Anda di halaman 1dari 4

Analisis Residu Kloramfenikol dan Hormon Dietilstilestrol

dalam Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dari Pasar


Tradisional Cihaurgeulis Bandung
Djati Wulan Kusumo1

Jurusan Farmasi, STIKes Prima Indonesia, Babelan, Bekasi 17610, Indonesia1

Corresponding author: djatiwulank@stikesprimaindonesia.ac.id

Abstract. Method for the determination of residues of chloramphenicol and


methyltestosterone hormones was developed by Balai Besar Pengembangan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi due to exporting needs. LC-MS/MS was used for the
quantification and confirmation of chloramphenicol and hormone methyltestosterone residues
in tilapia. Tilapia samples were extracted using ethyl acetat. The extract was cleaned up using
n-heksan and water:acetonitril mixture for analysis of chloramphenicol. Tilapia sample were
extracted using a mixture of 1% acetic acid in acetonitrile was added sodium acetate for
analysis of hormone residues. Multiple Reaction Monitoring mode, choosing two transition
ions per analyte was applied. This method has been validated by BBPBAT Sukabumi
references. Acceptable linearity of chloramphenicol in R2 = 0,995 and hormones in R2 =
0,993. Precision of chloramphenicol and methyltestosterone 580,4 % and 52,2 % respectively.
Recoveries of chloramphenicol are outside the range 50-120 % and hormone diethylstilbestrol
outside the range 70-110 %. Chloramphenicol residues and hormones do not reach in tilapia
sample.
Keywords: Chloramphenicol, Methyltestosteron, LC-MS/MS, Oreochromis niloticus
Abstrak. Metode penetapan residu kloramfenikol dan hormon metiltestosteron telah
dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
untuk keperluan ekspor ikan nila. LC-MS/MS digunakan untuk kuantisasi dan konfirmasi
terhadap residu kloramfenikol dan hormon metiltestosteron pada ikan nila. Ikan nila
diekstraksi menggunakan etil asetat. Kemudian dilakukan pembersihan terhadap ekstrak
dengan menambahkan n-heksan dan campuran air:asetonitril untuk analisis residu
kloramfenikol. Ikan nila diekstraksi menggunakan campuran asam asetat 1% dalam asetonitril
ditambahkan natrium asetat untuk analisis residu hormon metiltestosteron. Mode Multiple
Reaction Monitoring digunakan dengan memilih dua transisi ion untuk setiap residu. Metode
ini divalidasi berdasarkan acuan BBPBAT Sukabumi. Linearitas senyawa residu memiliki
nilai R2 > 0,995 untuk kloramfenikol dan hormone metiltestosteron R2 > 0,993. Koefisien
variasi analisis residu kloramfenikol dan metiltestosteron berturut-turut adalah 580,4 % dan 3
%. Persen perolehan kembali dari residu kloramfenikol diperoleh diluar pada rentang 50-
120% dan hormon metiltestosteron diluar rentang 70-110%. Residu kloramfenikol dan
hormon metiltestosteron tidak terdeteksi pada sampel ikan nila.
Kata kunci: Kloramfenikol; Metiltestosteron; LC-MS/MS, Oreochromis niloticus

1. Pendahuluan

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan ekonomis di dunia (Biswas
et.al., 2005). Ikan ini memiliki keunggulan mudah berkembang biak, pertumbuhan cepat,
toleran terhadap kondisi lingkungan, berdaging tebal, disukai masyarakat, mudah
dibudidayakan (Bombata dan Somatun, 2008). Karena mudah berkembang biak, maka dapat
terjadi pemijahan yang tidak terkontrol dan menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat.
Menurut Phelps dan Popma (2000), laju pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat
dibandingkan dengan ikan betina. Selisih biomasa ikan pada waktu panen yang disebabkan
oleh fenomena tersebut dapat mencapai 30-50% (Mair et.al., 1995). Untuk mengatasi hal
tersebut, dilakukan budidaya ikan nila kelamin tunggal (monoseks) jantan.
Salah satu teknik untuk mendapatkan benih ikan nila monoseks jantan adalah melalui
budidaya monoseks dilakukan untuk memperoleh pertumbuhan yang lebih cepat,
mengendalikan pemijahan liar, dan mendapatkan penampilan yang lebih baik (Zairin, 2002).
Teknik sex reversal dengan pemberian hormon jantan (testosteron). Hormon yang umum
digunakan adalah hormon sintetik 17α-methyltestosteron (Phelps dan Popma, 2000).
Antibiotika banyak ditambahkan ke dalam pakan ikan, karena dipercaya sebagai alternatif
yang dapat dilakukan dalam pembuatan pakan dengan tujuan memperbaiki konversi pakan
dan kesehatan ikan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan (Afrianto et.al.,
2005).
Dampak yang dihasilkan akibat mengkonsumsi daging ikan yang terdapat residu
antibiotik dan hormon adalah resistennya berbagai mikroorganisme dan virus hingga penyakit
kanker pada konsumen akibat seringnya konsumen mengkonsumsi daging yang tercemar
residu antibiotik dan hormon.
Departemen Kelautan dan Perikanan (2008), menyatakan larangan penggunaan 21 jenis
obat-obatan dalam kegiatan budidaya perikanan, salah satunya steroid sintetik
(metiltestosteron). Larangan tersebut dibuat karena salah satu persyaratan ikan yang akan
yang diekspor harus bebas dari residu obat-obatan dan hormon.
Untuk melihat residu yang terdapat dalam daging ikan nila diperlukan alat yang memiliki
sensitifitas, selektifitas, dan kecepatan dalam pengujian residu dibandingkan pengujian
menggunakan HPLC biasa. Hal ini dikarenakan LC-MS/MS menggunakan kolom yang lebih
pendek dan detektor yang memungkinkan memilah bahan aktif berdasarkan bobot
molekulnya sehingga dapat menguji residu antibiotik dan hormon pada lebih cepat dan lebih
banyak dari pada biasanya.
Pasar tradisional Cihaurgeulis merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Bandung
yang sering dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Kota Bandung walaupun bukan termasuk
salah satu pasar induk karena letaknya yang berada di pusat kota. Di pasar tersebut terdapat 4
pedagang ikan nila yang dari setiap pedagangnya dalam sehari mampu menjual puluhan kilo
ikan nila kepada konsumen.
2. Metodologi

2.1 Persiapan Sampel

Sampel adalah daging ikan nila segar dari pasar tradisional Cihaurgeulis Bandung. Daging
ikan disimpan dalam freezer pada suhu -20 °C, terlindung dari cahaya dan air sampai waktu
dilakukan analisa. Analisis dilakukan pada bagian yang bisa dimakan. Sampel harus homogen
dengan sempurna sebelum dilakukan sampling. Sedikitnya 200 g dari sampel asli diambil.
Setelah dilakukan sampling, sampel dihancurkan menggunakan blender sampai homogen
sempurna, dari sampel yang homogen bagian-bagian kecil diambil dari berbagai bagian untuk
memenuhi bobot sampel untuk analisa. Sebelum dilakukan analisa sampel di simpan pada
suhu ruang.

3. Results and Discussion

Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian kandungan residu Kloramfenikol dan
hormon metiltestosteron pada ikan nila menggunakan LC-MS/MS. Kloramfenikol selain
diberikan melalui pakan ikan, biasanya juga untuk pengobatan maupun membilas kolam
selama proses produksi yang bertujuan sebagai desinfektan. Penyalahgunaan antibiotik
mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia sebagai residu pada ikan nila dan pada jumlah dan
waktu yang lama akan menimbulkan gangguan kesehatan berupa anemia aplastik pada
konsumen.
3.1. Proses Sampling

Dalam penelitian ini sampel yang diambil berasal dari Pasar Cihaurgeulis Bandung.
Sampel diambil dari seluruh pedagang ikan nila di pasar tersebut yang berjumlah 4 pedagang,
sehingga didapatkan sampel berjumlah 4. Kriteria sampel yang diambil adalah ikan nila yang
memiliki kelamin jantan dan berukuran besar. Dari tiap-tiap pedagang ikan diambil sampel
sebanyak 1 kg.
Setelah sampel terkumpul, sampel dibersihkan dan diambil bagian dagingnya saja,
sedangkan kulit, kepala, tulang, jeroan, dan ekor ikan dibuang. Analisis dilakukan pada
bagian yang bisa dimakan. Sampel harus homogen dengan sempurna sebelum dilakukan
sampling. Sedikitnya 200 g dari sampel asli diambil. Setelah dilakukan sampling, sampel dari
tiap-tiap pedagang dihancurkan sampai homogen menggunakan blender. Sampel disimpan
dalam freezer pada suhu -20oC, terlindung dari cahaya dan air sampai waktu dilakukan
analisa.

3.2. Deret Standar Kloramfenikol dan Hormon Metiltestosteron

Another section of your paper. The paragraphs are indented (Body text Indented style).
Use a one-column format and do not add any page numbers.
3.2.1 Deret Standar Kloramfenikol

3.2.2 Deret Standar Hormon Metiltestosteron

4. Acknowledgement

The paragraphs are indented (Body text Indented style)


References
[1] A reference
This reference has two entries but the second one is not numbered (it uses the
‘Reference (no number)’ style.
[2] Another reference
[3] More references

Anda mungkin juga menyukai