Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN

PENERAPAN AKUNTANSI
AKUNTANSI ASET
ASET TETAP
TETAP MENURUT
MENURUT PSAK
PSAK NO.
NO. 16
16 DAN
DAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI
AKUNTANSI ASET
ASET TETAP
TETAP PADA
PADA PT
PT PLN
PLN (PERSERO)
(PERSERO)
WILAYAH
WILAYAH SUMATERA
SUMATERA UTARA
UTARA AREA
AREA MEDAN
MEDAN
OLEH:
SUWARDANI
NIM 1305151038
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.1 Latar Belakang
1. Mendukung Kelancaran Kegiatan Operasional
Perusahaan
2. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas
3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
4. Fenomena
Penelitian yang dilakukan oleh Erda Yulianti
(2014) dengan judul Perlakuan Akuntansi Aset
Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 pada CV.
Metalindo Jaya Bintan, dengan hasil pembahasan
bahwa perusahaan tersebut belum secara
keseluruhan menerapkan PSAK No. 16 dalam
mengelola aset tetapnya. Perusahaan dalam
pengukuran biaya perolehan aset tetap belum
sesuai PSAK, perusahaan tidak melakukan
pemisahan terhadap beban penyusutan dari setiap
kelompok aset tetap, perusahaan masih mencatat
aset tetap yang telah dihentikan kedalam daftar
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, serta tidak
mengelompokkan aset tetap sesuai dengan
kelompoknya.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan akuntansi aset tetap pada PT.


PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

2. Bagaimanakah kesesuaian akuntansi aset tetap menurut


PSAK No. 16 pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara Area Medan

3. Bagaimanakah kebijakan akuntansi aset tetap pada PT


PLN (Persero) Wliyah Sumatera Utara Area Medan
1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan akuntansi aset tetap pada


PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area
Medan.
2. Untuk mengetahui kesesuaian akuntansi aset tetap
menurut PSAK No. 16 pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara Area Medan.
3. Bagaimanakah kebijakan akuntansi aset tetap pada PT
PLN (Persero) Wliyah Sumatera Utara Area Medan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan
tentang penerapan akuntansi aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara Area Medan.

2. Manfaat Bagi Politeknik Negeri Medan


Diharapkan dapat menambah informasi dan referensi perpustakaan dan
memberikan manfaat bagi mahasiswa lain dalam penelitian lebih lanjut.

3. Manfaat Bagi Perusahaan


Diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam
menciptakan penerapan yang lebih baik.
BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Definisi Aset Tetap
2.1.2. Pengakuan
2.1.3. Pengukuran Saat Pengakuan
2.1.4. Pengukuran Setelah Pengakuan
2.1.5. Penghentian Pengakuan
2.1.6. Penyajian
2.1.7. Pengungkapan
2.1.8. Kebijakan Akuntansi

2.2. Kerangka Pemikiran


2.3. Penelitian Terdahulu
2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Definisi Aset Tetap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 per efektif
1 Januari 2015, aset tetap adalah aset berwujud yang (a)
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan (b)
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
2.1.2. Pengakuan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 per efektif
1 Januari 2015
Paragraf 07, biaya perolehan aset tetap diakui sebagai
aset jika dan hanya jika:
(a) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan
(b) Biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
2.1.3. Pengukuran Saat Pengakuan

Dalam Hery dan Widyawati (2015: 6-18) aset tetap


dapat diperoleh melalui:
1. Pembelian Gabungan
2. Pembelian Kredit
3. Sewa Guna Usaha
4. Pertukaran Aktiva Tetap
5. Penerbitan Sekuritas
6. Konstruksi (Bangun) Sendiri
7. Donasi (Sumbangan)
Contoh Perhitungan Perolehan Aset Tetap:

Pada tanggal 1 Maret 2013 PT Uyent Garmen Tbk


menerima hibah kendaraan dari pemegang saham.
Taksiran harga pasar kendaraan tersebut pada saat
itu sebesar Rp 85.750.000. Maka jurnal yang harus
dibuat untuk mencatat penerimaan hibah
kendaraan tersebut adalah:

Nama Perkiraan Debet Kredit


Kendaraan 85.750.000 -
Modal Sumbangan - 85.750.000
Sumber: Syakur (2015: 252)
2.1.4. Pengukuran Setelah Pengakuan
1. Model Biaya (Cost Model)
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 per efektif 1
Januari 2015
Paragraf 30, setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

2. Model Revaluasi (Revaluation Model)


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16 per efektif 1 Januari 2015
Paragraf 31, Setelah pengakuan sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat
diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang
setelah tanggal revaluasi.
2.1.4.1. Metode Penyusutan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 per efektif
1 Januari 2015
Paragraf 62, berbagai metode penyusutan dapat
digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan
dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya.
Metode tersebut antara lain metode garis lurus, metode
saldo menurun, dan metode unit produksi.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aset Tetap:

pada tanggal 1 Januari 2011, PT Joker membeli


sebuah mobil box dengan harga Rp 250.000.000.
Umur manfaat mobil tersebut diestimasi 5 tahun.
PT Joker memperkirakan nilai sisa mobil box
tersebut di akhir umur manfaatnya adalah Rp
20.000.000.
Perhitungan:
Rp
 
 250.000.000 −  Rp 20.000.000
=  Rp  46.000.000
5
2.1.5. Penghentian Pengakuan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) No.16 per efektif 1 Januari
2015.
Paragraf 67, jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya:
(a) Pada saat pelepasan; atau
(b) Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
2.1.6. Penyajian
penyajian aset tetap tersebut dapat dilihat pada Laporan Keuangan PT
Semen Gresik (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan per 31 Desember 2010
dan 2009 berikut ini:

Sumber: Martani, dkk. (2014: 290)


2.1.7. Pengungkapan
Berikut adalah contoh dari pengungkapan aset tetap PT Semen Gresik
(Persero) Tbk dan Anak Perusahaan di Laporan Keuangan 2010.

Sumber: Martani, dkk. (2014: 290)


2.2 Kerangka Pemikiran
2.3. Penelitian Terdahulu
BAB 3 Metodologi Penelitian
3.1. Objek Penelitian
3.2. Jenis Data
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.4. Teknik Analisis Data
3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan variabel yang digunakan


dalam penelitian. Objek penilitian dalam penelitian ini
adalah “Aset Tetap” berlandaskan pada judul
penelitian yaitu Penerapan Akuntansi Aset Tetap
Menurut PSAK No. 16 pada PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatra Utara Area Medan.
3.2. Jenis Data

• Data Primer
Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung
dengan pegawai bagian akuntansi yang memiliki
wewenang dalam pengelolaan aset tetap.

• Data Sekunder
Laporan Keuangan, Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK), dan Daftar Aset Tetap Perusahaan
3.3. Teknik Pengumpulan Data

• Studi Dokumentasi
• Wawancara
3.4. Teknik Analisis Data

analis data yang digunakan adalah secara kualitatif


yaitu analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan
kuantitatif (jumlah) akan tetapi dalam bentuk
pernyataan dan uraian dan selanjutnya disusun secara
sistematik dalam skripsi.
BAB 4
TERIMAKASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai