Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PT.

SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Kebijakan Bisnis

Dosen Pengampu :

Hanifa Maulani Ramadhan, SAB, MAB.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

PUSPITA AYU NINGTIAS 145030201111077

MOHAMMAD FAATHIR AL-HAKIM 145030201111084

STEVAN EVIRRIO 145030201111085

MUHAMMAD SETYOBUDI ANUGERAH 145030207111029

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pertumbuhan ekonomi serta tantangan era perdagangan menyebabkan


semakin ketatnya kompetisi dalam dunia bisnis, begitu juga dengan bisnis dalam pelayanan
kesehatan khususnya rumah sakit, yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan yang tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja melainkan juga di
perlukan untuk menjaga kesetiaan pasien, rumah sakit yang ingin berkembang atau paling
tidak bertahan hidup harus dapat memberikan kepada para pasien berupa jasa pelayanan yang
bermutu lebih baik dari pesaingnya. Rumah sakit Siloam International Hospitals adalah
rumah sakit swasta, merupakan sebuah lembaga pelayanan kepada masyarakat yang berbadan
hukum yang dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk.

Siloam International Hospitals mempertahankan sebagai perusahaan publik untuk


memberikan pertumbuhan pendapatan dan kinerja yang kuat sejalan dengan pertumbuan
ekonomi Indonesia yang berbasis luas dan berkelanjutan. Hal ini pada akhirnya merupakan
cerminan dari dipenuhinya permintaan peningkatan permintaan layanan perawatan kesehatan
berkualitas. Pengakusisian pun dilakukan untuk memperluas jangkauan Siloam Hospital
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada lebih banyak orang.
Memperluas jangkauan tidak hanya di seluruh negeri, dan di semua lapisan masyarakat, akan
tetapi juga di seluruh kota. Akuisisi dilakukan karena juga akan memberikan kontribusi
langsung kepada pendapatan Siloam International Hospital dalam jangka pendek. Sedangkan
dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja Siloam Hospital.

Hal ini yang menjadi latar belakang kami untuk menganalisa Annual Report Rumah
sakit Siloam International Hospitals dengan berfokus pada aspek evaluasi dan pengendalian
dengan sub bab analisis kondisi Keuangan sebelum dan setelah akusisi dan pengukuran harga
saham sebelum dan setelah akuisisi.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Internal PT. Siloam International Hospitals Tbk :

 Produksi : PT. Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) memberikan fasilitas


kamar, dokter, suster, dan obat yang terjamin. Setiap pembelian obat di atas Rp
300.000,- pembeli obat (pengunjung_ rawat jalan mendapatkan 1 voucer untuk
ditukarkan dengan 1 botol minuman yang sudah disediakan. Siloam memberikan
kelengkapan tempat makan seperti untuk bersantai ngobrol seperti “excellxo coffe”,
untuk tempat makan pagi, siang, malam pengunjung Siloam sudah disediakan tempat
makan seperti “iwake”, untuk para pengunjung yang mau menjenguk pasien supaya
lebih nyaman lagi siloam juga menyediakan “Holland bakery” untuk pengunjung
yang suka berbelanja bakery. Siloam juga menyediakan toko “BOSTON” untuk
pengunjung/pasien yang ingin membeli perlengkapan kesehatan. Siloam memberikan
pelayanan homecare yang disediakan oleh pihak Siloam Hospitals, untuk pelayanan
ini siloam memberikan pelayanan dengan perawat atau petugas Siloam berkunjung ke
rumah pasien untuk pasien yang sudah ada request untuk dikunjungi seperti
perawatan luka pasien.
 Marketing : PT. Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) memberikan promosi
melalui media elektronik dan media cetak (majalah surabaya), brosur, iklan televise,
radio, website, seminar, sosialisasi.
 Fasilitas : PT. Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) menjamin kepuasan
dengan memberikan penanganan yang tepat dan cepat sesuai dengan standar SOP
yang ada. Memiliki alat dan fasilitas canggih yang modern dan sudah tersertifikasi
ISO. Menyediakan 12 Cath Labs, 14
MRI, 22 CT-Scan, 1 Gamma Knife, 2 Linear Accelerators, dan 1 Cyclotron, MRI,
MRA, Laboraturium, Echocadioraphy, EEG. Masyarakat berasumsi bahwa benar di
Siloam Hospitals memang mahal dan termasuk berkelas tinggi tetapi dibalik itu
semua Siloam mempunyai alat-alat yang sudah lengkap dan memadai.
 SDM : Memiliki karyawan (dokter, suster, pegawai teknisi, cleaning service
yang sudah memiliki sertifikasi. Siloam juaga akan memberikan reward untuk
karyawan yang masa kerjanya > dari 30 tahun.
2.2 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

2.2.1 Kinerja Perusahaan Sebelum Ekpansi Akuisisi (annual report tahun 2013)

2.2.2 Analisa Kondisi Keuangan SILOAM 2013

Dalam analisa kinerja perusahaan pada strategi perusahaan ini akan difokuskan pada
kondisi kinerja keuangan baik sebelum akuisisi perusahaan rumah sakit besar (2013) dan
setelah (paska) akuisisi perusahaan. Berdasarkan data annual report 2013 Perseroan adalah
grup rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dalam jumlah kapasitas dan jumlah tempat
tidur operasional, per tanggal 31 Desember 2012 menurut Frost & Sullivan. Perseroan
membuka rumah sakit pertama di tahun 1996 dan sejak itu terus berkembang melalui
pendirian rumah-rumah sakit baru maupun akuisisi oportunistik rumah-rumah sakit yang
sudah ada. Pada tahun 2013 Perseroan mengoperasikan 16 rumah sakit , di 12 kota di
Indonesia dan menawarkan layanan kesehatan spesialis yang lengkap seperti prosedur bedah
kompleks, layanan laboratorium, fasilitas radiologi dan imaging, pengobatan kesuburan,
layanan kesehatan umum dan layanan diagnostik dan darurat di Indonesia.
Siloam Hospitals tumbuh dan berkembang melalui ekpansi konsolidasi, pelayanan
Good Coorporate Governance yang terus meningkat mutunya, dan akuisisi lima rumah sakit
sekaligus pada tahun 2011. Namun yang menarik adalah Pada tanggal 12 September 2013,
Perseroan yang telah berubah nama menjadi PT Siloam International Hospitals melakukan
Initial Public Offering (IPO) dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia sebagai PT Siloam
International Hospitals Tbk. Selain dari jumlah rumah sakit, Siloam Hospitals juga menjadi
rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi international dari lembaga
akreditasi Joint Commission International Accreditation (akreditasi telah dilakukan pada
tahun 2007, 2010 dan 2013). Akreditasi menguatkan posisi Siloam Hospitals sebagai rumah
sakit dengan layanan berstandar internasional. Strategi pertumbuhan Perseroan sebagian
bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengidentifikasi potensi pertumbuhan dan
peluang akuisisi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat mengidentifikasi peluangpeluang
yang memenuhi kriteria investasi Perseroan.
Rencana Kinerja Perusahaan Siloam Hospital pra-Akusisi (orientasi jangka panjang)
Menyadari Akusisi adalah hal yang memnjadi salah satu priorotas utama dalam
mengambangkan bisnis jasa kesehatannya Siloam Hospital mulai melakukan Ekspansi
akuisisi pada periode 2011-2012 (non rumah sakit atau non industri medis) dan memulai
akusisi perusahaan dibidang kesehatan (perusahaan Medis). Namun dalam menerapkan
strategi akuisisi Siloam Hospital mengalami permasalahan kemungkinan adanya kendala dan
kesulitan dalam proses kegiatan oprasionalnya seperti beberapa resiko :
1. kemungkinan tidak memiliki cukup dana atau kemampuan untuk memperoleh
pendanaan tambahan untuk mengejar peluang pertumbuhan dan akuisisi; dan
2. kemungkinan tidak dapat secara efektif mengelola hubungan dengan lebih banyak
pasien, pemasok, kontraktor, pemberi pinjaman serta pihak-pihak lain;
3. kemungkinan mengalami kesulitan untuk mengendalikan biaya ekspansi usaha
Perseroan dan menjamin bahwa fungsi manajerial, manajemen risiko, alokasi sumber
daya, pengendalian internal dan fungsi kepatuhan dan sistem informasi manajemen
Secara garis besar risiko keulitan ini dapat diidentifikasi dan dibagi berdasarkan :
Pengembangan rumah sakit baru Perseroan bergantung pada, antara lain, risiko yang
berhubungan dengan pengidentifikasian lokasi yang tepat, pengembangan, pembangunan dan
pendanaan. Sedangkan akuisisi rumah sakit bergantung pada risiko pendanaan dan
kemampuan Perseroan untuk mengidentifikasikan fasilitas yang tepat dan menegosiasikan
persyaratan akuisisi yang menguntungkan.
Kondisi keuangan Perusahaan Siloam Hospital sebelum Akuisisi

Berdasarkan laporan perusahaan Siloam Hospital sebelum melakukan ekpansi akuisisi dapat
dilihat pada pos laba bersih setelah pajak mengalami penurunan namun tidak signifikan dari
tahun sebelumnya yaitu pada periode 2012 sebesar 50 miliar. Hal ini tidak menjadi masalah
bagi Siloam Hospital karena ditinjau dari tingkat pendapatan pada tahun 2013 meningkat
signifikat sebesar 2.504 miliar. EBITDA juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat
signifikan dengan CAGR 24% dalam periode yang sama. Khusus tahun 2013, pertumbuhan
EBITDA adalah 35%. Kontribusi penghasilan terbesar berasal dari 4 rumah sakit mapan yang
telah beroperasi paling lama. Pertumbuhan GOR rumah-rumah sakit ini masih mencapai 15-
20% per tahun. Sedangkan MRCCC dan rumah sakit baru lainnya tumbuh diatas 50%, karena
rumah-rumah sakit ini sedang meningkatkan operasional mereka untuk mencapai kapasitas.
dari tahun 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013, posisi Kas dan Setara Kas Perseroan
adalah sebesar Rp 515 miliar, tumbuh 206% dari tahun 2012 karena saldo hasil dari IPO yang
belum digunakan. Aset Tetap meningkat sebesar 62% menjadi Rp 1.402 miliar pada tahun
2013 dari Rp 865 miliar pada tahun 2012 karena pembukaan 2 rumah sakit baru dan akuisisi
2 rumah sakit di Bali. Sementara rasio solvabilitas berdasarkan perbandingan total hutang dan
total ekuitas adalah 59% pada tanggal 31 Desember 2013.

2.2.3 Kondisi Saham sebelum Akuisisi

Tabel: komposisi Pemegang saham

Pada tahun 2013 entitias anak perusahaan Siloam Hospital yang diakuisisi rata-rata
bukan perusahaan medis atau kesehatan, dan masing-masing dari mereka ikut andil dalam
kepemilikan saham SILO. Total jumlah saham yang beredar pada tahun 2013 sebelum
akuisisi perusahaan medis yaitu sebesar 1.156.100.000.
Sedangkan untuk pergerakan harga saham, jumlah saham yang beredar di akhir
periode 2013 adalah hingga mencapai 20.000.000 dan harga saham terakhir sempat fluktuatif
hingga terakhir mencapai 9000 per lembar saham, seperti yang dijelaskan pada grafik
dibawah ini :
2.3 Kinerja Perusahaan Paska Setelah Akuisisi (annual report 2014-2016)

2.3.1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN EKONOMI

Analisis laporan keuangan untuk PT Siloam International Hospitals Tbk. dilakukan


untuk periode 2013, 2014, 2015 dan 2016 dengan dibandingkan perusahaan pembanding dari
industri rumah sakit yang telah terdaftar di bursa efek yaitu Mayapada Hospital (PT
Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, kode SRAJ) dan Omni Hospital (PT Sarana Mediatama
Metropolitan Tbk., kode SAME). Sebagai catatan, pada tahun 2012 PT Siloam International
Hospitals Tbk. dan PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk. belum melakukan IPO sehingga
hasil dari perhitungan analisis laporan keuangan dapat mengalami banyak perubahan. Metode
analisis yang digunakan adalah :

1. Analisis rasio-rasio yang umum digunakan dalam menganalisis bisnis perusahaan.


2. Metode Penilaian Pemegang Saham berdasarkan ROI, ROE, dan EPS serta
pergerakan harga saham
3. Analisa kondisi kinerja keuangan berdasarkan laba bersih dan laba deviden saham
perusahaan

Rencana strategis akuisisi (dasar hukum)

PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015):


“Properti Investasi Penyesuaian atas standar ini mempertegas perbedaan antara properti
investasi dan properti yang digunakan sendiri dan penegasan atas perlunya pertimbangan
penentuan apakah akuisisi investasi properti dikategorikan sebagai akuisisi aset atau
merupakan kombinasi bisnis dalam lingkup PSAK No.22.
PSAK No. 66 (Amandemen 2015):
“Pengaturan Bersama” Bahwa seluruh prinsip kombinasi bisnis dalam lingkup PSAK No. 22
“Kombinas Bisnis” dan PSAK lain bereserta persyaratan pengungkapanya diterapkan untuk
akuisisi pada kepentingan awal dalam operasi bersama dan untuk akusisi kepentingan
tambahan dalam operasi bersama, namun jika operator bersama mempertahankan
pengendalian bersama ketika mengakuisisi kepentingan tambahan dalam operasi bersama
yang sama, maka kepentingan yang telah dimiliki

Kombinasi Bisni Business Combination Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
bisnis. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang
dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup,
liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan
kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak
yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada periode saat biaya
tersebut terjadi dan jasa diterima.

2.3.2 Kondisi keuangan perusahaan

Grafik kinerja keuangan perusahaan Siloam Hospital 2012-2016


Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kinberja keungan perusahaan Siloam
cenderung mengalami peningkatan yang stabil yaitu pada Total Asset dan Total Ekuitas
walaupun laba bersih setelah pajak terjadi fluktuatif, dan jumlah Liabilitas juga mengalami
peningkatan karena seiring dengan meningkatnya total asset untuk keperluan ekspansi
akuisisi perusahaan dan pengembangan rumah sakit, maka biaya yang dikeluarkan juga akan
meningkat. Dengan begitu kondisi kinerja perusahaan Siloam Hopital dalam keadaan prima.

Tabel Laporan Keuangan Siloam Hospital (periode 2012-2016)

Hipotesis tersebut dapat dibuktikan berdasarkan tabel Perbandingan Laporan Keuangan


Siloam Hospital periode 2012-2016 menunjukkan pergerakan kondisi keuangan yang
optimal. Dari pos laporan Laba Rugi jumlah laba bersih setelah pajak dan laba bersih per
saham mengalami peningkatan stabil setiap tahunnya dan terakhir tahun 2016 berturut-turut
mencapai 99 miliar dan 73 miliar. Sementara pada pos Laporan Neraca Modal kerja bersih,
Jumlah Asset dan Modal juga mengalami peningkatan secara signifikan pada periode 2015 ke
periode 2016, dan kondisi neraca membaik seiring dengan menurunnya Liabilitas perusahaan
terakhir pada tahun 2016 mencapai 1087 miliar dari awalnya tahun 2015 sebesar 1246 miliar.

Kondisi keuangan Siloam Hospital yang terus fit ditunjukkan juga berdasarkan analisa
rasio perusahaan, seperti ROI, ROE, dan EPS adalah ukuran yang baik untuk mengevaluasi
kemampuan perusahaan atau divisi mencapai sasaran, berikut pembuktian analisa rasio :

2.3.3 Perhitungan Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat asset lancar perusahaan relative
terhadap utang lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid jika asset lancar > utang lancar.

Rasio Perusahaan 2013 2014 2015 2016


Current SILO 3.0666 1.7584 1.5181 2.6264
Ratio SRAJ 1.09 1.19 0.69 2.17
SAME 0.36 1.43 2.1 0.91
Rata-rata 1.505 1.459 1.436 1.902
Quick SILO 2.7461 1.5370 1.2951 2.7461
Ratio SRAJ 1.05 1.13 0.64 2.12
SAME 0.3 1.33 2.01 0.8
Rata-rata 1.365 1.332 1.315 1.888
Cash Ratio SILO 1.7418 0.5855 0.2538 1.0199
SRAJ 0.99 1.04 0.54 1.55
SAME 0.13 0.47 1.05 0.35
Rata-rata 1.953 0.698 0.614 0.973
Tabel 1 Rasio Likuiditas

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa current ratio dan quick ratio
pada PT Siloam International Hospitals tahun 2013 sampai dengan 2016 sangat baik karena
sudah memenuhi syarat standar rata-rata industri. Bahkan selisih antara rata-rata dengan nilai
current ratio maupun quick rationya lumayan besar. Hal ini menunjukan bahwa PT Siloam
Internationals Hotels dalam mengelola manajemen aset lancarnya sudah sangat baik. Namun,
di samping itu rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang akan
mempunyai pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar
secara umum menghasilkan tingkat return yang lebih rendah dibandingkan dengan asset tetap

Hasil perhitungan menggunakan Cash ratio pada tahun 2013 sampai 2015 masih jauh
di bawah standar karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk
menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. Namun hal ini sudah diperbaiki perusahaan
dengan menunjukan perbaikan rasio cash pada tahun 2016. Dapat kita simpulkan dari rasio-
rasio diatas kinerja keuangan perusahaan sudah sangat baik dan memenuhi standar dalam
pengelolaan aktivanya.

Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat


penjualan, asset dan modal saham tertentu.

Rasio Perusahaan 2013 2014 2015 2016


Net Profit SILO 2.005% 1.787% 1.489% 1.910%
Margin SRAJ -25% -29% -29% -17%
SAME 14% 14% 11% 2%
Rata-rata -2.998% -4.404% -5.503 -4.363
Gross SILO 26.310% 28.498% 28.391% 29.452%
Profit SRAJ -2% -29% -23% -15%
Margin SAME 22% 22% 22% 17%
Rata-rata 15.436% 7.166% 9.130 10.484%
ROI SILO 1.930% 2.099% 2.066% 2.341%
SRAJ -4% -9% -13% -6%
SAME 35% 30% 8% 2%
Rata-rata 10.976 7.699% -0.978% -0.553
ROA SILO 3.062% 3.611% 3.546% 3.154%
SRAJ -3% -5% -8% -4%
SAME 12% 12% 5% 1%
Rata-rata 4.020 3.537 0.182 0.051
EPS SILO 47.63 54.12 59.79 72.51
Tabel 2 Rasio Profitabilitas
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa Net Profit Margin sudah memenuhi
standar rata-rata, tetapi perlu digaris bawahi bahwa nilainya masih sangat rendah. Hal ini
menunjukan bahwa perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari total penjualannya masih
rendah karena adanya beban-beban tambahan yang muncul. Secara umum Net Profit Margin
yang rendah menunjukan menejemen perusahaan yang masih kurang baik.

Pada rasio ROI mengalami fluktuasi pada empat tahun terakhir. Tahun 2013 ke 2014
ROI mengalami penurunan sedangkan tahun 2015 ke 2016 ROI selalu meningkat
menandakan adanya perbaikan menejemen dalam menghasilkan laba perusahaan. Sedangkan
pada rasio ROA secara umum malah mengalami penurunan nilai, hal ini menunjukan bahwa
kinerja perusahaan menurun karena perputaran aset terhadap laba perusahaan juga menurun.

Tetapi jika dilihat dari EPS perusahaan terus mengalami kenaikan, hal ini
menunjukan bahwa kinerja perusahaan meningkat. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi
para pemegang saham karena nilai saham dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Jika
dianalisis hal ini disebabkan karena NPM dan Gross Provit Margin dari tahun ketahun juga
meningkat sehingga akan membuaat EPS meningkat juga.

Kesimpulannya jika diukur dengan menggunakan beberapa rasio profitabilitas


menunjukkan performa yang masih tidak stabil, sebab untuk rasio Net Profit Margin dan
Gross Profit Margin sudah memenuhi standar rata-rata industry jasa kesehatan, tetapi tidak
halnya dengan rasio ROI dan ROA yang tidak memenuhi standar rata-rata industry
kesehatan. Hal ini sangat disayangkan karena akan berdampak pada para pemegang saham
yang kurang puas dengan kinerja perusaan.

Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva
lain yang lebih produktif.

Rasio Perusahaan 2013 2014 2015 2016


Inventory SILO 26.4006 31.5592 29.5093 28.9737
Turnover SRAJ 9.38 13.48 17.47 20.64
SAME 22.31 28.64 26.14 22.31
Rata-rata 19.363 24.559 24.373 23.974
Aset SILO 0.9626 1.1746 1.3877 1.2260
Turnover SRAJ 0.11 0.18 0.27 0.25
SAME 0.89 0.89 0.43 0.44
Rata-rata 0.654 0.748 0.695 0.638
Tabel 3 Rasio Aktivitas

Pada PT Siloam International Hospitals tingkat perputaran persediaan mengalami


fluktuasi. Pada tahun 2014 naik dari 26.4 menjadi 31.5, tetapi menurun pada tahun 2015 dan
2016 sebesar 29.5 dan 28.9. Hal ini menunjukkan perputaran persediaan yang rendah akibat
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif padahal tingkat persediaan perusahaan
relative besar dan terus meningkat setiap tahun.

Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi. Rasio yang paling tinggi terjadi
pada tahun 2015 yakni sebesar 1.3. Pada tahun 2014 rasio meningkat menjadi 1.1 dari 0.9
pada tahun 2013. Tetapi pada 2016 mengalami penurunan menjadi 1.2. Dilihat dari hasilnya
perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi manajemen terkait dengan
strategi dan pengeluaran modalnya

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaandalam


memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable jika total asset >
total hutang.

Rasio Perusahaan 2013 2014 2015 2016


Debt to SILO 36.981% 41.856% 41.735% 25.776%
Aset SRAJ 39% 38% 39% 25%
SAME 65% 59% 38% 41%
Rata-rata 46.993% 46.285% 39.578% 30.592%
Debt to SILO 59.687% 72.225% 71.463% 34.807%
Equity SRAJ 65% 62% 65% 32%
SAME 184% 143% 62% 71%
Rata-rata 102.895% 92.408% 66.154% 45.935%
Long Term SILO 41.332% 43.214% 35.351% 11.551%
Debt to SRAJ 32% 27% 17% 4%
Capital SAME 77% 86% 43% 51%
Structure Rata-rata 50.11% 52.071% 31.783% 22.183%
Tabel 4 Rasio Solvabilitas

Berdasarkan table tersebut diketahui Rasio DAR pada PT Siloam International


Hospitals Tbk. tahun 2016 menghasilkan angka yang rendah dibandingkan dengan
tahun-tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan
rasio DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang. Meskipun hanya
menggunakan dana dari kreditur di bawah 50% jumlah asset tetap mengalami peningkatan

Sedangkan Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur


permodalan PT Siloam International Hospitals Tbk. pada tahun 2013 ke 2014 menghasilkan
rasio DER yang besar karena terjadi kenaikan rasio tetapi pada tahun berikutnya mengalami
penurunan sampai tahun 2016.

Dari perhitungan rasio solvabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan struktur
modal perusahaan sudah baik tetapi perlu adanya peningkatan kinerja karena rasio dari tahun
ketahun semakin menurun. Hal ini juga berarti bahwa antara utang dan modal yang
digunakan untuk mendanai perusahaan cukup berimbang.

Kesimpulan dari Analisis Rasio Keuangan

Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan digunakan analisis rasio rasio


likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas. Hasil penilaian dengan
analisis likuiditas, menggunakan current ratio, quick ratio dan cash ratio perusahaan memiliki
tingkat likuiditas yang cukup baik. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memenuhi
kewajiban lancar mereka dengan menggunakan aset lancar serta dapat memenuhi kewajiban
lancar dengan menggunakan aset lancar tanpa memperhitungkan persediaan.

Melalui analisis rasio aktivitas dengan menghitung inventory turnover dan total assets
turnover, perusahaan dinilai baik karena rasio perusahaan hampir selalu berada di atas rasio
rata-rata industri.

Analisis rasio solvabilitas dengan menggunakan debt to total assets ratio, debt to
equity ratio dan long term debt to capital structure menunjukkan bahwa kondisi hutang
perusahaan terhadap aset dan hutang terhadap ekuitas cukup mengkhawatirkan pada awal
tahun dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang cukup besar. Namun kinerja perusahaan
sudah membaik sehingga ratio terus turun pada tahun berikutnya, sehingga kondisi stuktur
modal perusahaan bias dikatakan sehat.

Dengan analisis profitabilitas melalui metode perhitungan profit margin, ROA, dan
ROI perusahaan memiliki rasio di bawah rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan kondisi
profitabilitas perusahaan kurang baik. Namun dalam hal rasio EPS, kinerja perusahaan sangat
baik karena EPS perusahaan selalu meningkat dari tahun ke tahun.

2.3.4 Kondisi keuangan anak perusahaan

Dalam kondisi keuangan anak perusahaan terdapat kenaikan biaya pada asset lancar
lainnya karena disebabkan adanya penempatan deposito sebagai jaminan atas akuisisi, entitas
anak, pengakuan aset pengampuan pajak, dan pos persediaan sebesar 27,02 %. Sedangkan
aset lancar yang mengalami penurunan adalah pajak dibayar dimuka dengan penurunan
sebesar 100% serta pos beban diyar dimuka dengan penurunan 10,74 %. Good will menjadi
salah satu faktor penentu tentang pembagian deviden perlembar saham entitas anak
perusahaan dan penentu biaya akusisi saham perusahaan penunjang. Goodwill yang berasal
dari suatu kombinasi bisnis awalnya diukur pada biaya perolehan, yang merupakan selisih
lebih antara nilai gabungan dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan
nonpengendali, dan nilai wajar kepentingan ekuitas yang telah dimiliki pengakuisisi dalam
pihak yang diakuisisi atas jumlah neto terindentifikasi dari aset yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih. Untuk lebih detailnya tertera dalam laporan keuangan entitas anak
perusahaan dibawah ini.
Kondisi Saham Perusahaan Siloam Hospital Setelah Akuisisi (periode 2014-2016)
2.3.5 Laporan kondisi Saham Siloam Hospital 2015-2016

Berdasarkan laporan kondisi saham diatas laba persaham dasar yang dibagikan oleh
perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dari 59,59 ditahun 2015
meningkat menjadi 72,51 akan tetapi jumlah saham yang beredar ytang diterbitkan ikut
mengalami peningkatan setelah 3 periode berturut-turut jumlahnya sama sebesar
1.156.100.00 menjadi 1.300.615.200. dari hasil ini dapat diketahui perhitungan EPS pada
tahun 2016 sebesar 4,362, dan jumlah tersebut sebagai acuan pengukuran bagi investor. Perlu
diketahui juga uang muka untuk akusisi saham, Siloam Hospital menyiapkan 20.000.000.000

Laporan penawaran umum Perdana Saham Siloam Hospital

Laporan Pemegang Saham Siloam Hospital


Pergerakan Harga Saham Siloam Hospital

Pergerakan harga saham mengaklami penuruan setelah proses ekspansi akuisisi


selama 3 periode tahun terakhir terhitung sejak 2014-2016 akhir, harga menunjukkan
penurunan dari sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 9.000 dan sekarang pada akhir tahun
yaitu Desember 2016 sebesar 3000 namun volume penjualan meningkat hingga mencapai
20.000.000, hal ini dikarenakan banyaknya saham SILO yang ditawarkan dan beredar kepada
pemegang saham lain dan pihak publik masyarakat. Namun hal berbeda ditunjukkan
perherakan harga saham Siloam Hospitals (SILO) pada bual April 2017 yaitu harga saham
meningkat hiungga mencapai 13.700 (investing.com). akan tetapi jumlah pemegang saham
prioritas tertinggi masih dipegang oleh PT Lippo Karawaci.
Berdasarkan kondisi saham terakhir di update, tentunya kondisi harga saham ini tidakj baik,
sehingga saham SILO harus mengikhlaskan perusahaannya untuk terdeportasi dari LQ45.
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpilkan bahwa Siloam Hospital senantiasa
mengutamakan pelayanan didasarkan pada strategi 4 (empat) pilar, yaitu keunggulan di
layanan gawat darurat, peralatan medis state-of-the art, telemedicine dan program kemitraan
dan pengembangan dokter. Melalui strategi ini, Perseroan mampu memberikan layanan medis
dengan maksimal. Kemudahan akses pasien terhadap Center of Excellence juga
menempatkan Perseroan di posisi depan persaingan bisnis layanan kesehatan. Siloam
Hospital menggunakan dua strategi utama untuk menjalankan bis.niss layanan kesehatannya
yaitu berfokus pada pengembangan mutu dan perluasan jumlah rumah sakit dan ekspansi
rumah sakit serta perusahaan-perusahaan pendukung. Berdarkan analisis keuangan dan harga
saham, setelah akuisisi perusahaan-perusahaan rumah sakit medis selama kurun waktu
periode 2014-2016 menagalmi kondisi keuangan yang optimal dan harga saham yang naik
serta jumlah volume saham beredar di publik semakin banyak, karena Siloam Hospital
membuka penawaran Umum perdana saham dengan perbanyak kapasitas. Metode penilaian
keuangan berdasarkan ROI, ROE, EPS dan tinjauan pergerakan harga saham dinilai cocok
dengan hasil hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai