Anda di halaman 1dari 15

Nama Praktikan : Anisa Norma Cahyani

NIM Praktikan : 17513178

Hari dan Tanggal Praktikum : Senin,11 Mei 2019

Topik Praktikum :Uji Etanol Menggunakan Kromatografi Gas (GC)

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan kandungan etanol dalam sampel

II. Prinsip
Kromatografi gas (GC) memisahkan senyawa berdasarkan fasa diam dan fasa
gerak. Suatu komponen dalam satu sampel dibawa melewati fasa diam (padat atau
cair) oleh aliran fasa gerak (gas). Pemisaha terjadi oleh perbedaan distribusi
komponen sampel antara fasa diam dan fasa gerak, yang menyebabkan masing-
masing komponen bergerak melewati kolom dengan laju yang berbeda dan juga
waktu yang berbeda (waktu retensi berbeda). Diagram instrumen krmatografi gas
diberiakn pada gambardi bawah ini :

Gambar 2. Diagram instrumen kromatografi gas

Instrumen kromatografi gas terdiri dari komponen-komponen berikut :


a. Carrier gas (Gas pembawa)
b. Controller (Pengatur tekanan)
c. Injector
d. Column (Kolom)
e. Detector
f. Recorder (Pencatat)
III. Dasar Teori
Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroksil (-OH_ dengan 2
atom karbon (C). Spesies alkohol yang digunakan adalah CH3CH2OH yang disebut
metil alkohol (metanol), C2H5OH diberi nama etil alkohol (etanol) dan C3H7OH yang
disebut isopropil alkohol (IPA) atau propanol 2. Dalam dunia perdagangan yang
disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil karbinol dengan rumus kimia
C2H5OH. Ada 2 jenis etanol yaitu etanol sintetik sering disebut metanol atau metil
alkohol atau alkohol kayu. Etanol ini terbuat dari etilen, salah satu derivat minyak
bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis kimia yang disebut hidrasi.
Sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui proses biologi
(enzimatik dan fermentasi) (Rama, 2008).
Kromatografi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut yang terdiri dari dua fase,
yaitu fase diam dan fase gerak. Dalam kormatografi fase gerak dapat berupa gas atau
zat cair dan fase diam dapat berupa zat cair. Kromatografi yang khusus digunakan
dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang mudah
menguap adalah gas chromatography (Yuneka, 2012).
Kromatografi gas adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan
pada jaman instrumen dan elektronika yang telah merevolusikan keilmuan selama
labih dari 30 tahun. Kromatografi gas yang merupakan metode yang tepat dan cepat
unruk memisahkan campuran yang sangat rumit, waktu yang dibutuhkan beragam,
mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk
campuran yang mengandung 500-1000 komponen (Budi, 2006).
Spektrometri massa adalah alur kelimpaham (abundance) jumlah relatif
fragmen bermuatan positif berlainan versus massa per muatan (m/z atau m/e) dari
fragmen tersebut. Muatan ion dari kebanyakan partikel yang dideteksi dalam
spektrometer massa adlaah +1, maka nilai m/z sama dengan massa molekulnya (M).
Struktur dan massa fragmen memberikan petunjuk mengenai struktur molekul
induknya dan juga seringkali untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa dari
spektrum massanya (Supratman, 2010)
IV. Alat dan Bahan

4.1 Alat
1. Labu ukur 10 ml ( 7 buah )
2. Pipet ukur 1 ml ( 3 buah )
3. Pipet tetes ( 1 buah )
4. Gelas beaker 250 ml ( 1 buah )
5. Karet hisap ( 1 buah )

4.2 Bahan
1. Etanol absolut
2. Aquades
3. Sampel minuman beralkohol
V. Prosedur Percobaan

V.1. Pembuatan Larutan Standar

2 ml larutan etanol Larutan butanol


Labu ukur 10 ml
pekat sampai tanda batas

homogenkan

V.2. Pembuatan Larutan Sampel

Minuman beralkohol Gelas beaker 250 ml

Ambil 5 ml minuman beralkohol

labu ukur 5 ml

V.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Dan Penetuan Kadar Etanol

10 ml larutan 5 ml sampel minuman


standar beralkohol

Injeksi ke kromatografi gas

Kurva kalibrasi
VI. Hasil Pengamatan
VI.1. Data Pengamatan
1. Larutan Standar 20%
Presentase etanol (%) RT Luas Area Etanol
0,2 1,767 81998036,08

2. Sampel Minuman Beralkohol


Sampel RT Luas Area Sampel
Sampel 1,673 63470369,85

VI.2. Data Perhitungan


 Pengenceran larutan Standar
100% → 20%
V1 . M1 = V 2 . M2

V1 . 100% = 10 ml . 20%
V1 = (10 ml . 0,2M)/1M
V1 = 2 mL

 Konsentrasi Sampel
𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐶 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
=
𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

20%
𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
81998036,08
63470369,85

20% 𝑥 63470369,85
𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
81998036,08

C sampel = 0,154809 = 15,48095%


Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

VII. Pembahasan

Percobaan dalam uji etanol menggunakan kromatografi gas bertujuan agar


mahasiswa dapat menentukan kandungan etanol. Prinsip dalam percobaan ini yaitu
kromatografi Gas (GC) memisahkan senyawa berdasarkan fasa dalam dan fasa gerak.
Suatu komponen dalam satu sampel dibawa melewati fasa diam (padat atau cair) oleh
aliran fasa gerak (gas). Pemisahan terjadi oleh perbedaan distribusi komponen sampel
antara fasa diam dan fasa gerak melewati kolom dengan laju berbeda dan juga waktu
yang berbeda (waktu retensi berbeda).
Tahapan dalam percobaan ini dimulai dengan mengencerkan 2 ml larutan etanol
pekat yang dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan larutan butanol
hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Tahapan kedua yaitu pembuatan larutan sampel
berupa minuman beralkohol. Sampel dimasukkan kedalam gelas beaker 250ml.
Kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 10ml sebanyak 5 ml sampel dengan
menggunakan pipet ukur 10. Kemudian uji kedalam kromatografi gas untuk di injeksi.
Tunggu hingga terdapat hasil dan data berupa kurva kalibrasi dari larutan sampel dan
larutan standar yang telah diuji tersebut.
Percobaan menggunakan metode Kromatografi dengan pemisahan secara
kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada sistem tertentu
(seperti : kolom) dimana dalam sistem tersebut terdapat bagian yang diam atau
stasioner (biasanya berupa padatan atau cairan yang dideposisikan pada padatan) yang
disebut sebagai fasa diam dan kemudian dibawa atau mengalir melalui suatu bagian
mobile atau yang diketahui sebagai fasa gerak. Selama proses pengaliran tersebut akan
terjadi interaksi antara komponen senyawa dengan fase diamnya. Selama berinteraksi
akan terjadi proses pelarutan, adsorpsi maupun penguapan dari komponen senyawa
yang akan dipisahkan. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah
berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom.
Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu
retensinya (Tr).
Kromatografi Gas dapat diotomatisasi untuk analisis sampel padat, cair dan gas.
Sampel padat dapat diekstraksi atau dilarutkan dalam suatu pelarut sehingga dapat
diinjeksikan ke dalam system Kromatografi, demikian juga sampel gas dapat langsung
diambil dengan penyuntik (syringer) yang ketat terhadap gas. Sampel yang diukur
menggunakan kromatografi gas dapat berupa cairan, padatan, atau gas asalkan cuplikan
mudah menguap pada suhu di tempat pemasukan sampel dan bersifat stabil (tidak rusak
pada kondisi operasional). Pada tempat pemasukan cuplikan terdapat pemanas yang
suhunya dapat diatur untuk menguapkan cuplikan. Suhu tempat penyuntikan cuplikan
biasanya sekitar 50°C di atas titik didih cuplikan.
Setelah melakukan percobaan didapat data pengamatan kemudian hasil
pemeriksaan dari kromatografi gas dianalisis untuk dilihat waktu retensi pada titik pucak
dan luasnya. Dari tabel didapatkan waktu retensi dari larutan standar sebesar 1,767

6
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

dengan luas 81998036,08, sedangkan waktu retensi dari sampel yaitu 1,673 dengan luas
63470369,85 dari data tersebut dapat dihitung konsentrasi dari sampel yang dianalisis.
Kemudian dari perhitungan didapatkan hasil konsentrasi alkohol dari sampel yang diuji
sebesar 0,154809 atau 15,4809%. konsentrasi sampel didapat menggunakan rumus
perbandingan antara konsentrasi sampel dan luas sampel dengan larutan standar.
Alkohol memiliki sifat fisik berupa cairan yang bening, tidak berwarna, mudah
mengalir, mudah menguap, mudah terbakar, higrokopik dengan karakteristik bau spiritus
dan rasa membakar, mudah membakar dengan api biru tanpa asap. Kemudian sifat kimia
dari alkohol sendiri yakni alkohol sebagai zat amfoter, yakni dapat bertindak sebagai
asam (donor proton) atau sebagai basa (akseptor proton). Sifat asam dan basa dari
alkohol yang relatif sangat lemah. Dalam penggunaan larutan standar digunakan larutan
etanol dan larutan butanol dikarenakan kedua larutan ini sudah diketahui
konsentrasinya, selain itu memiliki tingkat kemurnian yang tinggi dan rumus molekulnya
tinggi sehingga stabil saat diukur serta mendapatkan data yang lebih akurat.

7
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar etanol yang didapatkan dalam sampel adalah sebesar 0,154809 atau 15,4809%

8
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

IX. Daftar Pustaka

Budi, Ahmad. 2006. Kromatografi. Jakarta: Erlangga.

Rama, P. 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta : Agro Media.

Supratman, U. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Bandung : Widya Padjadjaran.

Yuneka, M. 2012. Teknik Kromatografi. Jakarta: Kalman Pustaka.

9
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

Lampiran
a. sampel

10
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

11
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

12
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

b. Standar

13
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

14
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

15

Anda mungkin juga menyukai