Anda di halaman 1dari 8

Reaksi Identifikasi Kation

1. Besi (III) Fe3+


a) Larutan ditambahkan beberapa tetes larutan HNO3 kemudian ditambahkan
larutan KCNS, maka akan terbentuk larutan merah darah.
b) Larutan ditambahkan beberapa tetes larutan K3[Fe(CN)6], maka larutan
akan berwarna cokelat dari Fe[Fe(CN)6].
2. Timbal Pb2+
a) Sampel ditambahkan larutan K2CrO4 dan CH3COOH encer, maka akan
terbentuk endapan kuning PbCrO4 yang larut kembali dalam HNO3 atau
alkali.
b) Sampel ditambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan kuning PbI
yang larut dalam air panas. Bila didinginkan akan terbentuk kembali
kristal PbI dan bila KI berlebih endapan akan larut sebagai PbI42-.
c) Sampel ditambahkan H2SO4, maka akan terbentuk endapan putih PbSO4.
3. Tembaga, Cu2+
a) Sampel ditambahkan dengan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan
biru Cu(OH)2 yang jika dipanaskan akan berubah menjadi hitam CuO.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan KI, maka akan terbentuk endapan
putih CuI2 dengan warna larutan agak kuning dikarenakan adanya I2 yang
dibebaskan.
4. Kadmium, Cd2+
a) Sampel ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3, maka akan terbentuk
endapan putih basa karbonat yang tidak larut dalam (NH4)2CO3 berlebih.
Agar diperoleh endapan sempurna saat proses reaksi dilakukan, larutan
dipanaskan.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan
putih Cd(OH)2.

1
5. Mangan, Mn2+
a) Sampel ditambahkan dengan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan
putih Mn(OH)2, yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan Na2CO3, maka akan terbentuk
endapan putih MnCO3.
6. Barium, Ba2+
a) Sampel ditanbahkan dengan larutan K2CrO4, maka akan terbentuk endapan
kuning BaCrO4.
b) Sampel ditambahkan dengan H2SO4 encer, maka akan terbentuk endapan
putih BaSO4.
7. Magnesium, Mg2+
Sampel ditambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih
Mg(OH)2.
8. Krom, Cr3+
Asamkan sampel dengan CH3COOH encer, tambahkan larutan Pb-asetat,
maka akan terbentuk endapan kuning PbCrO4.

2
Reaksi Identifikasi Anion

1. Klorida, Cl-
Sampel ditambahkan dengan larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan
putih AgCl.
2. Iodida, I-
Sampel ditambahkan dengan larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan
kuning AgI.
3. Tiosianat, CNS-
a) Sampel ditambahkan dengan larutan AgNO3, maka akan terbentuk
endapan putih AgCNS.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan FeCl3, maka akan terbentuk larutan
merah Fe(CNS)3.
4. Asetat, CH3COO-
Sampel ditambahkan dengan larutan FeCl3, maka akan terbentuk larutan
berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan.
5. Karbonat, CO32-
a) Sampel ditambahkan dengan larutan H2SO4 encer, maka akan terbentuk
gas.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan BaCl2, maka akan akan terbentuk
endapan putih BaCO3 yang larut dalam HCl encer.
6. Sulfat, SO42-
Sampel ditambahkan larutan BaCl2 berlebih, makan akan terbentuk endapan
BaSO4 berwarna putih.
7. Oksalat, C2O42-
a) Sampel ditambahkan dengan larutan AgNO3, maka akan terbentuk
endapan putih Ag2C2O4 yang larut dalam NH3 dan HNO3 encer.
b) Sampel ditambahkan dengan larutan BaCl2, maka akan terbentuk endapan
putih BaC2O4 yang larut dalam asam asetat.

3
8. Permanganat, MnO4-
Sampel yang telah dinetralkan dengan HCl ditambahkan larutan H 2C2O4 dan
H2SO4 encer, warna ungu hilang bila larutan dipanaskan.

4
Penentuan Kadar Asam Cuka

1. Metode
Titrasi Asam-Basa

2. Prinsip
Berdasarkan reaksi netralisasi antara asam dan basa.

3. Reaksi
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
H2C2O4 + 2NaOH Na2C2O4 + H2O

4. Preparasi Sampel
Dipipet 10 mL asam cuka kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 500 mL.
Encerkan dan tanda bataskan. Larutan ini yang akan dijadikan sampel.

5. Pereaksi
4.1 Larutan NaOH 0,1 N
Dilarutkan 4,0 gram kristal NaOH dalam 1 Liter akuades yang telah
dipanaskan dan didinginkan. Tentukan normalitasnya dengan larutan
standar asam oksalat 0,1 N.
4.2 Larutan Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N
Ditimbang dengan teliti 6,3000 gram asam oksalat p.a. Larutkan dan
encerkan dengan akuades hingga volumenya 1 liter.
4.3 Larutan Indikator Fenolftalein 0,035%
Larutkan 0,035 gram indikator fenolftalein dalam etanol 70%, kemudian
diencerkan dengan etanol sampai volumenya 100 mL, netralkan dengan
akuades sampai volumenya 100 mL.
4.4 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
Dipipet 25 mL larutan standar asam oksalat 0,1 N (harus menggunakan
pipet volumetri), dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Ditambah 20
tetes larutan indikator fenolftalein 0,035% kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda (rose). Catat
banyak larutan NaOH 0,1 N yang digunakan.

6. Cara Kerja
Dipipet 25 mL larutan sampel kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein. Dititrasi dengan

5
menggunakan larutan NaOH 0,01 N sampah larutan berwarna merah. Catat
volume pemakaian larutan NaOH 0,01 N dan tentukan kadar asam cuka dalam
persen.

Penentuan Kadar Besi

1. Metode
Penentuan kadar besi dengan metode phenantrolin secara spektrofotometri
2. Prinsip
Sampel air yang mengandung besi yang dipanaskan dalam suasana asam dan
adanya hidroksilamin hidroklorida direduksi menjadi ion ferro. Ferro dengan
1,10 fenantrolin pada pH 3,2-3,3 membentuk senyawa kelat ferro fenantrolin
yang berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan
warna larutan baku yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri pada
panjang gelombang 510 nm.
3. Pereaksi

6
2.1 Larutan Hidroksilamin Hidroklorida, NH2OH.HCl
Larutkan 10 g hidroksilamin hidroklorida dalam 100 mL akuades.
2.2 Larutan Dapar Ammonium Asetat, NH4C2H3O2
Larutkan 250 g ammonium asetat didalam 150 mL akuades. Tambahkan
700 mL asam asetat glasial.
2.3 Larutan Phenantrolin, C12H8N2.H2O
Larutkan 100 mg 1,10-phenantrolin monohydrate dalam 100 mL akuades
sambil diaduk dan panaskan sampai 80ºC (jangan sampai mendidih).
Buang larutan jika berwarna gelap. Pemanasan tidak dilakukan jika
ditambahkan 2 tetes HCl pekat. Larutan ini stabil dalam beberapa bulan.
4. Persiapan Pengujian
3.1 Pembuatan Larutan Induk Besi 200 mg/L
Perlahan-lahan tambahkan 20 mL H2SO4 pekat dan larutkan 1,404 g
Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai
konstan warna merah muda samar (sekitar 50 mL KMnO 4 0,02 M).
Encerkan dengan akuades sampai 1000 mL dan homogenkan.
3.2 Pembuatan Larutan Baku Besi 10 mg/L
Pipet 50 mL larutan induk besi dan dimasukkan kedalam labu ukur 1000
mL. Encerkan sampai tanda batas dengan akuades dan homogenkan.
3.3 Pembuatan Larutan Kerja
a) Pipet 0,0; 2,00; 4,00; 6,00; 8;00; 10,00 mL larutan baku besi 10 mg/L
dan masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL.
b) Tambahkan akuades sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh kadar
besi, 0,00 mg/L; 0,40 mg/L; 0,80 mg/L; 1,20 mg/L; 1,60 mg/; 2,00
mg/L.
5. Prosedur Besi Total
a) 50 mL sampel air dan deret larutan kerja dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 100 mL.
b) Tambahkan 2 mL HCl p dan 1 mL larutan hidroksilamin hidroklorida.
c) Masukkan beberapa batu didih dan panaskan sampai mendidih hingga
sisa larutan 15-20 mL, dinginkan pada suhu kamar.
d) Pindahkan kedalam labu ukur atau tabung nessler.
7
e) Tambahkan 10 mL larutan dapar ammonium asetat dan 4 mL 1,10
phenantrolin, kocok.
f) Tambahkan akuades sampai tanda batas, kocok hingga homogen.
g) Diamkan 10-15 menit diruang gelap sampai terjadi pembentukan warna
yang sempurna.
h) Baca serapannya dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 510
nm.
i) Hitung kadar besi pada kurva kalibrasi.

Anda mungkin juga menyukai