A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 No. 1000, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 3495).
c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 No.4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.6757).
d. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
e. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan.
f. Peraturan Menteri Kesehatan no.71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular
g. Peraturan Menteri Kesehatan no.4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
h. Surat Sekjen Kemenkes RI Nomor PR.01.01/I/7997/2022 tanggal 13 September 2022
perihal Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK NonfisikBidang Kesehatan TA 2023
i. Surat Sekjen Kemenkes RI Nomor PR.01.01/I/8168/2022 tanggal 26 September 2022
Hal: Pemberitahuan Lokus Prioritas DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2022.
j. Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI Nomor S-
173/PK/2022 Tanggal 29 September 2022 Hal Penyampaian Rincian Alokasi Transfer
ke Daerah Tahun Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
Rokok adalah suatu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan/
atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotiana Ristica dan species lainnya atau
sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Merokok telah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai
penyakit seperti jantung dan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut,
kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini
sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Beberapa
bahan kimia yang terkandung di dalam rokok : diantaraya Nikotin, Tar Sianida, Benzene,
Cadmium, Metanol (Alcohol kayu). Alcohol, Asetilena Amonia, Formaldehida, Arsenik,
Karbon monoksida.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan
prevalensi merokok penduduk umur 10 Tahun dari 28,8% pada tahun 2013 menjadi
29,3% pada tahun 2018. Sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah
pada orang dewasa, namun juga semakin marak pada kalangan anak dan remaja.
Berdasarkan data dari Global Youth Tobacco Survey tahun 2019, 1 dari 5 pelajar adalah
perokok aktif, 38,3% anak laki-laki merokok, dan 2.4% anak perempuan merokok. Hasil
survey dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal tahun 2020, presentase pengeluaran
perkapita untuk rokok menjadi urutan no 2 terbesar yaitu 10,98% setelah konsumsi
makanan dan minuman jadi.
Dampak penyerta dari perilaku merokok adalah bahwa kebiasan merokok dapat menjadi
pintu masuk pertama (first step) terhadap perilaku negatif lainnya, seperti minum alkohol,
penyalahgunaan narkoba, dan perilaku destruktif. Kombinasi perilkau negatif antara
merokok dan minum alkohol adalah sesuai dengan hasil penelitian Smet (1994) di kota
Semarang dan sekitarnya, bahwa perilaku merokok ternyata memiliki korelasi dengan
kebiasaan minum alkohol di kalangan remaja.
Dalam rangka upaya perlindungan individu, masyarakat dan lingkungan dari paparan
asap rokok, Pemerintah telah mengeluarkan Undan-Undang Kesehatan No.36 tahun
2009 dan ditindaklanjuti Peraturan bersama antara Menteri Kesehatan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 188/Kemenkes/PB/2011 nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Pemerintah Kabupaten Tegal juga sudah memiliki
Perda Kabupaten Tegal no 4 Tahu 2022 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Ruang lingkup
kawasan Tanpa Rokok ada di 7 (tujuh) tatanan, yaitu : Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Tempat Proses Belajar Mengajar, Tempat bermain, Tempat beribadah, Angkutan umum,
Tempat kerja dan Tempat lainnya yang ditetapkan.
Kawasan Tanpa Rokok tersebut bertujuan ; 1) Memberikan perlindungan yang efektif
dari bahaya asap rokok; 2) memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat
bagi masyarakat; 3) Melindungi kesehatan masyarakat umum dari dampak buruk
merokok baik langsung maupun tidak langsung.
Beberapa kegiatan Pemerintah Kabupaten Tegal dalam rangka melindungi masyarakat
dari bahaya rokok, diantaranya penyebaran informasi bahaya merokok melalu siaran
radio, skrining perilaku merokok di sekolah/ponpes oleh petugas puskesmas,
penempelan sticker di tempat ibadah.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah penting bagi petugas Puskesmas khususnya
pengelola program klinik Upaya Berhenti Merokok (UBM) untuk dibekali pengetahuan
dan keterampilan konseling dan terapi berhenti merokok dalam rangka penanggulangan
dan pencegahan konsumsi rokok di Kabupaten Tegal.
Uraian rincian menu kegiatan dan komponen :
NoMenu/Rincian/Komponen Uraian
BOK DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL
Menu Pelatihan/Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan untuk Tropik Prioritas
a Rincian Menu: Pelatihan Pelayanan Pengendalian Penyakit
1) Pelatihan Sumber Daya
Pelatihan untuk dokter dan tenaga kesehatn lainnya
Manusia (SDM) bagi
agar tahu dan mampu melaksanakan konseling dalam
Tenaga Kesehatan dalam
upaya berhenti merokok di FKTP sehingga diharapkan
Upaya Berhenti Merokok
dapat mengurangi prevalensi perokok di Kabupaten
(UBM) di Fasilitas
Tegal. Waktu pelaksanaan 8 (delapan) hari efektif
Pelayanan Kesehatan
secara klasikal yang akan dibagi menjadi 2 angkatan
Primer
@30 orang.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat Pelatihan/ Peningkatan Kapasitas Topik Prioritas meliputi tenaga kesehatan
( Kepala Puskesmas, Dokter, tenaga kesehatan lainnya)
Adapun penerima manfaat per jenis pelatihan /workshop sebagaimana tabel berikut:
No Nama Komponen Jumlah Penerima
Manfaat
1 Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Tenaga 60 Orang (petugas
Kesehatan dalam Upaya Berhenti Merokok (UBM) di puskesmas) dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan