6. Uii-t, POP 0,5759 1,6702 2,0783 2,5912 4,6209
7. Uji- t, LAPINDO 1,4755 1,4645 1,6338 1,0649 1,7249
Dengan melihat tabel 4.6. di atas, dapat dilakukan bebarapa pengujian untuk
menentukan model yang paling baik yang dapat memenuhi kriteria statistik yang
ada, yaitu melalui uji R-squared atau uji-R2 (koefisien determinasi), uji F (uji
secara parsial/chow test) dan uji t (uji secara individual). Hasil Pengujian akan
diuraikan lebih rinci sebagai berikut.
4.4.1.Uji R-squared
Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa kelima teknik yang
digunakan dalam mengelola data menghasilkan nilai R-squared yang berbeda-
beda. Regresi data lin-lin dengan teknik OLS menghasilkan nilai R-squared
sebesar 0,2871, yang artinya bahwa pada model linear OLS ini, variabel investasi
swasta daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebasnya sebesar
28,71%. Regresi data lin-lin dengan teknik FEM menghasilkan nilai R-squared
sebesar 0,5187, yang artinya bahwa pada model linear FEM ini, variabel investasi
swasta daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebasnya sebesar
51,87%.
Sedangkan Regresi data log-log dengan teknik OLS menghasilkan nilai R-
squared sebesar 0,3306, yang artinya bahwa pada model log-log OLS ini, variabel
investasi swasta daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebasnya
sebesar 33,06%. Regresi data log-log dengan teknik FEM menghasilkan nilai R-
squared sebesar 0,6818, yang artinya bahwa pada model log-log OLS ini, variabel
investasi swasta daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebasnya
sebesar 68,18%. Regresi data log-log dengan teknik FEM-SUR menghasilkan
Universitas Indonesia
71
nilai R-squared sebesar 0,7376, yang artinya bahwa pada model ini investasi
swasta daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebasnya sebesar
73,76%.
Kelima teknik yang digunakan tersebut menghasilkan nilai R-squared yang
bervariasi. Tetapi untuk sebuah model yang baik, diperlukan nilai R-squared yang
paling besar atau model yang memiliki R-squared mendekati 100%, sehingga
diharapkan model yang diperoleh dapat menjelaskan dengan baik pengaruh dari
variasi variabel-variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa model 5 (lima) dengan menggunakan data yang
dilogaritmakan dengan menggunakan metode FEM-SUR adalah yang terbaik
karena berdasarkan hasil regresi data dengan menggunakan model 5 dapat
dikatakan bahwa variabel-variabel bebasnya dapat menerangkan variasi variabel
investasi swasta daerah sebanyak 73,76 %.
4.4.2.Uji F (Chow Test)
Uji F atau sering disebut sebagai Chow test digunakan untuk menguji
koefisien (slope) regresi secara bersama-sama/simultan. Berdasarkan tabel 4.6 di
atas diketahui bahwa model 1 mempunyai F-statistik sebesar 5,0329 dengan
probability F-statistik sebesar 0,001734. Sementara itu, diketahui bahwa model 2
mempunyai F-statistik sebesar 6,1962 dengan probability F-statistik sebesar
0.000020. Selain itu, diketahui bahwa model 3 mempunyai F-statistik sebesar
6,1726 dengan probability F-statistik sebesar 0.000407. Pada model 4 diketahui
nilai F-statistik sebesar 12,3121 dengan probability F-statistik sebesar 0,000000.
Dan pada model 5 diketahui memiliki nilai F-statistik sebesar 16,1653 dengan
probability F-statistik sebesar 0,000000.
Secara keseluruhan, model 1, model 2, model 3, model 4, dan model 5
mempunyai nilai F-statistik yang baik yang terlihat dari probability F-statistik nya
yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5% (a = 5%). Tetapi dari keempat
model yang ada tersebut dikatakan bahwa model 5 adalah yang terbaik. Pada
model 5 terlihat pengujian koefisien regresi secara serempak (uji F) dengan hasil
probability F statistik sebesar 0,000000 atau dapat dikatakan besarnya lebih kecil
dari 0,05 (untuk tingkat kepercayaan 95%), yang artinya bahwa variabel-variabel
bebas yang ada dalam model tersebut (Belanja Pemerintah, UMR Riil, Populasi,
Universitas Indonesia
72
Universitas Indonesia
73
Log INVEST= -4,8765 + 0,3507log BPEM -1,7573log UMRRIIL + 3,1412log POP+ 0,1719 LAPINDO
R2 : 0,7376
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
sekitar area lumpur Lapindo. Untuk mendukung hal itu, presiden telah meminta
tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya melakukan kajian ilmiah
dampak lumpur Lapindo. Antara lain, apakah lumpur Lapindo akan mengganggu
kesuburan laban pertanian dan berbahaya bagi kesehatan warga sekitar tanggul.
Presiden berharap dengan dijadikannya kawasan lumpur Lapindo sebagai
kawasan wisata maka akan dapat menaikkan pendapatan daerah dan masyarakat
lokal, selain itu dapat juga dijadikan sebagai sarana belajar tentang gunung api
dan geologi.
Selain Yovinus, Aries Eko pada tanggal 16 Januari 2008 juga menulis
artikelnya pada www.kabarindonesia.com yang berjudul "Lumpur Lapindo bawa
dampak positifbagi sektor Jasa dan Pariwisata" menyatakan bahwa menurut Arif
Afandi, wakil walikota, kasus lumpur Lapindo tidak hanya membawa dampak
positif bagi pendapatan kota Surabaya, terutama di sektor Jasa dan Pariwisata.
Kejadian lumpur Lapindo membuat sektor Jasa dan Pariwisata, yakni Perhotelan
menunjukkan peningkatan okupansi hotel di Surabaya. Padahal tahun 2005
sebelum Lapindo, tingkat pendapatan dari sektor jasa dan pariwisata khususnya
hunian hotel mencapai Rp 115 milyar, namun setelah adanya kasus Lapindo pada
tahun 2006, pendapatan sektor jasa dan pariwisata mencapai Rp 149 milyar,
bahkan pada tahun 2007 meningkat lagi mencapai Rp 159 milyar. Arif Afandi
juga menyatakan bahwa meskipun lumpur Lapindo berdampak positif, tetapi
Surabaya tetap menginginkan agar ada langkah konkrit dari Pemerintah Propinsi
dan Pemerintah Pusat terhadap penyelesaian luapan lumpur Lapindo. Disamping
itu, Arif Afandi menyatakan bahwa Surabaya akan terus mem-back-up kebutuhan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menjadi fasilitator guna menyelesaikan
permasalahan lumpur Lapindo.
Sementara itu, Umi Marwati dalam tulisannya di www.kompas.com yang
beijudul "Pemanfaatan lumpur yang dikatakan bencana Lapindo" menyatakan
bahwa telah dilakukan beberapa penelitian terkait dengan bencana lumpur
Lapindo agar lumpur tersebut dapat menjadi lebih bermanfaat. Dalam tulisan itu
Kantor Kementerian Lingkungan Hidup memberikan rambu agar pemanfaatan
lumpur Lapindo harus aman untuk manusia dan lingkungan hidup. Kesimpulan
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
BAB5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ada beberapa poin kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan
proses analisa dengan menggunakan ekonometri. Berdasarkan hasil regresi, secara
singkat dapat diketahui bahwa semua variabel-variabel bebas dapat dikatakan
secara signifikan mempengaruhi investasi swasta di kelima daerah yang diteliti
secara statistik.
Berdasarkan proses yang telah dilakukan, maka hasil regresi yang diperoleh
maka dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Model terbaik yang diperoleh melalui pengolahan data dengan menggunakan
data panel adalah model 5, yaitu model dengan menggunakan data panel log-
log dan kemudian diolah dengan metode Fixed Effect Method (FEM) SUR.
Model 5 merupakan model yang terbaik dibandingkan dengan keempat model
yang lain dan model 5 dikatakan paling dapat menjelaskan pengaruh antara
variabel-variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.
2. Dengan model 5 tersebut, variabel-variabel bebas dalam model dapat
menerangkan variabel investasi swasta sebesar 73,76 %.
3. Variabel Belanja Pembangunan Pemerintah Daerah (BPEM) berpengaruh
secara positif dan pada tingkat kepercayaan 5% (a = 5%) signifikan pada
tingkat kepercayaan 5% (a = 10%) terhadap investasi swasta. Aninya, setiap
peningkatan biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk
pembangunan di daerahnya sebesar 1 % akan meningkatkan nilai investasi
swasta yang disetujui sebesar 0,35% pada masing-masing daerah tersebut.
4. Variabel Upah Minimum Regional Riil (UMRRIIL) berpengaruh secara negatif
dan pada tingkat kepercayaan 5% (a = 5%) signifikan terhadap investasi
swasta. Artinya, setiap peningkatan UMR sebesar 1 % akan menurunkan nilai
investasi swasta yang disetujui sebesar 1,75% pada masing-masing daerah
tersebut.
5. Variabel Populasi/Jumlah Penduduk (POP) berpengaruh secara positif dan
pada tingkat kepercayaan 5% (a = 5%) signifikan terhadap investasi swasta.
Artinya, setiap peningkatan jumlah penduduk di suatu daerah sebesar 1 % akan
78
Universitas Indonesia
79
Universitas Indonesia
80
5.2. Saran
Penting bagi Pemerintah Daerah dari masing-masing daerah untuk
meningkatkan nilai investasi dari waktu ke waktu agar dapat lebih meningkatkan
kondisi perekonomian di daerahnya. Oleh karena itu, maka masing-masing daerah
perlu mengenali faktor-faktor pendorong tumbuhnya investasi swasta di
daerahnya. Model yang terbentuk dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi
Pemerintah Daerah untuk lebih mengenali potensi yang ada pada daerahnya,
terutama daerah yang memiliki jumlah penduduk yang besar. Namun akan lebih
baik lagi apabila model dalam penelitian ini dikembangkan lebih lanjut dengan
cara melakukan penambahan pada variabel bebasnya sehingga pada akhimya
dapat diperoleh model yang yang lebih baik dan terdekat dengan kondisi yang
sebenamya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil regresi yang telah
diuraikan sebelumnya, maka diberikan saran-saran terkait dengan penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Disarankan kepada Pemerintah Daerah, khususnya Pemerintah Daerah kota
Surabaya, kabupaten Sidoatjo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto,
Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
82
produknya di suatu daerah tertentu. Di sarnping itu, para investor juga dapat
melihat lebih jelas potensi tenaga kerja yang ada pada suatu daerah tertentu.
5. Disarankan kepada Pemerintah Daerah untuk lebih waspada terhadap bahaya
lumpur Lapindo tetapi dengan tetap mencari peluang terciptanya kegiatan
ekonomi lainnya. Dengan mencari peluang kegiatan ekonomi lainnya di tengah
bencana lumpur Lapindo yang sedang terjadi diharapkan para investor tidak
hanya melihat lumpur Lapindo sebagai bahaya saja melainkan melihat adanya
lumpur Lapindo sebagai peluang terciptanya peluang ekonomi yang
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
6. Pemerintah Daerah Jawa Timur, khususnya Pemerintah Daerah kota Surabaya,
kabupaten Sidoarjo, kabupaten Gresik, kabupatenlkota Mojokerto, dan
kabupatenlkota Pasuruan, disarankan untuk mengembangkan model yang telah
dibentuk melalui penelitian ini dengan cara menarnbahkan variabel bebas
lainnya yang secara teoritis mempunyai pengaruh terhadap nilai investasi
swasta di daerah.
Disarnping itu, tidak tertutup kemungkinan bagi peneliti-peneliti lainnya
untuk dapat mengembangkan model yang telah terbentuk dalarn penelitian ini
sehingga dapat diketahui variabel-variabel bebas lainnya selain variabel-variabel
bebas yang ada dalarn penelitian ini yang berpengaruh terhadap nilai investasi
swasta di daerah, khususnya pada daerah-daerah di Jawa Timur.
Universitas Indonesia
83
Universitas Indonesia
84
Universitas Indonesia
85
Universitas Indonesia