Anda di halaman 1dari 10

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN


METODE KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU
Zakiah Bakri
Rina Kundre
Hendro Bidjuni

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: zakiabakri@gmail.com

Abstract: The government’s program called Family Planning runs to control the growth of the
population in Indonesia. The application of this program is by using contraception which has
several types such as pills, injections, tubectomy, etc. Research objective to find out the relation
between knowledge, partner’s support, and the role of Field Officer of Family Planning
(Petugas Lapangan Keluarga Berencana – PLKB) regarding to the selection of hormonal
contraceptive methods. Design is using quantitative research with the Cross-sectional and
correlational method which actually study the relatio or affection between two or more
variables at the same time. Sample there are 44 childbearing women who have been sampled
by using Slovin’s formula. Result by using the Chi Square experiment with α=0.05 obtained:
knowledge (p=0.036), partner’s support (p=0.030), the role of PLKB (p=0.317). Conclusion
there is a relation between the knowledge and partner’s support regarding to the selection of
hormonal contraceptive methods
Keyword : Hormonal Contraceptive Methods, Childbearing Age Women

Abstrak: Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang secara khusus
bertanggung jawab terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia. Program
tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti pil, suntik, tubektomi, dan
sebagainya. Tujuan penelitian mengetahui hubungan pengetahuan, dukungan suami, dan
peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) terhadap pemilihan metode kontrasepsi
hormonal. Desain Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
Cross Sectional korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antara dua atau lebih variabel penelitian yang diukur dalam waktu bersamaan.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 44 wanita usia subur dengan tehnik pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin. Hasil Penelitian menggunakan uji Chi Square dengan α=0.05
diperoleh pengetahuan (p=0.036), dukungan suami (p=0.030) peran PLKB (p=0.317).
Kesimpulan yaitu ada hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan pemilihan metode
kontrasepsi hormonal, serta tidak ada hubungan peran PLKB dengan pemilihan metode
kontrasepsi hormonal.
Kata kunci : Metode Kontrasepsi Hormonal, Wanita Usia Subur

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

PENDAHULUAN non hormonal seperti IUD, tubektomi, dan


Indonesia termasuk negara dengan jumlah vasektomi. Di Puskesmas Ranotana Weru,
penduduk yang tinggi. Indonesia saat dilakukan pengkajian rata-rata
merupakan negara keempat dengan jumlah pengguna akseptor KB hanya metode
penduduk terbanyak di dunia. Jumlah kontrasepsi hormonal. Data kunjungan
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun akseptor KB yang di peroleh di Puskesmas
terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Ranotana Weru pada bulan Juni-Agustus
Statistik (BPS) tahun 2017, tercatat jumlah tahun 2018 sebanyak 149 wanita usia subur
penduduk di Indonesia pada tahun 2015 (WUS) yang tercatat secara keseluruhan
sebanyak 258,2 juta jiwa, tahun 2016 memilih metode kontrasepsi hormonal yang
sebanyak 261,1 juta jiwa, dan tahun 2017 terdiri dari 14 akseptor KB pil, 122 akseptor
sebanyak 264 juta jiwa. (Badan Pusat KB Suntik 3 bulan, 11 akseptor KB suntik
Statistik Indonesia, 2017). 1 bulan, dan 2 akseptor KB implan.
Upaya pemerintah dalam menekan Sementara hasil wawancara dengan salah
tingginya laju pertumbuhan di Indonesia satu petugas Puskesmas Ranotana Weru,
yaitu dengan membentuk sebuah badan didapatkan bahwa ketersediaan metode
yang secara spesifik dan khusus kontrasepsi yang ada di Puskesmas
bertanggung jawab terhadap pengendalian Ranotana Weru bukan hanya alat
pertumbuhan penduduk di Indonesia, yaitu kontrasepsi hormonal, tetapi alat
Badan Koordinasi Keluarga Berencana kontrasepsi dalam rahim (AKRD) yaitu
Nasional (BKKBN). KB merupakan suatu IUD juga tersedia, namun tidak dengan
program pemerintah yang dirancang untuk kontrasepsi mantap seperti MOW dan
menyeimbangkan antara kebutuhan dan MOP. (Profil Puskesmas Ranotana, 2018)
jumlah penduduk. Perencanaan jumlah Pemilihan dan penggunaan
penduduk tersebut dapat dilakukan dengan kontrasepsi pada WUS di wilayah kerja
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau Puskesmas Ranotana ini masih belum
penanggulangan kelahiran seperti berdasarkan atas pilihan yang rasional. Hal
kontrasepsi pil, suntik, implant, tubektomi, ini berkaitan dengan ketidaksesuaian tujuan
dan sebagainya. (Irianto Koes, 2014). kontrasepsi. Menurut Hartanto (2010),
Data Survey Sosial Ekonomi dalam mencapai sasaran guna mencapai
Nasional (SUSENAS) tahun 2015 tujuan ini, pelayanan kontrasepsi dibagi
menggambarkan bahwa sebagian besar menjadi 3 fase, yaitu fase menunda
Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB di kehamilan untuk umur dibawah 20 tahun
Indonesia masih mengandalkan kontrasepsi dengan prioritas alat kontrasepsi yang
hormonal dengan persentase tertinggi yaitu digunakan yaitu kontrasepsi pil karena
KB Suntik (59,57%) dan pil (20,71%), peserta KB yang masih muda, fase
tetapi KB susuk (6,21%). (Susenas, 2015). menjarangkan kehamilan untuk wanita usia
Di Sulawesi Utara, tercatat jumlah 20-35 tahun, dengan pilihan utama IUD
Pasangan Usia Subur (PUS) menurut setelah anak pertama lahir karena dapat
metode kontrasepsi tahun 2016 sebanyak dipakai 2-4 tahun, dan fase mengakhiri
657.068 PUS, dengan penggunaan kehamilan, dengan periode umur istri diatas
kontrasepsi terbanyak yaitu metode 35 tahun, dengan pilihan utama adalah
kontrasepsi hormonal. (Badan Pusat kontrasepsi mantap karena pada masa tua
Statistik Sulawesi Utara, 2016). kelainan seperti penyakit jantung,
Pilihan jenis alat kontrasepsi di hipertensi, keganasan dan metabolik
Indonesia umumnya masih terarah pada biasanya meningkat sehingga sebaiknya
metode kontrasepsi hormonal seperti tidak memberikan cara kontrasepsi yang
suntik, pil dan implan. Sementara kebijakan menambah kelainan tersebut.
pemerintah terhadap program KB lebih Ketidaksesuaian tujuan kontrasepsi
mengarah pada penggunaan kontrasepsi ini tentu berhubungan dengan petugas yang

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

seharusnya mampu menjelaskan serta 5 pernyataan dengan nilai median 3, dan


memberikan informasi terkait pemilihan peran petugas keluarga berencana (PLKB)
alat kontrasepsi. Pengetahuan yang terdiri dari 8 pernyataan dengan nilai
diperoleh dapat dijadikan bahan median 4 dengan bobot jawaban jika benar
pertimbangan dalam pengambilan maka skor 1 dan jika salah maka skor 0.
keputusan. Selain peran petugas kesehatan, Teknik analisa data yang digunakan
suami perlu memiliki keterlibatan dalam pada penelitian ini yaitu analisa univariat
pengambilan keputusan mengenai alat dan analisa bivariat. Analisa univariat pada
kontrasepsi yang akan digunakan. Hal ini penelitian ini bertujuan untuk
terkait dengan tanggung jawab suami mendeskripsikan setiap variabel
sebagai pemberi nafkah, termasuk dalam diantaranya pengetahuan, dukungan suami,
membiayai segala kebutuhan istri, tidak dan peran PLKB. Sedangkan analisa
terkecuali dengan biaya pemasangan alat bivariat dilakukan terhadap dua atau lebih
kontrasepsi. Berdasarkan latar belakang variabel yang diduga memiliki korelasi,
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan yaitu pengetahuan, dukungan suami, dan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor- peran PLKB terhadap pemilihan metode
faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal dengan
metode kontrasepsi hormonal pada wanita menggunakan uji statistik Chi Square pada
usia subur di wilayah kerja Puskesmas derajat kemaknaan 95% (α≤0.05).
Ranotana Weru. Etika penelitian dalam penelitian ini
adalah yaitu hak untuk membuat keputusan
METODE PENELITIAN secara sadar (Self Determination), hak
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian untuk dihargai tentang apa yang mereka
kuantitatif dengan metode Cross Sectional lakukan dan apa yang dilakukan terhadap
korelasional, yaitu penelitian yang mereka serta untuk mengontrol kapan dan
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau bagaimana informasi tentang mereka dibagi
pengaruh antara dua atau lebih variabel dengan orang lain (privacy dan dignity), hak
penelitian dengan pendekatan Cross untuk dijaga kerahasiaan identitas dan
Sectional yaitu penelitian yang diukur informasi (anonymous dan confidentiality),
dalam waktu bersamaan. (Siswanto, Susila hak terhadap penanganan yang adil, hak
& Suyanto, 2016). Penelitian ini telah untuk mendapatkan perlindungan dari
dilaksanakan di Puskesmas Ranotana Weru ketidaknyaman dan kerugian. (AIPVIKI,
Kota Manado pada tanggal 20 September- 2015)
19 November 2018. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 50 orang yang HASIL dan PEMBAHASAN
diambil berdasarkan data kunjungan pada A. Karakteristik Responden
bulan Juni-Agustus 2018. Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan
Teknik pengambilan sampel umur responden di Puskesmas Ranotana
ditentukan dengan rumus Taro Weru Tahun 2018.
Yamane/Slovin sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah Umur n %
44 orang. Instrumen pada penelitian ini <20 tahun 4 9.1
menggunakan kuesioner. Pada bagian awal 20-35 tahun 28 63.6
instrumen penelitian berisi data >35 tahun 12 27.3
karakteristik responden yang terdiri dari Total 44 100.0
nama responden, umur, pendidikan, Sumber : Data Primer, 2018
pekerjaan, dan alat kontrasepsi yang
digunakan saat ini. Pada bagian kedua berisi Berdasarkan tabel 1, menjelaskan
variabel independen yaitu pengetahuan bahwa dari 44 responden (100%) didapati
yang terdiri dari 10 pernyataan dengan nilai responden yang paling banyak
median 5, dukungan suami yang terdiri dari menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

pada rentang umur 20-35 tahun yaitu 28 Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan
responden (63.6%) dan yang paling sedikit alat kontrasepsi yang digunakan saat ini di
pada rentang usia <20 tahun yaitu sebanyak Puskesmas Ranotana Weru Tahun 2018.
4 responden (9.15%). Alat kontrasepsi yang
n %
digunakan saat ini
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan Pil 8 18.2
pendidikan responden di Puskesmas Suntik 28 63.6
Ranotana Weru Tahun 2018. Implan 8 18.2
Pendidikan n % Total 44 100.0
SD 3 6.8 Sumber : Data Primer, 2018
SLTP 13 29.5
SLTA 20 45.5 Berdasarkan tabel 4, menjelaskan
Akademik/PT 8 18.2 bahwa dari 44 responden (100%) yang
Total 44 100.0 terbanyak dalam penggunaan kontrasepsi
Sumber : Data Primer, 2018 hormonal adalah jenis suntik yaitu
sebanyak 28 responden (63.6%) dan yang
Berdasarkan tabel 2, menjelaskan paling sedikit adalah jenis pil dan implan
bahwa dari 44 responden (100%) didapati yang masing-masing sebanyak 8 responden
pendidikan terbanyak responden yang (18.2%).
menggunakan kontrasepsi hormonal adalah
SLTA sebanyak 20 responden (45.5%) dan B. Analisa Univariat
terendah adalah SD sebanyak 3 responden Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan
(6.8%). pengetahuan responden di Puskesmas
Ranotana Weru Tahun 2018.
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan Pengetahuan n %
pekerjaan responden di Puskesmas Baik 36 81.8
Ranotana Weru Tahun 2018. Kurang 8 18.2
Pekerjaan n % Total 44 100.0
Wiraswasta 5 11.4
Sumber : Data Primer, 2018
Pegawai 6 13.6
negeri/swasta Berdasarkan tabel 5, didapati dari
IRT 33 75.0 44 responden (100%), terdapat 36
Total 44 100.0 responden (81.8%) memiliki pengetahuan
Sumber : Data Primer, 2018 baik, dan 8 responden (18.2%) memiliki
pengetahuan kurang. Pengetahuan
Berdasarkan tabel 3, menjelaskan dikatakan baik jika responden memperoleh
bahwa dari 44 responden (100%) dominan skor jawaban ≥ nilai median dari 10
pekerjaan adalah ibu rumah tangga yaitu pertanyaan yang diajukan. Dan
sebanyak 33 responden (75.0%) dan yang pengetahuan dikatakan kurang jika
paling sedikit adalah wiraswasta sebanyak responden memperoleh skor jawaban <
5 responden (11.4%). nilai median dari 10 pertanyaan yang
diajukan.

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

Tabel 6. Distribusi frekuensi berdasarkan Tabel 8. Distribusi frekuensi berdasarkan


dukungan suami responden di Puskesmas pemilihan metode kontrasepsi hormonal di
Ranotana Weru Tahun 2018. Puskesmas Ranotana Weru Tahun 2018.
Dukungan Suami n % Pemilihan metode
n %
Mendukung 29 65.9 kontrasepsi hormonal
Tidak Mendukung 15 34.1 Pil 8 18.2
Total 44 100.0 Suntik 28 63.6
Sumber : Data Primer, 2018 Implan 8 18.2
Total 44 100.0
Berdasarkan tabel 6, dari 44 Sumber : Data Primer, 2018
responden (100%) didapati sebanyak 29
responden (65.9%) suami mendukung Berdasarkan tabel 8, menjelaskan
akseptor KB, dan 15 responden (34.1%) bahwa dari 44 responden (100%) yang
suami tidak mendukung akseptor KB. memilih metode kontrasepsi hormonal,
Dukungan suami dikategorikan dengan sebanyak 8 responden memilih kontrasepsi
mendukung jika responden memperoleh pil (18.2%), 28 responden yang memilih
skor jawaban ≥ nilai median dari 5 kontrasepsi suntik (63.6%), dan 8
pertanyaan yang diajukan. Dan tidak responden yang memilih kontrasepsi
mendukung jika responden memperoleh implan (18.2%). Menurut Rusmini (2016),
skor jawaban < nilai median dari 5 kontrasepsi hormonal adalah alat
pertanyaan yang diajukan. kontrasepsi yang berisi hormon yang terdiri
dari kontrasepsi pil, suntik, dan implan. Pil
Tabel 7. Distribusi frekuensi berdasarkan KB adalah kontrasepsi yang berbentuk pil
peran PLKB responden di Puskesmas atau tablet yang harus diminum setiap hari.
Ranotana Weru Tahun 2018. Kontrasepsi suntik adalah jenis kontrasepsi
Peran PLKB n % yang digunakan dengan cara menyuntikan
Berperan 20 45.5 secara intramuscular setiap 1 atau 3 bulan.
Tidak Berperan 24 54.5 Sedangkan kontrasepsi implan yaitu jenis
Total 44 100.0 kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
Sumber : Data Primer, 2018 subdermal yang di masukkan di lengan atas
sehingga tidak terjadi kehamilan. (Rusmini
Berdasarkan tabel 7, didapati dari et al , 2016).
44 responden (100%) sebanyak 20
responden (45.5%) berperan sedangkan 24 C. Analisa Bivariat
responden (54.5%) tidak berperan terhadap Tabel 9. Tabulasi silang hubungan
pemilihan metode kontrasepsi hormonal. pengetahuan dengan pemilihan metode
Peran PLKB dikategorikan dengan kontrasepsi hormonal pada wanita usia
berperan jika responden memperoleh skor subur di wilayah kerja Puskesmas Ranotana
jawaban ≥ nilai median dari 8 pertanyaan Weru.
yang diajukan. Dan tidak berperan jika Metode Kontrasepsi
Hormonal Total
responden memperoleh skor jawaban < Pengetahuan
Pil Suntik Implan
p value
nilai median dari 8 pertanyaan yang n % n % n % n %
diajukan. Baik 4 11.1 25 69.4 7 19.4 36 100
0.036
Kurang 4 50.0 3 37.5 1 12.5 8 100
Total 8 18.2 28 63.6 8 18.2 44 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 9, diketahui


responden yang memiliki pengetahuan baik

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

dan memilih kontrasepsi pil sebanyak 4 yang memilih kontrasepsi pil dan
responden (11.1%), responden yang mengatakan tidak ada dukungan suami
memiliki pengetahuan baik dan memilih sebanyak 5 responden (33.3%), responden
kontrasepsi suntik sebanyak 25 responden dengan kontrasepsi suntik dan mengatakan
(69.4%), dan responden yang memiliki tidak ada dukungan suami sebanyak 10
pengetahuan baik dan memilih kontrasepsi responden (66.7%), dan responden dengan
implan sebanyak 7 responden (19.4%). kontrasepsi implan dan mengatakan ada
Sedangkan responden dengan pengetahuan dukungan suami sebanyak 0 responden
kurang dan memilih kontrasepsi pil (0.0%). Hasil uji statistik Chi Square
sebanyak 4 responden (50.0%), responden diperoleh nilai p=0.030 atau nilai p<α atau
yang memiliki pengetahuan kurang dan 0.05. Dengan demikian, maka H0 ditolak
memilih kontrasepsi implan sebanyak 3 dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
responden (37.5%), dan responden yang bahwa ada hubungan dukungan suami
memiliki pengetahuan kurang dan memilih dengan pemilihan metode kontrasepsi
kontrasepsi implan sebanyak 1 responden hormonal pada wanita usia subur di wilayah
(12.5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai kerja Puskesmas Ranotana Weru.
p=0.036 atau nilai p<α atau 0.05. Dengan
demikian, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Tabel 11. Tabulasi silang hubungan peran
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan PLKB dengan pemilihan metode
pengetahuan dengan pemilihan metode kontrasepsi hormonal pada wanita usia
kontrasepsi hormonal pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Ranotana
subur di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru.
Weru. Metode Kontrasepsi
Hormonal Total p
Peran PLKB Pil Suntik Implan
Tabel 10. Tabulasi silang hubungan value

dukungan suami dengan pemilihan metode n % n % n % n %

kontrasepsi hormonal pada wanita usia


Berperan 3 15.0 15 75.0 2 10.0 20 100
subur di wilayah kerja Puskesmas Ranotana
0.317
Weru. Tidak Berperan 5 20.8 13 54.2 6 25.0 24 100
Metode Kontrasepsi
Hormonal Total 8 18.2 28 63.6 8 18.2 44 100
Dukungan Total
Suami Pil Suntik Implan p value Sumber : Data Primer, 2018
n % n % n % n %
Berdasarkan tabel 11, diketahui
Mendukung 3 10.3 18 62.1 8 27.6 29 100
responden yang memilih kontraspepsi pil
0.030
dan mengatakan ada peran PLKB sebanyak
Tidak
5 33.3 10 66.7 0 0.0 15 100
3 responden (15.0%), responden dengan
mendukung
kontrasepsi suntik dan mengatakan ada
Total 8 18.2 28 63.6 8 18.2 44 100
peran PLKB sebanyak 15 responden
Sumber : Data Primer, 2018 (75.0%), dan responden dengan kontrasepsi
implan dan mengatakan ada peran PLKB
Berdasarkan tabel 10, diketahui sebanyak 2 responden (10.0%). Sedangkan
bahwa responden yang memilih responden yang memilih kontraspepsi pil
kontraspepsi pil dan mengatakan ada dan mengatakan tidak ada peran PLKB
dukungan suami sebanyak 3 responden sebanyak 5 responden (20.8%), responden
(10.3%), responden dengan kontrasepsi dengan kontrasepsi suntik dan mengatakan
suntik dan mengatakan ada dukungan suami tidak ada peran PLKB sebanyak 13
sebanyak 18 responden (62.1%), dan responden (54.2%), dan responden dengan
responden dengan kontrasepsi implan dan kontrasepsi implan dan mengatakan tidak
mengatakan ada dukungan suami sebanyak ada peran PLKB sebanyak 6 responden
8 responden (26.7%). Sedangkan responden (25.0%). Hasil uji statistik Chi Square
6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

diperoleh nilai p=0.317 atau nilai p>α atau responden (59.6%). Hal ini dikarenakan
0.05. Dengan demikian, maka H0 gagal berdasarkan data di wilayah kerja
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak Puskesmas Ranotana Weru tercatat
ada hubungan peran PLKB dengan sebanyak 2772 orang menggunakan KB
pemilihan metode kontrasepsi hormonal suntik aktif dan 223 orang yang merupakan
pada wanita usia subur di wilayah kerja KB suntik baru dari total 3761 wania usia
Puskesmas Ranotana Weru. subur.

A. Karakteristik Responden B. Analisa Univariat


1. Umur 1. Pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Musdalifah penelitian yang dilakukan oleh Rizali
(2013) yang menunjukkan bahwa (2013) yang mengatakan bahwa dari 193
berdasarkan umur responden, distribusi responden yang memiliki pengetahuan
tertinggi berada pada umur 20-24 tahun. cukup sebanyak 134 responden (69.4%)
Hal ini dikarenakan pada umur 20-35 tahun dan yang memiliki pengetahuan kurang
adalah usia produktif yang mengharuskan sebanyak 59 responden (30.6%).
wanita agar dapat merencanakan dengan Ditinjau berdasarkan tingkat
baik jumlah anak yang diinginkan. pendidikan, didapatkan sebanyak 20
2. Pendidikan responden berpendidikan SLTA dan 8
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil responden yang berpendidikan di
penelitian yang dilakukan oleh Tambak Perguruan Tinggi, hal ini membuktikan
(2013), yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat pendidikan responden berada
responden terbanyak yang menggunakan pada tingkat pendidikan yang baik. Selain
kontrasepsi berada pada tingkat pendidikan itu, responden yang menjadi sampel dalam
SMA. Hal ini dikarenakan status penelitian ini kebanyakan adalah akseptor
pendidikan terbanyak yang ada di wilayah KB aktif sehingga sudah sering terpapar
kerja Puskesmas Ranotana Weru adalah dengan informasi mengenai KB.
sekolah menengah atas (SMA atau SLTA) 2. Dukungan Suami
yaitu 34.9%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
3. Pekerjaan penelitian yang dilakukan oleh Arliana
Hasil penelitian ini sejalan dengan (2013) yang mengatakan bahwa dari 133
penelitian yang dilakukan oleh Rizali responden sebagian besar responden
(2013) yang mengatakan bahwa dilihat dari mendapat dukungan dari suami (97.2%).
tingkat pekerjaan, responden yang Hal ini dikarenakan sebagian besar
menggunakan KB terbanyak bekerja pengambilan keputusan mengikuti program
sebagai ibu rumah tangga (79.8%). Hal ini KB atas kesepakatan bersama, sehingga
dikarenakan sebagian besar pekerjaan selama mengikuti program suami turut
wanita di wilayah kerja Puskesmas berpartisipasi dalam hal membiayai alat
Ranotana Weru adalah sebagai ibu rumah kontrasepsi yang akan digunakan.
tangga. 3. Peran PLKB
4. Alat Kontrasepsi yang digunakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
saat ini penelitian yang dilakukan Samosir (2016)
Hasil penelitian menjelaskan bahwa yang menjelaskan bahwa sebagian besar
mayoritas pengguna kontrasepsi adalah responden mengatakan petugas kurang
pengguna KB suntik. Hasil penelitian ini berperan dalam program Keluarga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Berencana. Hal ini buktikan dari banyaknya
oleh Awalia (2013) yang menjelaskan akseptor yang mengaku belum pernah
bahwa sebagian besar responden memilih mengikuti penyuluhan atau sosialisasi
jenis kontrasepsi suntik sebanyak 28 tentang program KB sehingga pemilihan

7
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

KB hanya berdasar atas keinginan pribadi Peneliti berasumsi, adanya hubungan


tanpa alasan yang mantap. antara pengetahuan dengan pemilihan
4. Pemilihan metode kontrasepsi metode kontrasepsi hormonal karena
hormonal sebagian besar responden yang memiliki
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pengetahuan baik tentang kontrasepsi
Irmawati (2012) dari 76 responden, hormonal sehingga keputusan yang diambil
sebanyak 73 responden (96.1%) berdasar atas keputusan yang rasional. Hal
menggunakan metode kontrasepsi ini dibuktikan dengan distribusi umur
hormonal. Hal ini karena kontrasepsi suntik responden yang memilih kontrasepsi
yang dianggap aman dan praktis, selain itu hormonal tertinggi berada pada umur 20-35
memiliki efektivitas tinggi dengan tingkat tahun sehingga telah sesuai dengan tujuan
keberhasilan 99%, dan keuntungan lain penggunaan kontrasepsi dimana pada fase
untuk suntikan 3 bulan yaitu tidak umur 20-35 tahun dianjurkan agar dapat
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menjarangkan kehamilan dengan jenis
menyusui. kontrasepsi yang dianjurkan seperti IUD,
C. Analisa Bivariat pil, dan suntik.
1. Hubungan pengetahuan dengan 2. Hubungan dukungan suami dengan
pemilihan metode kontrasepsi pemilihan metode kontrasepsi
hormonal pada wanita usia subur di hormonal pada wanita usia subur di
wilayah kerja Puskesmas Ranotana wilayah kerja Puskesmas Ranotana
Weru. Weru.
Hal penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang dilakukan Novita Lusiana (2017) yang penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode
mengatakan ada hubungan pengetahuan Dita Arlina (2013) yang mengatakan ada
dengan pemilihan alat alat kontrasepsi hubungan antara dukungan suami dengan
hormonal. Hal ini dikarenakan jumlah pemilihan metode kontrasepsi hormonal.
akseptor KB suntik di wilayah kerja Hal ini dikarenakan jangka waktu
Puskesmas Ranotana Weru lebih banyak penggunaan suntik dan implan yang lebih
dengan tingkat pendidikan yang rata-rata lama dibandingkan pil. Sehingga suami
berada pada tingkat pendidikan tinggi. tidak perlu takut jika istri akan hamil lagi.
Selain itu, akseptor KB yang ada di wilayah Sebaliknya suami yang tidak mendukung
kerja Puskesmas Ranotana Weru diketahui lebih banyak pada responden
merupakan akseptor KB aktif yang sudah yang menggunakan pil, dikarenakan para
sering terpapar informasi mengenai KB. suami beranggapan kadang-kadang istri
Akseptor yang memilih menggunakan sering lupa sehingga program KB dinilai
implan adalah akseptor KB yang aktif yang tidak berhasil.
sebelumnya pernah menggunakan KB Peneliti berasumsi, ada hubungan
suntik dan pil. dukungan suami dengan pemilihan metode
Alasan memilih KB implan agar kontrasepsi hormonal karena suami sudah
akseptor tidak perlu selalu kembali ke paham pentingnya program keluarga
tempat pelayanan karena jangka waktu berencana demi membentuk suatu keluarga
penggunaan implan yang relatif lebih lama sehat sejahtera.
dibandingkan suntik dan pil. Sedangkan 3. Hubungan peran PLKB dengan
responden yang memiliki pengetahuan pemilihan metode kontrasepsi
kurang adalah responden yang memilih hormonal pada wanita usia subur di
kontrasepsi pil, hal ini dikarenakan wilayah kerja Puskesmas Ranotana
responden tersebut merupakan akseptor Berdasarkan hasil penelitian didapati
baru yang masih begitu asing terhadap mayoritas responden mengatakan tidak ada
program KB. peran PLKB. Hal ini dibuktikan dari
banyaknya responden di wilayah kerja

8
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

Puskesmas Ranotana Weru mengatakan Kesehatan Masyarakat Universitas


belum pernah mengikuti penyuluhan Hasanuddin Makassar. Di unduh di
tentang Keluarga Berencana pada saat http://repositori.unhas.ac.id pada
pertama kali akan menggunakan alat tanggal 05/11/2018 pukul 23:22 Wita.
kontrasepsi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan Awalia, Isma Ginta. (2013). Faktor-faktor
dengan penelitian oleh Supriadi yang yang berhubungan dengan perilaku
mengatakan ada hubungan antara peran pemilihan jenis kontrasepsi hormonal
PLKB dengan penggunaan alat kontrasepsi. di desa Kemurang Wetan Kecamatan
Peneliti berasumsi, tidak ada hubungan Tanjung Kabupaten Brebes Tahun
peran PLKB dengan pemilihan metode 2013. Jurnal Kebidanan. Politeknik
kontrasepsi hormonal dikarenakan Harapan Bersama Tegal. Diunduh di
kelompok akseptor KB yang datang adalah http://ejournal.poltektegal.ac.id pada
kelompok akseptor yang menjalani tanggal 19/11/2018 pukul 09:14 Wita.
program keluarga berencana ulangan. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2017).
Selain itu, di Puskesmas Ranotana Weru Proyeksi penduduk Indonesia
sudah terpampang poster-poster mengenai Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk
alat-alat kontrasepsi hormonal sehingga 2010-2035. Di unduh di
peran petugas dalam memberikan www.bps.go.id/; September 10, Jam
sosialisasi secara berkala lebih 20:05 Wita
diminimalkan.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara.
SIMPULAN (2016-2017). Proyeksi penduduk
1. Ada hubungan antara pengetahuan Indonesia Berdasarkan Hasil Sensus
dengan pemilihan metode kontrasepsi Penduduk 2010-2035. Diunduh di
hormonal pada wanita usia subur di http://sulut.bps.go.id September 10,
wilayah kerja Puskesmas Ranotana Jam 20:05 Wita
Weru. Hartanto, H. (2010). Keluarga Berencana
2. Ada hubungan antara dukungan suami dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
dengan pemilihan metode kontrasepsi sinar harapan.
hormonal pada wanita usia subur di
wilayah kerja Puskesmas Ranotana Irianto, Koes. (2014). Pelayanan Keluarga
Weru. Berencana. Bandung: Alfabeta.
3. Tidak ada hubungan peran PLKB
Irmawati. (2012). Faktor-faktor yang
dengan pemilihan metode kontrasepsi
mempengaruhi penggunaan alat
hormonal pada wanita usia subur di
kontrasepsi hormonal pada akseptor
wilayah kerja Puskesmas Ranotana
KB di Puskesmas Samata Kel. Romang
Weru.
Polong Kecamatan Sombo Opu
Kabupaten Gowa 2012. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan. Fakultas Ilmu
AIPVIKI. (2015). Pedoman Penulisan
Kesehatan Universitas Islam Negeri
Karya Tulis Ilmiah Keperawatan.
Alauddin Makassar. Diunduh di
Jakarta: AIPVIKI
http://repositori.uin-alauddin.ac.id
Arliana, Waode Dita. (2013). Faktor yang pada tanggal 20/09/2018 pukul 15:19
berhubungan dengan penggunaan Wita.
metode kontrasepsi hormonal pada
Lusiana, Novita. (2017). Faktor-faktor yang
akseptor KB di Kelurahan Pasarwajo
mempengaruhi wanita usia subur
Kecamatan Pasarwajo Kabupaten
dalam pemilihan alat kontrasepsi
Buton Sulawesi Tenggara. Jurnal
hormonal di BPM Sri Maya Tresia,
Kesehatan Masyarakat. Fakultas
9
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019

SST.. Jurnal Kebidanan; Program Kesehatan Reproduksi Berbasis


Studi D-III Kebidanan STIKes Hang Evidence Based. Jakarta: CV. Trans
Tuah Pekanbaru. Vol. XI Jilid 1 No. 75 Info Media.
April 2017. Di unduh di
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/men Samosir, Okta Nidya Boro. (2016).
arailmu/article/view/155/135 pada Hubungan peran petugas dan
tanggal 27/09/2018 pukul 21:03 Wita pengalaman KB dengan pergantian
metode KB di Kecamatan Tembalang
Mardiansyah. (2014). Faktor yang Kota Semarang Triwulan II Tahun
berhubungan dengan penggunaan alat 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat
kontrasepsi pada pasutri di Kelurahan Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016
Tamalanrea Indah Kota Makassar. (ISSN:2356-3346). Fakultas Kesehatan
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Masyarakat Universitas Diponegoro.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Diunduh di http://ejounal-
Universitas Hasanuddin Makassar. Di s1.undip.ac.id/index.php/jkm pada
unduh di http://repositori.unhas.ac.id tanggal 04/12/2018 pukul 20:39 Wita.
pada tanggal 05/11/2018 pukul 23:30
Wita. Siswanto, Susila, & Suyanto. (2016).
Metode Penelitian Kesehatan dan
Musdalifah. (2013). Faktor-faktor yang Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
berhubungan dengan pemilihan
kontrasepsi hormonal pasutri di Supriadi. (2017). Faktor yang berhubungan
wilayah kerja Puskesmas Lampa dengan penggunaan alat kontrasepsi
Kecamatan Duampanua Kabupaten pada pasangan usia subur di wilayah
Pinrang 2013. Jurnal Kesehatan kerja Puskesmas Kapasa. Skripsi
Masyarakat. Fakultas Kesehatan diterbitkan. Makassar: Fakultas
Masyarakat Universitas Hasanuddin Kesehatan Masyarakat Universitas
Makassar. Di unduh di Hasanuddin. Diunduh di
http://repository.unhas.ac.id/handle/12345 http://digilib.unhas.ac.id/opac/ pada
6789/5657 pada tanggal 27/09/2018 pukul tanggal 03/11/2018 pukul 14:20 Wita.
21:10 Wita. Susenas. (2015). Analisa Data
Profil Puskesmas Ranotana Weru. (2018). Kependudukan dan KB Hasil Susenas.
Data Kunjungan Akseptor KB http://kalbar.bkkbn.go.id/SiteCollectio
Puskesmas Ranotana Weru Tahun nDocuments/Analisis%20Data%20Ke
2018. Diunduh di pendudukan%20dan%20KB%20Hasil
www.bankdata.depkes.go.id pada %20Susenas%202015.pdf?Mobile=1;
tanggal 18/12/2018 pukul 11:54 Wita. September 11, 2018; Jam 23:06 Wita.

Rizali, Muhammad Irwan. (2013). Faktor Tambak, Dewintha (2013). Analisa faktor-
yang berhubungan dengan pemilihan faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode kontrasepsi suntik di Metode kontrasepsi pada pasangan
Kelurahan Mattoangin Kecamatan usia subur (pus) di Wilayah Kerja
Mariso Kota Makassar. Jurnal Puskesmas Pancur Batu. Skripsi
Kesehatan Masyarakat. Fakultas diterbitkan. Fakultas Keperawatan
Kesehatan Masyarakat Universitas Universitas Sumatera Utara. Diunduh
Hasanuddin Makassar. Di unduh di di http://repository.usu.ac.id pada
http://media.neliti.com-publications tanggal 17/10/2018 pukul 17:02 Wita.
pada tanggal 03/11/2018 pukul 19:10
Wita.
Rusmini, Septerina, P, Vina, U., & Sitti, F.
(2016). Pelayanan KB dan
10

Anda mungkin juga menyukai