TANGERANG SELATAN
RENCANA SKRIPSI
INDONESIA)
Diajukan Oleh :
AJUN AKUNTAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Tahun 2011
September 2016
i
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TANGERANG SELATAN
TANDA PERSETUJUAN
RENCANA SKRIPSI
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Akuntansi, Dosen Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Rencana pelaksanaan penelitian ....................................................................... 27
2. Kontijensi .......................................................................................................... 27
iv
BAGIAN ISI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Transfer pricing merupakan suatu skema penghindaran pajak yang sudah sejak
lama dilakukan oleh banyak Multi National Corporation (MNC) di berbagai belahan
dunia. OECD (2012) menyatakan bahwa Once you take on board the fact that more
than 60% of world trade takes place within multinational enterprise, the importance of
transfer pricing become clear. Starbucks Inggris, misalnya, sebagaimana dikutip oleh
watsonbuckle, perusahaan tersebut, pada tahun 2011, tidak membayar pajak sama
sekali walaupun membukukan penjualan sebesar 398 juta euro.
Indonesia, sejak tahun 1983, juga sudah mulai tergerak untuk membuat regulasi
mengenai transfer pricing yaitu dengan adanya pasal 18 ayat (2) Undang-Undang
nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang berbunyi Direktur Jenderal Pajak
berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan/atau pengurangan,
dan menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya penghasilan kena
pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan keluarnya Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak nomor SE-04/PJ.7/1993 tentang Petunjuk Penanganan Kasus-Kasus transfer
pricing.
Hanya saja, masih banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia, terutama
Penanaman Modal Asing (PMA) yang tidak segan-segan untuk melakukan tax
avoidance dengan menggunakan skema transfer pricing. Seperti diberitakan oleh
insidetax , Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Direktorat Jenderal Pajak, Edi Slamet
Irianto, menyatakan dari keseluruhan PMA yang ada, sebesar 28% mengalami
kerugian, sekitar 3918 PMA rugi selama 1-2 tahun dan 1150 PMA rugi selama 3-5
tahun. Kemudian, seperti yang diliput oleh Liputan 6, Direktur Jenderal Pajak, Ken
Dwijugiastiadi, menyatakan bahwa sebanyak 2000 PMA telah merugi selama 10 tahun.
Penanganan kasus transfer pricing di Indonesia mulai menemukan titik terang
dengan dibentuknya Seksi Pemeriksaan Transfer Pricing dibawah Sub Direktorat
1
2
mengangkat suatu pertanyaan penelitian, faktor apa yang paling dominan dalam
mempengaruhi Transfer Pricing Aggressiveness perusahaan di Indonesia?
2. Ruang Lingkup (Batasan) Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan TP aggressiveness suatu
Wajib Pajak. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh:
a. Penelitian dilakukan terhadap laporan keuangan seluruh perusahaan masuk bursa di
Indonesia dengan mengeluarkan beberapa perusahaan dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Perusahaan bidang keuangan (termasuk investasi),
2) Perusahaan asuransi,
3) Entitas kepercayaan (Trust Entities), dan
4) Perusahaan yang tidak memiliki transaksi dengan related party di luar negeri.
Tiga dari empat pengecualian di atas juga termasuk dari pengecualian yang
dilakukan oleh Richardson et al. (2013), perbedaannya terdapat pada
dikecualikannya seluruh perusahaan yang tidak memiliki transaksi dengan related
party di luar negeri (Richardson et al. (2013) yang melakukan pengecualian terhadap
perusahaan yang memiliki anak perusahaan di luar negeri). Hal ini menyebabkan
penelitian ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan Richardson et al. (2013) karena perusahaan tetap akan
dimasukkan sebagai objek penelitian walaupun perusahaan tersebut tidak memiliki
anak perusahaan di luar negeri, asalkan memiliki related party, baik induk
perusahaan maupun related party lainnya, di luar negeri. Hal ini berangkat dari hasil
penelitian yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung akan melakukan investasi
pada perusahaan dengan tingkat upah yang rendah (Jeon, 1992) (Bevan dan Estrin,
2004). Berdasarkan data yang dirangkum oleh tradingeconomics upah minimum
tertinggi di Indonesia masih menunjukkan angka Rp. 3.100.000 per bulan (provinsi
DKI Jakarta), hal ini jauh di bawah upah minimum Australia yang menjadi objek
penelitian Richardson et al. (2013) yaitu sebesar 656,9 Australian Dollar per pekan
atau sekitar Rp 6.600.000 per pekan. Dengan tingkat upah yang tinggi tersebut,
perusahaan multinasional di Australia lebih suka mendirikan pusat operasi di negara
5
lain sehingga wajar saja jika Richardson et al. (2013) hanya mengecualikan
perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan di luar negeri dalam penelitiannya.
Berkebalikan dengan Indonesia, dengan tingkat upah yang rendah, Indonesia
tentunya menjadi negara pusat operasi perusahaan multinasional sehingga apabila
kita menggunakan pengecualian yang dilakukan Richardson et al. (2013) objek
penelitian menjadi kurang relevan karena mayoritas perusahaan multinasional di
Indonesia adalah anak perusahaan dari perusahaan di luar negeri. Oleh karena itu,
isu transfer pricing di Indonesia bukan berupa perusahaan Indonesia yang memiliki
anak perusahaan di luar negeri, tetapi perusahaan asing yang memiliki anak
perusahaan di Indonesia dan melakukan transaksi baik kepada induk perusahaan
maupun kepada related party lainnya. Hal ini diperkuat dengan perkataan Ken
Dwijugastiadi yang diliput oleh liputan 6 bahwa 2000 PMA menyatakan mengalami
kerugian dalam laporan keuangannya.
b. Variabel yang diteliti adalah sesuai dengan variabel yang diteliti oleh Richardson et.
al. (2013) yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, aset tidak beruwujud,
multinasionalitas, dan pemanfaatan tax haven countries. Kemudian, penulis
menambahkan dua variabel bebas yaitu keberadaan kompensasi kerugian dan selisih
kompensasi kerugian. Kesemua variabel tersebut adalah variabel bebas yang
nantinya akan dicari persamaannya untuk mendapatkan sebuah variabel terikat yaitu
transfer pricing aggressiveness.
3. Masalah (Pertanyaan) Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan ruang lingkup (pembatasan) masalah
yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi
sebagai:
a. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap TP
aggressiveness?
b. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap TP
aggressiveness?
c. Apakah leverage perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap TP
aggressiveness?
6
a. Memberikan pedoman bagi Direktorat Jenderal Pajak agar lebih fokus dalam
melihat informasi dalam laporan keuangan perusahaan yang memiliki signifikansi
tinggi dalam mempengaruhi TP aggressiveness.
b. Memberikan suatu usulan perbaikan mengenai faktor-faktor TP aggressiveness
yang belum teridentifikasi oleh Direktorat Jenderal Pajak.
c. Memberikan wawasan dan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
oleh para akademisi yang fokus terhadap kajian-kajian perpajakan internasional.
6. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab tersebut akan
berisi pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup dan batasan
penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
pembahasan yang menggambarkan garis besar/pokok-pokok pembahasan secara
menyeluruh.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang diambil dari bermacam
literatur yang dianggap relevan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu, serta
hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, jenis dan cara
memperoleh data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, model
penelitian,serta cara pengujian hipotesis yang terdiri dari metode pengumpulan data dan
metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan deskripsi data hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, pengujian
hipotesis, persamaan regresi hasil analisis data, dan contoh penggunaan persamaan
regresi untuk menentukan TP aggressiveness Wajib Pajak.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan. Pernyataan-
8
pernyataan singkat sebagai simpulan akan menjadi jawaban atas masalah penelitian.
Selain itu, akan disampaikan keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dipandang
perlu.
B. Landasan Teori
1. Landasan Teori (Umum/Khusus)
a. Transfer pricing
Hansen dan Mowen (2007) menjelaskan pengertian transfer price adalah harga
yang dibebankan oleh divisi penjulan kepada divisi pembelian dalam suatu perusahaan
atau grup perusahaan. Sedangkan Arnold dan McIntyre sebagaimana dikutip dalam
Septriadi et al. (2013) menjelaskan pengertian transfer pricing, untuk tujuan pajak,
adalah harga yang ditetapkan oleh Wajib Pajak pada saat menjual, membeli, dan
membagi sumber daya dengan afiliasinya. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Feinschreiber (2003) menjelaskan pengertian transfer pricing dalam persfektif pajak
sebagai suatu kebijakan harga dalam transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa transfer
pricing adalah suatu kebijakan perusahaan terkait dengan harga dalam transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan afiliasinya.
Jika mengacu dengan pengertian di atas, pada dasarnya transfer pricing bukanlah
suatu hal yang buruk. Namun, isitilah transfer pricing sering dikonotasikan sebagai
suatu yang tidak baik, sebagaimana yang disebutkan dalam Butterworth dan dikutip
oleh Septriadi et al. (2013) bahwa transfer pricing adalah teknik untuk meminimalkan
pajak dengan cara memanipulasi harga sehingga perusahaan dapat memindahkan profit
dari suatu entitas ke entitas lainnya dalam suatu hubungan afiliasi di negara yang tarif
pajaknya lebih rendah. Makna yang tidak baik tersebut sebetulnya mengacu kepada
yang disebut sebagai manipulasi transfer pricing, abuse of transfer pricing, transfer
mispricing, dan sebagainya. Sehingga manipulasi transfer pricing dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan menetapkan harga transfer menjadi terlalu besar atau terlalu
kecil dengan tujuan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Septriadi et al.,
2013).
b. Ukuran perusahaan.
9
menggunakan delapan buah kriteria yang terdapat dalam laporan tahunan sebagai
proksi dari variabel terikat transfer pricing aggressiveness (TPRICE). Kemudian,
variabel bebas didefinisikan oleh peneliti sebagai berikut, ukuran perusahaan
didefinisikan sebagai logaritma alami dari jumlah nilai aset, profitablitas didefinisikan
sebagai logaritma alami dari nilai laba sebelum pajak, leverage didefinisikan sebagai
nilai utang jangka panjang dibagi dengan nilai aset, intangible asset didefinisikan
sebagai logaritma alami dari pengeluaran riset dan pengembangan, multinasionalitas
didefinisikan sebagai jumlah anak perusahaan di luar negeri dibagi dengan jumlah anak
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan, dan terakhir pemanfaatan tax haven
countries didefinisikan sebagai variabel dummy yang bernilai 1 apabila perusahaan
memiliki setidaknya satu anak perusahaan yang berada di tax haven countries sesuai
daftar yang dikeluarkan oleh OECD (2006). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
seluruh variabel bebas yang diteliti, secara bersama-sama, berpengaruh positif secara
signifikan terhadap transfer pricing aggressiveness. Kemudian variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, intangible asset, dan multinasionalitas secara
individual juga berpengaruh positif secara signifikan terhadap transfer pricing
aggressiveness. Terakhir, penelitian menyimpulkan bahwa variabel pemanfaatan tax
haven countries berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap transfer pricing
aggressiveness.
Penelitian selanjutnya tentang transfer pricing aggressiveness dilakukan oleh
Martasari (2015). Dalam penelitian tersebut Martasari (2015) menggunakan
perusahaan masuk bursa di Indonesia sebagai sampelnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Martasari (2015) merupakan adaptasi dari Richardson et al. (2013) dengan
beberapa perbedaan, misalnya ada pada penggunaan multi tahun dalam penelitian,
perubahan dalam proksi yang digunakan untuk menjelaskan transfer pricing
aggressiveness, penggunaan variabel bebas yang lebih sedikit (menghilangkan variabel
intangible asset), dan menggeser ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Terakhir,
penelitian menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas dan leverage berpengaruh
terhadap transfer pricing aggressiveness transaksi penjualan dan pembelian, variabel
multinsionalitas berpengaruh pada transfer pricing aggressiveness transaksi pembelian,
13
dan variabel pemanfaatan tax haven countries berpengaruh pada transfer pricing
aggressiveness transaksi penjualan.
Penelitian selanjutnya yang juga dilakukan di Indonesia adalah penelitian yang
dilakukan oleh Hadisaputra (2014). Dalam penelitian tersebut, Hadisaputra (2014)
menggunakan perusahaan masuk bursa di Indonesia sebagai sampelnya. Penelitian ini
merupakan replikasi dari Richardson et al. (2013). Penelitian ini menghasilkan temuan
sebegai berikut: pertama, variabel ukuran perusahaan dan leverage perusahaan
berpengaruh positif secara signifikan terhadap transfer pricing aggressiveness, kedua,
variabel intangible asset dan multinasionalitas berpengaruh negatif terhadap transfer
pricing aggressiveness, dan, terakhir, profitabilitas dan pemanfaatan tax haven
countries berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap transfer pricing
aggressiveness. Oleh karena itu, dengan melihat ketiga hasil penelitian di atas, terdapat
tiga variabel bebas yang berbeda pengaruhnya terhadap transfer pricing aggressiveness
antara penelitian yang dilakukan oleh Hadisaputra (2014) dan Richardson et al. (2013).
Hal tersebut mungkin saja disebabkan adanya replikasi penuh yang dilakukan oleh
Hadisaputra (2014) terhadap Richardson et al. (2013), termasuk dalam ruang lingkup
penelitian yang mengeliminasi perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan di luar
negeri, tanpa memperhatikan apakah perusahaan tersebut memiliki induk dan hubungan
istimewa lainnya di luar negeri atau tidak. Padahal, terdapat hasil penelitian yang
menyatakan bahwa perusahaan cenderung akan melakukan investasi pada perusahaan
dengan tingkat upah yang rendah (Jeon, 1992, 539) (Bevan dan Estrin, 2004, 783).
Berdasarkan data yang dirangkum oleh tradingeconomics upah minimum tertinggi di
Indonesia masih menunjukkan angka Rp. 3.100.000 per bulan (provinsi DKI Jakarta),
hal ini jauh di bawah upah minimum Australia yang menjadi objek penelitian
Richardson et al. (2013) yaitu sebesar 656,9 Australian Dollar per pekan atau sekitar
Rp 6.600.000 per pekan. Dengan tingkat upah yang tinggi tersebut, perusahaan
multinasional di Australia lebih suka mendirikan pusat operasi di negara lain sehingga
wajar saja jika Richardson et al. (2013) hanya mengecualikan perusahaan yang tidak
memiliki anak perusahaan di luar negeri dalam penelitiannya. Berkebalikan dengan
Indonesia, dengan tingkat upah yang rendah, Indonesia tentunya menjadi negara tempat
14
2) Profitabilitas.
Variabel profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba (sebelum pajak) dalam aktivitas operasinya (Richardson et al.,
2013). Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan Ratio on Total Asset
(ROA). Dalam penelitian ini, penulis mengikuti penelitian yang dilakukan oleh
Armstrong et al. (2012) dan Richardson dan Taylor (2015) yang menggunakan ROA
sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas. ROA diukur dengan menghitung laba
sebelum pajak dibagi dengan rata-rata nilai aset perusahaan pada awal tahun dan akhir
tahun.
3) Leverage.
Variabel leverage menggambarkan banyaknya hutang yang dimiliki oleh
perusahaan sebagai instrumen pendanaannya (Richardson et al., 2013). Leverage
perusahaan diukur dengan menggunakan Long Term Debt to Asset Ratio sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013). Long Term Debt to Asset Ratio
diukur dengan menghitung jumlah hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan
dalam laporan posisi keuangan dibagi dengan jumlah seluruh aset perusahaan.
4) Pemanfaatan Intangible asset.
Variabel pemanfaatan intangible asset menggambarkan bagaimana perusahaan
memanfaatkan transaksi-transaksi terkait intangible asset, baik intellectual property
maupun pengeluaran riset dan pengembangan (Richardson et al., 2013). Pemanfaatan
Intangible Asset diukur dengan menggunakan logaritma alami dari jumlah pengeluaran
riset dan pengembangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan definisi intangible
asset dalam penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013).
5) Multinasionalitas.
Variabel multinasionalitas menggambarkan bagaimana perusahaan
memanfaatkan related party di negara lain untuk melakukan transaksi yang dapat
mengurangi jumlah pajak yang seharusnya dibayar. Multinasionalitas diukur dengan
menghitung jumlah related party di luar negeri yang memiliki transaksi dengan
perusahaan dibagi dengan jumlah related party yang memiliki transaksi dengan
perusahaan (non-masyarakat).
18
(1977) yang menemukan bahwa tax avoidance dengan skema transfer pricing umum
dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang material dan farmasi. Hal ini juga
sesuai dengan apa yang dilakukan Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya. Hanya
saja, terdapat sedikit perbedaan antara penelitian ini dengan Richardson et al. (2013)
yaitu pada penggunaan kode industri. Pada penelitian Richardson et al. (2013), mereka
menggunakan kode industri yang berasal dari GICS code sedangkan pada penelitian ini
penulis menggunakan kode yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
disebut dengan Jakarta Stock Exchange Industrial Classification (JASICA). JASICA
terdiri dari 9 sektor dan dibagi kembali dalam beberapa subsektor (BEI, 2015).
Variabel sektor industri merupakan variabel dummy. Sektor industri yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sektor industri pertanian, indurstri pertambangan,
industri dasar dan kimia, industri lainnya, industri barang konsumen (consumer goods),
perusahaan konstruksi, perusahaan infrastruktur, utilities, dan transportasi, dan
perusahaan dagang, jasa, dan investasi.
5. Model Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang dibangun dalam landasan teori dan variabel-
variabel yang telah disebutkan dalam bagian sebelumnya, penulis mengusulkan model
penelitian awal sebagai berikut:
, = 0 , + 1 , + 2 , + 3 , + 4 ,
+ 5 , + 6 , + 7 , + 8 ,
+ 916 , +
Keterangan:
TPRICE = Transfer Pricing Aggressiveness Index (0-100%)
SIZE = Logaritma natural dari nilai aset perusahaan
PROFIT = Return on Asset perusahaan
LEV = Debt to Asset Ratio perusahaan
INTANG = Logaritma natural dari nilai pengeluaran riset dan pengembangan
MULTI = Jumlah related party di luar negeri yang memiliki transaksi dengan
perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh related party.yang memiliki
transaksi dengan perusahaan
21
THAV = Jumlah related party di negara tax haven country dibagi dengan
jumlah seluruh related party
NOL = Variabel dummy dari keberadaan kompensasi kerugian
NOL = Selisih kompensasi kerugian tahun ini dan tahun sebelumnya
INDSEC = Variabel dummy dari sektor industri.
= Error
= Konstanta
6. Cara Pengujian Hipotesis (Pengolahan Data)
Langkah pertama yang penulis lakukan adalah melakukan prosedur statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan
data yang telah dikumpulkan tanpa bermaksud membuat suatu kesimpulan dari data
tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik statistik deskriptif yang dapat digunakan diantaranya
adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan
modus, mean, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase
(Sugiyono, 2010).
Langkah berikutnya, penulis akan melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari
uji autokorelasi, uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Setelah
melewati uji asumsi klasik, penulis akan melakukan uji chow, uji breusch and pagan
lagrangian multiplier, dan uji hausman untuk menentukan apakah penulis akan
menggunakan metode Ordinary Least Square, fixed effect, atau random effect sebagai
analisis regresi (Heimsch, 2013). Apabila data tidak lulus uji asumsi klasik, penulis
akan mencoba prosedur regresi lainnya atau tetap meneruskan menggunakan Ordinary
Least Square, fixed effect, atau random effect karena data panel memiliki keunggulan
berupa bersifat robust terhadap beberapa tipe pelanggaran asumsi Gauss Markov yaitu
heteroskedasitas dan normalitas (Wooldridge dalam Ariefianto, 2012).
7. Sarana (Program Komputer) Yang Akan Digunakan Untuk Berbagai
Pengujian Tersebut
Program yang akan digunakan untuk pengujian statistik akan disesuaikan
dengan kondisi data yang dapat menggunakan aplikasi IBM SPSS 23, eviews 7, atau
22
STATA. Selain untuk pengujian dalam proses penulisan skripsi ini penulis akan
memakai pengolah data Microsoft Office Excel, pengelola sitasi Mendeley, dan
pengolah kata Microsoft Office Word.
8. Hasil Yang Diharapkan
Dari hasil pengujian statistik penulis mengharapkan hasil korelasi tinggi antara
seluruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat serta variabel bebas
secara individual terhadap variabel terikat. Kemudian, diharapkan juga terdapat hasil
positif signifikan untuk hipotesis pada persamaan utama yang sejalan dengan penelitian
Richardson et al. (2013) dan mampu memperbaiki hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hadisaputra (2014).
9. Pengujian Lainnya Yang Diperlukan
Pengujian lain yang akan dilakukan yaitu uji asumsi klasik berupa uji
normalitas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas sebelum
melakukan analisis regresi.
1. Buku
Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan
Menggunakan EVIEWS. Jakarta: Penerbit Erlangga
Aslichati, Lilik, H.I. Bambang Prasetyo, Prasetya Irawan. 2011. Metode Penelitian
Sosial. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Australian Taxation Office. 2005. A Simplified Approach to Documentation and Risk
Assessment for Small to Medium Business. Canberra: Australian Taxation
Office
______________________.2005. Introduction to Concepts and Risk Assessment.
Canberra: Australian Taxation Office
Barnhart, Clarence L. 1972. The World Book Dictionary. Chicago: Field Enterpries
Educational Corporation
Bursa Efek Indonesia. 2015. IDX Fact Book 2015. Jakarta: Bursa Efek Indonesia.
Darussalam, Danny Septriadi, dan B. Bawono Kristiaji. 2013. Transfer pricing: Ide,
Strategi, dan Panduan Praktis dalam Perspektif Perpajakan Internasional.
Jakarta: Danny Darussalam Tax Center
23
Sugiarto. 2012. Statistika Ekonomi dan Bisnis. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas
Terbuka
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Tim Dosen Ekonometrika. 2015. Buku Pedoman Praktikum Ekonometrika. Malang:
Universitas Brawijaya
United Nations. 2013. Practical Manual on Transfer Pricing for Developing Countries.
New York: United Nations
Widarjono, Agus. 2015. Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS,
dan SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
2. Jurnal dan Sumber Lainnya
Armstrong, C. S., Blouin, J. L., & Larcker, D. F., 2012. The incentives for tax planning.
Journal of Accounting and Economics 53, 391411.
Bernard, A.B., Jensen, J.B., Schott, P.K., 2006. Transfer Pricing by U.S.-Based
Multinational Firms. NBER Working Paper 12493.
http://www.nber.org/papers/w12493.
Bevan, Alan A. dan Estrin, Saul, 2004. The Determinant of Foreign Direct Investment
into European Transition Economies. Journal of Comparative Economics 32,
775787.
Chen, S., X. Chen, Q. Cheng, and T. Shevlin, 2010. Are family firms more tax
aggressive than nonfamily firms? Journal of Financial Economics 95 (1): 41-
61.
Cremers, M., Nair, V.B., 2005. Governance mechanisms and equity prices. The Journal
of Finance 60 (6), 28592894.
Desai, M.A., Foley, C.F., Hines, J.R., 2006. Do tax havens divert economic activity?
Economics Letters 90, 219224.
Dharmapala, D., 2008. What problems and opportunities are created by tax havens?
Oxford Review of Economic Policy 24 (4), 661679.
Farman, Gallantino, 2015. Kupas Tuntas Masalah PMA Rugi. Inside Tax 34, 41 42.
Grubert, H., 2003. Intangible income, intercompany transactions, income shifting and
the choice of location. National Tax Journal 56 (1, Part 2), 221242.
Hadisaputra, Raissa, 2014, The Determinants of Transfer Pricing Aggressiveness:
Evidence from Indonesian Listed Companies. Skripsi. Jakarta: Universitas Bina
Nusantara.
25
Hines, J. R., 1996. Tax policy and the activities of multinational corporations. NBER
Working Paper.
Irnowo, Banon Keke, 2016. Analisis Kebutuhan Penerapan Transfer Pricing Risk
Assessment di Indonesia. Skripsi. Tangerang Selatan: Politeknik Keuuangan
Negara-STAN.
Jeon, Yoong Deok, 1992. The Determinants of Korean Foreign Direct Investment in
Manufacturing Industries. Weltwirtschaftliches Archiv 3, 527 542.
Lanis, R., Richardson, G., 2012. Corporate social responsibility and tax aggressiveness:
an empirical analysis. Journal of Accounting and Public Policy 31 (1),86108.
Martasari, Zeliria, 2015. Pengaruh Karakteristik Keuangan dan Non Keuangan
terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan di Indonesia. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Newberry, K.Y., Dhaliwal, D.S., 2001. Cross-jurisdictional income shifting by U.S.
multinationals: evidence from international bond offerings. Journal of
Accounting Research 39 (3), 643662.
OECD. 2012. Dealing Effectively with the Challenges of Transfer pricing, Paris:
OECD Publishing.
OECD. 2013. Public Consultation: Draft Handbook On Transfer pricing Risk
Assessment. Paris: OECD Publishing
OECD. 2013. Public Consultation White Paper On Transfer pricing Documentation.
Paris: OECD Publishing
OECD. 2006. The OECDs Project on Harmful Tax Practices: 2006 Update on Progress
in Member Countries. Washington DC: OECD.
OECD.2009. Countering Offshore Tax Evasion. Washington DC: OECD.
Rego, S.O., 2003. Tax-avoidance activities of U.S. multinational corporations.
Contemporary Accounting Research 20 (4), 805833.
Richardson, G., Hanlon, D., Nethercott, L., 1998. Thin capitalization: an Anglo-
American comparison. The International Tax Journal 24 (2), 3666.
Richardson, G., & Taylor, G., 2015. Income shifting incentives and tax haven
utilization, The International Journal of Accounting,
http://dx.doi.org/10.1016/j.intacc.2015.10.001
Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R., 2013. Determinants of Transfer Pricing
Aggressiveness, Journal of Contemporary Accounting & Economics 9, 136
150
26
Singhvi, S.S., Desai, H.B., 1971. An empirical analysis of the quality of corporate
financial disclosure. The Accounting Review 46 (1), 129138.
Slemrod, J., 2001. A general model of the behaviour response to taxation. International
Tax and Public Finance 8 (2), 119128.
Stewart, J.C., 1977. Multinational companies and transfer pricing. Journal of Business
Finance and Accounting 4 (3), 353371.
Wilkie, P., 1988. Corporate average effective tax rates and inferences about relative tax
preferences. Journal of the American Taxation Association 10 (2), 7588.
3. Peraturan Perundang-undangan
Indonesia. Undang-Undang Pajak Penghasilan.Undang-undang No.7/1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang No.36/2008.
4. Website
http://www.watsonbuckle.co.uk/blog/how-transfer-pricing-helped-starbucks-
minimise-their-tax-bill/ (Diakses: 26 September 2016)
http://www.tradingeconomics.com/country-list/minimum-wages (Diakses: 26
September 2016)
http://bisnis.liputan6.com/read/2469089/2000-perusahaan-asing-gelapkan-pajak-
selama-10-tahun (Diakses: 19 September 2016)
27
BAGIAN PENUTUP
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Outline
Pengumpulan dan
Penilaian Outline
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
Penyusunan BAB IV
Penyusunan BAB V
Tahap Penyelesaian
2. Kontinjensi
Jika dalam penyusunan penelitian ini penulis menemui hambatan baik dalam
pengumpulan data maupun pembahasan masalah, maka akan dilakukan perubahan-
perubahan dari rencana penelitian yang telah disusun. Perubahan tersebut meliputi
objek penelitian, perubahan metode penelitian, perubahan pendekatan penyusunan
penelitian, atau perubahan judul, bab dan subbab penelitian. Sesuai dengan ketentuan
resmi penyusunan penelitian, sebelum melakukan perubahan-perubahan di atas penulis
akan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan akan
melaporkannya kepada lembaga jika terjadi perubahan yang signifikan.