Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. PENDAHULUAN
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Peraturan Pemerintah (PP) NO.33/2012 tentang Air Susu Ibu
Eksklusif;
c. Peraturan Pemerintah (PP) NO.2/2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
d. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;
e. Peraturan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
f. Peraturan Presiden RI Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Strategis Pangan dan Gizi;
g. Peraturan Presiden RI Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
h. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS);
i. Peraturan Menteri Kesehatan NO.15/2013 tentang Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu
Ibu;
j. Peraturan Menteri Kesehatan NO.23/2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi;
k. Peraturan Menteri Kesehatan NO.3/2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM);
l. Peraturan Menteri Kesehatan No.4/2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
m. Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SKlIV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif Pada Bayi di
Indonesia;
n. Surat Sekretariat Wakil Presiden Nomor B-
1270/Kasetwapres/SM.02.001 09/2017 Tanggal 15 September 2017
tentang Kegiatan Intervensi Anak Kerdil (Stunting) di 100
Kabupaten/Kota Prioritas.

2. Gambaran Umum
Kesehatan ibu, bayi dan balita merupakan investasi bangsa.
Kematian ibu, kematian bayi dan stunting menjadi focus dari Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 dan menjadi sasaran pokok
dalam RPJMN 2020-2024. Angka kematian ibu, kematian bayi dan
prevalensi stunting terus menurun setiap tahunnya namun masih
jauh dari target RPJMN 2020-2024.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal,
angka kematian ibu tahun 2016 adalah 100,31 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2017 58 per 100.000 kelahiran hidup, dan
t a h u n 2 0 1 8 s e b e s a r 4 8 , 3 0 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut sudah mencapai target Provinsi Jawa Tengah tahun 2018, yaitu
120 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data SDKI tahun
2017, angka kematian bayi di Indonesia masih 24 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan target RP JMN tahun 2024 adalah 16
per 1000 kelahiran hidup. Data Riskesdas menunjukan adanya
penurunan proporsi stunting pada balita dari 37.2% (tahun 2013)
menjadi 30.8% (tahun 2018), sedangkan target RPJMN tahun 2024 adalah
19%. Oari ketiga capaian tersebut, masih perlu upaya percepatan dalam
rangka penurunan AKI, AKB, dan stunting di akhir tahun RPJMN periode
2020-2024.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas tugas pembantuan di bidang kesehatan dan juga fungsi
merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan. Kinerja pelayanan
kesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di atas dipengaruhi oleh aspek
sumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan menajemen
kesehatan (Depkes, 2004). Salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja
Dinas Kesehatan adalah aspek manajemen kesehatan, dimana Dinas
Kesehatan mempunyai tugas mengelola data dan informasi yang diperoleh
baik dari puskesmas, rumah sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan yang
lain. Sehubungan hal tersebut maka Dinas Kesehatan membutuhkan
pengelolaan sistem informasi kesehatan yang baik agar dalam pengambilan
keputusan kebijakan bisa lebih tepat sesuai kebutuhan daerahnya.
Seksi kesehatan keluarga dan Gizi merupakan salah satu seksi di
bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mempunyai
tugas pokok membantuKepala Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta perbaikan gizi masyarakat dengan indicator diantaranya
angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), cakupan kunjungan
bayi, cakupan pelayanan anak balita, cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi, cakupan pelayanan nifas, cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani, prevalensi balita gizu buruk, gizi kurang dan balita
stunting. Kami juga harus memantau semua ibu hamil yang ada di kabupaten
Tegal, ibu hamil beresiko tinggi, pengawalan rujukan maternal dan neonatal
termasuk status gizi ibu hamil dan balita.
Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan aplikasi guna
memanaj data dan membantu petugas dalam melakukan pemantauan semua
ibu hamil, bayi dan balita di wilayah kabupaten Tegal menggunakan aplikasi
yang kami kembangkan sendiri dengan nama Sistem informasi kesehatan ibu
dan anak (SiKIA).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya Sistem informasi kesehatan ibu dan anak (SiKIA) bagi
dinas kesehatan dan Puskesmas untuk membantu penentu kebijakan dan
petugas dalam penyediaan data pelayanan ibu hamil, bayi dan balita termasuk
status gizi ibu hamil dan balita.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya data ANC seluruh ibu hamil by name by address.
b. Tersedianya data ibu hamil beresiko by name by address serta jenis
resikonya.
c. Tersedianya data jenis resiko tinggi ibu hamil.
d. Tersedianya data triple eliminasi penyakit menular ibu hamil.
e. Tersedianya system rujukan ibu hamil, ibu bersalin dan neonatal dari
Puskesmas ke Rumah sakit rujukan.
f. Tersediannya data pelayanan persalinan.
g. Tersedianya data bayi IMD
h. Tersedianya data bayi dan balita by name by address
i. Tersedianya data status gizi balita
j. Tersedianya data balita stunting
k. Tersedianya laporan

Program Kesmas Tahun 2020


2. Mendapatkan RKA OAK Fisik Penugasan Stunting dan BOK Program
Kesmas tingkat provinsi Tahun 2020
3. Mendapatkan RKA OAK Fisik dan OAK Non Fisik dalam upaya penurunan AKI - AKB,
percepatan intervensi Stunting dan STBM tingkat kab/kota lokus di Tahun 2020.
4. Mendapatkan laporan pemanfaatan OAK Fisik dan Non Fisik TA 2019
tingkat Provinsi dan Kab/Kota

3. Keluaran
a. Terlaksananya sosialisasi Kebijakan OAK Fisik dan OAK Non Fisik
Iingkup
Program Kesmas Tahun 2020
b. RKA OAK tingkat kab/kota lokus AKI - AKB, percepatan intervensi Stunting
dan STBM (OAK Fisik dan OAK Non Fisik) Tahun 2020
c. RKA OAK tingkat provinsi (OAK Fisik Penugasan Stunting dan BOK)
Tahun
2020
d. Laporan pemanfaatan OAK Fisik Penugasan Stunting, STBM dan BOK
Stunting Kab/Kota sampai dengan Mei 2019
e. Laporan pemanfaatan OAK Fisik Penugasan Stunting dan BOK Provinsi
sampai dengan Mei 2019

4. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
Menyusun TOR, jadwal, undangan, membuat rincian anggaran biaya dan
akomodasi.
b. Pertemuan
1) Paparan
Pemaparan dari Oirektur Jenderal Kesehatan Masyarakat tentang Evaluasi
OAK Fisik Penugasan Stunting, BOK, Jampersal tahun 2019 dan Kebijakan
OAK Fisik, Non Fisik Iingkup Pogram Kesmas TA. 2020.
2) Desk RKA OAK Fisik dan OAK Non Fisik TA 2020
Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pendamping/Pembahas
masing-masing kelompok berasal dari Biro Perencanaan dan Anggaran,
Oirektorat di lingkup Oitjen Yankes, Oitjen Kesmas, dan Sekretariat Oitjen
Kesehatan Masyarakat.
3) Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Membawa hasil desk RKA OAK Fisik dan OAK Non Fisik Program Kesmas TA.
2020 yang sudah diotorisasi dan disampaikan pada tim perencana yang
akan hadir dalam Rakontek OAK 2020 yang dilaksanakan oleh Biro
Perencanaan dan Anggaran, Sekjen Kemenkes.
c. Penyusunan Laporan

5. Peserta Pertemuan
A. Peserta Pusat terdiri dari :
1. Oirektur Jenderal Kesehatan Masyarakat
2. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
3. Oirektur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Oirektur Pelayanan Kesehatan Primer
5. Sekretaris Oitjen Pelayanan Kesehatan
6. Oirektur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
7. Sekretaris Oitjen Kesehatan Masyarakat
8. Oirektur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Oitjen
Kesehatan Masyarakat
9. Oirektur Kesehatan Keluarga, Oitjen Kesehatan Masyarakat
10. Oirektur Kesehatan Lingkungan, Oitjen Kesehatan Masyarakat
11. Oirektur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Oitjen Kesehatan Masyarakat
12. Direktur Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat
13. Para Kepala Bagian lingkup Setditjen Kesehatan Masyarakat
14. Tim Direktorat Kesehatan Lingkungan
15. Tim Direktorat Kesehatan Keluarga
16. Tim Direktorat Gizi Masyarakat
17. Tim Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
18. Tim Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
19. Kepala Subbag Program, Setditjen Kesehatan Masyarakat
20. Kepala Subbag Anggaran, Setditjen Kesehatan Masyarakat
21. Kepala Subbag Informasi dan Evaluasi, Setditjen Kesehatan Masyarakat
22. Kepala Subbag Verifikasi dan Akuntansi Setditjen Kesehatan Masyarakat
23. Kepala Subbag Advokasi Hukum dan Humas Setditjen Kesehatan
Masyarakat
24. Staf Setditjen Kesehatan Masyarakat
25. Panitia Pengadaan Hotel
26. Panitia Penerimaan Hotel
B. Peserta Daerah:
• Provinsi
Kepala Bidang Program Kesmas dari 34 Dinas Kesehatan Provinsi
• Kab/Kota
Kepala Bidang Program Kesmas Dinas Kesehatan Kab/Kota di 120 Lokus
penurunan AKI dan AKB serta 260 Lokus Penanggulangan Stunting

D. Waktu dan Tempat


Pertemuan ini akan dilaksanakan pada tanggal 23 - 26 Juni 2019 di Hotel
Harris
Sumareccon, Bekasi, Jawa Barat.

E. Biaya
Biaya pertemuan ini dibebankan pada DIPA satker lingkup Ditjen
Kesehatan
Masyarakat TA 2019.

Anda mungkin juga menyukai