NASKAH PUBLIKASI
NPM 1102015099
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
DESEMBER, 2018
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
ABSTRAK
PERBANDINGAN PERBEDAAN KADAR UREUM DARAH SEBELUM
DAN SESUDAH KONSUMSI KURMA SEBAGAI TAKJIL PADA PUASA
RAMADHAN DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM
1
ABSTRACT
COMPARISON OF THE DIFFERENCE OF BLOOD UREUM LEVELS
BEFORE AND AFTER DATE CONSUMPTION AS TAKJIL IN RAMADHAN
FASTING AND THE REVIEW ACCORDING TO ISLAM
Intan Setia Kartikasari, Syukrini Bahri, Amir Mahmud
Background: The blood ureum levels reflects the balance between production and
excretion to assess the kidneys. Changes during Ramadhan fasting can affect the
excess product of urinary metabolism due to a decrease in glomerular filtration
rate in the body. Breaking fast with dates is one of the Sunnah of the Prophet
Muhammad. Dates are useful as Nephroprotective Because they can reduce the
increase in plasma creatinine and blood ureum concentration thereby reducing the
risk of kidney tubule damage.
Method: This study is an experimental study with a non-randomized pretest-
posttest control group design, and a non-random sampling method using a
purposive sampling method.
Results: The results showed that of the 39 respondents, consisted of 23
experimental groups and 16 control groups. Experimental group at pre-test the
average value of blood ureum level 21.5 mg / dL while after using the treatment
with consumption of five dates sukarri as takjil for 14 days and post-test heavy meal
for 15 minutes the average value to 20.3 mg / dL. In the control group at pre-test it
had an average value of blood ureum level of 22.3 mg / dL and at post-test it was
seen that the average value was 21.8 mg / dL. Both groups decreased the mean
blood ureum levels even though it was not significant.
Conclusion: There was no difference between blood ureum levels before and after
consuming dates as takjil during Ramadhan fasting in both the treatment and
control groups, also there was no greater decrease in blood ureum levels in the
treatment group than in the control group.
2
PENDAHULUAN
Agama islam mengaharuskan umatnya untuk berpuasa di bulan Ramadhan,
karna pada dasarnya puasa ialah ibadah yang dilakukan seorang muslim untuk
menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu serta lapar dan haus mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari selama satu bulan setiap tahunnya. (Musbikin,2006).
Selama puasa Ramadhan memberi pengaruh perubahan pola makan, asupan
makan, pola tidur, dan aktivitas. juga terjadi pengurangan asupan cairan jangka
panjang yang beresiko dehidrasi. Leiper, dkk. Menemukan berkurangnya asupan
cairan dapat diperberat dengan perspirasi (pengeluaran keringat) berlebihan dapat
menyebabkan cairan negatif namun, tidak ada efek merugikan bagi kesehatan.
Kita disunnahkan untuk memakan kurma saat berbuka puasa. Sesuai Hadist
riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan kurma basah
(ruthob) sebelum menunaikan ibadah shalat maghrib. Jika tidak ada, beliau berbuka
puasa dengan kurma kering (tamr). Dan jika tidak ada keduanya, beliau berbuka
dengan air. Setelah berbuka, Rasulullah SAW biasanya melaksanakan shalat
Maghrib. (Qardhawi, 2004).
Buah kurma adalah makanan yang mudah dicerna, diserap, dan mudah
melekat pada tubuh. Komposisinya terdiri atas 70% zat gula, 20% protein, dan 3%
lemak serta kaya akan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium,
potasium, dan zat besi. Zat gula yang terdapat di kurma, lebih mudah dicerna dan
hanya memerlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk dapat terserap dalam usus
manusia kemudian, dimetabolisme secara cepat untuk sumber energi berbagai
aktivitas sel. (Ali, et.al., 2012). Kurma bermanfaat untuk pengendalian penyakit
karena mengandung vitamin B dan C serta memiliki implikasi terapeutik melalui
efek anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-tumor, nephroprotective dan anti-diabetes.
(Mohammed and Al-Okbi, 2004). Kandungan kurma yang kaya akan antioksidan
memiliki efek nephroprotective sehingga dapat menurunkan kadar ureum darah dan
mempertahankannya pada konsentrasi yang normal (Salah, et al., 2011).
Kadar ureum darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan eksresi
yang berguna untuk mengevaluasi fungsi status ginjal, status hidrasi, menilai
keseimbangan nitrogen, progresivitas penyakit ginjal serta menilai hasil
3
hemodialysis. Metode penetapannya dengan mengukur nitrogen atau Blood Urea
Nitrogen (BUN), akan meningkat apabila seseorang mengkonsumsi protein dalam
jumlah banyak. (Benez, 2008). Perubahan saat puasa ramadhan dapat
mempengaruhi produk sisa metabolisme protein (ureum) yang berlebihan di dalam
tubuh yang seharusnya pada orang normal akan di ekskresikan melalui urin. Namun
sebaliknya apabila terjadi kerusakan pada ginjal maka akan terjadi penumpukan
ureum didalam darah, sehingga ginjal tidak mampu mengeluarkannya dan jika
kadarnya tinggi menjadikannya toksik bagi tubuh. (Bastiansyah, 2008)
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, puasa ramadhan dan konsumsi
kurma berpotensi untuk mempengaruhi kadar ureum darah, maka Maka, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang dikaitkan dengan perbandingan
perbedaan kadar ureum darah sebelum dan sesudah konsumsi kurma sebagai takjil
pada puasa Ramadhan.
METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu mengamati adanya pengaruh
terhadap suatu perlakuan yang diberikan terhadap subjek penelitian yaitu
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Rancangan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah non-randomized pretest-posttest control
group design. Pengumpulan data terhadap dua kelompok yaitu kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol pada penelitian ini dilakukan pada dua waktu yang berbeda,
yaitu sebelum memasuki Puasa Ramadhan dan sesudah hari ke-15 Puasa
Ramadhan. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari mengacu pada studi yang
dilakukan oleh Yasin, et al., 2015, yaitu dari tanggal 17 Mei 2018 sampai dengan
31 Mei 2018. Penetapan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non
random sampling dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 39 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
yang sehat yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan
sebanyak 23 orang dan kelompok kontrol sebanyak 16 orang.
4
Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari sampel
darah vena sebanyak 3 cc dan Food Record setiap hari untuk dianalisis kadar rata-
rata asupan makanan. Pengumpulan dan pengukuran data dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan melalui lembar informed consent yang telah ditanda
tangani oleh 39 orang responden yaitu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi dan telah berpuasa selama 8-10 jam, sebelum berpuasa Ramadhan diambil
sampel darah vena nya sebanyak 3 cc untuk diperiksa kadar ureum darah oleh
analis. Kemudian responden berpuasa Ramadhan selama 14 hari dan pada
kelompok perlakuan diberi 5 butir kurma Sukkari untuk dikonsumsi sebagai takjil
saat berbuka puasa dan menunda makan berat selama minimal 15 menit. Sementara
pada kelompok kontrol, responden hanya berpuasa. Kedua kelompok Responden
juga mengisi Food Record setiap hari untuk dikonversi kadar rata-rata asupan
makanannya menggunakan aplikasi Samsung Health sebagai food calculator. Pada
hari ke-15 puasa Ramadhan dilakukan kembali pemeriksaan kadar ureum darah
menggunakan TMSi24 untuk dilihat apakah ada perbedaan kadar urem darah pada
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Analisis statistik mengolah data
penelitian ini dengan menggunakan metode T-test dan program Statistical Package
for the Social Science (SPSS 20).
HASIL
5
dilakukan selama 14 hari berturut-turut. Jika penelitian ini dilakukan pada
responden perempuan, maka resiko untuk terjadi drop-out lebih besar.
6
Mengacu pada Tabel 4, terlihat bahwa sampel kelompok kontrol pada saat
sebelum memiliki kadar rata-rata ureum darah sebesar 22,3 mg/dL dengan standar
deviasi sebesar 4,3 mg/dL, dimana kadar ureum darah responden dengan nilai
paling tinggi yaitu sebesar 12 mg/dL dan paling rendah sebesar 31 mg/dL.
Sedangkan pada sesudah terjadi penurunan kadar rata-rata ureum darah menjadi
21,8 mg/dL dengan standar deviasi sebesar 6 mg/dL, dimana kadar ureum darah
responden dengan nilai paling tinggi yaitu sebesar 11 mg/dL dan paling rendah
sebesar 33 mg/dL.
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0)
ditolak atau diterima. Sebelumnya dilakukan pengujian prasyaratan analisis uji
normalitas dan homogenitas kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
didapatkan hasil perhitungan pada kedua kelompok berdistribusi normal dan
memiliki varians yang relative homogen, sehingga dapat dilanjutkan untuk
pengujian hipotesis dengan T-test. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan
Dependent T-test pada kelompok perlakuan, diperoleh thitung sebesar 0,8 sedangkan
harga ttabel pada taraf α = 0,05 dan dk 22 adalah sebesar 2,1 oleh karena itu harga
thitung kurang dari harga ttabel. Berarti hipotesis nol (H01) diterima, yang artinya Tidak
ada perbedaan antara kadar ureum darah sebelum dan sesudah konsumsi kurma
sebagai takjil selama puasa Ramadhan pada kelompok perlakuan. Berdasarkan
pengujian hipotesis menggunakan Dependent T-test pada kelompok kontrol,
didapatkan thitung sebesar 0,5 sedangkan harga ttabel pada taraf α = 0,05 dan nilai dk
15 adalah sebesar 2,1 oleh karena itu harga thitung kurang dari harga ttabel. Berarti
hipotesis nol (H02) diterima, yang artinya Tidak ada perbedaan antara kadar ureum
darah pada sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent T-test
pada selisih penurunan kadar ureum darah pada kelompok perlakuan dan kontrol,
diperoleh thitung sebesar 0,9 sedangkan harga ttabel pada taraf α = 0,05 dan nilai dk 37
adalah sebesar 2,0 oleh karena itu harga thitung kurang dari harga ttabel. Berarti
hipotesis nol (H03) diterima, yang artinya Tidak ada penurunan kadar ureum darah
yang lebih besar pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
7
PEMBAHASAN
Penelitian ini memilih responden yang hanya berjenis kelamin laki-laki,
berusia antara 19-24 tahun, sebanyak 39 orang. Responden dipilih laki-laki untuk
meminimalkan resiko terjadi drop-out yang lebih besar. Karena penelitian ini
dilakukan saat puasa Ramadhan selama 14 hari berturut-turut dan pada perempuan
mengalami menstruasi setiap bulannya, sehingga dikhawatirkan responden
perempuan tidak dapat meneruskan berpuasa Ramadhan yang berdampak tidak
dapat menyelesaikan penelitian.
Pada kelompok perlakuan yang mengkonsumsi lima butir kurma Sukarri
sebagai takjil selama 14 hari serta menunda makan berat selama 15 menit
menunjukkan sedikit penurunan yaitu kadar rata-rata ureum darah saat sebelum
konsumsi kurma sebesar 21,5 mg/dL Sedangkan saat setelah mengkonsumsi kurma
nilai rata-rata menjadi 20,3 mg/dL. Namun kadar rata-ratanya masih dalam rentang
nilai normal (7- 25 mg/dL) (Nursalam, 2006). Hal ini terjadi karena kandungan
antioksidan yang tinggi pada kurma Sukarri seperti flavonoid dan anthocyanin,
vitamin C, p-coumaric, asam ferulat, asam klorogenik serta kadar total polyphenol
sebesar 377,6 mg/100 mg mempunyai efek proteksi terhadap ginjal
(nephoprotective) sehingga dapat mempertahankan indikator biokimiawi darah
pada konsentrasi yang normal. (Salah, et al., 2012). Berdasarkan pengujian
hipotesis dengan T-test disimpulkan bahwa hipotesis nol (H01) diterima yaitu Tidak
ada perbedaan antara kadar ureum darah sebelum dan sesudah konsumsi kurma
sebagai takjil selama puasa Ramadhan pada kelompok perlakuan. Hasil penelitian
ini tidak sama dengan penelitian El-Mousalamy et al. (2016) dimana penelitian
tersebut menggunakan model tikus nefropati diabetik DM tipe 2 yang mengalami
kerusakan glomerulus, diberi pengobatan ekstrak berair dan metanol dari buah serta
biji kurma, menunjukkan efek peningkatan yang signifikan (p ≤ 0.05) pada fungsi
ginjal terhadap penurunan kreatinin darah, ureum darah, asam urat, eksresi albumin
urin, serta memperbaiki kerusakan glomerulus dan tubulus interstitial terhadap
tikus dengan nefropati diabetik. (El-Mousalamy, et al., 2016). Mekanisme
nephroprotective pada buah kurma yaitu dengan memperbaiki fungsi dari tubulus
kontortus proksimal sehingga dapat menurunkan kadar ureum darah dan
8
mempertahankannya dalam nilai yang normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kurma dapat menurunkan kadar ureum darah dan mempertahankan kadarnya dalam
batas normal jika terdapat kerusakan glomerulus. Namun pada individu dengan
ginjal yang sehat, kurma hanya menjaga serta mempertahankannya dalam nilai
yang normal, tidak sampai menyebabkan penurunan yang berarti.
Sementara responden pada kelompok kontrol yaitu yang berpuasa tanpa
mengkonsumsi kurma Sukarri terjadi penurunan kadar ureum darah namun, masih
dalam batas normal. Saat sebelum berpuasa memiliki nilai rata-rata Kadar Ureum
sebesar 22,3 mg/dL Sedangkan saat setelah puasa terlihat nilai rata-rata menjadi
21,8 mg/dL. Hal ini sesuai Menurut Bastiansyah (2008) Perubahan saat puasa
ramadhan dapat mempengaruhi produk sisa metabolisme protein (ureum) yang
berlebihan di dalam tubuh, namun pada orang normal akan cepat diekskresikan
melalui urin dan adanya sistem homeostasis tubuh sehingga menyebabkan
penurunan rata-rata kadar ureum darah yang tidak signifikan. Apabila dilakukan
pada individu yang mengalami kerusakan pada ginjal maka akan terjadi
penumpukan ureum didalam darah, sehingga ginjal tidak mampu mengeluarkannya
dan menjadikannya tinggi dan dapat menjadi toksik bagi tubuh, yang disebut
uremia. (Nursalam, 2006) Hal ini terjadi karena dehidrasi selama berpuasa
menyebabkan penurunan filtrasi glomerulus dan ekskresi ureum darah yang
temporer dan reversible. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan T-test
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H02) diterima, yang artinya Tidak ada perbedaan
antara kadar ureum darah pada sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
Berdasarkan perhitungan selisih penurunan kadar ureum darah pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol disimpulkan bahwa hipotesis nol (H03)
diterima yang berarti Tidak ada penurunan kadar ureum darah yang lebih besar pada
kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kemungkinan
penyebabnya adalah karena penelitian ini dilakukan pada orang yang sehat. Pada
orang sehat yang berpuasa, tubuh mempunyai mekanisme adaptasi yang baik
sehingga puasa tidak menyebabkan peningkatan kadar ureum darah yang signifikan
dan konsumsi kurma berpengaruh dalam mempertahankan kadar ureum darah
dalam keadaan normal, namun dapat menurunkan sedikit kadarnya tapi masih
9
dalam batas normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Cheah, dkk. dari Malaysia
mengenai fungsi tubular ginjal pada kelompok orang sehat yang menjalankan
puasa. Didapatkan bahwa disfungsi sel tubular ginjal akibat dehidrasi saat berpuasa
merupakan kondisi temporer. Karena, Tubuh akan cepat beradaptasi pada kondisi
puasa yang akhirnya, tidak ada efek samping terhadap fungsi ginjal pada orang
sehat. Hasil ini dapat berbeda jika dilakukan pada individu yang tidak sehat.
(Cheah, et al., 2007).
Berdasarkan perhitungan kadar rata-rata asupan protein per hari didapatkan
bahwa asupan protein pada kelompok perlakuan sedikit lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol, meskipun asupannya masih dalam batas normal. Sesuai dengan
Walid al-shihab dan Richard J. Marshall dalam penelitiannya yang mengemukakan
bahwa buah kurma memiliki presentase kadar protein sebesar 2,3-5,6% sehingga
menjadikan kadar protein rata-rata pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan pada kelompok kontrol karena adanya penambahan asupan kurma
sebagai takjil untuk berbuka puasa. (Walid, 2006). Dan berdasarkan PERMENKES
No. 75 Tahun 2013 mengenai Angka Kecukupan Gizi Protein, asupan protein
perhari yang mencukupi yaitu sebesar 62-72 g pada remaja, sehingga individu
dengan gangguan ginjal atau memiliki kadar ureum darah yang tinggi harus
membatasi asupan protein dibawah nilai tersebut. Namun keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu terdapat beberapa responden yang lupa dan tidak patuh untuk
mengisi food record, sehingga pada penelitian ini tidak menutup kemungkinan
bahwa asupan protein yang sebenarnya lebih tinggi daripada perhitungan asupan
protein yang didapatkan, yang akhirnya dapat mempengaruhi perhitungan kadar
ureum darah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut,
Kadar Ureum Pada kelompok perlakuan dengan responden 23 mahsiswa saat
sebelum diberi kurma dan berpuasa rata-ratanya adalah 21,4 mg/dL sedangkan pada
sesudahnya rata-ratanya adalah 20,3 mg/dL. Tidak ada perbedaan antara kadar
Ureum darah sebelum dan sesudah konsumsi kurma sebagai takjil selama puasa
10
Ramadhan pada kelompok perlakuan. Kadar ureum kelompok kontrol pada 16
mahasiswa saat sebelum berpuasa memiliki nilai rata-rata sebesar 22,3 mg/dL
Sedangkan saat sesudah berpuasa terlihat nilai rata-rata menjadi 21,8 mg/dL. Tidak
ada perbedaan antara kadar Ureum darah sebelum dan sesudah konsumsi kurma
sebagai takjil selama puasa Ramadhan pada kelompok kontrol. Dari hasil pengujian
hipotesis, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar ureum darah
sebelum dan sesudah konsumsi kurma pada kelompok perlakuan dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kareem, Nadya, et al. Some biochemical changes during summer Islamic
fasting in diseased patients in comparison with normal. American Journal of
Medical Sciences and Medicine. 2017;5[2]:27-34.
Ali, Amanat, et al. Nutritional and Medicinal Value of Date Fruit dalam Dates:
Production, Processing, Food, and Medicinal Values. 2012:361-375.
Amin A, Kumar SS, Mishra S, et al. Effects of fasting during Ramadhan month on
depression, anxiety and stress and cognition. International Journal of Medical
Research and Review. 2016;4(5):771-4.
12
Azizi F, Rasouli HA. Serum glucose, bilirubin, calcium, phosphorus, protein, and
albumin concentrations during Ramadhan. Medical Journal of the Islamic
Republic of Iran. 1987;1:38-41.
Bahammam A. Sleep pattern, daytime sleepiness, and eating habits during the
month of Ramadhan. Sleep and Hypnosis. 2003;5(4):165-167.
Dr. Wahbah Al Zuhaili, Puasa dan I’tikaf. (Kajian Berbagai Madzab), Cet. 1,
Bandung: Rosda Group, 1995. hlm. 84.
El-Mousalamy, Amani, et al. 2016. Aqueous and Methanolic Extracts of Palm Date
Seeds and Fruits (Phoenix dactylifera) Protects against Diabetic Nephropathy
in Type II Diabetic Rat. Biochem Physiol 5: 205. doi: 10.4172/2168-
9652.1000205.
Ganong WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22nd ed. Jakarta : EGC.
Guyton AC, John EH. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC.
Hamka Haq, Al-Syathibi Aspek Teologis Kosep Maslahah dalam Kitab al-
Muwafaqat, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.81.
Hasan Kamil al-Mathawi, fiqh al-ibadat ala Mazhab al-imam Malik r.a, (Kairo:
Maktabah an-Nahdhah al-Misriyah, 1978), h.247.
H. Baihaqi, AK, Fiqh Ibadah, (bandung: M28, 1996), cet. ke-1. h. 119.
Hussein, A. M., El-Mousalamy, A. M., Hussein, S. A., & Mahmoud, S. A. (2016).
Effects of Palm Dates (Phoenix Dactylifera L) Extracts on Hepatic
Dysfunctions in Type 2 Diabetic Rat Model. World Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, 4(07), 62-79.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. “Praktek Kedokteran Nabi”. Terj. Abu Firly
(Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2010), hlm. 359-360.
13
Imanuel, Suzanna. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 6. Jakarta: Interna
Publishing.
Mirsane, Sayed, Shima Shafagh , Nasrin Oraei. Effects of Fasting in the Holy
Month of Ramadhan on the Uric Acid, Urea, and Creatinine Levels: A
Narrative Review. Journal of Fasting and Health. 2016;4[4]:130-135.
Poh BK, Zawiah H, Ismail MN, Henry CJK. Changes in body weight, dietary intake
and activity pattern of adolescents during Ramadhan. Malaysian Journal of
nutrition. 1996;2:1-10.
Pramono A, Ismadi SD, Ismadi HM. Perbandingan kadar albumin, protein total,
urea, asam urat darah dan rasio ureum/kreatinin urin sebelum dan sewaktu
puasa Ramadhan. Sains Kesehatan. 2001;14(3):281-9.
14
Rafie C, Sohail M. Fasting during Ramadhan: nutrition and health impacts and food
safety recommendations. Virginia Cooperative Extension. 2016;3-4.
Rahmani AH, Aly SM, Ali H, Babiker AY, Srikar S, Khan AA. Therapeutic effects
of date fruits in the prevention of disease via modulation of anti-inflammatory,
anti-oxidant and anti-tumor activity. International Journal of Clinical and
Experimental Medicine. 2014;7(3):483-91.
Salah, Emma, et al. 2011, Antioxidant-rich date palm fruit extract inhibits oxidative
stress and nephrotoxicity induced by dimethoate in rat. J Physiol Biochem
(2012) 68:47-58 DOI 10.1007/s 13105-011-0118-y.
Saleh, Ebstesam, et al. 2011. Phenolic Contents and Antioxidant Activity of Various
date Palm (phoenix dactylifera L.) Fruits from Saudi Arabia. Food and
Nutrition Sciences, 2011.2. 1134-1141.doi:10.4236/fns.2011.210152.
Sherwood L. 2010. Human Physiology: From Cells To System. 7th ed. USA:
Brooks/Cole.
15
Takaeidi MR, Jahangiri A, Khodayar MJ, et all. The effect of date seed (phoenix
dactylifera) extract on paraoxonase and arylesterase activities in
hypercholesterolemic rats. NCBI. 2014;9(1):30-34.
Yasin, Bibi, et al. 2015. Date (Phoenix dactylifera) Polyphenolics and Other
Bioactive Compounds: A Traditional Islamic Remedy’s Potential in
Prevention of Cell Damage, Cancer Therapeutics and Beyond. Int. J. Mol.
Sci. 2015, 16, 30075–30090; doi:10.3390/ijms161226210.
16