Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum:


1. Melatih cara ekstraksi dan isolasi nikotin dari tumbuh-tumbuhan
2. Menetapkan kadar produk yang diisolasi dengan cara gravimetri titrasi

1.2 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja
sebagai petani. Salah satu komoditas yang dimiliki Indonesia adalah tembakau.
Banyaknya tembakau yang dihasilkan sebagian besar digunakan untuk produksi rokok
yang limbahnya berupa puntung rokok dapat mencemari lingkungan. Produksi rokok
di Indonesia secara nasional hingga akhir 2011 mencapai 300 milyar batang. Proyeksi
itu didasarkan pada perhitungan produksi rokok hingga Agustus 2011 yang telah
mencapai 199,77 milyar batang (Anonim, 2011).
Rokok adalah silinder dari kertas yang memiliki ukuran panjang sekitar 70 mm –
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang dicacah. Rokok kretek memiliki kandungan nikotin yang berbeda-beda
tergantung merek dagangnya, seperti kandungan nikotin (Anonim, 2011).
Puntung rokok merupakan limbah yang banyak terdapat dilingkungan sehingga
dapat merusak keindahan lingkungan. Menurut studi laboratorium, terdapat bahan-
bahan kimia seperti arsenik, nikotin, hidrocarbon aromatik polisiklik dan logam berat
yang dapat mencemari lingkungan. Sedangkan menurut Keep American Beautiful
(2010), puntung rokok merupakan pelaku pencemaran laut yang paling banyak dengan
21 % dari pencemaran di laut lainnya. Dengan banyaknya limbah puntung rokok
tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang menyebabkan ikan-ikan
mati karena adanya zat berbahaya didalam puntung rokok contohnya nikotin.
Nikotin tidak berwarna tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan
udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap
dari larutan yang dibasakan.Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan percobaan
isolasi nikotin dari tembakau.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tembakau
Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan.
Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok.
Menurut Cahyon (1998), tanaman tembakau diklasifikasikan sebagai berikut :
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotianatabacum
Nicotianatabacum dan Nicotianarustica mempunyai perbedaan yang jelas. Pada
Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai
merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada
ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak merupakan induk tembakau sigaret
dan tingginya sekitar 120 cm. Adapun Nicotianarustica daun mahkota bunganya
berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan
sedikit gelombang, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, dan kedudukan
daun pada batang mendatar agak terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk
untuk tembakau cerutu yang tingginya sekitar 90 cm (Cahyono, 1998).
Tembakau merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan rokok. Nikotin ialah
senyawa spesifik yang dikandung oleh tembakau. Nikotin merupakan basa lemah yang
mudah menguap (Volatil base) untuk itu diperlukan suatu metoda yang cocok untuk
penentuan kadarnya.
Tembakau atau Nicotianae tabacum L merupakan jenis tanaman herbal yang
memiliki kumpulan zat-zat dengan beberapa efek farmakologi yang disebabkan oleh
komposisi kandungan yang terdapat dalam tanaman tersebut bersifat konstruktif yaitu,
bersifat membangun organ, sel dan sistem tubuh yang banyak digunakan sebagai salah
satu bahan dasar dalam pembuatan rokok selain cengkeh dan bahan-bahan lainnya.

2.2 Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin.
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi

2
coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan
dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan.

N
N
CH3

Struktur Nikotin

Nikotin merupakan bahan terpenting yang terdapat di dalam daun ternbakau.


Nikotin mempunyai rumus molekul C10H14N. Nikotin merupakan cairan bening
berwarna agak kuning mempunyai kenampakan seperti minyak, larut dalam air dan
juga larut dalam pelarut organik pada umumnya, seperti etanol, petroleum eter, dan
kloroform (Sri, 2010).
Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau.
Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin, walaupun tentu sajasangat
bergantung pada merk rokok tersebut. Pada seseorang yang mengkonsumsi
rokoktubuhnya akan menyerap 1mg nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap.
Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan (Sri, 2010).
Nikotin terdapat diseluruh bagian dari tanarnan tembakau. Bagian dari tanaman
tembakau yang mempunyai kadar nikotin pada daunnya. Bagian lain yang mempunyai
kadar nikotin cukup tinggi ialah dalam batang bagian atas. Batang tembakau yang
sudah dipetik daunnya biasanya dicabut kemudian dikeringkan dan digunakan sebagai
kayu bakar. Bagian atas batang tembakau setelah dikeringkan rnenyusut banyak
karena kandungan aimya yang lebih tinggi (Sri, 2010).
Pada tanaman tembakau nikotin terutama terdapat di dalam daunnya. Kadar
nikotin dalam daun tembakau berkisar sekitar 4% dan pada tanaman tembakau jenis
tertentu yang baik kadar nikotin di dalam daunnya dapat mencapai 8%,tembakau yang
baik setelah diproses akan lengket dan tidak rusak dalam beberapa tahun (Sri, 2010).
Nikotin mumi termasuk senyawa yang berbahaya baik bagi manusia atau binatang
dapat mematikan hewan-hewan kecil seperti ulat dan beberapa jenis serangga. Dalam
kadar rendah nikotin bersifat membius. Senyawanikotin dengan cepat masuk kedalam
otak bagi seorang perokok, nikotin yang dihisap akan rampu menyebabkan kematian
apabila kadamya lebih dari 30 mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin
0,1-1,2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut, kadar nikotin yang masuk dalam peredaran
3
sebesar 25%, namun jurnlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu l5
detik (Sri, 2010).
Pada ektraksi nikotin dari batang tembakau, cairan hasil ektraksi selain nikotin
juga tercampur dengan zat-zat yang larut dalam air, sebagai hasil ekstraksi. Setelah
ekstraksi untuk memisahkan pelarut dengan nikotinnya dilakukan penguapan air agar
pelarut berkurang dan kadar ntikotin danzat terekstraksi lainnya bertambah. Untuk
ekstraksi dengan pelarut yang mahal, seperti petroleum eter, alkohol, aseton dan lain-
lain, pengurangan kadar.Pelarut atau pemekatan hasil ekstraksi dilakukan dengan
distilasi agar pelarut dapat digunakan kembali dan tidak mencemari lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil ekstrak padatan, selanjutnya residu dikeringkan sampai
kadar air tertentu (Sri, 2010).

2.3 Isolasi Nikotin


Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke dalam golongan
alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid.
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon,
hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid
banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari
hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan
digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan
adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja
hormon.
Menurut Tobing (1989) sifat – sifat alkaloid yaitu:
a. Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam
air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan larut dalam
air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning).
b. Bersifat basa (pahit, racun).
c. Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.
d. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam
fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium merkuri iodida.
Cara mengklasifikasikan alkaloid yakni didasarkan jenis cincin heterosiklik
nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Jenisnya yaitu pirolidin,
piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin, dan sebagainya (Robinson, 1995).

4
2.4 Efek Penggunaan Nikotin
Efek penggunaan nikotin dalam tubuh Nikotin yang terdapat di tembakau,
merupakan salah satu zat aditif yang dikenal. Nikotin adalah penghambat susunan
syaraf pusat (SSP) yang 23 mengganggu keseimbangan syaraf. Ketergantungan fisik
dan psikologi pada nikotin berkembang sangat cepat. Menghisap tembakau
menghasilkan efek nikotin pada SSP dalam waktu kurang lebih sepuluh detik. Jika
tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3–5 menit.
Efek nikotin tembakau yang dipakai dengan cara menghisap, menguyah atau
menghirup tembakau dengan sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, sebagian
menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta membuat paru-paru menjadi
nyeri. Penggunaan tembakau dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada paru – paru, jantung, dan pembuluh darah. Nikotin membuat ketagihan. Itulah
sebabnya para perokok ingin terus menghisap tembakau secara rutin karena mereka
ketagihan nikotin. Ketagihan tersebut ditandai dengan keinginan yang menggebu
untuk selalu mencari dan menggunakan, meskipun mengetahui akan konsekuensi
negatif terhadap kesehatan.
Efek akut dari nikotin dalam beberapa menit menyebabkan perokok melanjutkan
dosis secara frekuentif 24 per harinya sebagai usaha mempertahankan efek
kesenangan yang timbul dan mempertahankan diri dari efek ketergantungan. Nikotin
dapat berlaku sebagai sebuah stimulan dan obat penenang atau penghilang rasa sakit.

5
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan bahan

Alat:

1. Mortar
2. Erlenmeyer bertutup asah
3. Pipet
4. Penangas air
5. Buret
6. Statif

Bahan:
1. Tembakau
2. NaOH 20%
3. Petroleum eter
4. Aquadest
5. Indikator merah metil
6. HCl 0,01 N

3.2 Cara kerja


Sebanyak 1 gram tembakau yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam
erlenmayer bertutup asah kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 20%. Campuran diaduk
rata lalu ditambahkan 20 ml pretoleum eter kemudian ditutup. Kocok dan tekan tutup
erlenmayer tersebut lalu diamkan hingga batasan lapisan eter menjadi jelas. Sebanyak
10 ml cairan eter yang tadi dimasukkan ke dalam erlenmayer yang bersih kemudian
eter diuapkan di atas penangas air selama 2 menit hingga campuran tersisa 2 ml.
Setelah itu, ditambahkan 10 ml aquadest dan 2 tetes indikator merah metil kemudian
ditritasi dengan HCl 0,01 N hingga warna hijau kekuningan berubah menjadi merah
muda.

6
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


20 ml
petroleum eter
1g
tembakau 1g 1 ml NaOH
tembakau
20%
yang
Lalu ditutup
dihaluskan

10 ml aquadest
dan 2 tts
indikator mm
Ambil 10 ml campuran
lalu panaskan campuran
Di tritasi hingga berubah menjadi
hingga tersisa 2 ml
warna merah muda

4.2 Pembahasan
Saat 1 gram tembakau + 1 ml NaOH 20% + 20 ml petroleum eter, campuran
tersebut akan berubah warna menjadi kuning dan petroleum eter akan memisah. Saat
campuran dipanaskan, campuran tersebut akan menguap hingga tersisa 2 ml. Setelah
dititasi campuran tersebut akan berubah menjadi warna merah muda pada volume
titran 1,2 ml.

Hasil Percobaan
Percobaan Sampel Nikotin Ml HCl N HCl
1 2 ml 1,9 ml 0,01 N

7
Perhitungan:
1 ml HCl 0,01 N = 1,6223 mg Nikotin
N HCl
Bobot Nikotin = ml HCl x x 3,082 mg
0,01
0,01 N
= 1,9 ml x x 3,082mg
0,01

= 5,856 mg

Bobot Nikotin (mg)


Kadar Nikotin = x 100%
Bobot Sampel (g)
5,856 mg
= x 100%
1000 mg

= 0,58 %

8
BAB V
KESIMPULAN

Nikotin terdapat diseluruh bagian dari tanarnan tembakau. Bagian dari tanaman tembakau
yang mempunyai kadar nikotin pada daunnya. Bagian lain yang mempunyai kadar nikotin
cukup tinggi ialah dalam batang bagian atas. Dan dari hasil percobaan yang telah dilakukan,
di dapatkan data bahwa bobot nikotin yang terkandung pada 1 gr tembakau adalah 5,856
gram. Dan % kadar nikotin yang didapat adalah 0,58%.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Nikotin
https://www.academia.edu/15333412/ISOLASI_NIKOTIN_DARI_TEMBAKAU

..

10
FOTO LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai