PERANCANGAN PABRIK
Lokasi pabrik merupakan faktor yang sangat penting dalam perancangan suatu
pabrik, hal ini disebabkan lokasi pabrik akan sangat berpengaruh pada
kelangsungan pabrik itu sendiri. Oleh sebab itu, lokasi dan tata letak pabrik
baku. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya penyediaan bahan baku, maka
Banten, dikarenakan bahan baku utama (isopropil alkohol) diimpor dari PT.
negeri. Kawasan industi di daerah Cilegon adalah kawasan industri kimia yang
sangat besar dan terus berkembang. Selain itu, Cilegon terletak di kawasan
4.1.3 Utilitas
pendinginan, steam, dan lain-lain dapat diperoleh dari PT. Krakatau Tirta
Industri yang berlokasi di Cilegon, Banten. Sarana lain seperti bahan bakar dan
listrik dapat diperoleh dengan mudah karena dekat dengan pertamina dan PLN.
4.1.4 Transportasi
pemasaran produk dapat ditempuh dengan jalur darat dan laut karena lokasi
perencanaan pabrik ini terletak dikawasan industri Cilegon-Serang-Merak
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terdidik, terampil
maupun tenaga kasar. Tenaga kerja di Cilegon tidak sulit untuk didapatkan
tempat. Kondisi tanah dan iklim sangat menentukan kelayakan pendirian pabrik
kondisi tanah yang cukup stabil dan temperatur udara berkisar 25 oC – 32 oC.
Bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor maupun banjir besar jarang
terjadi disekitar kawasan ini sehingga operasi pabrik dapat berjalan dengan
lancar.
beberapa tahun kedepan, karena suatu saat nanti akan memperluas area, pabrik
yang berperan secara tidak langsung akan tetapi, sangat berpengaruh dalam
a. Masalah limbah
dalam suatu industri. Limbah terbagi atas 3 jenis yaitu limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas. Pengolahan limbah harus menjadi perhatian
yang sangat serius karena pengolahan limbah yang kurang baik akan
b. Masalah perizinan
pabrik yang meliputi : wilayah perkantoran, pos jaga, tempat peralatan pabrik,
ruang penyimpanan bahan dan hasil produksi, dan sarana lain seperti : utilitas,
taman dan tempat parkir. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tata
1. Daerah proses
2. Perluasan pabrik
3. Keamanan
5. Bangunan
Secara garis besar tata letak pabrik dibagi dalam beberapa daerah utama
yaitu :
tenaga listrik guna menunjang jalannya proses serta unit pemadam kebakaran.
Berdasarkan garis besar tata letak pabrik maka, tata letak pabrik hidrogen
peroksida ditunjukan pada Gambar 4.2. dan perincian luas tanah sebagai
Dalam perancangan tata letak peralatan proses terdapat beberapa hal yang
Aliran bahan baku dan produk yang tepat dan efisien akan memberikan
produksi.
kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnasi udara pada suatu
tenaga kerja. Selain itu, perlu juga diperhatikan arah hembusan angin agar dapat
4.3.3 Pencahayaan
Penerangan pada seluruh pabrik harus memadai dan sesuai standar pabrik,
terpenting pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau berisiko tinggi perlu
dijaga agar tidak terjadi ledakan atau percikan pada penerangan di tempat-
Dalam hal tata letak peralatan perlu diperhatikan agar para pekerja dapat
menuju dan mencapai keseluruhan tempat alat proses dengan cepat dan mudah.
Jika terjadi gangguan alat proses maka harus cepat dan tanggap untuk diperbaiki
agar tidak terlalu mengganggu proses produksi yang sedang berjalan, selain itu
Jarak antar alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi yang
tinggi sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi
ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat proses
lainnya. Berikut Lay out pabrik hidrogen peroksida yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tata Letak Alat Proses Pabrik Hidrogen Peroksida Skala 1 : 100
4.4 Alir Proses Dan Material
C3H6O 3.320,8378
H2O2 1.893,9394
N2 11.176,1876 11.176,1876
O2 2.970,8853 1.188,3541
H2O2 1.893,9394
N2 11.176,1876 11.176,1876
O2 2.970,8853 1.188,3541
Keluar, kg/jam
Komponen Masuk, kg/jam
Hasil atas Hasil bawah
Keluar, kg/jam
Komponen Masuk, kg/jam
Hasil atas Hasil bawah
H2O2
ΔH kondensor 182.081,1089
ΔH kondensor 159.561,7215
penunjang merupakan sarana lain yang diperlukan selain bahan baku dan bahan
pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Salah
satu faktor yang menunjang kelancaran suatu proses produksi didalam pabrik
Kebutuhan air pendingin, air umpan boiler, air konsumsi umum, dan
sanitasi menggunakan air yang diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri yang
1) Air pendingin
pendingin. Air pendingin harus mempunyai sifat – sifat yang tidak korosif
(pengendapan fosfat).
cooling tower adalah air yang telah menjalankan tugasnya pada unit-
Sebagai umpan untuk boiler, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain :
silika.
1. Unit Demineralisasi
mineral yang terkandung dalam air seperti : Ca2+, Mg2+, K+, Fe2+,
Al3+, HCO3-, SO42- , dan Cl- dengan bantuan resin. Air dialirkan
terlarut dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi
adalah jenis C-300 dengan notasi RH2. Reaksi yang terjadi dalam
2. Unit Deaerator
Air yang sudah bebas dari ion-ion positif dan negatif kemudian
boiler.
Kode
No. Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)
Alat
Air yang diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri ini digunakan
a) Syarat fisika
berada dibawah suhu udara, jernih, tidak berasa, dan tidak berbau.
b) Syarat kimia
air.
c) Syarat biologi
Kebutuhan
No. Keterangan
(kg/jam)
1. Perkantoran 1250
3. Laboratorium 20,833
4. Poliklinik 20,833
pada pabrik hidrogen peroksida digunakan untuk alat-alat penukar panas. Demi
memenuhi kebutuhan air untuk steam adalah sebesar 1.649,7031 kg/jam, untuk
blowdown pada boiler, maka jumlah steam dilebihkan sebanyak 20% sehingga
jumlah steam yan dibutuhkan adalah 1.979,6437 kg/jam. Steam yang
dihasilkan dari boiler ini adalah saturated steam yang mempunyai suhu 140oC
Boiler yang digunakan adalah water tube boiler. Tipe water tube boiler
tinggi dengan melalui proses pengapian yang terjadi diluar pipa. Selain itu,
kebutuhan bahan bakar yang digunakan pada generator dan boiler. Bahan
bakar yang digunakan untuk generator adalah solar (Industrial Diesel Oil) dan
bahan bakar yang digunakan pada boiler adalah residual oil no. 6 yang
dan Cooler (CL-01) yang beroperasi pada suhu yang sangat tinggi. Kebutuhan
1. Pompa Utilitas
Volume
Pompa
Motor
Harga $777,6428
2. Pompa Utilitas
Volume
Pompa
Motor
Keterangan :
BU : Bak Utilitas BLU : Boiler
TU : Tangki Utilitas CDU : Kondensor
KEU : Cation Exchanger Unit CTU : Cooling Tower
AEU : Anion Exchanger Unit PU : Pompa Utilitas
DAU : Deaerator
BU - 04 Alat Proses CLU
PU-06
Keterangan :
BU : Bak Utilitas
CLU : Cooler
peroksida ini adalah Perseroan Terbatas (PT) karena modalnya didapatkan dari
penjualan saham dimana tiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak satu
bertanggung jawab untuk menyetor penuh jumlah yang disebutkan dalam tiap
saham.
a. Pemegang saham
b. Dewan komisaris
c. Direktur utama
d. Kepala bagian
e. Kepala seksi
Direktur Utama
Kabag.
Kabag. Operasi Kabag. K3L Kabag. Teknik Kabag. Litbang Kabag. Keuangan Kabag. Umum
Pemasaran
1. Pemegang Saham
2. Dewan Komisaris
pemasaran.
Utama bertanggung jawab pada Dewan Komisaris atas segala tindakan dan
4. Kepala Bagian
pembukuan keuangan.
kerja karyawan.
5. Kepala Seksi
Kepala seksi adalah pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan
bagiannya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh para Kepala Bagian
produksi.
dihasilkan.
kepegawaian.
6. Karyawan
berikut :
a) Karyawan Tetap
Direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan
masa kerja.
b) Karyawan Harian
c) Karyawan Borongan
1. Cuti Tahunan
Karyawan mempunyai hak cuti tahunan selama 12 tahun setiap tahun. Bila
dalam waktu 1 tahun hak cuti tersebut tidak di pergunakan maka hak tersebut
Bagi karyawan harian (non shift), hari libur nasional tidak masuk kerja.
Sedangkan bagi karyawan shift, hari libur nasional tetap masuk kerja dengan
Kerja lembur dapat di lakukan apabila ada keperluan yang mendesak dan
sesudahnya.
Tabel 4.16 Gaji Karyawan
Pabrik ini direncanakan beroperasi 330 hari dalam 1 tahun dan 24 jam per
hari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau perawatan
dan shut down. Sedangkan pembagian jam kerja karyawan digolongkan dalam
Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses
kantor. Karyawan harian dalam satu minggu bekerja selama 5 hari dengan
Jam kerja : Senin – Kamis : jam 07.00 – 12.00 dan 13.00 – 16.00
b) Karyawan Shift
1 regu lainnya istirahat dan ini berlaku secara bergantian. Tiap regu
mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap shift, dan masuk lagi untuk
shift berikutnya. Untuk hari libur atau hari besar yang ditetapkan
pemerintah, maka regu yang masuk tetap masuk. Jadwal kerja masing-
Hari
Regu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I P P P L M M M L S S S L
II S S L P P P L M M M L S
III M L S S S L P P P L M M
IV L M M M L S S S L P P P
Keterangan :
dikembalikan dan terjadinya titik impas dimana total biaya produksi sama
dan layak atau tidak untuk didirikan. Dalam evaluasi ekonomi ini faktor-faktor
1. Return On Invesment
Meliputi :
Meliputi :
3. Pendapatan modal
Harga peralatan akan berubah setiap saat tergantung pada kondisi ekonomi
tahun sangatlah sulit, sehingga diperlukan suatu metode atau cara untuk
memperkirakan harga alat pada tahun tertentu dan perlu diketahui terlebih
330 hari, dan tahun evaluasi pada tahun 2022. Di dalam analisa ekonomi harga
– harga alat maupun harga – harga lain diperhitungkan pada tahun analisa.
Untuk mancari harga pada tahun analisa, maka dicari index pada tahun analisa
500
400
300
200
100
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Dengan menggunakan persamaan diatas dapat dicari harga index pada tahun
tahun index
2014 576,1
2020 560
itu, Harga alat dan lainnya ditentukan juga dengan (Peter Timmerhaus, pada
tahun 1990 dan Aries Newton, pada tahun 1955). Maka harga alat pada tahun
Nx
Ex Ey ()
Ny
fasilitas–fasilitas pabrik.
menjalankan usaha atau modal untuk menjalankan operasi dari suatu pabrik
a. Direct Cost
produk.
b. Indirect Cost
Fixed Cost adalah biaya–biaya tertentu yang selalu dikeluarkan baik pada
saat pabrik beroperasi maupun tidak atau pengeluaran yang bersifat tetap
manufacturing cost.
tidak, sehingga dapat dikategorikan apakah pabrik tersebut potensial atau tidak,
maka dilakukan suatu analisa atau evaluasi kelayakan. Beberapa cara yang
Keuntungan
ROI = x 100 %
Fixed Capital
yang melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk
kembalinya capital investment dengan profit sebelum dikurangi
depresiasi.
dengan penyusutan.
jumlahnya sama. Dengan BEP kita dapat menetukan harga jual dan
jumlah unit yang dijual secara secara minimum dan berapa harga serta
Kapasitas produksi pada saat sales sama dengan total cost. Pabrik akan
rugi jika beroperasi dibawah BEP dan akan untung jika beroperasi diatas
BEP.
( Fa 0,3 Ra)
BEP = x 100 %
( Sa - Va - 0,7 Ra)
Dalam hal ini:
Penyebabnya antara lain variable cost yang terlalu tinggi, atau bisa juga
minimal kapasitas tersebut dalam satu tahun maka pabrik harus berhenti
lebih mahal daripada biaya untuk menutup pabrik dan membayar fixed
cost.
(0,3 Ra)
SDP = x 100 %
( Sa - Va - 0,7 Ra)
4.7.4.5 Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFR)
dirasakan atau investasi yang tidak kembali pada akhir tahun selama
umur pabrik.
didasarkan atas investasi yang tidak kembali pada setiap akhir tahun
n N 1
(FC+WC)(1+i)N = C (1 i)
n 0
N
WC SV
Dimana:
FC : Fixed capital
WC : Working capital
SV : Salvage value
i : Nilai DCFR
4.7.5 Hasil Perhitungan
rencana PPC, PC, MC, serta General Expense. Hasil rancangan masing–
No Komponen Rp US $
(34%.PEC)
Engineering Cost
2 951.057,38
(32%.PEC)
2. Labor 17.516.400.000,00
3. Supervisor 4.379.100.000,00
Lanjutan Table 4.23
4. Maintenance 56.680,41
2 Laboratory 2.627.460.000,00
4 Packaging 59.868.529.411,29
5 Shipping 59.868.529.411,29
1. Administrasi 59.868.529.411,29
Total ( Rp ) 2.811.706.969.820,48
Total Fa ( Rp ) 64.010.966.401,61
Tabel 4.31 Variable Cost (Va)
2 Packing 59.868.529.411,29
3 Shipping 59.868.529.411,29
4 Utilitas 636.372.572.579,13
Total Va 2.359.364.899.952,16
4 Supervisi 4.379.100.000,00
5 Laboratorium 2.627.460.000,00
6 Maintenance 56.680,41
Lanjutan Tabel 4.32
Total Ra ( Rp ) 387.970.770.927,69
Pajak Pendapatan = 50 %
Keuntungan
ROI = x 100 %
Fixed Capital
( Fa 0,3 Ra)
BEP = x 100 %
( Sa - Va - 0,7 Ra)
BEP = 49,77 %
(0,3 Ra)
SDP = x 100 %
( Sa - Va - 0,7 Ra)
SDP = 32,11 %
4.7.7.5 Discounted Cash Flow Rate (DCFR)
CF = Rp 187.990.341.054,95
n N 1
(FC+WC)(1+i)N = C (1 i)
n 0
N
WC SV dengan