Disusun oleh :
Irena Cangga Putri
1815035
Pembimbing :
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis
o Keluhan utama : lemas badan sebelah kiri
o Anamnesa khusus :
Pasien datang dengan keluhan lemas ketika mandi secara tiba-tiba 3 hari yang lalu.
Lemas dirasakan mendadak ketika mandi menggunakan sabun sehingga pasien terkulai
dan tidak bisa bangun ataupun mengangkat gayung karena merasakan lemah juga pada
ektremitas kiri. Pasien juga merasakan nyeri kepala yang terus-menerus serta bicara
menjadi sulit dan pelo. Kemudian keluarga membawa pasien ke IGD dan pasien tetap
dalam keadaan sadar.
keluhan kejang, muntah dan nyeri kepala di sangkal. Pasien tidak mengeluh
pandangannya menjadi dua ataupun pandangannya menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak
disertai rasa pusing yang berputar, telinga berdenging, ataupun tersedak. Pasien
menderita hipertensi sejak 4 tahun lalu. Pasien selama ini juga memiliki riwayat
mengkonsumsi rokok dengan jumlah kurang lebih 3 batang per hari sejak pasien masih
remaja. Riwayat kolesterol, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan riwayat stroke
sebelumnya disangkal.
RPD : Hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, pernah mencapai sistol 200,
pasien meminum captopril namun tidak rutin kontrol.
RPK :-
Riwayat pengobatan : -
Riwayat Kebiasaan :Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok sebanyak 3
batang dalam 1 hari. Kebiasaan merokok sudah dilakukan oleh
pasien sejak masih remaja hingga saat ini.
Riwayat Alergi :-
Status Generalis :
o Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
o Leher : KGB tidak membesar, retraksi suprasternal (-)
o Thorax : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi intercostal (-)
Cor : Bunyi jantung (+), murni, reguler, murmur (-)
Pulmo : VBS +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
o Abdomen : datar, soepel, timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba membesar
o Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Neurologik
o Penampilan :
Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Collumna vertebra : Tidak ada kelainan
o Rangsangan meningen / iritasi radiks :
Kaku kuduk :-
Tes Brudzinsky I :-
Tes Brudzinsky II :-
Tes Brudzinsky III :-
Tes Kernig :-
Tes Laseque :-
o Saraf Otak :
N. I : penciuman : tidak dilakukan pemeriksaan
N II : ketajaman : VOS : hitung jari ≥ 3/60
: VOD : hitung jari ≥ 3/60
Lapang pandang : normal
Fundus okuli : tidak dilakukan pemeriksaan
N III/IV/VI : Ptosis : (-)
Pupil : bulat, isokor, diameter
3mm/3mm
Refleks cahaya : Direk +/+, Indirek +/+
Posisi mata : sentral
Gerakan bola mata : baik ke segala arah
NV : Sensorik
o Oftalmikus : baik
o Maksilaris : baik
o Mandibularis : baik
Motorik : baik
N VII : Angkat alis : simetris, dalam batas normal
Memejamkan mata : sama kuat kanan dan kiri
Plika nasolabialis : kiri mendatar
Gerakan wajah : kesan kiri tertinggal
Rasa kecap 2/3 depan : tidak dilakukan pemeriksaan
N VIII : Pendengaran : baik
Keseimbangan : tidak dilakukan pemeriksaan
N IX/X : Suara : dalam batas normal
Menelan : dapat menelan
Arkus faring : simetris kanan=kiri
Uvula : letak sentral
Refleks faring : tidak dilakukan pemeriksaan
Rasa kecap 1/3 belakang : tidak dilakukan pemeriksaan
N XI : Angkat bahu : dalam batas normal
Menengok kanan/kiri : dalam batas normal
N XII : Gerak an lidah : deviasi kea rah kiri
Atrofi : tidak ada
Tremor : tidak ada
o Motorik :
Kekuatan
Anggota badan Tonus Atrofi Fasikulasi
o Sensorik :
Lengan kiri : dalam batas normal
Lengan kanan : dalam batas normal
Tungkai kiri : dalam batas normal
Tungkai kanan : dalam batas normal
o Koordinasi: Cara bicara : rero
Tremor : tidak ada
Tes telunjuk hidung : tidak ada kelainan
Diadochokinesis : tidak ada kelainan
Heel to toe : tidak ada kelainan
o Refleks Fisiologis : Biceps : +/↑
Triceps : +/↑
Radius : +/↑
Brachioradialis : +/↑
KPR : +/↑
APR : +/↑
o Refleks Patologis : Hofman trommer : -/-
Babinsky : -/+
Chaddock : -/+
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
o Klonus : (-)
o Refleks primitif : Glabella :-
Mencucut mulut :-
Palmo mental :-
Fungsi luhur : Hubungan psikis : baik
Afasia motorik : tidak ada
Afasia sensorik : tidak ada
Ingatan jangka pendek : baik
Ingatan jangka panjang : baik
Berhitung : baik
IV. RESUME
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan hemiparese sinistra. Dirasakan mendadak ketika
mandi. Pasien merasa cephalgia yang terus menerus bicara nya menjadi sulit dan pelo.
keluhan konvulsi, vomitus di sangkal. Pasien tidak mengeluh kan adanya diplopia
ataupun amaurosis fugaks, tidak disertai vertigo, tinitus, ataupun tersedak.
Pasien menderita hipertensi sejak 4 tahun lalu. Riwayat mengkonsumsi rokok
dengan jumlah kurang lebih 3 batang per hari sejak pasien masih remaja. Riwayat
kolesterol, penyakit diabetes melitus, penyakit ginjal dan riwayat stroke sebelumnya
disangkal.
RPD : Hipertensi sejak 4 tahun pernah mencapai sistol 200, Pasien
meminum captopril namun tidak rutin kontrol.
RPK : (-)
RPO : (-)
Riwayat kebiasaan : Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok sebanyak 3
batang dalam 1 hari. Kebiasaan merokok sudah dilakukan oleh
pasien sejak masih remaja hingga saat ini.
Riwayat Alergi : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
o Kesadaran : Compos mentis
o Kesan sakit : sakit sedang
o Berat badan : 64 kg
o Tinggi badan : 166 cm
o Status gizi : BMI: 23,23 (normal)
Tanda Vital :
o Pernafasan : 20x/menit, reguler
o Tensi : 150/100 mmHg
o Nadi : 88x/m, reguler, equal, isi cukup
o Suhu : 36,70C
Status Generalis : Dalam batas normal
Pemeriksaan Neurologik
o Penampilan :
Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Collumna vertebra : Tidak ada kelainan
o Rangsangan meningen / iritasi radiks : dalam batas normal
o Saraf Otak :
N II : ketajaman : VOS : hitung jari ≥ 3/60
: VOD : hitung jari ≥ 3/60
Lapang pandang : normal
N III/IV/VI : Ptosis : (-)
Pupil : bulat, isokor, diameter
3mm/3mm
Refleks cahaya : Direk +/+, Indirek +/+
Posisi mata : sentral
Gerakan bola mata : baik ke segala arah
N VII : kesan parese N. VII kanan sentral
N XII : kesan parese N. XII kanan sentral
Motorik :
Kekuatan
Anggota badan Tonus Atrofi Fasikulasi
o Sensorik :
Ekstresmitas atas dan bawah : dalam batas normal
o Koordinasi: Cara bicara : rero
Tremor : tidak ada
Tes telunjuk hidung : tidak ada kelainan
Diadochokinesis : tidak ada kelainan
Heel to toe : tidak ada kelainan
o Refleks Fisiologis : Biceps : +/↑
Triceps : +/↑
Radius : +/↑
Brachioradialis : +/↑
KPR : +/↑
APR : +/↑
o Refleks Patologis : Hofman trommer : -/-
Babinsky : -/+
Chaddock : -/+
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
o Klonus : (-)
o Refleks primitif : (-)
o Fungsi luhur : baik
V. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Klinis : Stroke
Lokalisasi : Sistem Karotis dextra
Etiologi : perdarahan Intra Serebral
Diagnosis Banding : stroke infark aterotrombotik sistem karotis dextra
VI. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Klinis : Stroke
Lokalisasi : Sistem Karotis dextra
Etiologi : perdarahan Intra Serebral
VII. DASAR DIAGNOSIS
Kasus Teori
Anamnesis Stroke Perdarahan
o hemiparese sinistra. Anamnesis
o Muncul mendadak ketika o Onset mendadak
mandi. o Terjadi saat aktivitas
o Cephalgia yang dirasa terus o Tidak ada peringatan
menerus. o Nyeri kepala
o Bicara nya menjadi sulit dan o Kejang
pelo. o Muntah
o keluhan konvulsi, vomitus, o Penurunan kesadaran
diplopia, amaurosis fugaks, Stroke Infark
vertigo, tinitus, ataupun Anamnesis
tersedak disangkal. o Onset mendadak
o Hipertensi sejak 4 tahun lalu, o Terjadi saat istirahat
tidak kontrol rutin. o Ada peringatan
o Merokok 3 batang per hari o Nyeri kepala bisa ada
sejak pasien masih remaja. atau tidak
o Kolesterol, diabetes melitus, o Tidak kejang
penyakit ginjal dan riwayat o tidak muntah
stroke sebelumnya disangkal. o Bisa disertai penurunan
Pemeriksaan Fisik kesadaran
Keadaan Umum : baik Sistem karotis gejala nya
Tanda Vital : berupa:
o Tensi :150/100 mmHg o Difungsi motoric berupa :
Status Generalis: Dalam batas o hemiparese kontralateral
normal (parese motoric saraf otak
Pemeriksaan Neurologik sejajar/ipsilateral dengan
o Penampilan : parese extremitas) bisa
Kepala dan Collumna juga disertai disartria
vertebra tidak ada kelainan (sulit melafalkan)
o Rangsangan meningen / iritasi o Disfungsi sensorik:
radiks : dalam batas normal hemihipestesi
o Saraf Otak : kontralateral / ipsilateral
N. III,IV,VI : baik
N. V : dalam batas normal o Gangguan visual berupa
N. VII : Parese N VII sinistra hemianopsi homonym
sentral kontralateral (pada TIA
N. XII : parese N. XII sinistra dapat berupa amaurosis
o Motorik fugax=buta sebelah mata)
Ekstremitas atas 5/3 o Gangguan fungsi luhur
normotonus seperti afasia(gangguan
Ekstremitas bawah 5/3 berbahasa bila lesi pada
normotonus hemisphere dominan
o Sensorik : dalam batas normal umumnya hemisphere
o Koordinasi : cara bicara rero kiri), agnosia(lesi pada
o Refleks fisiologis : meningkat hemisphere non dominan)
pada sisi kiri Sistem Vertebrobasiler
o Refleks patologis : Gejalanya berupa :
Babinsky : -/+ o Disfungsi motorik:
Chaddock: -/+ hemiparese alternan
o Klonus : (-) (parese motoric saraf
o Refleks primitif : dalam batas otak tidak sejajar/
normal kontralateral dengan
o Fungsi luhur: baik parese ekstremitas),
bisa disertai disartria
o Disfungsi sensorik:
hemihipestesi alternan
o Gangguan visual berupa
hemianopsi homonym
satu atau dua sisi lapang
pandang, buta
kortikal(terkena lobus
occipital pusat
penglihatan), pada TIA
berupa blackout
o Gangguan
keseimbangan, vertigo,
diplopia
Prinsip Lesi pada
UMN/LMN
o UMN= serabut saraf dari
cortex cerebri – nucleus di
batang otak/medspin
Lesi pada UMN di
tandai: spastic, reflek
fisiologis meningkat,
reflek patologis +
o LMN= serabut saraf dari
nucleus – ke perifer/efektor
Lesi pada LMN di
tandai: flaccid , reflek
fisiologis menurun,
reflek patologis -, atrofi
IX. PENATALAKSANAAN
• Non medikamentosa :
• Rawat inap, head up 300
• Kontrol Vital sign dan neurologis
• Pemberian nutrisi peroral diet kalori 30 kkal/kgBB/hari
• Mobilisasi dan rehabilitasi medik
Medikamentosa
• Neuroprotektan : Citicolin 2x1 tab 250 mg
• Diet kalori 30 kkal/kgBB/hari
• Amlodipin 1x10 mg/hari
X. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam
STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL
Definisi Stroke
Gangguan fungsi serebral fokal atau global yang terjadinya mendadak dan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal, akibat gangguan peredaran darah otak.
(WHO)
Definisi perdarahan intraserebral
Perdarahan ke dalam jaringan parenkimal otak akibat ruptur vascular.
Faktor Risiko
• Non-modifiable
Usia, jenis kelamin, RAS, herediter
• Modifable
Hipertensi, penyakit jantung, DM, hiperkolesterolemia, stenosis karotis,
perokok, alkoholik, TIA atau stroke infark sebelumnya
Klasifikasi
Berdasarkan Perjalanan penyakitnya :
• Improving stroke (defisit neurologik sembuh dalam kurun waktu lebih dari 24
jam sampai 3 minggu)
• Worsening stroke (defisit neurologik menjadi berat secara progresif)
• Smooth worsening (progresivitas berjalan gradual/bertahap)
• Steplike worsening (progresivitas bertambah berat diselingi periode
menetap)
• Fluctuating worsening (progresivitas didahului atau diselingi perbaikan)
• Stable stroke (defisit neurologi langsung lengkap tidak banyak berubah lagi dalam
perjalanan waktu)
Kerusakan PD + Clopidogrel/Warfarin
(lipohyalinosis)
Charcot Bouchard
Aneurisma
Arteri di otak
PIS
Gejala klinik
Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
o Urine glukosa, protein, BJ, sedimen
o Darah :
Darah rutin
LED
GDS, GD2JPP
Fungsi ginjal kreatinin, ureum
Lipid darah kolestrol total, LDL, HDL, trigliserida
Elektrolit Na, K
Waktu perdarahan
Neurofisiologi : EEG
Kardiovascular : EKG, foto thorax
Neuroamaging : CT scan, MRI
Vascular : USG karotis, Dopler sonografi arteri intrakranial, angiografi
Cerebral Blood Flow & metabolisme : PET , SPECT
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan:
• Mencegah meluasnya kerusakan otak
• Basic life support
• Menurunkan tekanan darah
• Atasi kejang bila ada
Non-medikamentosa
- Stabilisasi tanda vital
- Oksigenasi, pasang infuse, kateter, NGT
- Fisioterapi, suction slime
- Nutrisi adekuat
Medikamentosa
Terapi umum
• Apabila TDS >200 mmHg atau Mean Arterial Preassure (MAP) >150 mmHg,
tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi intravena
secara kontiniu dengan pemantauan tekanan darah setiap 5 menit.
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai dengan gejala dan
tanda TTIK, dilakukan pemantauan tekanan intracranial. Tekanan darah
diturunkan menggunakan obat antihipertensi intravena secara kontinu atau
intermiten dengan pemantauan tekanan perfusi serebral ≥60 mmHg.
Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai gejala dan tanda
peningkatan tekanan intracranial, tekanan darah diturunkan secara hati-hati dengan
menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu atau intermitten dengan
pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP 110 mmHg atau tekanan
darah 160/90 mmHg. Pada studi INTERACT 2010, penurunan TDS hingga 140
mmHg masih diperbolehkan
Terapi khusus
• Tindakan bedah
• Pertimbangan :
Pencegahan
Komplikasi
• Neurologik
• Edema otak
• Infark berdarah
• Vasospasme
• Hidrosefalus
• Higroma
• Non neurologik
• Akibat proses diotak
• Tekanan darah meninggi, hiperglikemia, kelainan jantung
• Akibat imobilisasi
• Bronchopneumonia, trombloplebitis, ISK, decubitus, kontraktur.
Daftar pustaka
• Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT. Dian Rakyat. Jakarta;
2008. h31 – 156.
• Perdossi 2011