BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1997 infeksi Flu burung telah menular dari unggas ke
manusia dan sejak saat itu telah terjadi 3 kali outbreak infeksi virus
influenza A subtipe H5N1. Flu burung pada manusia pertama kali
ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 yang menginfeksi 18 orang
diantaranya 6 orang pasien meninggal dunia. Kemudian awal tahun
2003 ditemukan 2 orang pasien dengan 1 orang meninggal. Virus ini
kemudian merebak di Asia sejak pertengahan Desember 2003
sampai sekarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tatalaksana flu burung di Rumah Sakit dalam
rangka meminimalkan kesakitan, kematian dan penyebarannya.
2. Tujuan Khusus
• Memberi informasi tentang pengertian umum flu burung dan
cara penularannya.
• Memberi petunjuk penegakan diagnosis di Rumah Sakit.
• Memberi petunjuk penatalaksanaan pasien flu burung di Rumah
Sakit.
• Memberi petunjuk pemulangan pasien flu burung yang dirawat
dan tindak lanjutnya (follow-up).
• Memberi petunjuk penatalaksanaan pasien flu burung yang
meninggal dunia.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan sebagai tersebut di pedoman ini adalah
pelayanan di Rumah Sakit.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 3
D. Dasar Hukum
BAB II
PENYAKIT FLU BURUNG
A. Etiologi
Virus influenza tipe A merupakan anggota keluarga
orthomyxoviridae. Pada permukaan virus tipe A, ada 2 glikoprotein,
yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Subtipe berdasarkan
sifat H (H1 sampai H16) dan N (N1 sampai N9). Virus influenza pada
unggas mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari
pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00 C. Di dalam tinja
unggas dan dalam tubuh unggas sakit, dapat hidup lama, tetapi mati
pada pemanasan 600 C selama 30 menit, 560 C selama 3 jam dan
pemanasan 800 C selama 1 menit. Virus akan mati dengan deterjen,
desinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin atau
alkohol 70%.
B. EPIDEMIOLOGI
1. Sebaran kasus
Data sebaran kasus pada unggas dan manusia sampai dengan
26 November 2006.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 5
b. Cara Penularan
Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui :
1. Binatang : Kontak langsung dengan unggas atau binatang lain
yang sakit atau produk unggas yang sakit.
2. Lingkungan : Udara atau peralatan yang tercemar virus
tersebut baik yang berasal dari tinja atau sekret unggas yang
terserang Flu Burung.
3. Manusia : Sangat terbatas dan tidak efisien (ditemukannya
beberapa kasus dalam kelompok / cluster).
4. Makanan : Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang
tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau
dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1
dalam satu bulan terakhir.
c. Masa Inkubasi
Masa inkubasi rata-rata adalah 3 hari (1-7 hari). Masa penularan
pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3-5 hari setelah
gejala timbul dan pada anak dapat sampai 21 hari.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 7
BAB III
DIAGNOSIS
A. Definisi Kasus
Dalam mendiagnosis kasus flu burung ada 4 kriteria yang
ditetapkan yaitu :
• Kasus dalam Investigasi
• Kasus Suspek
• Kasus Probabel
• Kasus Konfirm
DAN DISERTAI
Satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum
mulainya gejala :
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 8
B. LANGKAH DIAGNOSTIK
1. Gejala Klinis
Pada umumnya gejala klinis flu burung yang sering ditemukan
adalah demam > 380 C, batuk dan nyeri tenggorok. Gejala lain
yang dapat ditemukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri otot,
infeksi selaput mata, diare atau gangguan saluran cerna. Bila
ditemukan gejala sesak menandai terdapat kelainan saluran napas
bawah yang memungkinkan terjadi perburukan. Jika telah
terdapat kelainan saluran napas bawah akan ditemukan ronki di
paru dan bila semakin berat frekuensi pernapasan akan semakin
cepat.
Pemeriksaan Hematologi :
b. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral harus dilakukan pada
setiap tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru
menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.
Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan CT Scan
untuk kasus dengan gejala klinik flu burung tetapi hasil foto
toraks normal sebagai langkah diagnostik dini.
3. Derajat Penyakit
Pasien yang telah dikonfirmasi sebagai kasus flu burung dapat
dikategorikan menjadi :
Derajat 1 : Pasien tanpa pneumonia
Derajat 2 : Pasien dengan pneumonia ringan tanpa gagal
napas
Derajat 3 : pasien dengan pneumonia berat dan gagal
napas
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 13
4. Diagnosis Banding
Diagnosis banding disesuaikan dengan tanda dan gejala yang
ditemukan. Penyakit dengan gejala hampir serupa yang sering
ditemukan antara lain:
- Demam Dengue
- Infeksi paru yang disebabkan oleh virus lain, bakteri atau
jamur
- Demam Typhoid
- HIV dengan infeksi sekunder
- Tuberkulosis Paru
BAB IV
TATALAKSANA MEDIK
A. Penatalaksanaan Umum
1. Pelayanan di Fasilitas Kesehatan non Rujukan Flu Burung
• Pasien suspek flu burung langsung diberikan Oseltamivir 2 x 75
mg (jika anak, sesuai dengan berat badan) lalu dirujuk ke RS
rujukan flu burung.
• Untuk puskesmas yang terpencil pasien diberi pengobatan
oseltamivir sesuai skoring di bawah ini, sementara pada
puskesmas yang tidak terpencil pasien langsung dirujuk ke RS
rujukan. Kriteria pemberian oseltamivir dengan sistem skoring,
dimodifikasi dari hasil pertemuan workshop “Case
Management” & pengembangan laboratorium regional Avian
Influenza, Bandung 20 – 23 April 2006
Skor
Gejala 1 2
Skor :
6–7 = evaluasi ketat, apabila meningkat (>7) diberikan
oseltamivir
>7 = diberi oseltamivir.
C. Antiviral
1. Pengobatan
Antiviral diberikan secepat mungkin (48 jam pertama) :
• Dewasa atau anak ≥ 13 tahun Oseltamivir 2x75 mg per hari
selama 5 hari.
• Anak > 1 tahun dosis oseltamivir 2 mg/kgBB, 2 kali sehari
selama 5 hari.
• Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan
sbb :
> 40 kg : 75 mg 2x/hari
> 23 – 40 kg : 60 mg 2x/hari
> 15 – 23 kg : 45 mg 2x/hari
≤ 15 kg : 30 mg 2x/hari
2. Profilaksis
Profilaksis 1x75 mg diberikan pada kelompok risiko tinggi
terpajan sampai 7-10 hari dari pajanan terakhir. Penggunaan
profilaksis jangka panjang dapat diberikan maksimal hingga 6-8
minggu sesuai dengan profilaksis pada influenza musiman.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 18
D. Pengobatan lain
• Antibiotik spektrum luas yang mencakup kuman tipikal dan
atipikal (lihat lampiran 2 petunjuk penggunaan antibiotik).
• Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan pada pneumonia
berat, ARDS atau pada syok sepsis yang tidak respons terhadap
obat-obat vasopresor.
• Terapi lain seperti terapi simptomatik, vitamin, dan makanan
bergizi.
• Rawat di ICU sesuai indikasi.
E. Perawatan Intensif
Kriteria pneumonia berat; jika dijumpai salah satu di bawah ini :
1. Frekuensi napas > 30 menit.
2. PaO2/FiO2 < 300.
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
7. Membutuhkan ventilasi mekanik
8. Infiltrat bertambah > 50%
9. Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
10. Serum kreatinin ≥ 2 mg/dl.
BAB V
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
(meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis
kelamin dan penanggung jawab).
2. Riwayat kesehatan sekarang
- Demam : Ya Tidak
- Sesak napas : Ya Tidak
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 23
- Batuk : Ya Tidak
- Pilek : Ya Tidak
- Sakit tenggorokan : Ya Tidak
- Diare : Ya Tidak
5. Riwayat perjalanan
Dalam waktu 7 hari sebelum timbulnya gejala :
- Melakukan kunjungan ke daerah
atau bertempat tinggal di wilayah
yang terjangkit flu burung : Ya Tidak
- Mengkonsumsi unggas sakit : Ya Tidak
- Kontak dengan unggas / orang yang
positif flu burung : Ya Tidak
8. Pemeriksaan fisik
a. Status neurologi
- Tingkat kesadaran :
CM Somnolent Apatis Sopor
- Glasgow Coma Scale (GCS):
Eye :…….. Motorik :……….. Verbal :……….
b. Status respirasi
- Jalan Napas
Bersih Ada Sumbatan
- Pernapasan
Sesak Tidak Sesak
- Frekuensi Pernapasan : ...... x /menit
- Irama Napas
Teratur Tidak Teratur
- Jenis Pernapasan
Spontan Kusmaul Cheynestokes
- Batuk
Ya Tidak
- Sputum
Ya Tidak Warna
- Konsistensi
Kental Encer
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 25
- Suara Napas
Vesikuler Ronki Wheezing Rales
- Palpasi Dada : ..................
- Perkusi Dada : .................
- Nyeri saat bernapas
Ya Tidak
- Menggunakan alat bantu pernapasan
Ya Tidak
c. Status kardiovaskuler
- Nadi : …..x/menit
▪ Irama : Teratur Tidak teratur
▪ Denyut : Teratur Tidak teratur
- Tekanan darah :……………….. mmHg
- Distensi vena jugularis :
▪ Kanan : Ya Tidak
▪ Kiri : Ya Tidak
- Warna kulit :
Pucat Cyanosis Kemerahan
- Pengisian kapiler : ……/detik
- Edema :
Ya Tidak
- Kelainan bunyi jantung :
Murmur Gallop
- Sakit dada :
Ya Tidak
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 26
d. Gastrointestinal
- Keadaan mulut
• Gigi : Caries Tidak
• Stomatitis : Ya Tidak
• Lidah kotor : Ya Tidak
• Saliva : Normal Abnormal
- Muntah : Ya Tidak
- Nyeri daerah perut : Ya Tidak
- Bising Usus : …....x/menit
- Diare : Ya Tidak
- Konstipasi : Ya Tidak
e. Ekstremitas
- Kesulitan dalam pergerakan :
Ya Tidak
- Keadaan tonus otot :
Baik Hipotoni Hypertoni Atoni
- Kekuatan otot :
f. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium meliputi darah lengkap, AGD, kimia darah,
serologi, PCR, Widal, IgM, IgG, mikrobiologi, pemeriksaan
anti HIV, kultur, BTA.
- Radiologi meliputi foto toraks dan CT-Scan
g. Terapi pengobatan
(Terapi yang diberikan merupakan hasil kolaborasi dengan
dokter)
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 27
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu
burung tanpa ABN yang dirawat di ruang isolasi:
-Bersihan jalan napas tidak efektif
-Gangguan pertukaran gas
-Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh
-Resiko tinggi penularan infeksi
-Intoleransi aktifitas
-Nyeri
-Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
-Ansietas
6 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi pasien • Auskultasi bising usus • Bising usus mungkin
kurang dari kebutuhan terpenuhi selama perawatan menurun bila proses
tubuh b.d peningkatan dengan kriteria hasil: infeksi berat
kebutuhan metabolik o Menunjukan peningkatan berat • Berikan makanan porsi kecil • Meningkatkan masukan
sekunder, anoreksia, badan dengan frekuensi sering meskipun nafsu makan
distensi abdomen o Menunjukan peningkatan nafsu lambat untuk kembali
makan • Sajikan makanan dalam • Mengurangi rasa mual
o Makan habis 1 porsi keadaan hangat
o Tidak ada mual muntah • Berikan perawatan mulut • Menghilang rasa tidak
enak dan bau mulut
• Timbang berat badan setiap • Mengetahui
hari perkembanganm status
nutrisi
7 Resiko tinggi kekurangan Kebutuhan volume cairan tubuh • Kaji tanda-tanda vital setiap • Peningkatan suhu atau
volume cairan berlebihan terpenuhi dengan kriteria hasil: 4 jam demam meningkatkan
b.d kehilangan cairan o Membran mukosa lembab laju metabolik melalui
berlebihan (demam, o Turgor kulit baik evaporasi
berkeringat banyak, o Pengisian kapiler kurang dari 3 • Kaji turgor kulit, • Merupakan indikator
muntah, hiperventilasi) detik kelembaban membran langsung keadekuatan
o Tanda-tanda vital stabil mukosa (bibir dan lidah) volume cairan
• Kaji adanya mual/muntah • Adanya gejala ini
menurunkan masukan
oral
• Tingkatkan pemasukan • Menurunkan resiko
cairan minimal 2500 ml/ dehidrasi
sesuai kondisi pasien
• Pantau intake dan output
cairan
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 32
DS : - jalan nafas > 40 cmH2O) • Evaluasi gerakan dada dan • Gerakan dada simetris
DO : - Sekret encer dan mudah di auskultasi bunyi napas dan napas terdengar
- Ronki +/+, mengi +/+ suctioning (dihisap) pada seluruh lapang
- Alarm ventilator berbunyi - Pola napas sesuai program paru, menunjukkan
- Jalan napas terdapat - Tanda-tanda vital : posisi pipa sudah tepat.
sekret (kental) Frekuensi napas normal sesuai Obstruksi jalan napas
- Hasil pemeriksaan AGD umur bagian bawah
tidak normal Nadi 60-100 x/mnt (atelektasis/pneumonia)
TD 90/60-140/90 mmHg menyebabkan bunyi
AGD : nafas ronki/mengi)
PH : 7.35 – 7.45 • Monitor tempat ETT, catat • Pipa dapat masuk ke
PaCO2 : 35 – 45 mmhg tanda garis bibir bandingkan bronkus kanan, sehingga
PaO2 : 80 – 95 mmhg dengan tempat yang terjadi obstruksi aliran
SatO2 : 95 – 100 % diinginkan, plester pipa udara ke paru kiri yang
BE : -2.5 –2.5 dengan aman dapat menyebabkan
tension pneumothoraks
• Catat batuk yang berlebihan, • Pasien yang diintubasi
peningkatan frekuensi mempunyai reflek batuk
napas, bunyi alarm/tekanan yang tidak efektif atau
pada ABN, sekret yang masalah neuro sensory
terlihat pada ETT/banyak yang menyebabkan
ronki ketidakmampuan pasien
batuk. Pasien ini
tergantung pada suction
untuk mengeluarkan
sekret
• Lakukan penghisapan jika • Penghisapan sekresi
dibutuhkan, pilih kateter sebaiknya tidak terlalu
penghisap dengan ukuran sering dilakukan dan
1/3 dari lumen ETT. (ingat lamanya tidak lebih dari
1x penghisapan tidak lebih 15 detik
dari 15 detik)
• Ajarkan teknik batuk efektif • Meningkatkan keefektifan
usaha batuk
• Rubah posisi secara periodik • Meningkatkan drainase
sekret dan ventilasi
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 35
Kolaborasi:
• Pemberian cairan enteral • Mencegah terjadinya
dan parenteral dehidrasi yang akan
meningkatkan suhu
tubuh.
• Pemberian terapi antipiretik • Mengurangi demam
dengan aksi sentral di
hipotalamus.
4 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi pasien • Kaji kebiasaan diet, • Untuk mengetahui status
nutrisi kurang dari terpenuhi selama perawatan masukan makanan saat ini nutrisi, kebiasaan makan
kebutuhan tubuh b.d. mengevaluasi berat badan pasien sebelum sakit
Kriteria Hasil :
Intake yang tidak adekuat, dan ukuran tubuh
- Menunjukkan peningkatan
ditandai dengan • Auskultasi bising usus • Penurunan bising usus
berat badan mendekati normal
DS : - menunjukkan penurunan
- Menunjukkan perilaku /
DO : motilitas gaster dan
perubahan pola hidup untuk
-BB :…kg, TB :…cm konstipasi yang
meningkatkan dan/atau
-Pasien terlihat kurus berhubungan dengan
mempertahankan berat badan
-Pasien terpasang NGT pembatasan pemasukan
yang normal
-Hasil pemeriksaan elektrilt cairan, pilihan makanan
tidak normal buruk, penurunan
aktivitas dan hipoksemia
• Berikan makan cair sesuai • Untuk memenuhi
program kebutuhan nutrisi
• Hindari makanan yang • Menghindari terjadinya
sangat panas dan sanngat iritasi dalam saluran
dingin pencernaan.
5 Gangguan pemenuhan ADL Kebutuhan perawatan diri pasien • Bantu pasien setiap hari • Meningkatkan ke-
b.d. Kelemahan fisik, terpenuhi dalam hal personal hygiene nyamanan dan ke-
imobilisasi, ditandai dengan bersihan diri pasien.
Kriteri Hasil :
DS :- • Ubah posisi pasien tiap 3 • Membantu meningkatkan
DO : Pasien bersih, terpenuhi jam sirkulasi peredaran darah
- Pasien istirahat total kebutuhannya selama perawatan dan mencegah terjadinya
- ADL pasien dibantu kontraktur pada
sepenuhnya oleh perawat muskuloskeletal.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 37
Kolaborasi :
• Pemberian antibiotik
• Pemeriksaan kultur darah,
sputum dan sputum
8 Cemas b.d. prosedur Program pengobatan dan • Kontrak waktu dengan • Dengan kontrak dan
infasif yang dilakukan pada keperawatan pasien efektif baik keluarga mengenai kapan tujuan yang jelas serta
pasien. di RS dengan kriteria hasil : dilaksanakan pendidikan kesepakatan pasien-
DS : kesehatan perawat dalam
Setelah diberikan penjelasan,
- Keluarga menanyakan kerjasama mencapai
demonstrasi, tanya jawab dan
tentang penyakit yang tujuan
diskusi melalui beberapa kali
diderita pasien. • Gali sejauh mana • Dengan mengetahui
pertemuan keluarga dan pasien
DO : pemahaman, pengetahuan sejauh mana pengetahu-
dapat mengerti dan memahami
- Keluarga bertanya keluarga mengenai manfaat an keluarga tentang alat
manfaat alat yang terpasang
mengenai alat yang alat yang terpasang pada yang terpasang pada
pada pasien.
terpasang pada pasien. pasien. pasien mengurangi
- Keluarga pasien tampak kecemasan.
cemas dan gelisah. • Beri pengertian kepada • Dengan mengetahui
- Pasien terlihat gelisah pasien dan keluarga tentang manfaat pemasangan
manfaat pemasangan ETT. ETT pasien dan keluarga
tidak merasa cemas.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 39
D. EVALUASI
1. Jalan napas efektif dengan bunyi napas bersih.
2. Tidak menunjukan terjadinya perubahan pertukaran gas.
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Tidak menunjukan adanya gangguan nutrisi, cairan, dan
elektrolit
5. Aktivitas kembali normal
6. Tidak menunjukan kecemasan
7. Tidak terjadi penyebaran infeksi baik di dalam tubuh pasien
maupun orang lain
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 40
BAB VI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
A. Pengertian
1. Kewaspadaan standar
2. Kewaspadaan kontak
4. Kewaspadaan airborne
mungkin). Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah
infeksius. Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai -
gunakan penampung dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
a. Persiapan sarana
A B C
D E F
KETERANGAN
• Sarung tangan
• Apron plastik
• Masker
• Fasilitas cuci tangan
• Fasilitas menggantung jas operasi
CON
NTOH DAN CARA PEMAKAI
P IAN ALAT
T PELIND
DUNG DIR
RI (APD)
Cata
atan :
• Ikuti prosedur pemakaia
p an APD dengan
d benar.
• Untuk virus
v flu burung gunakan
g masker N95.
N
• Apabila ng tidak ada, gunakan jas hujan
a baju pelindun
dimana
a bagian dalam menjadi
m ba
agian lua
ar.
• Kacamata pelin
ndung dapat dig
gantikan dengan kacama
ata
renang
g.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 47
Desinfeksi
Bahan Dekontaminasi Pembersihan Tingkat Sterilisasi
Tinggi
Kaca mata Lap dengan Cuci dengan detergen Tidak perlu Tidak perlu
pelindung larutan klorin 0,5 dan air. Bilas dengan
dan penutup % setelah setiap air bersih, keringkan
wajah. prosedur. di udara atau
handuk, setelah
setiap prosedur.
Linen (kap, Tidak perlu. (Staf Cuci dengan detergen Tidak perlu Tidak perlu
masker, baju binatu harus dan air untuk
cuci, gaun memakai gaun, menghilangkan
penutup) sarung tangan, semua partikel
sepatu tertutup, kotoran. Bilas dengan
dan alat pelindung air bersih, keringkan
mata kalau di udara atau dengan
menangani linen mesin. Pakaian yang
kotor) dikeringkan di udara
dapat disetrika
sebelum dipakai.
Apron Lap dengan Cuci dengan detergen Tidak perlu Tidak perlu
(plastik atau larutan klorin 0,5 dan air. Bilas dengan
karet yang %. Bilas dengan air bersih, keringkan
berat) air bersih. di udara atau dengan
handuk.
Alas kaki Lap dengan Cuci dengan detergen Tidak perlu Tidak perlu
(sepatu karet larutan klorin 0,5 dan air. Bilas dengan
atau sepatu %. Bilas dengan air bersih, keringkan
bot) air bersih. di udara atau dengan
handuk.
Gaun bedah, Tidak perlu (Staf Cuci dengan detergen Tidak perlu Lebih
duk linen dan binatu harus dan air. Bilas dengan diinginkan
pembungkus memakai air bersih, udara atau
apron/celemek, mesin pengering
sarung tangan, sesudah pakai.
dan alat pelindung
mata sewaktu
menangani linen
kotor).
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 48
- Mencuci tangan,
Sama dengan langkah cuci tangan saat akan menggunakan
pakaian pelindung.
F. Memroses Linen
- Staf binatu harus menggunakan APD lengkap.
- Jika mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sesedikit
mungkin dan dengan kontak minimal untuk mencegah perlukaan
dan penyebaran mikroorganisme.
- Anggap semua bahan kain yang telah dipakai untuk suatu
prosedur sebagai infeksius, sekalipun tidak tampak adanya
kontaminasi.
- Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik
untuk mencegah keterceceran dan batasi linen kotor itu dalam
area tertentu sampai dibawa ke binatu.
- Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci.
Jangan mulai memilih atau mencuci linen pada saat mau
dipakai.
1. Kamar Jenazah
BAB VII
SISTEM RUJUKAN
A. Rujukan Pasien
B. Rujukan Spesimen
A. Rujukan Pasien
Dalam merujuk pasien suspek flu burung, rumah sakit yang merujuk
harus menghubungi rumah sakit yang akan menerima pasien
tersebut.
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 53
- Dapat didesinfeksi
- Tersedia stretcher
- Tersedia alat - alat medis & obat untuk Bantuan Hidup Dasar.
Kondisi pasien
Petugas :
B. Rujukan Spesimen
BAB VIII
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
A. Sistem Pembiayaan
1. Biaya Administrasi;
2. Biaya Pelayanan dan Perawatan di UGD, Ruang Isolasi, Ruang ICU
dan Jasa dokter;
3. Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan Laboratorium dan
Radiologi);
4. Obat–obatan dan bahan habis pakai;
5. Biaya rujukan; dan
6. Pemulasaran Jenazah (peti jenazah, transportasi dan
penguburan).
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 58
C. Pelaporan
a. Pelaporan Harian.
Pada saat ditemukan pasien Suspek flu burung di sarana
pelayanan kesehatan, maka agar dapat dilakukan verifikasi
dan penetapan jumlah penderita flu burung dengan cepat
diperlukan suatu sistem pelaporan cepat dari rumah sakit ke
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Propinsi serta ke Posko flu
burung Ditjen P2PL yang selanjutnya diteruskan kepada
Ditjen Bina Yanmed dan Menteri Kesehatan. Formulir ini
digunakan untuk kepentingan surveilans.
b. Pelaporan Bulanan
Rumah Sakit membuat laporan bulanan kasus flu burung
guna keperluan Audit Medik dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
2. Alur pelaporan
MENKES
DINKES
RUMAH SAKIT
PROP dan
KAB/KOTA
KET :
BULANAN
HARIAN
b. Analisis laporan
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 63
Catatan :
1. Laporan dikirim setiap hari kerja selambat-lambatnya jam 14.00 waktu setempat Penanggung Jawab
2. Keterangan dapat diisi dengan keadaan pasien meninggal/hidup/mati
TTD
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 64
GEJALA
KLINIS
RIWAYAT PEMERIKSAAN TERAPI & POST
NO IDENTITAS WAKTU LAB RADIOLOGI KET
KONTAK FISIK TINDAKAN MORTEM
MASUK
RS
PENANGGUNG JAWAB
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 65
BAB IX
NASEHAT UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
2. Lantai.
3. Kamar Mandi / WC
Bersihkan sesering mungkin dengan pel khusus, sikat, dan gunakan
larutan pembersih desinfektan.
4. Kamar pasien.
Bersihkan setiap hari dan sewaktu pasien pulang, dengan
menggunakan prosedur di atas. Proses pembersihan juga dilakukan
di kamar pasien yang diisolasi, alat-alat juga perlu dibersihkan dan
desinfektan sebelum digunakan di kamar lain.
5. Kain/linen kotor.
65
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 66
66
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 67
67
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 68
68
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 69
69
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 70
70
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 71
BAB X
PENUTUP
71
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 72
TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN
POLIKLINIK :
- Umum
- Paru TRIAGE
- P. Dalam IRD
- Anak
SUSPEK
FLU BURUNG
Tidak Ya
RAWAT Berikan
JALAN / INAP Oseltamivir
Kirim ke Rumah
Sakit Rujukan FB
72
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 73
TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN
POLIKLINIK :
- Umum
- Paru TRIAGE
- P. Dalam IRD
- Anak
SUSPEK
FLU BURUNG
Tidak Ya
RAWAT RAWAT
JALAN / INAP INAP
ISOLASI
Alur
Penatalaksanaan
Medis
73
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 74
Catatan :
74
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 75
• Pecandu alkohol
• Penyakit gangguan kekebalan
• Penyakit penyerta yang multipel
E. Pseudomonas aeruginosa
• Bronkiektasis
• Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan terakhir
• Gizi kurang
75
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 76
76
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 77
77
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 78
Setiap spesimen yang disimpan dalam wadah khusus diberi label yang
berisi informasi : nama pasien, umur, jenis kelamin, tanggal
pengambilan, lokasi pengambilan, jenis spesimen. (S
= Darah/Serum, Nt = usap Oro dan Nasofaring).
Label ditulis dengan pensil 2B, ballpoint atau spidol yang tidak luntur.
78
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 79
KEPADA
Kepala Puslitbang Pemberantasan Penyakit
Badan Litbang Kesehatan
Jln. Percetakan Negara no 29, Jakarta 10560
Telepon : 021 – 426 – 1088 ext 134/ 021 – 425 – 9860
Fax : 021 – 424 – 5389
Kp3m@litbang.depkes.go.id
selitbang@litbang.depkes.go.id
79
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 80
AI
Keterangan
Jenis pasien : C = Kasus K = Kontak S = Survei
Kode Propinsi, Kode Kab / Kota liaht di lampiran no Epid
Jenis kelamin : L = laki-laki P = Perempuan
Nomor Sampel
80
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 81
Lampiran 6.
Manajemen Tindakan Keperawatan Pada Penatalaksanaan
Keperawatan Flu Burung
Aktifitas:
• Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
• Pasang Orofaringeal Tube bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
• Lakukan suction pada Orofaringeal Tube
• Berikan bronkodilator bila perlu
• Berikan pelembab udara
• Atur keseimbangan cairan
• Monitor respirasi dan status O2
2. MANAJEMEN CAIRAN
Definisi:
Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi dari
abnormalitas status cairan
Aktifitas:
• Timbang BB tiap hari dan monitor kenaikan BB
• Pertahankan intake dan output secara akurat
• Pasang kateter bila perlu
• Monitor status hidrasi (membran mukosa, kekuatan pulse,
tekanan darah orthostatik)
• Monitor hasil laborat yang berhubungan dengan retensi air
(peningkatan BUN, penurunan HCT dan peningkatan osmolalitas
urine)
81
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 82
Aktifitas:
• Monitor kelemahan otot-otot respirasi
• Monitor kelemahan (impending) respirasi
• Konsultasikan dengan tim kesehatan lain dalam penggunaan
mode di ventilator
• Instruksikan pada pasien dan keluarga mengenai alat-alat atau
rasanya penggunaan ventilator mekanik
• Monitor secara rutin penggunaan ventilator
• Monitor peningkatan tekanan inspirasi
• Pastikan alarm ventilator dalam posisi menyala
• Berikan sedatif, analgetik narkotik bila perlu sesuai program
• Monitor efektifitas ventilasi mekanik pada status
psikologik/fisiologik pasien
• Lakukan tindakan dengan tenang
82
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 83
Aktifitas:
• Pertahankan kepatenan akses iv
• Pertahankan kepatenan jalan napas
• Monitor tingkat analisis gas darah dan elektrolit
83
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 84
84
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 85
Kepada
Yth. Teman Sejawat ................................
Di
.....................................
Nama :...................................................................
Umur :..................... thn ……………… bln
Jenis Kelamin :..................... ( L / P )
Alamat :Jln…………………………………………………... No…………
Rt……………………………. Rw …………………………………………….
Kelurahan :……………………………………………………………….
Kecamatan :………………………………………………………………..
Tanggal mulai sakit : ………………………………………………………………………….
Tanggal mulai dirawat :……………………………….Jam…………………………………….
85
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 86
( nama terang )
86
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 87
........................, ..../..../20....
(Nama Lengkap)
NIP.................
* Coret yang tidak perlu
87
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 88
R. Dekontaminasi di IGD
Triase (IGD)
Gedung Isolasi
88
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 89
R. Tunggu R. Tunggu
Pasien Pasien
R.Adm.
Internal
R. Antara /
R.Rekam
Transfer Km/Wc Km/Wc Pria
Medik
Chamber / Wanita
Internal &
Air-Lock
Diskusi
R Lab
Air Curtain
Air Curtain
Hand-dryer
Clean
Room Cabinet PPE-Cabinet Stainless Steel
w/Flat Top Medical Stainless Steel w/Flat Top Sink
Sink
PPE-Cabinet
Bed Head Unit
Tt-CONFIRM
w/Flat Top
Waste
Modular
IV Ceiling-Track
Modular
Tt-PROBABLE
Air Curtain
Air Curtain
Probable (;Probable
Nurse Station Area)
Hand-dryer
Stainless Steel
R. Rawat
R. Rawat
Sirkulasi
Sirkulasi
Air Curtain
Minimal
Sink
120 cm
R. Antara -1
(;Pre-Preparation Rm.)
Air Curtain
Area)
Air Curtain
Air Curtain
Air Curtain
Hand-dryer
Clean
Room Cabinet PPE-Cabinet Stainless Steel
w/Flat Top Medical Stainless Steel w/Flat Top Sink
Sink
Modular
PPE-Cabinet
Bed Head Unit
Tt-SUSPECT
w/Flat Top
Tt. CONFIRM
Waste
Modular
IV Ceiling-Track
Confirm Nurse Station Area)
Air Curtain
Air Curtain
Hand-dryer
Nurse Station Area)
Suspect (;Suspect
Stainless Steel
R. Rawat
R. Rawat
Sirkulasi
Sirkulasi
Air Curtain
Minimal
Sink
120 cm
R. Antara -1
(;Pre-Preparation Rm.)
Air Curtain
Air Curtain
Pasien Tercurigai
R. Rawat Intensif Isolasi (;SUSPECT H5N1
Pasien TERKONFIRMASI R. Antara -2 Isolation Ward)
(;Preparation Rm)
(;CONFIRM H5N1
Isolation Ward)
Air Curtain
Clean
Air Curtain
Storage
Air Curtain
R.Loker
Air Lock / Petugas
Clean Tranfer
Storage Chamber Design Copyright by c Aryosi - PSPPK-2006
(Linen,
Equipment
&
R.Transfer
Medicine)
Air Curtain
Model Varian
Tata-Ruang Dalam R.Isolasi Skala Garis
0 200 400 600
0 2m 4m 6m
89
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 90
Room Cabinet
w/Flat Top
Foldable Writing Table
IV Ceiling-Track
Minimal (p)
Modular
R. Rawat Intensif Isolasi
(;H5N1 Isolation Ward) 400 cm
Design Copyright by c Aryosi - PSPPK-2006
Hand-dryer
w/ Stand & Adult Dual Head Stethoscope
High Volume 15" Exhauster
Exhauster Shaft
PPE-Cabinet
Clean
w/Flat Top
Waste
R. Antara -1 PPE-Cabinet
(;Pre-Preparation Rm.) w/Flat Top
Minimal (p)
Hand-dryer
Modular
Sink
Stainless Steel
R. Antara -2
Sink
Stainless Steel
Minimal
Sirkulasi
240 cm
Sirkulasi
(Max. Bed Length in the
R. Rawat
Medical Equipment
Market is + 2352mm at
Feb,2006)
Minimal
120 cm
Minimal (p)
Stasi Perawat R. Isolasi Modular
(;Nurse Station Area) 200 cm
90
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 91
Stainless
Steel Hand-
Room Cabinet
w/Flat Top
Sink dryer
Room Cabinet
IV Ceiling-Track
PPE-Cabinet
w/Flat Top
PPE-Cabinet
Waste
w/Flat Top
w/Flat Top
R. Antara
Petugas
Stainless Steel
Modular
R. Rawat
(; Air Lock
Foyer for
Medical Staff )
Sink
Minimal
120 cm Minimal (p)
Modular
Stasi Perawat R.Isolasi 200 cm
(;Nurse Station Area)
Model Varian - 2
Skala Garis
Tata-Ruang Dalam pada area R. Perawatan 0 200 400 600
Isolasi, R. Foyer Air-Lock Petugas dan Nurse
Station untuk R.Perawatan dengan BSL-3. 0 2m 4m 6m
91
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 92
Minimal (p) Modular Air Curtain R. Antara Km/WC Air Curtain Adult / Pediatric Ventilator Set
120 cm Infusion Pump w/Standard Tripod
Bed Head Unit
Room Cabinet
w/Flat Top
IV Ceiling-Track
PPE-Cabinet
PPE-Cabinet
Waste
w/Flat Top
w/Flat Top
Clean
Petugas
Sink
Stainless Steel
Medical Staff )
Minimal
Sirkulasi Air Curtain Air Curtain Air Curtain
240 cm
(Max. Bed Length in
the Medical Sirkulasi
Equipment Market R. Rawat
is + 2352mm at
Feb,2006)
Minimal
Minimal (p) 120 cm
Modular
200 cm Stasi Perawat R.Isolasi
(;Nurse Station Area)
92
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 93
R.Perawatan Isolasi
A R. Perawatan R.Antara A
Isolasi /Persiapan
/TC
Selasar
DENAH SKEMATIK
EKSHAUS 15 Inch
EKSHAUS 15 Inch (;15" High Vaccum
(;15" High Vaccum Exhauster)
Exhauster) UV-Lamp Set
Indoor Unit
(min) 1 Pk
(Bergantung Besaran EKSHAUS 15 Inch
Ruangan) (;15" High Vaccum
EKSHAUS 15 Inch
EKSHAUS 15 Inch 45,00 cm Exhauster)
(;15" High Vaccum
(;15" High Vaccum
Exhauster) Pre / EPA Filter Set
Exhauster)
45,00 cm
UV-Lamp Set
77,50 ~ 102,50 cm
UDARA BERSIH KELUAR
45,00 cm
(; FRESH AIR-OUTLET)
80,00 ~ 85,00 cm
UDARA KOTOR
RUANGAN KELUAR
(; ROOM WASTE
AIR-OUTLET) UDARA BERSIH
UDARA BUANGAN BERSIH 375,00~400,00 cm RUANGAN MASUK
STERILISATOR UDARA (; ROOM CLEAN
(;STERISATOR CLEAN WASTE 280,00 cm AIR-INTAKE)
AIR-OUTLET) UDARA KOTOR
RUANGAN KELUAR
(; ROOM WASTE
AIR-OUTLET)
10,00 cm
17,50 cm
Pre / EPA Filter Set Design & Drawing Copyright by Aryosi-PSPPK-2006
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
Burner Set PSPPK, SETJEN, DEPKES-RI c 2006
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
93
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 94
II APD
1. Baju Operasi
2. Gaun/Jas Operasi
3. Sepatu Boot
4. Topi Bedah/Tutup Kepala
No. Nama Alat
5. Masker Bedah
6. Masker N95
7. Sarung Tangan Panjang
8. Sarung Tangan Biasa/Bedah
9. Kaca Mata Pelindung
94
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 95
95
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 96
96
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 97
Latar Belakang
Pelaporan kasus influenza H5N1 yang cepat dan akurat adalah landasan
utama untuk memonitor baik evolusi global penyakit flu burung dan risiko
yang menyertainya bahwa suatu virus pandemik mungkin muncul. Dalam
kerja sama dengan beberapa mitra, WHO sudah mengembangkan definisi
kasus yang baku untuk memfasilitasi :
1. Pelaporan dan klasifikasi kaus-kasus infeksi H5N1 pada manusia oleh
para pejabat kesehatan nasional dan internasional.
2. Pembakuan bahasa untuk tujuan-tujuan komunikasi.
3. Keterbandingan data lintas waktu dan daerah geografik.
97
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 98
Definisi Kasus
98
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 99
Definisi 2 probabel
Seseorang yang meninggal karena suatu penyakit saluran napas akut
yang tidak bisa dijelaskan yang dianggap secara epidemiologi berkaitan
karena waktu, tempat dan pemaparan terhadap kasus H5N1 yang sudah
terkonfirmasi.
Kasus H5N1 terkonfirmasi (Lapori WHO)
Seseorang yang memenuhi kriteria untuk kasus suspek atau probabel
DAN :
Satu dari hasil-hasil berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu
laboratorium influenza nasional, regional atau internasional yang hasil
pemeriksaan H5N1-nya diterima oleh WHO sebagai konfirmasi.
a. Isolasi suatu H5N1 virus
b. Hasil-hasil H5 PCR positif dari pemeriksaan-pemeriksaan menggunakan
dua sasaran PCR yang berbeda misalnya primer khusus untuk influenza
A dan H5 HA
c. Suatu peningkatan 4 kali lipat atau lebih dalam titer antibodi netralisasi
untuk H5N1 berdasarkan pemeriksaan dari suatu spesimen serum
akut (diambil 7 hari atau setelah gejala penyakit mulai) dan suatu
spesimen serum konvalesen. Titer antibodi netralisasi konvalesen
harus pula 1 : 80 atau lebih tinggi.
d. Suatu titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1 : 80 atau lebih dalam
suatu spesimen serum yang diambil pada hari ke 14 atau sesudahnya
setelah gejala penyakit mulai dan suatu hasil positif menggunakan
99
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 100
100
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 101
NOMOR : 756/MENKES/SK/IX/2006
TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENDERITA FLU BURUNG
101
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 102
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
102
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 103
:
Kelima Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua
yang menangani pasien flu burung dapat mengajukan
penggantian biaya (klaim biaya) kepada Departemen
Kesehatan dengan mengacu pada prosedur sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 September 2006
103
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 104
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 756/MENKES/SK/IX/2006
Tanggal : 20 September 2006
A. PENDAHULUAN
Saat ini salah satu penyakit yang mengancam hak fundamental masyarakat untuk
hidup sehat adalah penyakit Flu Burung. Penyakit ini menyerang sistem
pernafasan dengan angka kematian yang sangat tinggi (>50 %), penyebabnya
adalah virus Influenza A subtipe H5N1 subtipe H5N1 (H=hemagglutinin;
N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas (burung dan ayam),
namun pada tahun 1997 infeksi flu burung telah berpindah dari unggas ke
manusia dan sejak saat itu telah terjadi 3 kali outbreak infeksi virus influensa A
subtipe H5N1.
Flu burung pada manusia pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997
dimana dari 18 orang penderita 6 orang meninggal dunia. Data Depkes per
tanggal 6 September 2006 dilaporkan bahwa jumlah kasus konfirm sebanyak 62
orang dengan angka kematian sebanyak 47 orang. Akhir-akhir ini kasus flu
burung berkembang dengan cepat dihampir seluruh propinsi di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Menteri Kesehatan RI melalui Surat
Keputusan Nomor : 1371/Menkes/SK/IX/2005 telah menetapkan 44 Rumah Sakit
sebagai rujukan dalam menangani pasien–pasien menderita Flu Burung dan
menetapkan penyakit ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
104
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 105
rujukan dan penguburan merupakan hal yang sangat penting untuk ditata secara
baik, mengingat tingginya biaya yang dibutuhkan selama pasien dirawat di rumah
sakit.
B. TUJUAN
Umum :
Mempercepat penanganan pasien Flu Burung.
Khusus :
1. Mempercepat akses ke Rumah Sakit.
2. Memberikan pelayanan sesuai Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di
Rumah Sakit.
3. Menyederhanakan mekanisme pengajuan klaim ke pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan RI.
7. Biaya rujukan di sesuaikan oleh jarak asal rujukan ke Rumah sakit rujukan
dengan memperhatikan azas kewajaran.
105
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 106
9. Seluruh Berkas akan di Verifikasi dan selanjutnya bila sudah sesuai dengan
prosedur administrasi yang berlaku akan dibayarkan kepada Rumah Sakit
yang mengajukan klaim tersebut.
10. Bagi RS non Rujukan yang menerima pasien Suspek Flu Burung, agar
sesegera mungkin merujuk ke RS Rujukan Flu Burung setempat.
D. PENUTUP
E. CONTOH FORM
106
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 107
FORM 1:
REKAPITULASI PASIEN PENDERITA FLU BURUNG
Propinsi :
Kabupaten/Kota :
Rumah Sakit :
No Rawat
Sex Biaya Biaya Biaya Ambulans Peti
No. Nama Penderita Rekam Umur Alamat Diagnosa Jumlah KET
L/P Inap Jalan Lab Radiologi Rujukan Jenasah Jenasah
Medik
TOTAL
……………...........,………
……………………..200…
(………………………………) (………………………………)
107
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 108
FORM 2
CONTOH:
KWITANSI
UNTUK PEMBAYARAN : Penggantian biaya perawatan pasien penderita Flu burung di RS……………................
Materai 6000
Tandatangan / Stempel
Nama jelas / NIP
108
Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit 109
REFERENSI
109