Anda di halaman 1dari 7

BPK Temukan Kecurangan

BUMN Senilai Rp8,6 Triliun, Ini


Rinciannya
http://archive.rimanews.com/ekonomi/keuangan/read/20150407/205958/BPK
-Temukan-Kecurangan-BUMN-Senilai-Rp8-6-Triliun-Ini-Rinciannya

20:44
07 APR 2015

Rimanews - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan masalah


pengelolaan keuangan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan badan
lainnya senilai Rp8,6 triliun, dengan temuan berdampak finansial yakni
kerugian Rp88,9 miliar dan potensi kerugian Rp692,2 miliar.

Hal tersebut disampaikan Anggota VII BPK Bidang BUMN dan Migas,
Achsanul Qosasi setelah penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester II
2014 di Gedung DPR, Jakarta, seperti dikutip dari AntaraSelasa (7/04/2015).

"Kita memeriksa 37 objek pemeriksaan BUMN dan badan lainnya. Ada


memang beberapa BUMN yang diindikasikan terdapat fraud (kecurangan) pada
pengelolaan keuangannya," kata Achsanul.

Ia mengatakan hasil pemeriksaan keuangan sejumlah entitas BUMN dan badan


lainnya yang terindikasi melakukan "fraud" telah diserahkan kepada aparat
penegak hukum.

"Ada beberapa diantaranya telah disampaikan kepada APH (aparat penegak


hukum), itu kewajiban kami. Ini juga harus menjadi 'concern' Kementerian
BUMN," kata dia.

Dia menjelaskan secara keseluruhan terdapat 493 temuan yang di dalamnya


terdapat 702 permasalahan senilai Rp8,66 triliun dari 37 objek pemeriksaan
BUMN dan badan lainnya. Badan lainnya itu, kata Achsanul, di antaranya
mencakup pemeriksaan terhadap badan pengelola dana yang di bawah sejumlah
Kementerian.

Achsanul merinci masalah keuangan BUMN dan badan lainnya senilai Rp8,66
triliun itu terdiri dari kerugian sebesar Rp88,9 miliar, potensi kerugian RP692
miliar, kekurangan penerimaan Rp6,7 triliun, pemborosan yang melingkupi
ketidakekonomisan Rp447 miliar, tidak efisien Rp49 miliar, dan tidak efektif
Rp587 miiar.
Adapun nilai temuan yang sudah ditindakanjuti oleh BUMN dan badan lainnya
dengan penyerahan aset, penyetoran ke kas negara dan perusahaan senilai
Rp325,8 miliar.

KPK Diminta Aktif Awasi Kecurangan


di BUMN
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3578006/kpk-diminta-aktif-

awasi-kecurangan-di-bumn
Jumat, 28 Jul 2017 16:45 WIB

Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendukung langkah Komisi


Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan membidik Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) sebagai tersangka korupsi korporasi.

Koordinator Divisi Investigasi ICW Febri Hendri mengatakan, selain menjerat


orang yang melakukan korupsi, KPK memang harus menjerat pelaku korporasi.
Sebab, kata dia, pada dasarnya yang mendorong terjadinya korupsi adalah
korporasi.

"Karena korporasi yang memiliki sumber daya untuk itu. Dengan dikenakannya
korporasi, maka diharapkan akan ada perbaikan di dalam struktur dan sistem yang
ada," katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Berdasarkan survei terakhir yang dilakukan ICW, selain partai politik, korporasi
menjadi pihak yang paling rendah perannya dalam pemberantasan korupsi.

Penetapan BUMN menjadi tersangka dalam suatu kasus korupsi, lanjut Febri,
memang akan berdampak pada proyek yang dikerjakan oleh pemerintah, dan juga
berdampak pada ekonomi. Namun, hal tersebut tetap harus dilakukan demi
penegakan hukum.

"Kalau tidak begitu, mereka akan melakukan hal yang sama terus. Mendapatkan
proyek dengan cara korupsi, dan mengadakan proyek dengan korupsi. Seperti
pada proyek e-KTP dan Hambalang," katanya.

Penetapan BUMN menjadi tersangka dalam suatu kasus korupsi memang akan
berdampak pada proyek yang dikerjakan oleh pemerintah, dan juga berdampak
pada ekonomi. Namun, hal tersebut tetap harus dilakukan demi penegakan
hukum.

Saat ini, KPK tengah menangani sejumlah kasus yang turut melibatkan BUMN.
Seperti dalam kasus korupsi KTP-elektronik yang diantaranya melibatkan PT
LEN Industri, PT PNRI dan PT Sucofindo. Tiga BUMN tersebut diduga
menerima keuntungan dari tindakan korupsi.
Bahkan dalam proyek Hambalang, dimana sesuai perhitungan BPK nilai kerugian
negara mencapai Rp 706 miliar, pelaku utamanya adalah BUMN, yaitu PT Adhi
Karya (Persero) Tbk. Selain proyek tersebut tidak diselesaikan, mantan pejabat
Adhi karya juga telah menjadi terpidana kasus korupsi ini.

Sedikit menengok ke belakang, Direktur Utama PT PAL (Persero) M. Firmansyah


Arifin ditangkap KPK mengenai dugaan gratifikasi pengadaan kapal militer ke
Filipina. Firman tak sendiri, Kepala Divisi Perbendaharaan PT PAL Arief
Cahyana dan Kepala Keuangan dan Teknologi PT PAL Saiful Anwar juga ikut
diamankan.

Sebelumnya, mantan Direktur Utama PT Jasindo (Persero) Budi Tjahjono juga


ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Budi diduga melakukan korupsi terkait
pembayaran komisi terhadap kegiatan fiktif.

Pada pengadaan pertama, BP Migas pada 2009 mengadakan lelang terbuka


pengadaan jasa asuransi untuk menutup aset dan proyek di kontraktor kontrak
kerja sama (KKS). Panitia pengadaan asuransi oil and gas BP Migas, menurut
Febri, mengumumkan PT Jasindo sebagai leader konsorsium.

Pada pengadaan kedua, proses lelang jasa asuransi aset dan proyek BP Migas-
kontraktor KKS tahun 2012-2014 dilakukan oleh BUMN ini. PT Jasindo juga
ditunjuk sebagai leader konsorsium. Akibat perbuatannya, negara diduga
mengalami kerugian sekitar Rp 15 miliar. (ang/ang)
Pengendalian intern
buruk penyebab BUMN
korup
https://ekbis.sindonews.com/read/658966/33/pengendalian-intern-buruk-

penyebab-bumn-korup-1342420267
Misbahol Munir

Senin, 16 Juli 2012 - 13:31 WIB

Sindonews.com - Forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran (Fitra) telah


memaparkan BUMN dinilai sebagai sarang korupsi dan merugikan negara
dikarenakan beberapa hal, khususnya pengendalian intern yang amburadul.

"Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem pengendalian


akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan proses
penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan," ujar Koordinator Investigasi dan
Advokasi Seknas Fitra Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin
(17/7/2012).

Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga menjadi


sebab hilangnya potensi penerimaan negara dari sektor BUMN. "Perencanaan
tidak memadai, penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang teknis
tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan penetapan kebijakan yang tidak tepat,"
tambahnya.

Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga berpengaruh terhadap


penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal, tidak ada pemisahan
tugas dan fungsi yang memadai," tandasnya.

Sebelumnya, Fitra merilis 24 BUMN terkorup. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk


(TLKM) diindikasikan sebagai BUMN terkorup. Di mana nilai kerugian negara
mencapai USD130,26 juta dan Rp12 miliar dengan enam kasus temuan.

Setelah Telkom, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Dengan nilai


kerugian negara sebesar Rp904 miliar, dengan 33 kasus temuan. Dan ketiga, PT
Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dengan nilai kerugian negara sebesar Rp605
miliar, dengan 65 kasus temuan.
Tak ketinggalan, yang termasuk 5 besar BUMN terkorup masuk nama PT PLN
(Persero), dengan nilai kerugian negara sebesar Rp556 miliar, dengan 260 kasus
temuan.

Agar Dapat Bonus, Direksi


BUMN Manipulasi Laporan
Keuangannya
http://ekbis.rmol.co/read/2013/09/13/125459/Agar-Dapat-Bonus,-Direksi-

BUMN-Manipulasi-Laporan-Keuangannya-

BPK Curiga Akuntan Publik Ikut Bermain


JUM'AT, 13 SEPTEMBER 2013 , 10:28:00 WIB
Perusahaan milik pemerintah diduga membuat laporan seolah-olah laba yang
diterima lebih besar dari laba yang sebenarnya. Modus tersebut dilakukan dengan
melaporkan pendapatan perusahaan yang sebetulnya belum masuk. Tujuannya,
melambungkan laba perusahaan itu.

Dengan demikian, laba perusahaan tersebut terlihat besar dan direksinya bisa
mendapat bonus yang besar pula. “Dengan cara itu laba perusahaannya makin
besar, dan ujungnya dia akan mendapat bonus besar,” kata Wakil Ketua BPK
Hasan Bisri saat diskusi mengenai keuangan negara, di kantornya, kemarin.

Soal mereka nantinya bayar pajaknya akan lebih besar, kata dia, tidak menjadi
tidak masalah. Menurutnya, metode ini pernah digunakan saat krisis moneter 1998
oleh perusahaan-perusahaan yang sakit, termasuk BUMN.

Menurut Bisri, manipulasi dan rekayasa tersebut dapat terjadi karena kantor
akuntan publik yang melakukan pemeriksaan sangat lemah dan hampir tidak ada.
Akuntan publik yang dipercaya melakukan perhitungan akuntansi ini juga diduga
ikut menutupi kecurangan tersebut.

“Ini modus kuno dan sering akuntan publik itu tidak melakukan koreksi, ini masih
banyak ditemui,” tegasnya.

Bisri bilang, modus yang dilakukan tersebut merupakan pelanggaran, tetapi tidak
dilaporkan oleh akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan BUMN.
“Namun setelah hampir 10 kantor akuntan asing dikerahkan untuk mengawasi,
maka diketahui banyak rekayasa yang dilakukan,” tudingnya.

Bisri berharap, dengan keterlibatan BPK dalam mengkoreksi lembaga akuntan


publik, aksi kecurangan oleh BUMN dan akuntan publik dapat dikurangi.

“Saya yakin sekarang akuntan publik akan lebih hati-hati, karena kalau terbukti
terjadi kecurangan, BPK akan melaporkan ini dan bisa minta pemerintah untuk
mencabut izin usaha dari lembaga akuntan publik tersebut,” tandas Bisri.

Diminta tanggapannya mengenai hal itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan


menanggapi santai. Dia menyerahkan penilaian itu kepada masyarakat luas.

“Kalau aku sih terserah saja, kan orang yang menilai,” ujar Dahlan di Kantor
Kementerian Keuangan, kemarin.

Dengan jumlah perusahaan yang cukup banyak, Dahlan tak menampik ada
BUMN yang masih bermain curang dalam laporan keuangannya. Namun, yang
mesti diperhatikan, katanya, apakah ada atau tidak perbaikan dari kinerja
perusahaan pemerintah tersebut.

“Pastilah, namanya juga perusahaan sangat banyak. Namun yang paling penting
sudah baik atau tidak,” kelit Dahlan.

Anggota Komisi VI DPR Lili Asdjudiredja mengatakan, Kementerian BUMN


harus tegas terhadap perusahaan pelat merah yang melakukan melakukan
manipulasi laporan keuangan.

“Itu sudah nggak betul. Itu namanya penyimpangan. Harus ada sanksinya,” kata
Lilin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sanksinya apa? Kata dia, bisa dengan menegur direksi BUMN-nya langsung
sampai dengan pergantian orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dia juga
mengakui, jika masih banyak anggaran BUMN yang copy paste dari tahun
sebelumnya dan hanya mengubah sedikit saja.

Karena itu, politisi Partai Golkar itu meminta BPK untuk serius mengawasi
laporan keuangan BUMN untuk menghindari kecurangan-kecurangan seperti itu.

“Namun, juga harus diawasi jangan sampai ada kongkalingkong dengan


pemeriksa. Nanti dibilang tidak ada apa-apa, tahu ke depannya ada anggaran yang
bolong-bolong,” tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Anda mungkin juga menyukai