Disusun Oleh:
Ega Rizky Afdillah
NIM :410018077
Gambar. Macam-macam masswasting, sumber: Mc Knight, Tom L & Hess, Darrel, 2008
B. Jenis Masswasting
Pembagian masswasting dapat berbeda antara ahli yang satu dengan lainnya. Secara umum, masswasting dikelompokkan
menjadi 5 tipe longsoran, yaitu: jatuhan (fall), rubuhan, gelinciran slump), sebaran lateral, dan aliran (flow).
1. Jatuhan (fall)
Jatuhan adalah gerakan jatuh material batuan pembentuk lereng yang dapat berupa tanah atau batuan. Jatuhan terjadi adanya
interaksi antara bagian-bagian material yang longsor. Jatuhan batuan terjadi dalam gerakan ke bawah yang sangat cepat.
Jatuhan terjadi bila material yang mudah tererosi terletak di atas tanah yang lebih tahan erosi. Contoh dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
2. Rubuhan
Rubuhan adalah gerakan material batuan yang roboh dan biasanya terjadi pada lereng batuan yang sangat terjal sampai tegak.
Rubuhan terjadi karena lereng yang mempunyai bidang-bidang ketidakmenerusan relatif vertikal. Tipe gerakan hampir sama
dengan jatuhan. Faktor utama yang menyebabkan rubuhan adalah air yang mengisi retakan.
3. Gelinciran (slump)
Gelinciran merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia dan intensif terjadi pada musim penghujan. Gelinciran ini dikenali
dengan adanya retakan di permukaan. Pergerakan ini dikenali dengan bentuk permukaan berupa lingkaran atau bentuk sendok
(slump). Gerakan massa tanah tipe seperti ini disebut juga longsoran rotasional.
4. Sebaran lateral
Sebaran lateral merupakan kombinasi dari bergeraknya massa tanah dan turunnya massa batuan terpecah-pecah ke dalam
material lunak yang terletak di bawahnya. Permukaan bidang longsor tidak berada di lokasi terjadinya geseran. Ilustrasi longsor
jenis sebaran lateral dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Contoh pada gambar di atas menunjukkan longsor tipe sebaran lateral yang terjadi pada lokasi yang sering terjadi gempa
bumi, di Waitaki Valley, Otago Utara, Selandia Baru. Lereng curam ditandai dengan garis hijau. Slide telah pindah dari kiri ke
kanan, dengan ujung slide mendorong keluar ke sungai, mengalihkan ke kanan. Sebuah batu keras batu kapur runtuh dan
menyebar ke kanan sebagai batu lumpur lunak di bawahnya.
5. Aliran (flow)
Aliran (flows) adalah gerakan hancuran material ke bawah lereng dan mengalir seperti cairan kental. Aliran sering terjadi dalam
bidang geser relatif sempit. Material yang terbawah aliran dapat terdiri dari berbagai macam partikel tanah (termasuk batu-batu
besar), kayu-kayu ranting dan lain-lain.
Aliran tanah (earth flow) sering terjadi pada tanah-tanah berlempung dan berlanau sehabis hujan lebat. Tanah yang daya
ikatnya lemah akan dengan mudah ikut terbawa oleh aliran air hujan. Kecepatan gerakan aliran bervariasi dari lambat sampai
sangat tinggi, bergatung pada kemiringan lereng dan kadar air tanah. Aliran tanah berlangsung terus sampai beberapa tahun
sehingga kemiringan lereng menjadi kecil.
Mudflow dapat terjadi di daerah dengan kemiringan antara 5o sampai 15o. Aliran lanau sering terjadi pada lempung retak-retak
atau lempung padat yang berada di lapisan pasir halus. Terjadinya aliran lanau sering di sebabkan oleh erosi dalam lapisan
pasir. Aliran lanau juga dapat terjadi pada lapisan lempung yang mengandung pasir atau lanau.
Gambar. Ilustrasi terjadinya mudflow, sumber: Mc Knight, Tom L & Hess, Darrel, 2008
Aliran debris (debris flow) adalah aliran yang terjadi pada material berbutir kasar. Kejadian ini sering terjadi pada lereng di
daerah kering, di mana tumbuh-tumbuhan sangat jarang, atau di daerah lereng yang permukaanya tidak ada tumbuhannya
atau telah ditebangi. Aliran ini sering terjadi pada saat hujan lebat atau banjir yang tiba-tiba, yaitu dalam bentuk aliran yang
panjang dan sempit. Contoh, jurang dapat tererosi secara dalam oleh aliran material debris.
Aliran longsoran (slideflow) adalah gerakan material pembentuk lereng akibat liquefaction pada lapisan pasir halus atau lanau
yang tidak padat. Umumnya terjadi pada daerah lereng bagian bawah. Longsoran seperti ini dapat bergerak dengan kecepatan
mencapai 50-100 m/jam.
Berdasarkan kecepatan geraknya, masswassting atau pencucian tanah dibedakan menjadi 4, yaitu: pemindahan lambat (slow
flowage), pemindahan cepat (rapid flowage), tanah longsor (landslide), dan tanah amblas (subsidence).
2. Rapid Flowage
Rapid flowage merupakan gerakan massa batuan atau masswassting yang cepat dan dapat dilihat langsung proses terjadinya.
Rapid flowage berdasarkan material yang dibawa dikelompokan menjadi 3, yaitu:
Earthflow, gerakan yang tanahnya jenuh dengan air pada lereng yang landai, sehingga gerakannya tidak terlalu cepat namun
bisa dilihat secara langsung.
Mudflow, gerakan yang berupa gerakan aliran lumpur dengan kandungan air lebih banyak dan gerakanya lebih cepat
daripada earthflow.
Debris avalanches,gerakan massa batuan yang cepat pada lereng yang sempit dan curam, karena materialnya lebih encer
dan kemiringan lereng lebih besar.
Gambar. Longsor Kota Caraballeda, Venezuela, sumber: Mc Knight, Tom L & Hess, Darrel, 2008
Rock fall,yaitu peristiwa longsornya massa batuan yang berupa blok-blok batuan.
Debris slide,yaitu longsornya massa batuan yang berupa puing puing atau rombakan batuan.
Slumping,yaitu tanah longsor yang gerakanya terputus putus dengan jarak yang pendek.
4. Subsidence
Subsidence merupakan perpindahan massa batuan secara vertikal atau jatuh dari atas tidak merambat lewat tanah. Subsidence
banyak terjadi di daerah-daerah gua kapur dan gua bekas tambang. Material batuan dari atas gua tiba-tiba putus dan jatuh
menumbuk di dasar gua. Contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar. Subsidence yang terjadi di Ridgeway Mine, South Carolina, sumber: http:// www.pebblescience.org
Referensi:
Mc Knight, Tom L & Hess, Darrel, 2008. Physical Geography: A Landscape Appreciation 9th . Pearson Prentice Hall.
Berbagai sumber