Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan :

PENTINGNYA KOMUNIKASI PERAWAT-KELUARGA DAN PERAWAT-KLIEN DALAM


MENGIMPLEMENTASIKAN CARING

Dalam keperawatan, komunikasi merupakan alat bagi perawat untuk mempengaruhi


tingkah laku klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dalam berkomunikasi dengan klien,
melibatkan perilaku verbal dan non verbal merupakan hal yang sangat berpengaruh jika
komunikasi ingin terjalin dengan tepat, terlepas dari hal tersebut komunikasi interpersonal
merupakan tingkatan komunikasi yang tepat untuk dilakukan. Dimana, komunikasi ini dilakukan
oleh dua orang yang bertujuan untuk membentuk dan menjaga dalam hubungan komunikasi.
Feedback anatara komunikator dan komunikan akan diterima secara tepat, adanya kedekatan
emosional, dan terjadi secara langsung. Tidak hanya dengan klien saja tim medis (perawat)
melakukan komunikasi, namun dengan keluarga klien juga melakukan komunikasi. Dimana
dalam memberikan penjelasan terhadap keluarga klien, perawat harus mampu berkomunikasi
dengan baik dan benar agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan benar.
Dalam mengimplementasikan caring, perawat melibatkan komunikasi verbal dan non verbal.
Dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Sesuai dengan “Theory of
Human Care”, bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia
(Teori Caring Watson, 1979).

Pemeran:

Dokter : A.A Istri Meidina Cindy (17.321.2657)

Perawat 1 : Dw. Ayu Putu Santriani Dewi (17.321.2660)

Keluarga 1 : I Made Wahyu Aditra (17.321.2671)

Narator : Ni Ketut Yuliana (17.321.2686)

Pasien : Ni Made Anggi Febrianti (17.321.2694)


Perawat 2 : Ni Made Septyari (17.321.2696)

Keluarga 2 : Ni Wayan Yuna Pratiwi (17.321.2705)

Narasi :

Pasien dengan inisial Ny. R berumur 17 tahun dirawat di ruang Sahadewa Rs. Sanjiwani
Gianyar, Ny. R adalah pasien pascaoperasi fraktur femur yang hendak menjalani tindakan
mobilisasi guna mempercepat proses penyembuhan setelah dilakukannya fisioterapi. Namun,
sebelum pasien menjalani tindakan mobilisasi, perawat memeriksa kondisi pasien terlebih dahulu
dengan melakukan tindakan pengukuran TTV agar proses mobilisasi dapat dilaksanakan dengan
baik. Dengan segala persiapan yang telah dilakukan oeh perawat, perawat pun menuju kamar
rawat Ny. R

Perawat 1 : “Selamat pagi adik. Sebelumnya perkenalkan nama saya perawat Maya, yang
bertugas pada hari ini mulai dari jam 08.00-13.00 nggih, dan ini rekan saya yang
bertugas bersama saya pada pagi hari ini.”

Perawat 2 : “Selamat pagi adik. Saya perawat Tari, yang akan membantu beliau pagi hari
ini.”

Perawat 1 : “Sebelum saya menyampaikan tujuan kami kemari, jika saya boleh tahu saya
berbicara dengan adik siapa nggih?”

Pasien : “Ria sus.”

Perawat 1 : “Baik adik Ria, jika saya boleh bertanya apakah adik masih ingat dengan tanggal
lahir adik, bisa bantu saya untuk menyebutkannya?”

Pasien : “Masih sus, 01-01-2000.”

Perawat 1 : ”Baik adik Ria, permisi sebentar ya adik Ria, saya cocokan terlebih dahulu
dengan gelang tangan adik.”

Pasien : “Silahkan sus.”


** Perawat memeriksa gelang tangan Ny. R ternyata sesuai dengan pernyataan yang
disampaikan oleh beliau **

Perawat 1 : “Baik adik Ria, sudah sesuai dengan apa yang adik sampaikan kepada saya
dengan yang tertera pada gelang tangan adik.

Tujuan kami kemari adalah ingin melakukan pemeriksaan pada keadaan fisik adik setelah
beberapa hari adik sempat menjalani fisioterapi. Jika keadaan adik memungkinkan, maka kami
akan melakukan tindakan mobilisasi guna mempercepat proses penyembuhan. Terlepas dari hal
tersebut, saya akan terlebih dahulu mengukur nadi dan respirasi kemudian tekanan darah adik.
Waktu yang saya perlukan 5-10 menit.”

Perawat 1 : “Sebelum kami melanjutkannya apakah ada yang adik dan keluarga tanyakan
atau klarifikasi terkait yang rekan saya sampaikan tadi dik?”

Pasien : “Tidak sus.”

Keluarga 1&2 : “Tidak sus.”

**perawat pun segera mengukur TTV pasien**

Perawat 2 : “Suster Maya, saya mohon ijin untuk kembali keruangan sepertinya Dokter
Susan sudah datang, agar beliau bisa memberikan informasinya kepada pasien
dan keluarganya.

Perawat 1 : “Baik suster Tari, silahkan. Saya akan mengukur TTV pasien terlebih dahulu.”

Perawat 2 : “Baik suster Maya, saya ijin kembali keruangan.”

Perawat 1 : (tersenyum)

** Perawat 2 pun kembali ke ruangan jaga untuk menemui Dokter Susan**

Perawat 1 : “Baik adik Ria beserta keluarga, saya mohon ijin untuk memulai mengukur
denyut nadi dan respirasi adik. Bagaimana ada yang ingin adik tanyakan atau ada
yang menjanggal dari bapak atau ibu , silahkan sampaikan pak/bu?

Keluarga 1 : “Mohon maaf sus, istri saya ingin bertanya.”


Perawat 1 : “Silahkan buk, sembari saya menjawab pertanyaan ibu, saya akan sembari
melanjutkan tindakan saya, mohon ijin pak /bu.”

Keluarga 2 : “Begini sus, apakah tindakan latihan jalan ini memang harus dijalani oleh anak
saya atau bagaimana sus? Saya hanya takut kaki anak saya belum kuat.”

Perawat 1 : “Begini bu, tindakan mobilisasi ini sangat diperlukan sekali dalam proses
penyembuhan anak ibu ini. Karena, jika tanpa adanya latihan kaki anak ibu bisa
mengalami komplikasi ataupun kecacatan jika tidak pernah melakukan tindakan
mobilisasi ini.”

Keluarga 2 : “Begitu ya sus, terimakasih informasinya sus.”

Perawat 2 : “Baik bu, apakah masih ada yang ditanyakan lagi?”

Keluarga 2 : “Tidak sus, saya sudah mulai paham.”

Keluarga 1 : “Mungkin nanti kami akan tanyakan kembali kepada Dokter Susan.”

Perawat 2 : “Baik pak sebentar lagi beliau datang pak.”

Keluarga 1 : (tersenyum)

**Setelah berbincang dengan keluarga dari pasien, perawat telah selesai mengukur nadi
dan respirasi pasien lalu dilanjutkan dengan mengukur tekanan darah pasien**

Perawat 1 : “Baik adik, sekarang saya lanjutkan untuk mengukur tensi adik, saya mohon ijin
menaikan sedikit lengan baju adik.”

Pasien : “Silahkan sus.”

**Saat sedang melakukan pengukuran tekanan darah, datang Dokter Susan untuk
membicarakan beberapa hal dengan pasien dan keluarga Ny. R**

Dokter : “Selamat pagi adik dan keluarga, selamat pagi suster Maya.”

Perawat 1 : “Selamat pagi dokter” (yang baru saja selesai melakukan pengukuran tekanan
darah pasien)
Keluarga 1&2 : “Selamat pagi dokter” (secara bersamaan)

Dokter : “Silahkan dilanjutkan sus.”

Perawat 1 : “Baik dokter, terimakasih dokter.”

**Perawat 1 melanjutkan kegiatannya , yaitu merapikan pasien melapaskan alat-alat yang


ada ditubuh pasien, lalu merapikan kembali pasien seperti semula dalam posisi nyamanya,
tidak lupa perawat mencuci tangannya **

Perawat 2 : ”Silahkan dok jika ada yang ingin disampaikan, sehubungan suster Maya sudah
selasi melakukan tugasnya.”

Dokter : “Baik, terimakasih suster Tari.”

Perawat 2 : “Sama-sama dokter.”

Dokter : “Selamat pagi sekali lagi saya ucapkan kepada adik dan keluarga, tujuan saya
kemari saya ingin melihat kondisi adik dikarenakan saat ini adik akan hendak
melakukan tindakan mobilisasi. Apakah adik ada keluhan?”

Pasien : “Hanya sedikit nyeri pada bagian kaki dok. Jadi sulit untuk beristirahat.”

Dokter : “Saya paham dik, itu adalah satu reaksi luka adik guna mempertahankan dirinya
agar luka adik tidak semakin parah dan melebar. Saya bantu dengan
memasangkan kawat metal guna mengurangi rasa nyeri, agar adik bisa istirahat
disetiap malamnya.”

Pasien : “Baik dok, terimakasih.”

Dokter : (tersenyum). Suster Maya, bagaimana dengan tekanan darah dari adik Ria?”

Perawat 1 : “Untuk tekanan darahnya normal dok, 120/80 mmHg dok.”

Dokter : “Baik dari hasil diagnosa medis, tekanan darah adik normal dan juga kondisi
fisik adik memungkinkan sekali untuk dilakukan tindakan mobilisasi. Dimana
mobilisasi ini sangat berpengaruh sekali dalam proses penyembuhan. Latihan ini
juga untuk mencegah terjadinya komplikasi pada adik, untuk meningkatkan dan
juga menyelamatkan adik dari kecacatan pada kaki adik yang mengalami fraktur
tersebut.”

Keluarga 2 : “Kamu harus sering-sering latihan nak agar lekas sembuh.”

Keluarga 1 : “Itu benar nak, supaya kaki kamu tidak kaku.”

Dokter : (tersenyum) “Baik, saya permisi dulu pak/buk.”

**Dokter Susan pun meninggalkan ruangan pasien**

Perawat 2 : “Baik adik, bisa kita mulai untuk tindakan mobilisasinya?”

Pasien : “Tidak sus, saya tidak mau. Saya belum berani, saya takut jatuh. Saya juga
tahu, pasti saya tidak akan sembuh dengan cepat.”

Perawat 2 : “Tidak apa-apa dik, ini merupakan suatu proses. Perlahan-lahan saja, kami dari
tim medis sudah mendampingi adik disini. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan
dik. Adik pasti sembuh, jika menjalani mobilisasi ini dengan baik.”

Keluarga 2 : “Ayo nak, kamu pasti bisa. Jangan takut, ada papa dan juga mama disini
mendampingi kamu. Kamu pasti sembuh nak.”

Keluarga 1 : “Iya nak, papa dan mama ingin melihat kamu bisa berjalan normal lagi. Ingin
kamu cepat sembuh.”

Perawat 1 : “Adik tidak akan jatuh, disini adik harus percaya bahwa adik pasti sembuh.
Dengan menjalani proses penyembuhan inilah keadaan adik akan membaik setiap
harinya.”

Perawat 2 : “Begini adik Ria, adik harus memiliki kepercayaan bahwa adik pasti akan
sembuh, namun dengan jalan adik harus mengikuti segala proses dari tindakan
asuhan keperawatan dari kami seperti mobilisasi ini.”

Perawat 1 : “Itu benar sekali dik, apalagi lingkungan sosial adik sudah sangat mendukung
untuk proses penyembuhan adik. Dan kami dari tim medis sangat yakin, adik pasti
bisa melewati proses ini dan segera sembuh.”
Keluarga 2 : “Ayo nak, kamu pasti bisa dan kuat menjalainya.”

Keluarga 1 : (tersenyum) kamu tidak akan jatuh nak, percayalah.”

Pasien : (menghela napas dan menganggukkan kepala)

Perawat 2 : “Bagaimana dik? Bisa kita mulai tindakan mobilisasinya?”

Pasien : “Baik sus, tapi pelan-pelan ya.”

Perawat 2 : “Adik tenang saja, mari saya bantu untuk berdiri.”

**Perawat pun mulai membantu Ny. R dalam melakukan tindakan mobilisasi**

Anda mungkin juga menyukai