11 Feri Noviardi PDF
11 Feri Noviardi PDF
TAHUN 2017
OLEH :
FERRY NOVIARDI
13103084105040
PERINTIS PADANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
TAHUN 2017
OLEH :
FERRY NOVIARDI
13103084105040
PERINTIS PADANG
TAHUN 2017
HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH :
FERRY NOVIARDI
13103084105040
Pembimbing I Pembimbing II
Pengesahan
Pada
Oleh
FERRY NOVIARDI
13103084105040
LULUS
Diketahui
Ketua Program Studi
Ferry Noviardi
ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat
dan tepat yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Di butuhkan perawatan intensif yang
menyebabkan tirah baring.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan minyak
zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus pada pasien stroke di Ruangan Neuro
RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan Quasi
Eksperimen reseach dengan desainpendekatan One group pretest – posttest disign, kemudian data
diolah dengan menggunakan uji paired test. Sampel sebanyak 30 orang responden. Didapatkan data
pada kelompok intervensi 15 orang dan kelompok kontrol 15 orang.Rerata perbedaan sebelum dan
sesudah intervensi -3,533, dengan standar deviasi 1,598, dan p value 0,000 dapat disimpulkan adanya
efektifitas sebelum dan sesudah diberikan tindakan minyak zaitun dan minyak kelapa murni. Pada
kelompok kontrol didapatkan perbedaan rerata 0,200, dengan standar deviasi 0,775, dan p value
0,334, artinya tidak adanya efektifitas sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol. Kesimpulan
kemampuan minyak zaitu lebih efektif terhadap pencegahan dekubitus dari pada minyak kelapa
murni. Disarankan hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat di rumah sakit untuk memberikan
minyak zaitun dan minyak kelapa murni kepada pasien agar melindungi kulit dari kerusakan dan
mencegah dekubitus.
Ferry Noviardi
The Effectivity of Olive Oil And Coconut Oil On Pain To Prevent Decubitus In Stroke
Patients In Nuero RSAM Bukittinggi Room 2017
ix + vi chapter + 78 pages + 2 schemes + 5 tables + 7 attachments.
ABSTRACT
Stroke is a neurological disease that is often encountered and should be treated quickly and precisely
which leads to decreased brain function. In need of intensive care that causes bed rest. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of the use of olive oil and virgin coconut oil on the
prevention of dekubitus in stroke patients in Nuero at Hospital DrAchmad Mochtar Bukittinggi
Hospital in 2017. This research method using Quasi Eksperimenreseach method with One group
pretest - posttest disign approach design, Processed by using paired test test. A sample of 30
respondents. It was found that from 30 respondents, conducted in intervention group 15 people and
control group 15 people.The difference of before and after intervention -3,533, with standard
deviation 1,598, and p value 0,000 can be concluded the effectiveness before and after action of olive
oil and virgin coconut oil. In the control group, the mean difference was 0,200, with deviation
standard 0,775, and p value 0,334, meaning no effectivity before and after in control group.
Conclusion The ability of oil is more effective against the prevention of decubitus than pure coconut
oil. Suggested Results can be applied by hospital nurses to provide olive oil and virgin coconut oil to
patients to protect skin elasticity from damage and prevent decubitus.
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Program Ilmu Keperawatan
STIKes Perintis Padang Tahun 2017 dengan judul penelitian “Efektifitas Penggunaan
Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni terhadap Pencegahan Dekubitus pada
2017”.
Selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang telah
memberi arahan dan masukan yang membangun, demi terselesainya penulisan skripsi ini.
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang.
2. Ibu Ns. Yaslina, M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku Ka.Prodi Ilmu Keperawatan STIKes
Perintis Padang.
3. Bapak Ns. Muhammad Arif, M.Kep selaku Pembimbung I yang telah meluangkan
waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti sehingga
4. Ibu Ns. Ernalinda Rosya, M.Kep selaku Pembimbung II yang juga telah meluangkan
waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti sehingga
5. Yang teristimewa kepada keluarga tersayang yang telah mebesarkan, mendidik, dan
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
DAFTAR SKEMA .......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
1.5 Rung Lingkup Penelitian..................................................................................... 9
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 64
6.2 Saran ....................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
No
Skema 2.6 Kerangka Teori ............................................................................................... 37
Skema 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 38
DAFTAR TABEL
No
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ........................................................................................ 39
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 43
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pasien stroke pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di RuanganNuero
RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi tahun 2017 ...................................... 52
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan IMT pasien stroke pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Ruangan
Nuero RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi
tahun 2017 ........................................................................................................ 53
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Dekubitus Pada Pasien Stroke Sebelum Diberikan
tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada kelompok
intervensi di Ruangan Nuero RSUD Dr. Achmad Muchtar
Bukittinggi tahun 2017 ..................................................................................... 53
Tabel 5.4 Efektifitas Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Tindakan Minyak Zaitun Dan Minyak Kelapa
Murni Pada Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi di
Ruangan Nuero RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi
tahun 2017 ........................................................................................................ 55
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian
adalah Stroke. Stroke termasuk salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi
masalah serius kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga Dunia.
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya berkembang lambat.
Empat jenis utama penyakit tidak menular adalah kanker, penyakit pernapasan kronis
(seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma), diabetes melitus (DM) dan penyakit
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat stroke sebesar
51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan
sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Di
dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke
menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000
meningkat seiring bertambahnya umur. Jumlah penderita stroke di tahun 2007 usia 45-54
sekitar 8 persen, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 10 persen. Selanjutnya jumlah
penderita stroke usia 55-64 tahun pada Riskesdas 2007 sebanyak 15 persen, sedangkan
pada Riskesdas 2013 mencapai 24 persen. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga
kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24
tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-
prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan
(5,7%).
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja. Stroke diakibatkan oleh thrombosis serebral, hemoragi,
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan
glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan meluasnya
area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobik
yang merusak jaringan otak. Stroke disebabkan oleh multifaktor seperti hipertensi,
penyakit jantung, merokok, diabetes, kolesterol, obesitas dan kurang aktivitas fisik dan
faktor lainnya. Hipertensi merupakan faktor resiko tertinggi untuk kejadian stroke
hemoragik dan peningkatan gula darah merupakan faktor resiko tertinggi kejadian stroke
iskemik, sedangkan hipertensi merupakan faktor resiko dari kedua jenis stroke tersebut.
darah atau terhambat oleh sumbatan. Hal ini menyebabkan terputusnya persediaan
oksigen dan nutrien yang menyebabkan kerusakan jaringan dan fungsi otak (Padila,
2012).
Dibutuhkan perawatan intensif yang berguna memulihkan fungsi otak, dengan menjalani
rawat inap dan tirah baring total. Tirah baring penting karena pasien dengan gangguan
(parese). Immobilisasi atau tirah baring menjadi faktor yang signifikan menyebabkan
Kerusakan integritas kulit yang biasanya timbul pada pasien dengan tirah baring lama,
Sumatra Barat adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non hemoragik prevalensinya
sebesar 0,09%. Prevalensi kejadian dekubitus pada pasien stroke berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Langhorne dan kawan - kawan tahun 2010 di Inggris adalah dari 265
Dekubitus bisa terjadi pada hari pertama pasien dirawat sampai dengan hari keduabelas
atau lebih pasien dirawat, hal ini tergantung dari kondisi penyakit dan intervensi
kerusakan jaringan yang menyebabkan dekubitus dapat terjadi sangat cepat apabila
terdapat faktor predisposisi penyebab tekanan pada kulit pasien dan berlangsung dalam
beberapa jam. Sabandar (2008), menyatakan tanda-tanda luka dekubitus terjadi akibat
posisi pasien yang tidak berubah (imobilisasi) dalam jangka waktu lebih dari 6 jam pada
hari pertama perawatan. Suheri (2009), menyatakan dekubitus bisa terjadi pada hari
ketiga sampai hari kelima pasien dirawat. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan menunjukkan gejala infeksi (dekubitus) setelah 72 jam atau 3 hari pasien berada di
Rumah sakit dan semakin lama pasien dirawat semakin beresiko menambah terjadinya
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara
terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Area tubuh
yang rentan terkena dekubitus adalah area yang tertekan seperti punggung, sacrum,
Untuk dapat mempertahankan area tersebut tetap baik, dapat diberikan tindakan
keperawatan alih baring dan juga pemberian minyak zaitun (Yolanda, 2012). Minyak
zaitun mengandung lemak baik seperti yang terdapat pada alpukat, yang melembabkan
dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan E nya, demikian menurut situs
The Daily Green. Minyak zaitun mampu mereda iritasi, kemerahan, rasa kering atau
gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Aplikasikan minyak zaitun ke kulit
dengan kapas atau tuangkan saja 2-3 tetes kedalam moisturizer untuk meningkatkan
Dalam ilmu kedokteran, Hipocrates, mengatakan bahwa zaitun memiliki nilai terapi yang
tinggi bagi kesehatan. Penyataan tersebut kembali diteguhkan oleh salah satu ahli
biokimia pangan dan gizi Universitas Negeri Jakarta, Alsuhendra (2009) mengatakan
bahwa minyak zaitun banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena kandungan asam
lemak tak jenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap
tunggal yang didalamnya terdapat asam oleat (omega 9) dan juga asam linoleat (omega 6)
Selain minyak zaitun, tindakan lain yang dapat di berikan adalah pemberian Minyak
kelapa murni (Virgin Coconut Oil). VCO adalah produk olahan kelapa yang aman
dikonsumsi oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mutu VCO
ditentukan dari kandungan asam lemak rantai Medium Chain Fatty Acid (MCFA) dan
asam laurat. Kandungan MCFA dan kandungan asam laurat dipengaruhi oleh varietas
kelapa, tinggi tempat tumbuh, teknologi proses VCO (Novarianto 2007 dalam Sari 2009).
VCO mengandung asam laurat yang tinggi (sampai 51%), sebuah lemak jenuh dengan
rantai karbon sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid
(MCFA). Didalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi monolaurin, sebuah
senyawa monokliserida yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa (Fife 2005).
efisien membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak lebih cepat (Inggita et
VCO juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat, karena VCO memiliki kandungan
vitamin E dan polifenol. Tinggi rendahnya kandungan Vitamin E dan polifenol dalam
VCO sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakunya (kelapa) dan proses produksi yang
digunakan. Secara umum, proses produksi yang menerapkan penggunaan panas dapat
menurunkan kadar Vitamin E dan polifenol sekitar 25%. Bahkan dapat hilang sama sekali
Menurut Sutarni dan Hartin Rozalin (2005), VCO dapat menjadi minyak pijat yang
berguna mencegah infeksi kulit dan mengobati kulit yang rusak serta menjadi lotion agar
kulit lebih kenyal, lembab awet muda, serta mencegah noda kehitaman. Selain itu, VCO
dapat mempercepat lepasnya lapisan kulit terluar sehingga kulit lebih halus, warna lebih
merah, dan bersinar. Minyak kelapa murni merupakan pelembab kulit alami karena
dikulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan minyak kelapa
murni dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit. Oleh karena itu, penggunan minyak
kelapa murni akan mampu menampilkan kulit lebih muda (Novarianto, 2004).
Hasil survei awal yang dilakukan kepada 2 dari 3 perawat yang telah diwawancara,
mengatakan intervensi yang dilakukan yaitu perubahan posisi miring kiri dan miring
kanan dan tidak ada melakukan terapi herbal. Dan 4 dari 5 keluarga pasien mengatakan
tidak mengetahui manfaat dari terapi minyak zaitun dan miyak kelapa murni. Dari
Zaitun dan Minyak Kelapa Murni terhadap Pencegahan Dekubitus pada Pasien
minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus pada pasien
stroke dari latar belakang diatas dapat dirumuskan tentang “ apakah efektifitas
penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus
pada pasien stroke di Ruangan Neuro RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi tahun
2017.
zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus pada pasien stroke di
a) Diketahui karakteristik usia, dan IMT pasien stroke pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
b) Diketahui gambaran dekubitus pada pasien stroke sebelum dan sesudah diberikan
tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
sesudah diberikan tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada
Mengetahui efektifitas penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap
pencegahan dekubitus pada pasien sroke di ruangan Neuro RSUD Dr.Achmad Muchtar
Bukittinggi tahun 2017 dan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan oleh peneliti setelah
Hasil aplikasi ini diharapkan akan digunakan oleh perawat di rumah sakit untuk
memberikan minyak zaitun dan minyak kelapa murni kepada pasien karena minyak
zaitun dan minyak kelapa murni mengandung asam oleat yang dapat melindungi kulit
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pendidikan keperawatan
untuk memberikan materi tentang terapi komplementer pada pasien stroke, khususnya
yang mengalami tirah baring lama dengan pemberian minyak zaitun dan minyak kelapa
murni.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang berkaitan
efektifitas penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan
dekubitus .
Penelitian ini membahas tentang efektifitas penggunaan minyak zaitun dan minyak
kelapa murni dalam pencegahan dekubitus pada pasien stroke di Ruangan Neuro RSUD
Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi tahun 2017. Variabel independen yang diteliti adalah
efektifitas penggunaan minyak zaitun sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah
penggunaan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus pada pasien stroke.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasi experiment study
yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai
akibat dari adanya penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni. Sedangkan
jenis rancangan yang digunakan two group pretest-postest design yaitu dua kelompok
intervensi. Pada penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan pre test pada
memberikan intervensi kepada responden berupa pemberian minyak zaitun 2 kali sehari
selama 5 hari, selanjutnya dilakukan pengukuran resiko dekubitus (post test). Pada
kelompok kedua, yaitu dengan mengukur kembali resiko dekubitus pada responden
minyak kelapa murni 2 kali sehari selama 5 hari. Selanjutnya dilakukan pengukuran
instrumen penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Juli-Agustus 2017. Penelitian ini
Muchtar Bukittinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah sindom klinik yang diawali
ataupun global yang berlangsung 24 jam lebih yang disebabkan oleh gangguan
Sedangkan stroke menurut Smeltzer Suzanne (2001) Stroke adalah kehilangan fungsi
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di tangani
secara cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadinya pada
2.1.2 Etiologi
a) Migrain
c) Diabetes
d) Kolesterol
a) Kurang olahraga
b) Merokok
d) Narkoba
e) Obesitas
f) Stress
g) Cara hidup
3) Faktor lain
a) Trombosis serebral
b) Emboli serebral
Penyumbatan pada pembuluh darah otak karena bekuan darah, lemak atau
udara, kebanyakan emboli berasal dari trhombus di jantung yang terlepas dan
Pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi karena asterosclerosis dan hipertensi.
pemisahan jaringan otak yang berdekatan akibatnya otak akan bengkak, jaringan
otak internal tertekan sehingga menyebabkan infark otak, edema dan mungkin
d) Migren
f) Miksoma atrium
2.1.3 Patofisiologi
Otak sangat tegantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika
aliran darah ke otak terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen ke otak. Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejala
yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran, kekurangan oksigen dalam waktu lama
awalnya mungkin akibat anemia dan kesuaran untuk bernafas. Stroke karena embolus
merupakan akibat dari bekuan darah, udara, ateroma fragmen lemak. (Corwin, 2009).
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja, di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulasi willis. Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus
selama 15-20 menit akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa
oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang di
1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control
volunteer terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas melintas, gangguan
control motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada
neuron motor atas pada sisi berlawanan dari otak. Disfungsi otak paling umum
adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada satu sisi otak yang
Di awal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralisis dan
hilang atau menurunnya reflex tendon dalam. Apabila rexlef tendon dalam ini
dilihat.
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
menghasilkan bicara.
b) Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama
sebelumnya).
3. Gangguan persepsi
disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual spesial dan kehilangan
sensori.
Bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori, atau
fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat
ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lipa dan
kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam
program rehabilitas mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin akan diperberat
oleh respon alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik ini. Masalah psikologis
lain yang umum terjadi yaitu labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam,
Stroke terbagi menjadi 2 kategori yaitu stroke hemorogik dan stroke iskemik.
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah
otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemorogik diderita oleh penderita
hipertensi.
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup otak).
a. Iskemia
b. Thrombosit
c. Embolisme cerebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang
lain.
2) Stroke iskemik : terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh
Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Penyumbatan bisa terjadi sepanjang jalur pembuluh darah arteri menuju otak.
Stroke menyerang dan merusak sel-sel otak yang berhubungan dengan saraf.
berbagai msalah, termasuk gangguan fungsu seksualitas bagi pria maupun wanita.
2.1.6 Komplikasi
Menurut Laila Henderson (2012) pada stroke berbaring lama dapat menyebabkan
1) Bekuan darah
pembengkaan selain itu juga menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan
2) Pneumonia
Pasien stroke tidak dapat batuk dan menelan secara sempurna, hal ini menyebabkan
4) Dekubitus
Bagian biasa yang mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit,
bila memar ini tidak bisa dirawat bisa menjadi infeksi (Pudiastuti, 2011).
2.2.1 Defenisi
Menurut Wijaya & Putri (2013), ulkus dekubitus adalah luka yang terdapat pada
permukaan kulit atau selaput lendir yang jaringannya mati karena terdapat kuman
saprofit. Integritas kulit agar tidak terjadi luka dekubitus dapat dipertahankan dengan
Dekubitus adalah cedera lokal terhadap kulit atau jaringan dibawahnya, umumnya pada
tonjolan tulang akibat tekanan atau kombinasi tekanan dengan friksi atau penggeseran.
Walaupun ulkus dekubitus paling umum pada tonjolan tulang,dapat pula berlokasi pada
area tubuh apapun yang terkena tekanan, gaya geser, atau friksi (Joyce M.Black, 2014).
Secara klasik, ulkus dekubitus timbul saat jaringan lunak (kulit, jaringan subkutan, dan
otot) tertekan antara tonjolan tulang dan permukaan keras pada periode yang lama
(Joyce M.Black, 2014). Oleh karena itu imobilitas dan inaktifitas adalah faktor resiko
utama. Pada klien tirah baring, mengubah posisi dan reposisi yang kurang sering atau
menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu, klien yang terbaring sering kali
diposisikan pada posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan atau makan. Posisi
ini meningkatkan resiko ulkus pada sakrum dan tumit. Ischia adalah lokasi umum ulkus
dekubitus pada klien yang terbatas bergerak hanya di kursi, terutama jika mereka hanya
duduk tegak di kursi. Panjangnya waktu paparan terhadap tekanan sebelum terjadi
robekan kulit bervariasi pada setiap klien, pada klien yang sangat lemah, kerusakan
jaringan permanen dapat timbul dala, waktu kurang dari 2 jam. Gangguan kognitif atau
sensorik juga meningkatkan resiko karena klien tidak dapat mengenali kebutuhan untuk
Malnutrisi protein-kalori adalah faktor resiko utama lainnya. Klien malnutrisi memiliki
integritas kulit yang uruk dam kulitnya mudah rusak. Selain itu, inkontinensia, friksi,
2.2.3 Patofisiologi
Tekanan pada jaringan lunak antara tonjolan tulang dan permukaan eksternal (kasur,
kursi) menekan kapiler dan menghambat aliran darah. Jika tekanan dilepaskan, periode
singkat dilatasi kapiler kembali terjadi, dan tidak terjadi kerusakan jaringan. Jika
tekanan tidak dilepaskan, mikrothrombi terbentuk pada kapiler dan mengoklusi penuh
aliran darah. Pada awalnya dapat terbentuk bula. Jika bula pecah, timbul luka terbuka.
Luka terbuka cepat dikolonisasi oleh bakteri permukaan. Bakteri ini dapat dapat
berproliferasi dan menyebabkan timbulnya biofilm. Sekarang ini, lumpur pada luka
diketahui sebagai biofilm bakteri yang ditutupi oleh permukaan yang tidak mudah
Selama periode tekanan intens, otot diduga menjadi iskemik, menyebabkan nekrosis
pada otot yang cedera. Kebocoran darah yang lama menyebabkan kulit di atasnya
bagian dasar ulkus ketebalan penuh. Kontraksi tepi-tepi ulkus menutup luka. Pada
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
bakteremia dan sepsis, serta selusitis. Luka dengan osteomielitis umumnya tidak
sembuh, jika sembuh, akan segera tebuka kembali. Luka dapat menjadi semakin nyeri
penurunan tingkat kesadaran, demam, hipotensi, peningkatan hitung jumlah sel darah
putih, dan manifestasi syok septik lainnya dapat timbul. Kata selusitis secara harafiah
berarti “inflamasi sel”. Secara umum mengindikasikan penyebaran infeksi akut pada
dermis dan jaringan subkutan, menyebabkan nyeri, eritema, edema, dan kehangatan.
Garis merah yang tampak pada kulit proksimal dari selusitis merupakan karakteristik
limfangitis asendens. Selusitis yang bercirikan warna ungu dan bula menduga adanya
Beberapa petunjuk untuk mencegah timbulnya dekubitus menurut (Patricia A.Potter &
Kita dapat ikut bekerjasama dalam usaha memperbaiki keadaan umum penderita
dengan mengikuti segala nasihat yang diberikan oleh dokter. dan mengusahakan
Kulit kita perlu dibasuh dan dibersihkan secara teratur. Disamping itu, kulit harus
pula kita keringkan dengan baik. Kalau perlu lindungilah kulit kita dengan
menggosoknya dengan krem cuci lanette atau suatu krem pelindung yang lain.
dan elastis.
tersebut)
c. Kulit domba
g. Bantal gelatin
h. Bye-bye/bantal udara
i. Tumit dan siku penderita dapat kita bungkus dengan bahan yang dapat memegas
dengan baik
Dengan seelang waktu tertentu, misalnya setiap 2-3 jam sekali, secara bergantian
penderita kita baringkan pada punggung, sisi kiri atau sisi kiri atau sisi kanan tubuh
diterapkan kedudukan berbaring pada perut atau sikap tubu setengah miring,yang
sikap tubuh lain pda penderita, mereka lebih dahulu kita gosok,setelah sebelumnya
Berbaring berubah ubah hanya mempunyai arti kalau dapat kita terapkan dengan
baik. Oleh karena itu, kita perlu membuat sebuah daftar yang berisi waktu
pelaksanaan dan sikap tubuh yang harus diterapkan pada penderita pada masing
masing waktu tersebut. Kita mutlak perlu melaksanakan jumlah dan sikap tubuh
yang lelah ditetapkan setiap 24 jam. Pada pengobatan dan perawatan dekubitus,
pertama tama haru kita terapkan apa yang telah diketengahkan pada waktu
secara ketat, memang merupakan tuntutan yang pertama tama harus dikerjakan.
Bergantung kepada penderita dan pandangan dan pendapat yang dianut di masing
Dengan permufakatan dan atas nasehat dokter yang merawat, maka kita berusaha
a. Persepsi Sensorik
adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).
a) Nilai 1 diberikan apabila terjadi keterbatasan total, yaitu tidak adanya respon
b) Nilai 2 diberikan apabila sangat terbatas, yaitu hanya berespon hanya pada
dengan merintih dan / atau gelisah. Atau mempunyai gangguan sensorik yang
c) Nilai 3 diberikan pada saat hanya terjadi sedikit keterbatasan yaitu dalam
keadaan klien berespon pada perintah verbal, tetapi tidak selalu dapat
d) Nilai 4 diberikan pada saat tidak terjadi gangguan, yaitu dalam berespon pada
perintah verbal dengan baik. Tidak ada penurunan sendorik yang akan
ketidaknyamanan.
b. Kelembapan
Definisi : Tingkat kulit yang terpapar kelembapan. Pada subskala ini terdapat 4
(empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah
saat kulit selalu lembab karena perspirasi, urine dsb. Kelembapan diketahui
b) Nilai 2 diberi apabila kulit sangat lembab, yaitu saat kelembaban sering
terjadi tetapi tidak selalu lembab. Idealnya alat tenun dalam keadaan ini harus
c) Nilai 3 diberikan pada saat kulit kadang lembab, yaitu pada waktu tertentu
saja terjadi kelembaban. Dalam keadaan ini, idealnya alat tenun diganti
d) Nilai 4 diberikan pada saat kulit jarang lembab, yaitu pada saat keadaan kulit
biasanya selalu kering, alat tenun hanya perlu diganti sesuai jadwal (1 x
sehari).
c. Aktifitas
Definisi : Tingkat Aktifitas Fisik. Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat
nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi
(risiko rendah).
a) Nilai 1 diberikan kepada klien dengan tirah baring, yang beraktifitas terbatas
keterbatasan yang tinggi atau tidak mampu berjalan. Tidak dapat menopang
berat badannya sendiri dan / atau harus dibantu pindah ke atas kursi atau kursi
roda.
c) Nilai 3 diberikan kepada klien yang dapat berjalan sendiri pada siang hari,
tapi hanya dalam jarak pendek/dekat, dengan atau tanpa bantuan. Sebagian
d) Nilai 4 diberikan kepada klien yang dapat sering berjalan ke luar kamar
sedikitnya 2 kali sehari dan di dalam kamar sedikitnya 1 kali tiap 2 jam
selama terjaga.
d. Mobilisasi
Definisi : Kemampuan mengubah dan mengontrol posisi tubuh. Pada subskala ini
terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4
a) Nilai 1 diberikan pada klien dengan imobilisasi total. Tidak dapat melakukan
sedikit.
b) Nilai 2 diberikan kepada klien dengan keadaan sangat terbatas, yaitu klien
secara mandiri.
c) Nilai 3 diberika kepada klien yang mobilisasinya agak terbatas, yaitu klien
yang dapat dengan sering melakukan perubahan kecil pada posisi tubuh dan
hal mobilisasi, yaitu keadaan klien dapat melakukan perubahan posisi yang
e. Nutrisi
Definisi : Pola asupan makanan yang lazim. Pada subskala ini terdapat 4 (empat)
tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai
a) Nilai 1 diberikan kepada klien dengan keadaan asupan gizi yang sangat buruk,
yaitu klien dengan keadaan tidak pernah makan makanan lengkap. jarang
makan lebih dari 1/3 porsi makanan yang diberikan. Tiap hari asupan protein
makanan cair. Atau Puasa dan/atau minum air bening atau mendapat infus >
5 hari.
nutrisi, yaitu klien dengan jarang makan makanan lengkap dan umumnya
makan kira-kira hanya 1/2 porsi makanan yang diberikan. Asupan protein,
daging dan susu hanya 3 kali sehari. Kadang-kadang mau makan makanan
suplemen. Atau menerima kurang dari jumlah optimum makanan cair dari
sonde (NGT).
c) Nilai 3 diberikan kepada klien dengan keadaan cukup asupan nutrisi, yaitu
klien dengan keadaan makan makanan > 1/2 porsi makanan yang diberikan.
makan, tapi biasa mau makan suplemen yang diberikan. Atau diberikan
melalui sonde (NGT) atau regimen nutrisi parenteral yang mungkin dapat
d) Nilai 4 dinerika kepada klien yang baik asupan nutrisinya, yaitu klien dengan
Definisi : Pada subskala ini terdapat 3 (tiga) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai
a) Nilai 1 diberikan pada klien dengan masalah, yaitu klien yang memerlukan
tanpa terjatuh. Seringkali terjatuh ke atas tempat tidur atau kursi, sering
b)Nilai 2 diberikan kepada klien dengan masalah yang berpotensi, yaitu klien
bergerak kulit mungkin akan menyentuh alas tidur, kursi, alat pengikat atau
alat lain. Sebagian besar mampu mempertahankan posisi yang relatif baik
c) Nilai 3 diberikan kepada klien yang tidak memiliki masalah, yaitu klien yang
bergerak di atas tempat tidur maupun kursi dengan mandiri dan mempunyai
otot yang cukup kuat untuk mengangkat sesuatu sambil bergerak. Mampu
Keterangan :
Score : 20-23 point : risiko rendah
Score : 15-19 point : risiko sedang
Score : 11-14 point : risiko tinggi
Score : 6-10 point : risiko sangat tinggi
(Patricia, 2012)
2.3 Konsep Minyak Zaitun
2.3.1 Defenisi
Tindakan yang terpenting dalam menjaga integritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit
dalam batas yang wajar (tidak terlalu lembab atau terlalu kering). Menurut Registerd
nurse’s asosiation of onorio-RNO (2007) dalam Yolanda (2012) salah satu intervensi
dalam menjaga integritas kulit adalah dengan cara memberikan pelembab lubrikan
seperti lotion, cream, dan salep lembab alkohol atau menggunakan barier pelindung
kulit.
Menurut Hammad (2011) minyak zaitun adalah minyak yang berasal dari biji zaitun
yang kaya akan asam linoleat. Yang mengandung 85% mineral (fosfot, sulfat, kalsium).
Sedikit protein, dan mengandung vitamin A, B, C, D, setiap 100 gram mengandung 224
kalori.
1) Extra virgin olive oil : memiliki tingkat keasaman kurang dari 3,3 %.
2) Virgin olive oil : minyak yang hampir menyerupai ekstra virgin oil, bedanya virgin
oil diambil pada buah yang lebih matang dan tingkat keasamannya lebih tinggi.
3) Revinet olive oil : merupakan minyak zaitun yang berasal dari penyulingan, jenis
ini tingkat keasamannya lebih dari 3,3 %, aromanya kurang begitu baik dan rasanya
4) Pure olive oil : minyak zaitun yang paling laris dijual di pasaran. Warna, rasa dan
5) Ekstra light olive oil : merupakan campuran minyak zaitun murni dan hasil
sulingan, sehingga kualitasnya kurang baik, tetapi jenis ini lebih populer dipasaran
1) Lemak jenuh
a) MUFA terdiri atas oleat atau omega 9 55-83% dan asam palmito leat 0,3-3,5
b) PUFA terdiri atas asam linoleat omega 6 2,1-3,5 % dan asam linoleat omega 3
< 1,5%
2.4.1 Pengertian
Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang dibuat tanpa pemanasan
Menurut Lanny (2012), VCO (Virgin Coconut Oil) adalah Minyak kelapa murni yang
proses produksinya tidak melalui tahapan RBD (Refined, bleached, dan deodorized).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang mempunyai khasiat
Syah (2005) dalam Lucida et al (2008) menyatakan VCO mengandung 92% asam
lemak jenuh yang terdiri dari 48-53% asam laurat, 1,5% asam oleat, asam lemak
Menurut Soejobroto (dalam Sutarmi dan Rozaline, 2005), minyak kelapa sebenarnya
memiliki banyak kelebihan, 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat
dan 7% asam kaplirat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai sedang
yang mudah dimetabolisir dan bersifat antimikroba (anti virus, anti bakteri, dan anti
jamur) sehingga dapat meningkatkan imun tubuh (kekebalan tubuh) dan mudah diubah
menjadi energi. Dalam tubuh, asam laurat menjadi monolaurin, sedangkan asam kapriat
menjadi monokaprin. Selain itu, ternyata hasil pecahan lemak jenuh rantai sedang
Manfaat VCO (Virgin Coconut Oil) sebagai dasar krim pelembab karena VCO banyak
mengandung pelembab alami dan antioksidan yang penting untuk perawatan kulit dan
mampu menghasilkan emulsi yang relatif stabil dan pH mendekati nilai yang
diinginkan sebagai bahan pelembab kulit (Nilansari, 2006). Potter dan Perry (2005)
Price (2003) menyatakan jika menggungakan lotion biasa untuk perawatan kulit,
umumnya lotion menggunkan komponen air sehingga ketika dipakai akan memberikan
kesegaran sesaat, namun ketika kandungan airnya hilang karena penguapan, maka kulit
menjadi kering.
Price (2003) juga menyatakan minyak kelapa yang diolah untuk konsumsi sebagai
minyak goreng akan kehilangan sebagian zat-zat aktif yang dibutuhkan kulit karena
pengolahan dengan pemanasan dan penjernih oleh karena itu jika dipakai sebagai bahan
topikal untuk perawatan kulit, mengakibatkan kerusakan jaringan konektif. Hal ini
demikian dapat dihindari dengan memilih bahan topikal minyak kelapa yang diolah
dengan baik yaitu tanpa pemanasan suhu tinggi dan tidak dijernihkan seperti VCO.
Penelitian yang dilakukan oleh A.W.W. Watti (2014) judul Efektivitas Minyak Kelapa
Dan Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Anak Usia 3 – 24
bulan yaitu sebanyak 39 anak (65%). Jumlah responden yang tidak mengalami diaper
dermatitis dengan terapi minyak kelapa yaitu sebanyak 27 anak (90%). Jumlah
responden yang tidak mengalami diaper dermatitis dengan terapi minyak zaitun yaitu
dengan terapi minyak kelapa lebih sedikit yaitu 3 anak dibandingkan dengan responden
Berdasarkan hasil dari uji Mann-whitney yang dilakukan terdapat perbedaan yang
signifikan antara minyak minyak kelapa murni dengan miyak zaitun terhadap
pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3-24 bulan yang di rawat di ruang rawat
inap Melati RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai p value 0.004 (α=0,05). Bagi
meningkatkan SOP perawatan perinial anak dengan minyak kelapa untuk mencegah
kejadian diaper dermatitis pada pasien bayi dan anak. Bagi institusi pendidikan
keperawatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan dalam pembelajaran
pencegahan diaper dermatitis pada bayi dan anak dengan mengguanakan minyak kelapa.
2.6 Kerangka Teori
Immobilitas
Di beri terapi minyak
zaitun dan minyak
kelapa murni
Skema 2.6
BAB III
KERANGKA KONSEP
ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi
atau hal yang sedang atau yang akan diteliti sekaraang. Penyusunan kerangka konsep
akan membantu kita untuk membuat hipotesa, menguji hubungan tertentu dan
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya
dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau variabel (Nursalam, 2003).
Variabel independent adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependent. Variabel independent yang akan diteliti adalah Penggunaan minyak
zaitun dan minyak kelapa murni , sedangkan variabel dependent adalah variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependent penelitian adalah pencegahan
Pemberian minyak
zaitun dan minyak Tidak terjadi
kelapa murni dekubitus
Skema 3.1
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah proses perumusan atau pemberian arti pada masing-
Tabel 3.1
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara
yang kebenarannya akan diteliti dan kebenarannya akan dibuktikaan dalam penelitian
Terdapat dua macam hipotesa yaitu hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternative (Ha).
1. Hipotesa kerja/alternatif
METODE PENELITIAN
suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.
Rancangan yang peneliti gunakan two group pre test-post test design yaitu dua
setelah intervensi. Pada penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan pre test pada
memberikan intervensi kepada responden berupa pemberian minyak zaitun 2 kali sehari
selama 5 hari, selanjutnya dilakukan pengukuran resiko dekubitus (post test). Pada
kelompok kedua, yaitu dengan mengukur kembali resiko dekubitus pada responden
minyak kelapa murni 2 kali sehari selama 5 hari. Selanjutnya dilakukan pengukuran
Rancangan Penelitian
Keterangan :
01 : Pretest sebelum dilakukan intervensi
X1 : Melakukan intervensi Minyak Zaitun
02 : Posttest setelah dilakukan intervensi
03 : Pretest sebelum dilakukan intervensi
X2 : Melakukan intervensi Minyak Kelapa Murni
04 : Posttest setelah dilakukan intervensi
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien stroke yang dirawat diruangan Neuro. Populasi dalam
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling
(Riduwan, 2013). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yaitu pasien stroke
dengan tirah baring, pasien dengan resiko dekubitus dan pasien yang dapat diajak
4.2.3 Sampling
Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar -
benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik sampling
dalam penelitian ini adalah teknik total sampling yaitu teknik sampling dimana semua
polulasi dijadikan sampel dengan alasan karena polulasi kurang dari 30 (Ridwan,
2013).
Sample diambil berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat penelitian, menolak menjadi responden
atau keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Nursalam, 2008).
Adapun yang menjadi kriteria inklusi dan ekslusi dalam sampel ini adalah :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Ekslusi
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat,
lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan Minyak Zaitun, Minyak Kelapa Merni dan lembar observasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD Dr.Achmad Muchtar Kota Bukittinggi. Alasan
peneliti memilih rumah sakit tersebut yaitu rumah sakit memiliki pasien yang dianggap
presentatif untuk penelitian, selain itu pasien juga belum pernah dijadikan responden
penelitian terkait.
Penelitian telah dilakukan pada tanggal 10 Juli sampai 2 Agustus tahun 2017 di RSUD
Data ini diperoleh dengan tekhnik observasi untuk mengetahui perbedaan efektifitas
minyak zaitun dan minyak kelapa murni dalam mencegah terjadinya dekibitus.
Petama setelah mendapatkan responden dilakukan observasi terlebih dahulu (pre test)
minyak kelapa murni. Kemudian, setelah dilakukan intervensi 2 kali sehari selama 5
Penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 10 samapai 25 Juni 2017, sebelum
melakukan penelitian peneliti meminta surat izin penelitian dari Kampus STIKES
Perintis Padang, setelah mendapatkan surat peneliti mengajukan surat ke rumah sakit
mengajukan tebusan surat dari diklat ke Karu yang ada diruangan neuro, setelah
peneliti mendapatkan izin dari Karu, peneliti melakukan penelitian pada responden
yang ada diruangan sesuai dengan kriteria sampel penelitian, peneliti menemui
langsung responden yang ada diruangan, sebelumnya peneliti menjelaskan maksud dan
lembar persetujuan dengan Informed concent, setelah itu peneliti melakukan observasi
pada responden, setelah itu peneliti melakukan penelitian dengan pemberian minyak
kelapa murni pada kelompok kontrol dan minyak zaitun pada kelompok intervensi,
a. Pengecekan (Editing)
peneliti dan selanjutnya diperiksa kelengkapan data apakah dapat dibaca atau tidak
dan kelengkapan isian. Jika isian belum lengkap responden diminta melengkapi
Setelah semua data yang didapat kemudian diedit atau disunting, selanjutnya
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini
Data, yakni jawaban - jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
dan kekurangannya. Salah satu program yang paling sering digunakan untuk “entry
data” penelitian adalah program Software komputer. Dalam proses ini juga dituntut
ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
e. Memproses (Processing)
disajikan dengan mencantumkan mean, standar deviasi, standar eror, N, minimum dan
maksimum.
Pada penelitian ini digunakan analisa bivariat uji Beda Dua Mean Independen (t-test
independen). Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui perbedaan mean kondusi
luka dekubitus kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Uji kenormalan data yang
digunakan adalah uji beda dua mean independen untuk varian sama.
Kriteria pengujian adalah p value ≤ alpha (0.05) maka pengaruh tersebut secara statistik
ada pengaruh bermakna, tetapi apabila p value > alpha (0.05), maka secara statistik
tidak signifikan atau tidak ada pengaruh yang bermakna. Semua data pengolahan
dalam penelitian ini secara sukarela, setelah semua informasi dijelaskan pada
mengundurkan diri.
4.8.2 Anonimity
Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4.8.3 Confidentiality
menjadi responden. Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan
persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
responden.
tujuan, manfaat, dan kerahasian informasi atau data yang diberikan. Peneliti memberi
kesempatan kepada calon responden untuk bertanya tentang penjelasan yang diberikan,
jika dianggap sudah jelas dan dimengerti, maka peneliti meminta calon responden yang
sebagai bukti kesediannya berpartisipasi dalam penelitian yaitu sebagai sampel atau
responden. Calon responden berhak menolak atau menerima untuk menjadi responden
Penelitian tentang “Efektifitas Penggunaan Minyak Zaitun Dan Minyak Kelapa Murni
Terhadap Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruangan Neurologi RSUD Dr.
Achmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2017”, telah dilakukan pada tanggal 10 Juli sampai
pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah melakukan pemberian minyak zaitun dan minyak kelapa
tahun 2017. Sesuai dengan kondisi responden pada saat itu tanpa pengaruh ataupun
Dari hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang berjumlah sebanyak 30
penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus
pada pasien stroke di Ruangan Neurologi RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi tahun
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pasien Stroke pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruangan
Neurologi RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi
Tahun 2017
Kelompok Intervensi
Dewasa
8 53,3
Lansia
7 46,7
Kelompok Kontrol
Dewasa 5 33,3
Lansia 10 66,7
Berdasarkan tabel 5.1, dari 15 orang responden pada kelompok intervensi, 8 (53,3%)
responden berusia dewasa, 7 (46,7%) responden berusia lansia. Pada kelompok
kontrol dari 15 orang, didapatkan 10 (66,7%) responden berusia lansia, 5 (33,3%)
responden berusia dewasa.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan IMT Pasien Stroke pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruangan
Neurologi RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi
Tahun 2017
Kelompok Intervensi
Obesitas
6 40
Tidak Obesitas
9 60
Kelompok Intervensi
Obesitas 10 66,7
Tidak Obesitas 5 33,3
Berdasarkan tabel 5.2, dari 15 orang responden pada kelompok intervensi, 6 (40%)
responden obesitas, 9 (60%) responden tidak obesitas. Pada kelompok kontrol dari 15
orang, didapatkan 10 (66,7%) responden obesitas, dan 5 (33,3%) responden tidak
obesitas.
5.2.2 Gambaran Dekubitus pada Pasien Stroke Sebelum dan Sesudah Diberikan
Tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol di Ruangan Neurologi RSUD Dr. Achmad Muchtar
Bukittinggi Tahun 2017
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Dekubitus pada Pasien Stroke Sebelum Diberikan
Tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada Kelompok Intervensi
di Ruangan Neurologi RSUD Dr.Achmad
Muchtar Bukittinggi Tahun 2017
Sebelum Intervensi
Tidak terjadi dekubitus
2 13,3
Terjadi dekubitus
13 86,7
Sesudah Intervensi
Tidak terjadi dekubitus 14 93,3
Terjadi dekubitus 1 6,7
Sebelum Kontrol
Tidak terjadi dekubitus 10 66,7
Terjadi dekubitus 5 33,3
Sesudah Kontrol
Tidak terjadi dekubitus 11 73,3
Terjadi dekubitus 4 26,7
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan data bahwa dari 15 orang responden pada kelompok
intervensi, 13 (86,7%) responden terjadinya dekubitus sebelum dilakukan intervensi,
14 (93,3%) responden tidak terjadi dekubitus setelah dilakukan intervensi. Pada
kelompok kontrol dari 15 orang, didapatkan 10 (66,7%) responden tidak terjadi
dekubitus, 11 (73,3%) responden tidak terjadi dekubitus.
5.3 Analisis Bivariat
5.3.1 Efektifitas Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke Sebelum dan Sesudah
diberikan Tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada Kelompok
Kontrol dan Kelompok Intervensi di Ruangan Neurologi RSUD Dr. Achmad
Muchtar Bukittinggi Tahun 2017.
Tabel 5.4
Efektifitas Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke Sebelum dan Sesudah
diberikan Tindakan Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa Murni pada Kelompok
Kontrol dan Kelompok Intervensi di Ruangan Neurologi RSUD Dr.Achmad
Muchtar Bukittinggi Tahun 2017.
CI
Standar
Variabel Mean P value N
Deviasi
Min Max
Berdasarkan tabel 5.4, dari 30 orang responden, dilakukan pada kelompok intervensi
15 orang dan kelompok kontrol 15 orang. Didapatkan rerata perbedaan sebelum dan
sesudah intervensi -3,533, dengan standar deviasi 1,598, dan p value 0,000 dapat
disimpulkan adanya efektifitas sebelum dan sesudah diberikan tindakan minyak
zaitun dan minyak kelapa murni. Pada kelompok kontrol didapatkan perbedaan rerata
0,200, dengan standar deviasi 0,775, dan p value 0,334, artinya tidak adanya
efektifitas sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol. Terdapat nilai confiden
interval pada kelompok intervensi, nilai min -4,418, dan nilai max-2,649. Pada
kelompok kontrol nilai min adalah -0,629, dan nilai max 0,229.
5.4 Pembahasan
5.4.1 Univariat
a. Usia dan IMT Pasien Stroke pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
di Ruangan Neurologi RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2017
responden berusia dewasa. Didapatkan data bahwa dari 15 orang responden pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosita tahun 2014, tentang mobilisasi dan
timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring, didapatkan hasil (66,7%) responden
berusia lansia, (33,3%) responden berusia dewasa, dan (60%) responden tidak
obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh A.W.W. Watti (2014) judul Efektivitas
Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada
yang tidak mengalami diaper dermatitis dengan terapi minyak kelapa yaitu sebanyak
27 anak (90%).
Menurut asumsi peneliti seseorang yang mengalami kelebihan berat badan atau
makanan yang kurang serat, tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya
stroke karena makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih
besar dari pada dinding arteri. Orang yang obesitas biasanya terjadinya penumpukan
lemak pada tubuh, dengan adanya penumpukan tersebut maka jantung akan bekerja
keras untuk memberikan makanan atau memasok oksigen ke jaringan. Obesitas erat
lemak yang bisa mengalami penyumbatan pembuluh darah, sehingga darah akan
tekanan darah seseorang, hal ini berkaitan dengan perubahan struktur anatomi dan
fisiologis terutama dari sistem kardiovaskuler. Akibat proses penuaan kemampuan
jantung dan vaskuler dalam memompa darah kurang efisien. Katub jantung menjadi
lebih tebal dan kaku, elastisitas pembuluh darah menurun. Timbul lemak dan kalsium
Hasil penelitian didapatkan data bahwa dari 15 orang responden pada kelompok
Penelitian yang dilakukan oleh A.W.W. Watti (2014) judul Efektivitas Minyak
Kelapa Dan Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Anak Usia
3 – 12 bulan yaitu sebanyak 39 anak (65%). Jumlah responden yang tidak mengalami
diaper dermatitis dengan terapi minyak kelapa yaitu sebanyak 27 anak (90%).
Menurut Wijaya & Putri (2013), ulkus dekubitus adalah luka yang terdapat pada
permukaan kulit atau selaput lendir yang jaringannya mati karena terdapat kuman
saprofit. Integritas kulit agar tidak terjadi luka dekubitus dapat dipertahankan dengan
Secara klasik, ulkus dekubitus timbul saat jaringan lunak (kulit, jaringan subkutan,
dan otot) tertekan antara tonjolan tulang dan permukaan keras pada periode yang lama
(Joyce M.Black, 2014). Oleh karena itu imobilitas dan inaktifitas adalah faktor resiko
utama. Pada klien tirah baring, mengubah posisi dan reposisi yang kurang sering atau
menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu, klien yang terbaring sering kali
Posisi ini meningkatkan resiko ulkus pada sakrum dan tumit. Ischia adalah lokasi
umum ulkus dekubitus pada klien yang terbatas bergerak hanya di kursi, terutama jika
mereka hanya duduk tegak di kursi. Panjangnya waktu paparan terhadap tekanan
sebelum terjadi robekan kulit bervariasi pada setiap klien, pada klien yang sangat
lemah, kerusakan jaringan permanen dapat timbul dala, waktu kurang dari 2 jam.
Gangguan kognitif atau sensorik juga meningkatkan resiko karena klien tidak dapat
Tindakan yang terpenting dalam menjaga integritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit
dalam batas yang wajar (tidak terlalu lembab atau terlalu kering). Menurut Registerd
nurse’s asosiation of onorio-RNO (2007) dalam Yolanda (2012) salah satu intervensi
dalam menjaga integritas kulit adalah dengan cara memberikan pelembab lubrikan
seperti lotion, cream, dan salep lembab alkohol atau menggunakan barier pelindung
kulit.
Menurut Hammad (2011) minyak zaitun adalah minyak yang berasal dari biji zaitun
yang kaya akan asam linoleat. Yang mengandung 85% mineral (fosfot, sulfat,
mengandung 224 kalori. Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang
Menurut Lanny (2012), VCO (Virgin Coconut Oil) adalah Minyak kelapa murni yang
proses produksinya tidak melalui tahapan RBD (Refined, bleached, dan deodorized).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang mempunyai khasiat
Menurut Soejobroto (dalam Sutarmi dan Rozaline, 2005), minyak kelapa sebenarnya
memiliki banyak kelebihan, 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat
dan 7% asam kaplirat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai
sedang yang mudah dimetabolisir dan bersifat antimikroba (anti virus, anti bakteri,
dan anti jamur) sehingga dapat meningkatkan imun tubuh (kekebalan tubuh) dan
mudah diubah menjadi energi. Dalam tubuh, asam laurat menjadi monolaurin,
sedangkan asam kapriat menjadi monokaprin. Selain itu, ternyata hasil pecahan lemak
jenuh rantai sedang jarang disimpan sebagai lemak dan jarang menumpuk di
pembuluh darah.
Menurut asumsi peneliti perubahan frekuensi sebelum dan sesudah pada kelompok
intervensi disebabkan oleh adanya tindakan minyak zaitun dan minyak kelapa murni
karena dengan adanya tindakan ini maka minyak kelapa dan minyak zaitu memiliki
banyak kelebihan, 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat dan 7%
asam kaplirat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang
mudah dimetabolisir dan bersifat antimikroba (anti virus, anti bakteri, dan anti jamur)
sehingga dapat meningkatkan imun tubuh (kekebalan tubuh) dan mudah diubah
menjadi energi. Dengan adanya zat tersebut sehingga bisa menjadikan kulit responden
Didapatkan rerata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi -3,533, dengan standar
deviasi 1,598, dan p value 0,000 dapat disimpulkan adanya efektifitas sebelum dan
sesudah diberikan tindakan minyak zaitun dan minyak kelapa murni. Pada kelompok
kontrol didapatkan perbedaan rerata 0,200, dengan standar deviasi 0,775, dan p value
0,334, artinya tidak adanya efektifitas sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
Terdapat nilai confiden interval pada kelompok intervensi, nilai min -4,418, dan nilai
max-2,649. Pada kelompok kontrol nilai min adalah -0,629, dan nilai max 0,229.
Penelitian yang dilakukan oleh A.W.W. Watti (2014) judul Efektivitas Minyak
Kelapa Dan Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Anak Usia
antara minyak minyak kelapa murni dengan miyak zaitun terhadap pencegahan diaper
dermatitis pada anak usia 3-24 bulan yang di rawat di ruang rawat inap Melati RSUD
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andriani tahun 2014, tentang efektivitas
pemberian minyak zaitun dan minyak kelapa murni (vco) dalam upaya
kabupaten pekalongan. Didapatkan hasil p value 0,037 dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara pemberian minyak zaitun dan minyak kelapa murni
dalam upaya pencegahan kerusakan kulit pada penderita kusta di wilayah Puskesmas
Oleh karena itu, kita perlu membuat sebuah daftar yang berisi waktu pelaksanaan dan
sikap tubuh yang harus diterapkan pada penderita pada masing masing waktu tersebut.
Kita mutlak perlu melaksanakan jumlah dan sikap tubuh yang lelah ditetapkan setiap
24 jam. Pada pengobatan dan perawatan dekubitus, pertama tama haru kita terapkan
berbaring yang diubah ubah, yang dilaksanakan secara ketat, memang merupakan
tuntutan yang pertama tama harus dikerjakan. Bergantung kepada penderita dan
pandangan dan pendapat yang dianut di masing masing tempat perawatan tersebut,
yang mempunyai daya kerja yang lain. Dengan permufakatan dan atas nasehat dokter
yang merawat, maka kita berusaha memperbaiki keadaan umum dan peredaran darah
penderita.
Mekanisme kerja Virgin coconut oil dapat diberikan sebagai bahan topical yang
berfungsi menjadi pelembab untuk mencegah kulit kering dan sebagai bahan topikal
nutrisi melalui proses penyerapan oleh kulit dan sebagai pelumas untuk mengurangi
sehingga jika digunakan sebagai pelindung kulit akan mampu melembutkan kulit.
Pemanfaatan VCO sebagai bahan dasar pembuatan krim pelembab dibuktikan oleh
Nilamsari (2006).
Asam lemak antiseptik pada minyak kelapa membantu mencegah infeksi jamur dan
bakteri. Ketika dipakaikan langsung pada kulit, asam lemak yang dikandung minyak
kelapa tidak langsung berfungsi sebagai anti-mikroba namun ia akan bereaksi dengan
bakteri-bakteri kulit menjadi bentuk asam lemak bebas seperti yang terkandung dalam
sebum (sebum mengandung uric acid dan asam laktat). Ketika mandi, sabun akan
menghilangkan keringat, minyak dan zat-zat asam pelindung kulit oleh karena itu
sebelum keringat dan minyak dikeluarkan kembali oleh kulit, kulit akan kering dan
akan membuat kulit kembali segar. Pelembab yang terbuat dari minyak kelapa murni
Menurut asumsi peneliti untuk pencegahan dekubitus pada pasien strokeselain dengan
cara miring kiri dan miring kanan juga bisa dilakukan dengan mengoleskan minyak
zaitun dan minyak kelapa murni.Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan minyak
zaitun pada pasien stroke selama 5 hari, terbukti mampu membuat kulit menjadi lebih
lembut karnaantioksidan dan antiinflamasi yang ada dalam minyak zaitun diduga
dapat membuat kulit menjadi halus. Sedangkan pemberian minyak kelapa murni pada
pasien stroke yang diberikan selama 5 hari didapatkan tidak efektif terhadap
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Diketahui karakteristik usia lebih dari saparoh kelompok intervensi dengan usia
dewasa 8 orang (53,3%), kurang dari separoh responden berusia lansia sebanyak 7
orang (46,7%). Pada kelompok kontrol dari 15 orang, didapatkan lebih dari separoh
responden berusia lansia sebanyak 7 orang (66,7%), kurang dari separoh berusia
obesitas, 9 (60%) responden tidak obesitas. Pada kelompok kontrol dari 15 orang,
6.1.2 Sebagian besar 86,7% sebelum dilakukan intervensi terjadinya dekubitus, 14 (93,3%)
responden tidak terjadi dekubitus setelah dilakukan intervensi. Pada kelompok kontrol
6.1.3 Rerata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi -3,533, dengan standar deviasi
1,598, dan p value 0,000 dapat disimpulkan adanya efektifitas sebelum dan sesudah
diberikan tindakan minyak zaitun dan minyak kelapa murni. Pada kelompok kontrol
didapatkan perbedaan rerata 0,200, dengan standar deviasi 0,775, dan p value 0,334,
artinya tidak adanya efektifitas sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
6.2 Saran
minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus pada pasien
stroke.
Hasil aplikasi ini diharapkan akan digunakan oleh perawat di rumah sakit untuk
memberikan minyak zaitun dan minyak kelapa murni kepada pasien karena minyak
zaitun dan minyak kelapa murni mengandung asam oleat yang dapat melindungi kulit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pendidikan keperawatan untuk
memberikan materi tentang terapi komplementer pada pasien stroke, khususnya yang
mengalami tirah baring lama dengan pemberian minyak zaitun dan minyak kelapa
murni.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang berkaitan
efektifitas penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan
dekubitus, penelitian ini dapat diterus kan dengan jumlah sampel yang lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA
Corwin E.J. 2009 Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Egi Komaria Yudha. Edisi Rivisi.
Jilid 3. EGC. Jakarta
Fahrudin, 2013, Kandungan Nutrisi Minyak Zaitun, diakses 14 Februari 2012, <kesehatan.
kompasiana.com/ makanan/ 2013/10/09/ kandungannutrisi-minyak-zaitun-
597118.html>
Fife, B. 2005. Kembalilah ke Minyak Kelapa. Artikal Edisi 428 (XXXVI), Juli 2005.
Lucida et al. Uji daya peningkat penetrasi Virgin Coconut Oil (VCO) dalam basis k
rim. Jurnal Sains & Teknologi Farmasi. 2008: Vol 13 No.1. Diakses dari
http://ffarmasi.unand.ac.id/pub/Publikasi %20Sukma.pdf
Muttaqin, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Jakarta: Salemba Medika
Novarianto, H dan Tulalo, M. 2007. Kandungan Asam Laurat Pada Berbagai Varietas
Kelapa Sebagai Bahan Baku VCO. Journal Littri 13 : 28-33.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Patricia A dan Perry, Anne Griffin. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, E/4, Vol. 2. Jakarta, EGC.
Purwaningsih. 2002. Analisis Dekubitus pada Pasien Tirah Baring di Ruang A1, B1, C1, D1
dan Ruang B3 IRNA 1 RSPU Dr. Sardjito Yogykarta. Skripsi. FK UGM: Yogyakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 2, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Subroto, Ahkam. (2006). VCO Dosis Tepat Taklukkan Penyakit. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 7.
Suryadi, 2007. Risk factors in the development of pressure ulcers in intensive care unit
in Pontianak , Indonesia. International wound journal. 2007: 4: 208-215.
Sutarmi, dan Hartin Rozaline. (2005). Taklukkan Penyakit Dengan VCO. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 33-47.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) STIKes Perintis Padang.
NIM : 13103084105041
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai subjek
penelitian, kerahasian seluruh informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk penelitian saja. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk ikut dalam
penelitian ini, yaitu dengan bersedia untuk menjawab pertanyaanyang diajukan.
Peneliti
( Ferry Noviardi )
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi subjek penelitian yang
dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) STIKes Perintis Padang
penggunaan minyak zaitun dan minyak kelapa murni terhadap pencegahan dekubitus
Surat persetujuan ini saya buat atas kesadaran sendiri tanpa tekanan maupun paksaan
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden
( )
Formulir Skala Braden (Patricia, 2012)
No Kegiatan Waktu
1. Persiapan :
a. Mengelompokkan pasien stroke yang tirah baring 2 menit
b. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Tahap kerja :
a. Cuci tangan
b. Memakai handscoen
c. Dekatkan alat kepada pasien
d. Tuangkan minyak zaitun ke kom sebanyak 2 – 3 ml
e. Buka baju pasien
f. Miringkan pasien kearah berlawanan
10 menit
g. Oleskan ke area punggung, sacrum, iskhium dan
tumit
h. Pasang kembali baju pasien
i. Kembalikan posisi pasien
j. Bersihkan alat
k. Buka handskun
l. Cuci tangan
3. Tahap terminasi :
a. Observasi pasien
2 menit
b. Dokumentasi
Cara Kerja pemberian Minyak Kelapa murni
No Kegiatan Waktu
1. Persiapan :
a. Mengelompokkan pasien stroke yang tirah baring 2 menit
b. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Tahap kerja :
a. Cuci tangan
b. Memakai handscoen
c. Dekatkan alat kepada pasien
d. Tuangkan minyak kelapa murni ke kom sebanyak 2
– 3 ml
e. Buka baju pasien
f. Miringkan pasien kearah berlawanan 10 menit
g. Oleskan ke area punggung, sacrum, iskhium dan
tumit
h. Pasang kembali baju pasien
i. Kembalikan posisi pasien
j. Bersihkan alat
k. Buka handskun
l. Cuci tangan
3. Tahap terminasi :
a. Observasi pasien
2 menit
b. Dokumentasi
LEMBAR KONSUL
NIM : 13103084105040
NIM : 13103084105040