Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GITA DIAN PRATIWI

KELAS : 6F
NPM : 16310196
PENDAHULUAN
Menguasai kompetensi operasi pecahan bentuk aljabar sangatlah penting. Selain sebagai syarat dan
jembatan untuk mempelajari materi selanjutnya, pembelajaran pada materi ini juga dapat menyelesaikan
masalah aritmatika sosial sederhana. Selain itu, materi ini juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari –
hari. Seperti pedagang, materi ini sangat penting bagi pedagang untuk menghitung besar kecilnya
keuntungan atau kerugian yang diperoleh, dan dapat juga menentukan besar modal yang harus dikeluarkan.
Selain itu operasi pecahan bentuk aljabar juga berguna untuk memanage uang dalam kehidupan. Operasi
atau penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam materi pecahan bentuk aljabar ini terdiri
dari satu atau beberapa suku yang melibatkan variable. Dengan kata lain operasi pecahan dalam bentuk
aljabar yaitu operasi pecahan yang memuat simbol-simbol untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
Dalam materi ini,penguatan konsep sangat dibutuhkan. Konsepsi siswa pada materi pecahan dalam bentuk
aljabar yang pernah diterima dan dipelajari siswa pada tingkatan sebelumnya, kadang kala akan berbeda
dengan konsep ilmiah yang diterima kemudian. Hal ini bisa terjadi karena pada saat proses pembelajaran
di kelas berlangsung, akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Guru menyampaikan informasi
kepada siswa yang berupa transfer konsep, yang biasanya dilakukan melalui metode ceramah, siswa yang
membawa atau memiliki konsep awal yang kurang lengkap atau tidak sempurna ini dapat mengalami
kesalahan konsep atau yang sering disebut dengan istilah miskonsepsi. Seperti pendapat yang diungkapkan
oleh Olivier (1989) : “Errors are the symptoms of the underlying conceptual structures that are the cause of
errors. It is these underlying beliefs and principles in the cognitive structure that are the cause of systematic
conceptual errors that I shall call misconceptions”. Kesalahan adalah gejala dari struktur konseptual yang
mendasari penyebab kesalahan. Hal inilah yang mendasari keyakinan dan prinsip-prinsip dalam struktur
kognitif yang merupakan penyebab kesalahan konseptual sistematis yang disebut miskonsepsi.
Penelitian tentang miskonsepsi siswa telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Putri Widiyanti,
Zubaidah, dan Ahmad Yani yang melakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII A SMP Kemala
Bhayangkari 1 Kubu Raya, mengenai jenis kesalahan dan faktor yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal pecahan bentuk aljabar. Hasil dari penelitiannya yaitu keseluruhan
kesalahan siswa kelas VIII SMP dominan berbentuk kesalahan konsep dan disebabkan oleh cara belajar
yang tidak kontinu, kurangnya usaha yang dilakukan dalam mengerjakan soal yang diberikan, tidak teliti
dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal yang diberikan, dan kurangnya penguasaan materi prasyarat.
Kemudian Maria Endah Savitri, Mardiyana, dan Sri Subanti (2016) menyatakan bahwa miskonsepsi terjadi
karena para siswa hanya memahami perhitungannya tanpa memahami konsepnya. Sehingga ketika
dihadapkan pada persoalan yang baru, mereka mengalami kebingungan yang berujung terjadinya
miskonsepsi.
Dari penelitian diatas terdapat beberapa kekurangan yaitu peneliti hanya mengungkap jenis kesalahan dan
penyebab kesalahan yang berasal dari siswa. Selain itu penelitian diatas kurang dalam dukungan metode
dan strategi yang tepat yang dapat menghilangkan terjadinya miskonsepsi pada matematika. Sehingga dapat
membantu meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih
baik. Peneliti juga sebaiknya mengungkap penyebab kesalahan siswa yang disebabkan oleh guru, konteks
pembelajaran, buku teks dan metode mengajar guru.
Berdasarkan uraian diatas saya ingin mengajukan penelitian berjudul pengaruh pendekatan RME pada
materi pecahan bentuk aljabar.

Anda mungkin juga menyukai