IP
Oleh :
SRIMURNI STYORAHAYU
NIM.RPL 1815471176
Oleh :
SRIMURNI SETYORAHAYU
NIM.RPL 1815471176
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI OLEH TIM PENGUJI UJIAN
SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI KEBIDANAN
METRO PADA TANGGAL ...............................
MENGESAHKAN
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
KETUA :
....................................
Anggota I :
....................................
Anggota II :
....................................
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatNya sehingga
dapat terselesainya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Fisiologis Terhadap Ny.Ip Di Bpm Opsi Okta Handayani Purwodadi
Trimurjo Lampung Tengah”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan tanjung Karang.
Dalam penyelesaian laporan ini saya banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes. selaku direktur Poltekes Kesehatan Tanjung
Karang.
2. DR. Sudarmi, M.Kes. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang
3. Islamiati, AK, MKM. selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
4. Herlina, S.Pd. M.,Kes, selaku pembimbing I institusi program setudi
Kebidanan Metro Poltekes Tanjung Karang.
5. Dr. Yusro Hadi, M.Mkes. selaku pembimbing II institusi program setudi
Kebidanan Metro Poltekes Tanjung Karang.
6. Opsi Okta Handayani selaku pembimbing lahan praktik di BPM Purwodadi
Lampung Tengah
7. Ny.Ip selaku pasien yang telah membantu menyusun laporan asuhan
kebidanan komprehensif
8. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan
fisiologis
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas yang telah
diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak.
v
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
FISIOLOGIS
DI BPM Opsi Okta Handayani
INTISARI
vi
3
DAFTAR ISI
vii
3
viii
3
DAFTAR TABEL
ix
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas(puerperium)adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat –alat kandungan kembali pulih seperti
semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas dapat dibagi
menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode nifas
dini (early postpartum) dan periode nifas lanjut (late postpartum).
Perawatan yang dilakukan pada masa nifas meliputi perawatan fisik dan
psikologis ibu untuk mencapai kesehatan yang optimal.Perawatan masa
nifas ini sangat diperlukan karena dalam masa nifas sering terjadi kematian
pada ibu yang disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti
perdarahan dan infeksi, hal ini dapat terjadi karena perawatan masa nifas
yang kurang baik.
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan di suatu negara. Menurut laporan WHO tahun 2014
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa, terbagi
atas beberapa negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa,
Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Sedangkan
berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 Angka Kematian Ibu di Indonesia berada pada angka 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih belum
memenuhi target Millenium Development Goals(MDG) tahun 2015 adalah
102/100.000 kelahiran hidup.
Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi
Lampung tahun 2016, kasus kematian ibu di Provinsi Lampung tahun
2016 di sebabkan oleh perdarahan sebanyak 45 kasus, hipertensi sebanyak
41 kasus, infeksi sebanyak 1 kasus, gangguan system peredaran darah
sebanyak 8 kasus, gangguan metabolic sebanyak 0 kasus dan lain-lain
sebanyak 45 kasus.
1
23
Sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu 54,55%.
Periode masa nifas yang beresiko terhadap kematian ibu terutama terjadi
pada periode immediate postpartum (50%), pada masa early
postpartum(20%) dan masa latepostpartum(5%). Selama early postpartum,
ibu sudah memiliki keinginan untuk merawat dirinya dan bayinya, serta
diperbolehkan berdiri danberjalan untuk melakukan perawatan diri.
Kemandirian dalam perawatan postpartum tidak hanya penting untuk
mengurangi mortalitas dan morbiditas ibu, tetapi juga penting untuk
memperkuat dan meningkatkan perilaku sehat ibu post partum dalam
perawatan. Kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dipengaruhi oleh
pengetahuan, motivasi, budaya, kepercayaan, pengalaman ibu, usia ibu,
dukungan, tingkat kelelahan dan kondisi fisik ibu.
Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang berperan penting dalam
pelaksanaan perawatan masa nifas. Jika tingkat pengetahuan seseorang
rendah terhadap manfaat dan tujuan dari perawatan masa nifas maka hal
itu akan sangat mempengaruhi pada pelaksanaannya. Selain itu, untuk
melakukan perawatan masa nifas memerlukan motivasi yang menjadikan
perawatan diri sebagai suatu kebutuhan yang mendorong ibu postpartum
untuk memenuhinya.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan pelayanan
kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu upaya meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dengan asuhan kebidanan komprehensif
terhadap Ny.IP di BPM Opsi Okta Handayani kampung purwodadi
Kabupaten Lampung Tengah.
B. Rumusan Masalah
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan obyektif
dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas normal.
b. Mampu menginterpretasikan data yang ada sehingga mampu
menyusun diagnosa kebidanan, masalah, serta kebutuhan pada ibu
nifas normal.
c. Mampu merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu nifas normal.
d. Mampu melaksanakan evaluasi terhadap penanganan kasus ibu
nifas normal.
D. Manfaat
1. Bagi ibu
sebagai informasi dan pedoman bagi klien, bahwa asuhan dan
pemantauan sangat penting bagi klien
2. Bagi BPM
sebagai landasan dan masukan agar dapat meningkatkan mutu
pelyanan.
3. Bagi institusi
sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk setudy kasus
selanjutnya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
a. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan, serta menjalankan aktifitas layaknya wanita normal lainya
b. Puerperiun intermediat
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat – alat genitalia
yang lamanya sekitar 6 – 8 minggu
c. Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasi (Dewi, 2011).
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi, dalam waktu 12 jam
tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Dalam beberapa hari kemudaian, perubahan
involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2
cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus normal akan
berada diantara umbilikus dan simfisispubis. Uterus tidak bisa
dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pasca partum (Dewi,
2011: 55).
Uterus pada saat hamil penuh beratnya 11 kali berat
sebelum hamil, berinvolusi kira-kira 500 gram 1 minggu
setelah melahirkan dan 350 gram 2 minggu setelah
melahirkan. Seminggu setelah itu uterus berada di dalam
panggul sejati lagi. Pada minggu ke 6 beratnya menjadi 50-60
gram (Dewi, 2011; 55).
2) Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar
telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir
6
minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2
cm. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini
disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan
dari dasaranya dan diikuti pertembuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir
luka dan sisa-sisa kelenjar padadasar luka (Dewi, 2011:57).
3) Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasuea
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin
lahir, berangsur-angsur mengecil kembali seperti sediakala.
(Dewi, 2011: 57).
4) Perubahan pada Serviks
Beberapa hari setelah perslinan, ostiumeksternum dapat
dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata, tetapi retak-
retak akibat robekan dalam persalinan, pada akhir minggu
pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis
servikallis (Dewi, 2011: 58).
Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang
mengakibatkan serviks memanjanag seperti celah. Walaupun
begitu, setelah involusi selesai, ostium eksternum tidak serupa
dengan keadaan sebelum hamil. Pada umumnya ostium lebih
besar dan tetap terdapat retak-retak dan robekan-robekan pada
pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya (Dewi, 2011:
58).
5) Lokhea
a) Lokhearubra
Lokhea ini muncul pada hari pertama sampai hari
ketiga. Berwarna merah dan mengandung darah luka dari
plasenta, serabut dari desi dua dan chorion (Dewi,
2011:58).
7
b) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada
hari ke 3-5 post partum (Dewi, 2011: 58).
c) Lokhea Serosa
Lokhea ini muncul pada harike 5-9 post partum.
Warnanya biasanya kekuningan. Lokia ini mengandung
lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, leukosit dan
robekal laserasi plasenta (Dewi, 2011: 59).
d) Lokhea Alba
Lokhea ini muncul lebih dari hari ke-10 post partum.
Warnanya lebih pucat, putih kekuningan. Lebih banyak
mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut
jaringan yang mati (Dewi, 2011: 59).
e) Perubahan padaVagina dan Perineum
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam
penipisan mukoasa vagina dan hilangnya rugae. Vagina
yang semula sangat tegang akan kembali secara bertahap
pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah
bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu
keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita
nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara
permanen. Selain itu, kekurangan estrogen menyebabkan
penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa
vagina (Dewi, 2011: 59).
b. Perubahan Tanda-Tanda Vital
Menurut (Dewi,2011: 60) Perubahan tanda-tanda vital pada
masa nifas meliputi:
1) Suhu Badan
Satu hari post partum suhu badan akan naik sekitar
dengan 3 tahap :
a. Fasetaking in (1-2 hari post partum)
Sebagai suatu masa ketergantungan dengan ciri-ciri
membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat
berharap untuk menceritakan pengalaman partusnya dan
bersikap sebagai penerima menunggu apa yang disarankan dan
apa yang diberikan.
b. Fasetaking hold (2-4 hari post partum)
Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri
dengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur bergerak untuk
bekerja, kecemasan makin kuat, perubahan mood mulai terjadi
dan sudah mengerjakan tugas keibuan.
c. Fase letting go
Periode terjadi biasanya setelah pulang kerumah dan
sangat dipengaruhi oleh waktu dan perhatian yang diberikan
oleh keluarga. Pada masa ini ibu mengambil tugas atau
tanggung jawab terhadap perawatan bayi sehingga ia harus
beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan
berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial. Pada
umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini.
6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a. Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang,
terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada Ibu
menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan kalori
selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama
hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu
dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal
diperlukan oleh Ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan (Dewi,
12
2011: 71).
b. Ambulasi Dini
Menurut Dewi (2011; 72) Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing menderita
keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin
untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi
dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan
untuk mencegah adanya trombo flebitis. Keuntungan dari
ambulasi dini yaitu ibu merasa lebih kuat dan sehat, kandung
kemih lebih baik, meningkatkan kelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat pada pengeluaran bias metabolisme dan
fungsi ASI, melancarkan pengeluaran lochea dan mengurangi
infeksi puerperium.
c. Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK) setelah ibu melahirkan akan terasa
pedih bila BAK. Keadaan ini kemungkinan disebabkan akibat
persalinan sehingga ibu takut BAK. Bila kandung kemih penuh
maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air kecil
sehingga tidak memerlukan penyadapan karena penyadapan
bagaimanapun kecilnya akan membawa bahaya infeksi (Dewi,
2011: 73). Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4
jam. Ibu diusahakan mampu BAK sendiri. Bila tidak maka dapat
dilakukan tindakan seperti mengompres air hangat di atas simfisis,
dirangsang dengan mengalirkan air keran dekat klien, kemudian
saat sitebath (berendam air hangat) klien disuruh BAK. Apabila
dengan cara-cara tersebut tidak berhasil maka dilakukan
kateterisasi.
Buang Air Besar (BAB) harus ada dalam 3 hari post partum.
Bila ada obstipasi dan timbul koprosta sehingga skibala (feses
yang mengeras) tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris.
Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan
13
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN NIFAS FISIOLOGIS
DI BPM OPSI OKTA HANDAYANI
1. PENGKAJIAN
Anamnesa pada tanggal 26 April 2019 pukul 20.00 WIB
A. Data Subyektif
1) Identitas/Biodata
Nama pasien : Ny. Ip Nama suami : Tn. Ar
Umur : 21 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : 13 A Purwodadi Kec. Trimurjo
1) Keluhan Utama
Anamnese tanggal 26 April 2019, pukul 20.00 WIB paska
persalinan 6 jam, ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
pasca persalinan.
2). Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan 26 April 2019 pukul 14.10 WIB, jenis kelamin
bayi Laki - laki, BB 2900 gram, PB 48 cm, Penilaian sepintas
bayi lahir cukup bulan, menangis kuat ,dan bergerak aktif, jenis
persalinan normal, Tempat persalinan Bidan Praktik Mandiri,
Plasenta lahir lengkap
Lama Persalinan : 9 jam 10 menit JumlahPerdarahan : ±150 cc
Kala I : ± 9 jam Kala I :-
Kala II : 10 menit Kala II :-
Kala III : 05 menit Kala III : ± 100 cc
Kala IV : 2 jam Kala IV : ±50 c
3). Riwayat kesehatan sekarang
Mobilisasi :segera setalah lahir ibu bisa miring kanan dan miring kiri
23
24
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal : 01 Mei 2019 Pukul 17.00 WIB
Data Subjektif
Ibu mengatakan post melahirkan hari ke 6
Ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar, dan bayi menyusu kuat
sesuai kebutuhan.
Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos Mentis
Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
27
CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal : 10 Mei 2019 Pukul 15.00 WIB
a. Data Subjektif
Keadaan ibu baik, sudah mulai melakukan aktifitas dan
mengurus bayi.
b. Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos Mentis
Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
Pols : 80 x/menit Suhu : 36,5 ºC
BAK : 6-7x/hari, kuning, jernih, berbau khas
BAB : 1x/hari, konsisten lembek
Pemerikaan Fisik :
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedema
Payudara : Pembesaran normal, tidak ada kemerahan, tidak
ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran Asi lancar
Abdomen : TFU tak teraba diatas simpisis (semakin
mengecil), kandung kemih kosong
Ano Genetal : Luka di perineum sudah kering dan sudah mulai
menyatu, pengeluaran pervaginam lockea serosa
Ektromitas : tidak ada odema varices dan kemerahan
29
c. Analisa data
Diagnosa : Ibu dengan nifas hari ke 15
Dasar : Keadaan umum baik,
Kesadaran Compos Mentis
Masalah : Tidak ada
d. Penatalaksanaan
1) Memberi tahu ibu kondisinya saat ini dalam keadaan baik
Ibu mengerti kondisinya saat ini
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat apabila bayi sedang tidur, agar
pola istirahat ibu cukup
Ibu mengerti
3) Mengingatkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang
bergizi, seperti sayuran, buah, minum air putih yang cukup
Ibu mengerti dan telah melakukannya
4) Mengevaluasi ibu cara pemberian ASI eksklusif.
Ibu dapat menjelaskan tentang pemberian ASI eksklusif
5) Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang pada 2 minggu
kemudian, atau jika ada keluhan diluar jadwal kunjungan
Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
30
BAB IV
PEMBAHASAN
30
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan
yang diberikan secara menyeluruh di mulai dari ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. Dalam program
pemerintah yaitu mengurangi kemungkinan seorang perempuan
menjadi hamil dengan upaya keluarga berencana, mengurangi
kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi dalam
kehamilan, persalinan atau masa nifas dengan melakukan asuhan
antenatal dan persalinan dengan prinsip bersih dan aman, mengurangi
kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian
atau kesakitan melalui pelayanan obstetrik dan neonatal esensial dasar
dan komprehensif.
B. SARAN
Diharapkan bagi pembaca, khususnya mahasiswa kebidanan dapat
mehamahami asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil
hingga nifas dengan baik.
1. Bagi Instansi Prodi Kebidanan Metro
Hasil pendokumentasian yang telah dilakukan penulis dapat
digunakan sebagai bahan masukan atau informasi untuk referensi
diperpustakaan mengenai asuhan yang berkelanjutan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB.
2. Bagi BidanPraktek Swasta
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam
menjalankan asuhan kebidanan berkelanjutan sehingga kesehatan
pasien dapat terpantau dari hamil, bersalin, nifas, nenonatus sampai
KB dan dapat mengantisipasi kejadian- kejadian patologis yang dapat
terjadi pada ibu sehingga mutu pelayanan kebidanan dapat
meningkat kedepannya.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Dewi 2011, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Dewi, 2010, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Varney, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan”, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
WHO, 2015 Children: Reducing Mortality, Http: who. ints diakses pada tanggal
22 April 2019 (On Line)